Sukses

Simak Tips-tips Berbusana dari Desainer Didiet Maulana

Menurut Desainer Didiet Maulana, meski selera dan kenyamanan adalah hal penting dalam fesyen, aspek estetika juga perlu diperhatikan.

Liputan6.com, Jakarta Berbusana memang benar tentang percaya diri dan selera, namun fesyen adalah upaya terarah untuk tampil percaya diri sesuai selera dengan kesan yang indah. Beginilah kiranya pemikiran seorang desainer busana tradisional Didiet Maulana mengenai fesyen. “Be your self itu perlu tapi harus terarah,” Ucap Didiet yang kala itu tampil percaya diri dengan mengenakan kain tradisional wujud dari selera busana etniknya.

Menurut Didiet, pada hal tersebutlah desainer wajib mengambil peran untuk memberi guide pada orang-orang untuk dapat tampil dengan lebih cantik. Hal ini disebutnya sebagai value lebih yang didapat klien dari komunikasi dengan desainer. Bagi Didiet, tampilan klien juga pengaruh pada citra seorang desainer.

“Buat saya tiap orang adalah brand ambasador. Oleh karena itu, klien perlu diberi saran-saran yang membuat tampilannya keseluruhan memancarkan kecantikan busana rancangan si desainer,” ucap desainer yang telah menuai prestasi di kancah internasional.

Foto: Miftahul Hayat (liputan6.com)

Beberapa prestasi yang pernah diraihnya adalah merancang busana Barbie bernuasa tradisional untuk perayaan ulang tahun Barbie ke-55 dan merancang busana mentri-mentri keuangan dari 21 negara yang menjadi peserta Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2013.

Telah merancang busana-busana tradisional dengan sentuhan kreatif desainer, Didiet Maulana, yang pada tahun 2011 mendirikan label IKAT Indonesia, berbagi saran untuk dapat tampil apik dengan busana tradisional. Saran-saran itu diberikannya dalam wawancara liputan6.com di butiknya yang berlokasi di Jalan Dempo 1 No.59, Kebayoran Baru, Rabu (7/5/2014).

Hal dasar yang perlu diperhatikan dalam mengenakan busana adalah kesesuaian busana dengan karakter pemakainya agar pemakai juga dapat nyaman saat mengenakan pakaian itu. Saat mengenakan busana tradisional, seseorang harus bisa padu-padan dengan gaya rambut, tas, sepatu, dan lain-lain.

Seorang model mengenakan sebuah kebaya gaun warna hitam (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Tak harus semua barang yang digunakan bernuansa Indonesia. Misal tas atau sepatunya bisa dari label-label fesyen internasional. Yang penting adalah keselarasan antara item-item fesyen yang digunakan. Pada hal inilah Didiet, desainer kelahiran 18 Januari 1981, melihat banyak orang kurang serasi memadu-padankan tampilannya.

Penggunaan aksesoris yang berlebihan adalah salah satu contohnya. Didet mengatakan bahwa kepada klien-kliennya, ia selalu memberi masukan tentang padu-padan busana tradisional IKAT Indonesia yang dipakai dengan item-item fesyen lain.

Sang desainer, Didiet Maulana dan para model berfoto bersama di atas catwalk, Hotel Mulia Jakarta (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Berbicara mengenai karirnya bersama IKAT Indonesia di dunia fesyen, Didiet mengatakan bahwa dukungan dari teman-teman artis serta teman-teman media menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada keberhasilan IKAT Indonesia. “Saya ingin menjadi tuan rumah di negri sendiri dan juga ingin karya-karya busana tradisional ini juga hidup di dunia fesyen internasional,” ungkapnya.

Meski demikian, untuk karir pribadinya, Didiet tak melihat go international sebagai sebuah hal yang harus segera dikejar. Penguatan Presence di dalam negri adalah prioritasnya saat ini. “Untuk go international perlu persiapan yang matang, terprogram, dan terarah agar gaungnya juga lebih besar dan berdampak,” ucap Didiet yang usai wawancara langsung menyambut kliennya di butik tersebut.