Sukses

Teknik Wajah 3D, Tren Kecantikan di Kalangan Wanita

Teknik 3D tanpa melakukan pembedahan ini dapat memberikan hasil yang sempurna.

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan zaman membuat segala sesuatunya pun mengalami perubahan salah satunya adalah teknik kecantikan. Teknik kecantikanpun setiap waktu memiliki kemajuan, hal ini dilakukan untuk memenuhi keinginan pasar yang didominasi oleh kaum Hawa. Salah satu perawatan kecantikan yang sedang menjadi buah bibir di kalangan para wanita adalah teknik 3D.

“3D merupakan salah satu teknik yang dilakukan untuk membentuk wajah menjadi lebih 3 dimensi atau lebih muncul. Seperti mereka ingin hidungnya lebih mancung, pipinya lebih berisi, dagunya lebih lancip, dan masih banyak lagi. Banyak hal yang dibutuhkan untuk melakukan teknik ini seperti botox, laser, filler, tanam benang, dan beberapa hal lainnya. Para wanita menyukai hal yang satu ini karena dapat membuat wajahnya terlihat sempurna,” ujar dr. Lanny Juniarti, Presiden Direktur Miracle Aesthetic Clinic.

Kaum Hawa menyukai teknik yang satu ini lantaran tidak memberikan bekas luka. Tidak adanya pembedahan pada wajah serta memberikan hasil yang maksimal membuat wanita berlomba-lomba untuk tampil cantik dengan cara yang satu ini. Selain itu, ada dua prosedur yang biasanya diberikan kepada pasien yaitu ingin cara instan atau tidak. Tergantung dengan prosedur yang digunakan. Jika dengan cara instan, maka selesai teknik dilakukan maka hasil yang diinginkan langsung diterima, namun ada pula prosedur yang membutuhkan waktu untuk hasil yang diinginkan. Namun sebagian besar masyarakat menggunakan cara yang instan saat ini. 

“Saat ini banyak sekali wanita yang memutuskan untuk melakukan perawatan kecantikan namun tak ingin meninggalkan luka di wajahnya. Hal ini terjadi lantaran mereka memiliki altivitas padat setiap harinya yang mengharuskan mereka untuk keluar rumah setiap hari. Sedangkan, jika ada luka di wajah akibat perawatan kecantikan mau tidak mau mereka harus ada di rumah. Maka dari itu mereka memilih yang instan tanpa adanya proses pembedahan," kata Lanny. 

Teknik 3D ini juga tidak memberikan efek samping yang berbahaya, namun segala sesuatunya tergantung pada prosedur yang dilakukan.

"Selama kita menggunakan teknologi yang aman, produk yang aman, serta tenaga dokter yang sudah terlatih saya rasa kemungkinan efek samping akan dapat diperkecil," katanya. (Cyn/Liz)