Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 2 kali kata `Memoire` yang berarti `Memori` dipakai dalam puisi berjudul `Cet Amour` yang berarti `Cinta Ini` karya sastrawan Prancis bernama Jacques Prevert. Yang pertama adalah pada frase `Cruel comme la memoire` yang artinya adalah `Kejam seperti kenangan` dan yang ke dua adalah pada frase `Dans la foret de la memoire` yang artinya adalah `Di rimba kenangan`.
Puisi cinta dari pria kelahiran tahun 1900 ini memang punya cita rasa getir di dalamnya. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh latar belakang Jacques Prevert yang hidup di zaman Perang Dunia II. Dari 2 frase yang mengandung kata Memoire, desainer Didi Budiardjo memilih petikan frase ke-2 untuk dimasukkan dalam puisi yang ada pada penjelasan mengenai koleksi 25 tahun dirinya berkarya di dunia fesyen.
Bagaimana pendekatan Didi Budiardjo terhadap kata Memori – dan tampaknya itulah alasan dipilihanya frase `Dans la foret de la memoire` – adalah apa yang ditampilkannya melalui 56 looks pada fashion show di Grand Ballroom Hotel Mulia, Rabu malam (1/10/2014). Perjalanan hidup layakanya menjelajah hutan membentuk hutan baru dalam rupa kenangan. Di hutan Anda bisa menemukan banyak hal. Pun demikian dalam fashion show Didi Budiardjo kali ini.
Advertisement
Dari gaun pengantin putih hingga busana bernuansa oriental tersaji dihadapan para tamu. Jika dibandingkan dengan puisi Cet Amour dari Jacques Prevert yang diperdengarkan pada area pintu masuk fashion show, `puisi` busana Didi ini terbilang lebih dreamy. Strapless Bustier Dress bersiluet full-skirted, layer & pleated red dress, ruffle dress putih kerah sabrina menghadirkan suasana mimpi yang semakin didukung dengan hujan kupu-kupu kertas dan gumpalan asap yang menghiasi area catwalk.
Atmosfer mimpi seperti itu sesungguhnya sudah tersaji sejak awal tamu menapaki area pintu masuk fashion show. Setelah para tamu mendapat kenikmatan real indra pengecap dari sangat banyak jenis hidangan yang tersaji, mulai dari ikan gindara hingga tempura udon, para tamu melewati sebuah area pintu masuk yang terasa surreal dengan lantai papan catur dan LCD bergambar wajah wanita. Aksen-aksen seperti ini beserta musik yang juga terdengar surreal (terkomposisi dari berbagai jenis mulai dari musik oriental dengan percakapan berbahasa tiongkok, musik klasik, lagu Carless Whisper versi blues, dan lainnya) hadir hingga ke dalam ruang fashion show.
Surealisme Didi Budiardjo dalam Curiosity Cabinet
Surealisme Didi Budiardjo dalam Curiosity Cabinet
Sekitar Pukul 20.30 lampu ruang show meredup tanda acara akan segera dimulai. Para tamu yang beberapa di antaranya adalah desainer Barli Asmara, aktris Ayu Ashari, dan beberapa wajah familiar lainnya, duduk menanti kemunculan model di atas catwalk berhias patung kuda bersayap dan berekor ikan yang di atasnya terdapat ornamen seperti kristal-kristal es tergantung pada langit-langit.
Lebih dari sekadar menjadi petunjuk tentang memori apa saja yang terbentuk dari kisah hidup seorang Didi Budiardjo, pagelaran busana yang hanya berlangsung selama 20 menit ini tampak juga sebagai sebuah hasil interpretasi kreatif Didi pada memori yang dimilikinya. Sebagaimana halnya memori itu sendiri yang kadang muncul samar-samar dan kadang terasa begitu kuat, karya-karyanya pada acara ini sebagian tak cukup menghentak namun sebagian lain berhasil membawa penonton ke alam mimpi.
Rancangan-rancangan bernuansa glam retro dengan aksen fringe, tudung kepala, ataupun fur coat, termasuk bagian koleksi yang punya efek menonjol dari keseluruhan karya yang tampil. Rancangan lain yang juga atraktif adalah pakaian model one-piece swimsuit bahan brocade warna cerah dengan pelengkap berupa fringe coat.
Mengibaratkan sebuah benda, koleksi Didi Budiardjo ini diberinya judul Curiosity Cabinet. Curiosity Cabinet atau Cabinet of Curiosities adalah sebuah ruang atau rak berisi koleksi benda-benda. Curiosity Cabinet ini muncul pada abad ke-16. Mengingat tiap benda yang dikumpulkan punya cerita dan memori tersendiri, Curiosity Cabinet ini juga disebut sebagai Memory Theater. “Saya ingin malam ini jadi a night to remember,” ucap Didi pada konferensi pers yang diselenggarakan beberapa waktu sebelum fashion show.
Pertanyaannya adalah, apakah koleksi ini akan menjadi sesuatu yang memorable bagi para pemerhatinya? Bicara tentang memori secara teknis, bahasan yang akan muncul adalah perihal Hippocampus. Bagian otak yang berbentuk seperti kuda laut - oleh karenanya diberi nama dalam bahasa Yunani Hippos (berarti kuda) Kampos (berarti monster laut) - dan terletak di medial temporal lobe ini bertugas di bidang memori.
Namun tentunya, bagaimana bagian otak yang disebut dalam penjelasan Didi Budiardjo tentang koleksinya ini bertugas dan bagaimana memori bisa menjadi lemah atau kuat bukan hanya bergantung pada peranti otak itu sendiri. Mampukah `puisi` busana Didi Budiardjo ini menstimuliasi otak dan menghadirkan memori yang ever lasting? Masa depanlah yang akan menjawabnya karena memori mendapat maknanya di waktu setelah masa lalu.
(Fotografer: Faisal R. Syam - Liputan6.com)
Advertisement