Liputan6.com, Jakarta Butuh kesegaran ide untuk menghadilkan karya kreatif yang menyegarkan. Kesegaran ini bisa ditemukan pada fashion show pertama di hari pertama Jakarta Fashion Week 2015, Sabtu (1/11/2014).
Penting untuk menyebut label F Budi bila bicara tentang kesegaran yang ada di fashion show pertama JFW. Label yang didirikan oleh desainer Felicia Budi itu menyuguhkan busana-busana dengan dominasi warna putih dengan beberapa karya berwarna biru lembut.
Hadir dengan busana-busana berpotongan minimalis yang pada zaman ini banyak ditampilkan oleh desainer-desainer muda Indonesia, koleksi F Budi ini segar dengan nuansa contemporary couture. Kain transparan berlipit-lipit yang menjadi aksesori dari busana-busananya memberi kesan contemporary beauty yang minimalis dan melayang-layang.
Advertisement
(rancangan F Budi)
Tak boleh ditinggalkan pula bahasan tentang tekstur pakaian yang tampak seperti kertas yang diremas. Keindahan kontemporer itu membawa sebuah konsep baru tentang `ketidakrapihan` yang cantik. Gadis kontemporer F Budi juga hadir dalam busana-busana beraksen bentuk-bentuk origami.
(rancangan F Budi)
Keanggunan kontemporer yang cool and calm serta bersentuhan couture itu tertuang pada berbagai karya F Budi mulai dari halter dress, maxi dress, bustier tops yang dipadukan dengan rok dan aksesori pleated shawl, dan lain sebagainya. F Budi dengan koleksi ini berhasil menunjukkan bahwa nuansa couture tak berarti tak dapat hadir melalui busana-busana yang simple.
(desainer F Budi)
Masih dengan garis yang juga minimalis, rancangan-rancangan Peggy Hartanto membawa pengamatnya pada diskusi tentang satu hal, yakni identitas. Jumpsuit navy blue yang diikuti oleh strapless dress putih, little black dress, dan lainnya, secara jelas menyatakan identitas desain Peggy Hartanto. Selain desain ultra minimalis, karya-karya Peggy Hartanto juga bercirikan aksen cut out yang juga hadir pada beberapa rancangan kali ini.
(rancangan Peggy Hartanto)
Dengan identitas sejelas itu, salah satu risiko yang bisa menimpa koleksi-koleksi Peggy Hartanto adalah stagnasi konsep bila sang desainer tak dapat mengeksplorasi atau terbatas dengan identitas yang didefinisikannya sendiri. Melalui koleksi ini tampaknya hal tersebut belum dialaminya.
Bentuk garis leher dari beberapa rancangan Peggy Hartanto di koleksi ini berhasil membawa sesuatu yang baru namun tetap kuat menyatakan identitas seorang Peggy Hartanto. Hal baru lainnya adalah motif-motif lengkung yang membawa dinamika pada rancangan-rancangannya yang ultra minimalis.
(rancangan Peggy Hartanto)
Permainan warna biru muda dan biru tua yang menghiasi busana-busana berwarna dasar putih atau hitam adalah hal kecil yang membuat busana-busana di koleksi ini menjadi spesial. Di bagian akhir koleksi ini muncul busana-busana berwarna soft lemon. Identitasnya tetap Peggy Hartanto, tapi busana-busana tersebut punya wajah berbeda dari yang ditampilkan sebelumnya. Inikah sisi lain rancangan Peggy Hartanto yang akan ditemui ke depannya?
(desainer Peggy Hartanto)
Jika bicara tentang fesyen dalam fungsinya sebagai busana yang dikenakan sehari-hari, maka koleksi monstore di sini bisa menjadi pilihan bagi anda yang berjiwa remaja dan ingin tampil trendi. Dengan motif-motif karikatur, busana-busana dari label Monstore seperti kaos dan celana berukuran besar, tank dress yang dilapisi crop top transparan, sporty jacket, dan lainnya, menghadirkan jiwa high street yang ekspresif, funky, energic, dan bersentuhan kids spirit yang fun.
(rancangan Monstore)
(rancangan Monstore)
(desainer Monstore)
(Fotografer: Panji Diksana - Liputan6.com)