Sukses

Talenta 3 Desainer Nusantara Tutup Plaza Indonesia Fashion Week

Penutupan Plaza Indonesia Fashion Week menampilkan koleksi busana dari desainer-desainer Indonesia bertalenta.

Liputan6.com, Jakarta Tak perlu ditanya tentang bagaimana ambience dari event yang dibuat oleh Plaza Indonesia. Nama besar pusat perbelanjaan itu jelas membawa feel tersendiri bagi acara-acara yang diselenggarakannya – selain juga tentunya atmosfer yang tercipta dari kehadiran tamu-tamu eksklusif di sana.

Oleh karenanya, Plaza Indonesia Fashion Week Spring Summer 2015 tak lagi perlu dilihat sebagai soal prestise pusat perbelanjaan itu. Melainkan soal bagaimana mal tersebut di tengah kesuksesannya selama 25 tahun berdiri sejak 1990 memiliki ruang kepedulian bagi talenta-talenta fesyen yang tengah berkembang di Indonesia.

Rupa ruang apresiasi itu dirayakan dengan koleksi 3 desainer muda Indonesia persembahan Fashion Public Relations, Bridge Fashion Asia, di puncak Plaza Indonesia Fashion Week pada Jumat 27 Maret 2015. Masing-masing dari ketiganya membawa warna desain tersendiri yang menjadi satu penanda akan kekayaan kreativitas perancang mode tanah air.

Seorang model berjalan pelan memegang tali yang menjuntai panjang menjadi pembuka yang menyedot fokus para tamu rangkaian fashion show di hari terakhir pekan mode Plaza Indonesia itu. Model-model berikutnya tetap tampil sambil memegang tali dengan iringan musik yang sedikit dark dan kontemplatif. Scene bernuansa teatrikal ini mengaksentuasi rancangan-rancangan duo desainer Sean & Sheila yang bernafaskan budaya oriental yang dikenal dengan eastern wisdom-nya.

Menariknya karya-karya Sean & Sheila ini ialah bahwa meskipun bisa dilihat betapa terpancarnya jiwa budaya timur yang notabene punya akar tradisi panjang sejak masa lampau, busana-busana tersebut tetap berada dalam kategori busana era kini. Oversized coat merah-hitam yang dibawakan oleh seorang model wanita atau oversized jacket warna silver dengan lapel ukuran jumbo yang dikenakan oleh aktor Chico Jericho menjadi sebuah karya busana oriental yang di-frame dengan desain kekinian. Di sana juga dapat ditemukan fighter spirit sekaligus sisi grandeur dari aristokrasi timur.

Kontras dengan suasana koleksi Sean & Sheila yang lebih serius, desainer Rinda Salmun seolah membawa keceriaan masa kecil saat mengikuti tur sekolah ke wilyah pedesaan. Permainan teknik patch work yang berlengkung-lengkung dan warna-warna matte membawa imajinasi ke alam rerumputan hijau di mana sapi dan corak-coraknya menghadirkan kehangatan pada topografi pegunungan.

`Elevation`, itulah kata yang menjadi tema dari koleksi Rinda Salmun ini. Pertanyaannya adalah siapa penjelajah dari lansekap imajinasi itu? Coat merah marun berukuran sepaha yang melapisi busana hitam dengan bagian bawah bermodel lipit-lipit atau grey top dengan kerah berundak yang dipadankan dengan rok bersiluet unik menunjukkan sosok preppy chic yang fun dengan ekplorasi fesyennya serta sisi rebellious-nya. Gadis ini berjalan dengan iringan musik rock n blues.

Beranjak dari sosok gadis itu ialah figur wanita yang sudah lebih dewasa untuk mengambil keputusan fesyen yang mencerminkan langkah bebas hidupnya. Yosafat Dwi Kurniawan menciptakan wanita yang mampu menghentak runway sebagai representasi ruang publik dengan mengenakan bikini tops hitam beraksen logam-logam yang berpadu customized boyfriend jeans. Karakter wanita ini pun tak tunggal. Di lain kesempatan, ia bisa tampil dengan sentuhan glam melalui one-button jacket warna hitam, atau retro dengan celana palazzo dan jaket jeans, atau juga quirky dengan layer skirt berbahan tulle. (bio/ret)

 

(Fotografer: Panji Diksana)