Sukses

Mel Ahyar Bagi Kisah Studi Fesyen di Paris hingga Tips Berbusana

Kepada Liputan6.com, Mel Ahyar berbagi kisah tentang pengalamannya studi fesyen di Paris dan tips berbusana.

Liputan6.com, Jakarta Lebih dari satu dekade yang lalu, desainer Mel Ahyar menginjakkan kakinya di Prancis sebagai mahasiswa ESMOD Paris. Yang mendorongnya ke sana adalah keinginan untuk “menyentuh” desain yang lebih heavy karena hingga saat kelulusannya dari ESMOD Jakarta pada tahun 2003 belum ada spesialisasi Couture.

Meski waktu sudah berjalan cukup jauh dari masa pendidikan fesyen itu, masih terasa bagaimana dalam wawancaranya bersama Liputan6.com, ia dengan bulat suara menuturkan pengaruh kehidupan fesyen Paris pada perkembangannya sebagai perancang mode. “Dalam mendesain, saya selalu menaruh respek pada sejarah panjang dunia fesyen Paris yang kuat,” ujar Mel pada Kamis (27/3/2015) di workshop-nya yang berlokasi di daerah Cipete, Jakarta Selatan.

Menjalani hari-hari di Paris, Mel melihat bahwa dunia fesyen Paris begitu kuat terasa. Mel juga berkisah bahwa area pejalan kaki atau pedestrian kota itu dilintasi oleh orang-orang yang berdandan. Jika dibandingkan dengan Indonesia, hal itu hanya terjadi di tempat-tempat tertentu, semisal mal. Dalam kacamata desainer yang lulus dari ESMOD Paris tahun 2004 dengan predikat Nouvelle Couture Graduate ini, sejarah fesyen Prancis yang kuat membentuk Paris menjadi pusat mode dunia. Lingkungan Paris sangat mendukung desainer-desainer lokal untuk bertumbuh dan berkembang.

Duduk di sebuah sofa panjang dengan memakai busana hitam, Mel mengatakan “Banyak unsur-unsur yang mendukung tumbuh kembang dunia fesyen di sana. Dunia fesyen di Prancis begitu diperhatikan salah satunya karena bidang itu menyumbang pendapatan yang besar bagi negara tersebut. Dukungan mulai dari ketersediaan bahan-bahan yang bagus, teknologi mesin, euforia masyarakat, penyelenggaran fashion week dan hal-hal lainnya mendorong munculnya desainer-desainer bertalenta di sana”.

Lalu bagaimana pandangan seorang Mel Ahyar tentang desainer-desainer Indonesia. Meski jujur menyatakan bahwa masih ada gap yang jauh antara dunia fesyen Indonesia dan Prancis, Mel menyebut bahwa dunia fesyen Indonesia tak bisa diremehkan begitu saja. “Di Indonesia bermunculan talent-talent baru, baik itu couture maupun ready-to-wear, yang luar biasa dan tak bisa dipandang sebelah mata. Dengan dukungan kuat dari pemerintah dan masyarakat Indonesia, dunia fesyen Indonesia akan menjadi sangat kuat, setidaknya di Asia Tenggara,” ucap Mel.

Bahkan menurutnya, menjadikan Indonesia sebagai pusat mode Asia bukanlah hal yang muluk-muluk. Bagi Mel, kekayaan kebudayaan Indonesia yang dapat dikembangkan dalam fesyen menjadi satu faktor untuk mencapai cita-cita itu. Ada 2 hal yang Mel sebut sebagai cara memajukan dunia fesyen Indonesia, yakni dukungan fasilitas pemerintah dan kecintaan masyarakat pada fesyen lokal. Dengan 2 hal itu, keberadaan desainer-desainer kreatif di Indonesia tak akan “terlewat” begitu saja.

Mel melihat bahwa dunia fesyen Indonesia bisa berkembang seperti sekarang ini karena desainer-desainernya berjuang melalui karya. Kiprah desainer-desainer itu jugalah yang menurut Mel mendorong munculnya talenta-talenta baru di bidang rancang busana. “Jika tidak ada desainer, dunia busana hanya akan menjadi sebatas dunia garmen, bukan dunia fesyen,” ungkap Mel.

Bicara soal menjual rancangan, satu hal yang tentu tak luput jadi topik adalah bagaimana selera pasar. Dihadapkan pada pertanyaan terkait topik itu, Mel bercerita, “Saat saya mulai berkarir sebagai desainer fesyen, saya memang cukup berjuang untuk memasukkan sisi seni pada rancangan-rancangan saya. Sisi idealisme fesyen dari seorang desainer ini yang membuat isi department stores jadi lebih beragam dan konsumen semakin teredukasi. Saya lihat saat ini konsumen fesyen Indonesia sudah semakin teredukasi.”

Selera dan eksplorasi gaya adalah kondisi yang menjadi salah satu prasyarat bagi berkembangnya dunia fesyen. Dalam tataran individu, hal tersebut masih menjadi sesuatu yang asing pada diri sebagian orang. Memberi sarana bagi orang-orang yang belum cukup percaya diri untuk menjelajahi alam mode, Mel memberi tipsnya.

“Hal pertama yang menurutku penting adalah tampil menjadi diri sendiri. Jika ingin lebih bervariatif, yang harus mulai dibangun adalah kepercayaan diri. Untuk membangun hal itu, coba pelan-pelan untuk memberi variasi pada tampilan, misalnya dengan memakai aksesori. Yang terpenting adalah sedikit demi sedikit memberi sesuatu yang baru pada tampilan,” pungkas Mel Ahyar menutup sesi perbincangan. (bio/ret)