Liputan6.com, Jakarta Stoking sering kali menjadi fashion item andalan hampir setiap wanita saat harus mengenakan short dress atau short skirt. Ya, stoking memang menjadi penyelamat warna kaki yang tidak merata atau noda hitam pada kulit.
Namun, apakah selamanya Anda harus menutupi ketidaksempurnaan kulit dengan stoking? Tentu tidak. Bagaimanapun ada pakaian yang kurang cocok dipadupadankan dengan stoking. Lantas, cara satu-satunya adalah menghindari stoking adalah memperbaiki warna kulit.
Tak sedikit orang yang mencari perawatan untuk membuat warna kulit kaki lebih merata. Jangan berpikiran perawatan kaki haruslah mahal ala salon. Karena sebenarnya, dengan cara alami yang dapat dilakukan sendiri di rumah, Anda bisa mendapatkan kaki mulus bebas noda.
Advertisement
Seperti dilansir dari situs Pop Sugar pada Senin (12/10/2015), teh hijau merupakan salah satu bahan yang memiliki dampak positif terhadap kulit. Bahan ini telah lazim digunakan di Jepang untuk membuat kulit halus dan meratakan warna kulit.
Teh hijau untuk tubuh dapat digunakan dalam bentuk teh seduh maupun dalam bentuk serbuk atau yang kerap disebut dengan bubuk matcha. Atau Anda bisa menggunakan keduanya sekaligus ke kulit Anda.
Dalam ramuan itu, Anda juga bisa menambahkan gula. Bahan ini bisa membantu mengikis sel kulit mati dengan lembut. Bahkan gula juga cukup lembut untuk digunakan pada kulit wajah. Atau jika membutuhkan bahan yang lebih kasar, gula juga bisa diganti dengan garam sebagai bahan scrub, tergantung dari tipe kulit Anda.
Bahan lainnya yang bisa ditambahkan yakni minyak kelapa. Aroma yang lembut dan kemampuannya melembabkan sangat baik untuk kulit Anda. Campur bahan-bahan tadi, yakni 1 kantong teh hijau, 4 sendok makan air, 1/4 bubuk matcha, 1/2 sendok makan garam atau gula, serta 200 mililiter minyak kelapa.
Seduh teh hijau dengan air panas dan biarkan dingin. Kemudian campurkan semua bahan dengan diaduk perlahan. Campuran itulah yang kemudian diaplikasikan pada kulit. Jika bahan terlalu banyak, sisanya bisa disimpan di dalam kulkas. Campuran ini bisa digunakan lebih dari 3 kali per minggu. (Uno/Nad)