Liputan6.com, Jakarta “Apabila aku dalam kangen dan sepi. Itulah berarti aku tungku tanpa api.” Betapa lirih cinta terasa dalam rindu sastrawan Rendra yang tertuang di puisi berjudul `Kangen`. Pun demikian dengan ilustrasi karya Dessy Rachma yang menginterpretasi syair tersebut namun dalam nuansa lebih kontemporer dimana rupa deformatif bisa ditemukan di sana. Tapi Mel Ahyar mengelola emosi itu secara berbeda.
Dalam wujud sleeveless maxi dress kerah sabrina, gambar ilustrasi itu dicetak berwarna putih pada latar coklat muda. Besar ukurannya sama seperti aksen-aksen 3 dimensi membentuk bunga di busana itu. Hasilnya adalah spirit artistik dengan aura yang lebih grandeur dan elegan. Buah kerja kreatif Mel lainnya yang ditampilkan di IPMI Trend Show 2016 juga memiliki karakter sama.
Advertisement
Namun berbeda dengan rancangan yang disebut pertama kali tadi, sebagian besar desain di koleksi ini kuat mengsung satu estetika seni mode yang lebih subversif. Pewujudnyataannya tampak pada paduan model gaun-gaun berpotongan anggun dengan warna-warni karya ilustrasi yang jiwanya lebih fun dan kontemporer. Merupakan pendekatan edgy atas formalitas gaun yang pantas dipuji.
Baca Juga
Di atas dasar warna nude, off white, dan ivory, ilustrasi ciptaan 6 ilustrator Indonesia yang menginterpretasi 12 puisi cinta sastrawan Indonesia digarap Mel secara jenius. Lulusan ESMOD Paris ini mengevolusi ragam nafas romansa dari Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Rendra, Sudjiwo Tedjo, Dewi Lestari, dan pujangga lainnya menjadi satu sajak mode unik melalui pengaplikasian karya-karya ilustrasi sebagai salah satu jembatannya.
`Verse`, koleksi terbaru Mel yang menunjukkan bagaimana kemahirannya menyatakan identitas rancangan dalam jelajah kreatifitas, ditampilkan dalam satu set panggung beraura kontemplatif. Terlingkup gelap, lantunan instrumen pukul tradisional India menebar romansa dengan segala eksotisme mistikal dari nada baitnya. Dalam kubus itulah, 12 set busana Mel Ahyar meradiasi energi sartorialnya.