Sukses

Peduli Lingkungan, Pemuda Ini Ciptakan Produk Eco-fashion Batik

William Wimpy menggagas usaha eco-fashion, Canting Hijau, untuk mengurangi dampak industri fashion pada lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta Industri fashion ramah lingkungan mulai banyak digagas oleh sebagian pelaku industri tersebut saat ini. Salah satunya oleh seorang pemuda bernama William Wimpy dengan usaha eco-fashion, Canting Hijau.

Hal ini bertujuan untuk meninggalkan industri fashion konvensional yang diklaim merusak lingkungan. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, mencatat, industri fashion menjadi pemasok emisi gas rumah kaca terbesar setelah semen serta logam-baja.

Industri fashion berperan dalam kerusakan lingkungan, akibat penggunaan bahan-bahan kimia beracun yang bisa mencemari lingkungan. Meski begitu, belum banyak pengusaha fashion di Indonesia yang memiliki solusi dari hal tersebut.

William ingin menginspirasi para pelaku fashion dengan Canting Hijau yang mengkolaborasikan art, earth, fashion, and culture. Usahanya juga mengedepankan konsep-konsep ramah lingkungan.

“Adapun prinsip green yang coba saya terapkan dalam bisnis ini, meliputi penggunaan bahan-bahan organik, zero-waste production, salah satunya dengan menggunakan kain perca yang digunakan ulang untuk menjadi tas dan dompet batik, serta zero waste marketing, misalnya dengan penggunaan kertas recycle sebagai pengganti kantung plastik dan price tag yang dapat digunakan kembali sebagai penggaris,” kata William seperti dikutip dari rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat (20/5/2016).

Usaha William tersebut tak sia-sia karena berhasil membawa pemuda itu menjadi pemenang HiLo Green Leader 2016. Ia berhak atas dana dukungan untuk menghadiri konferensi lingkungan hidup tingkat internasional, sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan serta memperluas jejaring dengan organisasi dan komunitas lingkungan lainnya.

Angelique Dewi Permatasari, Nutrifood Head of Green Committee, mengatakan, diadakannya HiLo Green Leader, dan terpilihnya kedelapan finalis di dalamnya telah menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki anak-anak muda yang tidak hanya cerdas, namun juga tetap memperhatikan aspek pelestarian lingkungan melalui beragam karya dan gerakan yang mereka kerjakan.

"Kedelapan finalis memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan yang berbeda-beda, namun dengan tujuan yang sama yaitu memberikan dampak positif bagi masyarakat dan terciptanya bumi yang lebih lestari, serta kehidupan yang berkelanjutan," ujarnya.