Liputan6.com, Jakarta Kreativitas tanpa batas memang menyenangkan, tetapi dengan takaran pas hal itu akan menelurkan estetika yang berharga. Hal inilah yang dibagi desainer Lulu Lutfi Labibi kepada para siswa SMKN 2 Gedangsari, Yogyakarta.
Selama satu tahun, Lulu membagi ilmunya kepada siswa khususnya jurusan tata busana. Hingga kolaborasinya menciptakan sebuah fashion show impresif bertajuk Gedangsari Berlari.
Baca Juga
Dengan 90 look, koleksi Gedangsari Berlari menggabungkan karya batik dari para siswa dengan desain Lulu. Batik bermotif flora fauna yang khas dari Gedangsari dikombinasikan dengan motif geometri seperti garis dan lingkaran. Namun, Lulu juga menyertakan ciri khasnya untuk motif flora fauna seperti bunga dan pohon bambu.
Advertisement
"Saya memang meminta anak-anak berkreasi dari apa yang ia lihat pertama kali saat keluar rumah. Bunga apa, tumbuhan apa, ternyata mereka kreatif, membuat batik berbentuk pohon pisang bahkan serat pohon yang dipotong," kata Lulu.
Dengan iringan suara alam seperti hujan, suara kodok, dan burung, penonton Gedangsari Berlari bagaikan dibawa ke Desa Gedangsari. Denting piano dan alunan biola juga melengkapi musik latar hujan dan petir.
Meski koleksi Gedangsari Berlari didominasi dengan batik, Lulu tidak meninggalkan ciri khasnya dengan kain lurik. Ia juga tetap menggunakan siluet longgar dan teknik drapery yang menjadi keahliannya.
Karya tersebut menggunakan materi batuk hasil kolaborasi yang juga dikombinasikan dengan lurik, tenun Kupang, maupun katun bordir motif bunga. Karya Lulu berupa atasan, celana, rok, jumpsuit, dress, dan jaket.
Uniknya, Lulu juga berbagi cerita dalam Gedangsari Berlari. Berawal dari kegelisahannya, keterikatan dengan para siswa membuat ia harus mengangkat para siswa sebagai muse dalam pertunjukkannya. Ia pun memilih lima anak dari Gedangsari.
Bukan menjadi model, Lulu Lutfi Labibi justru mengungkapkan kisah hidup mereka. Hidup serba terbatas tetapi memiliki mimpi besar itu lah kesamaan dari Amalia, Ikhsan, Eva, Puri, dan Hendra.
Menurut Lulu, mimpi besar lah yang mereka butuhkan untuk melanjutkan hidupnya. Gedangsari Berlari pun menjadi simbol bahwa mereka harus berlari, bergegas menggapai mimpi.