Sukses

Terjun ke Fashion, Ika Vantiani Temukan Sensasi Baru

Fashion sudah menjelma sebagai sebuah seni yang lebih dari sekedar helai busana, bukan sekedar sajian visual yang indah semata.

Liputan6.com, Jakarta Fashion sudah menjelma sebagai sebuah seni yang lebih dari sekedar helai busana. Bukan sekedar sajian visual yang indah semata, fashion juga memberikan arti lebih dalam desainnya. Pilihan yang tak terbatas dari fashion membuat kita bisa menampilkan diri sendiri dalam berbagai cara dan makna. Hal inilah yang membuat Ika Vantiani, ko-kurator dalam pertunjukan What U See Is Not What You Get, tertarik untuk mempelajari fashion.

“Saya belajar banyak hal bukan mengenai fashionnya sendiri, tapi bagaimana saya melihat ‘oh desainer fashion itu cara dia melihat visual itu seperti ini’. Bagaimana mereka mengembangkan ide yang ada menjadi sebuah karya”ujar Ika Vantiani di Grand Kemang, 7 November 2016.

Ika dalam catatannya juga menerangkan bahwa ketika kita mencari baju dari sebuah majalah atau scroll jenis baju di toko online, kita sedang mencari sesuatu yang lebih kuat daripada diri kita sendiri. Kita mengharapkan bahwa sesuatu ini dapat memberikan representasi diri kita di hadapan orang lain, termasuk interpretasi kita terhadap diri sendiri.

Desain baju terbaru dari Tommy Ambiyo Tedjo

“Kita biasanya melihat visual yang sudah jadi, tapi publik tidak tahu bagaimana sebuah desain itu dibuat. Jadi kita ingin publik bisa belajar mengenai hal ini” ujar Ika.

Dalam pameran ini, proses kurasi yang dilakukan tergolong cepat, hanya 3 bulan. Ika mengumpulkan karya-karya dari desainer dan disesuaikan dengan tema yang ada. Beberapa karya yang pernah ditampilkan sebelumnya adalah ‘Persegi’ karya Felicia Budi, ‘Me Factory’ karya Mariskha Soekarna, dan koleksi dari Tommy Ambiyo Tedjo. Sedangkan karya baru yang ditampilkan adalah ‘Otak Petir’ karya Anton Ismael.