Liputan6.com, Jakarta Isabella Springmuhl merupakan desainer busana yang berasal dari Guatemala. Dia menciptakan busana dengan desain yang dinamis menggunakan tekstil yang berkualitas. Bahkan keindahan busananya kini telah tersebar di seluruh penjuru London. Namun ada yang lebih menarik dari koleksi busana indah ini. Karya ini lahir dari tangan dan ide desainer dengan keterbatasan down syndrome.
Baca Juga
Advertisement
Isabella Springmuhl berhasil menjadi desainer pertama dengan kondisi down syndrome yang memamerkan hasil karyanya di gelaran mode tahunan dunia London Fashion Week 2017. Keberanian dan tekat yang kuat menjadi faktor utama keberhasilan Isabella. Ia mengaku meski memiliki keterbatasan tidak membuatnya menyerah, hal ini menjadi motivasi lebih untuk memberikan yang terbaik yang dimiliki.
"Pesan saya agar tidak memiliki rasa takut, karena orang-orang seperti kita yang berbeda, baik laki-laki atau perempuan tetap dapat mencapai mimpi kita," katanya kepada salah satu media online di Inggris seperti yang dilansir dari situs LiveActionNews, Minggu (26/2/2017).
Down Syndrome yang dimilikinya tidak membatasi kreativitas dan kecintaannya pada dunia fashion. Meski merasakan beberapa kendala, dijadikan tantangan oleh desainer muda berbakat ini. Lantas berjalan dan memamerkan karya di panggung London Fashion Week menjadi pembuktiannya.
"Bahkan ketika kita berpikir 'saya tidak bisa' kita harus mengatasi rintangan dan mencapai tujuan akhir, mencoba sekuat tenaga untuk mencapai mimpi kita yang sebenarnya," tutur Isabella.
Meski baru berusia 19 tahun, Isabella Springmuhl telah menciptakan fashion line sendiri untuk orang-orang dengan down syndrome. Namun perjalanan karirnya tentu tidak semudah itu, keterbatasan dan diskriminasi juga pernah ia rasakan dan mencoba menghentikan usahanya. Itu semua berubah ketika Cecilia Santamarina de Orive, kurator Fashion Showcase Internasional di London Fashion Week memberinya kesempatan.
"Saya ingin masuk ke Universitas tetapi mereka tidak memberikan kesempatan. Bersyukur saya mendapat kesempatan dari Cecilia, yang melihat tidak hanya dari luar, namun jauh ke dalam hati saya dan mengakui nilai dari koleksi saya," tambahnya.
Isabella mengatakan ia memilih membuat koleksi busana untuk orang-orang dengan kondisi down syndrome karena sulit bagi mereka menemukan pakaian yang sesuai dan cocok untuk tubuh serta kepribadian mereka. Untuk material desainer belia ini menggunakan kain khas dari Guatemala karena dia ingin menginspirasi orang tentang sejarah di negeri ini.
"Menggunakan tekstil Maya pada desain saya untuk menghormati semua perempuan yang selama berabad-abad dan sepanjang usia telah berkontribusi dalam sejarah Guatemala sebagai penghasil tekstil," kata Isabella.
Selanjutnya usai gelaran mode akbar dunia London Fashion Week, Isabella Springmuhl akan menampilkan koleksinya di Roma. Desainer penyandang down syndrome ini berharap bahwa karyanya akan membantu mengubah cara orang melihat mereka yang memiliki kondisi down syndrome.
"Saya ingin menginspirasi orang, saya ingin mereka melihat karya saya. Bukan pada yang terlihat namun melihat jauh ke dalam hati saya. Seorang gadis dengan kondisi down syndrome yang tidak memiliki rasa takut dan mampu mencapai tujuannya," tutupnya.