Liputan6.com, Jakarta Kahiyang Ayu sudah memakai empat busana di pesta adat di Medan, Sumatera Utara. Adalah Nila dari Mojo Kebaya yang menjadi sosok di balik pakaian indah mulai 19 November 2017 sampai prosesi Tu Tapian Raya Bangunan hari ini (25/11/2017).
Total ada lima busana dengan warna-warna cerah yang berbeda. Masing-masing warna memiliki arti tersendiri.
Baca Juga
Untuk pesta adat Kahiyang Ayu-Bobby Nasution di hari terakhir, putri dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini akan mengenakan kebaya warna merah dengan sentuhan payet dan Swarovski. Tidak lupa kain songket yang menjadi ciri khas Sumatera Utara.
Advertisement
Merah memiliki arti berani. Namun, bukan berarti Nila mengartikan bahwa Kahiyang Ayu merupakan sosok perempuan pemberani karena mau menerima pinangan Bobby Nasution.
"Namanya juga untuk pesta. Warna yang dipilih pun pastinya harus membuat pengantin lebih cerah. Kalau merah ini karena ini hari bahagia, hari yang baik semoga menjadi sebuah kemenangan buat mereka. Kemenangan itu lambangnya warna merah," kata Nila saat dihubungi Liputan6.com pada Sabtu (25/11/2017)
Â
Â
Arti Warna Kebaya Kahiyang Ayu Selama di Medan
Begitu juga dengan kebaya warna merah muda yang dipakai pada pesta adat Kahiyang Ayu-Bobby Nasution di prosesi Mangalehen Margaon atau pemberian warna kepada mempelai wanita. Acara yang berlangsung dari pagi sampai siang hari itu akan membuat Kahiyang lebih cantik bila pakaian yang dikenakannya pun berwarna cerah.Â
"Semua warna yang memilih Ibu Ade, ibunya Bobby Nasution. Warna ini untuk ini, warna ini untuk hari ini, ini untuk begini-begini. Saya tinggal matching-matching-kan saja. Tangan bagusnya seperti ini, begini-begini," ujar perempuan yang sudah lama menjadi penjahit langganannya keluarga Bobby Nasution itu.
Menurut Nila, semua warna kain dari pakaian di sepanjang pesta adat Kahiyang Ayu-Bobby Nasution terasa pas dengan karakter si mempelai perempuannya. Wanita berjilbab ini menilai Kahiyang adalah sosok yang sangat baik, santun, dan pada dasarnya sudah cantik.
"Kahiyang Ayu itu orangnya baik, enggah pernah komplain, dan selalu tersenyum," kata dia.
Rasa senang Nila bertambah kala Kahiyang Ayu cukup kooperatif sepanjang pengerjaan busana-busana yang akan dia kenakan selama acara adat. Sebab, menjahitnya juga tidak boleh sembarangan.
Kekecilan atau kebesaran sedikit saja akan fatal. Apalagi mempelai akan banyak duduk, berdiri, kemudian menari tor-tor di beberapa prosesi pesta adat yang sedang berlangsung.
"Kita buat senyaman mungkin. Jadi (selama pengerjaan) kita harus mempraktikkan bagaimana songketnya saat dia duduk, dan dilihat juga besar kecilnya saat dia berdiri kemudian duduk lagi. Harus detail dan harus nyaman," kata Nila.
Nila sudah mendapatkan hasilnya. Kahiyang Ayu mengatakan kepadanya pakaian yang dirancang olehnya benar-benar nyaman dan dia sangat suka.
Advertisement