Liputan6.com, Jakarta Dunia fashion memang mengutamakan penampilan yang serba trendi, indah dan menonjol. Namun nyatanya bukan hanya soal estetika yang menjadi problem dalam dunia fashion, hal ini berkaitan dengan berbagai macam hal, mulai dari gender, kebudayaan, hingga lingkungan. Salah satu hal yang kerap disorot adalah perihal penggunaan fur atau bulu hewan asli.
Pada bulan Oktober lalu, rumah mode asal Italia Gucci menyatakan tak akan lagi menggunakan bulu hewan asli dalam karya-karyanya. Melansir halaman Refinery 29 pada Kamis (21/12/17), beberapa waktu lalu label Michael Kors mengumumkan hal serupa. Michael Kors menyatakan tak akan lagi mengolah bulu hewan asli untuk rancangan-rancangannya. Hal ini berlaku mulai dari beragam produk fashion rancangannya yang muncul di musim Fall/Winter 2018.
Advertisement
Protes dari PETA
Keputusan ini diambil setelah Michael Kors bertemu dengan organisasi pecinta hewan PETA. Seperti dikeatahui, anggota PETA beberapa kali memprotes koleksi fashion desainer asal New York, Michael Kors soal penggunaan bulu hewan asli.
Namun beberapa pihak cukup terkejut dengan keputusan itu. Pasalnya Kors dikenal sebagai desainer yang cukup “dekat” dengan bulu hewan asli koleksi Fall/Winter 2017, 12 dari 67 look yang ditampilkan Michael Kors menggungakan bulu hewan asli.
Advertisement
Bulu hewan sintetis
Karena Michael Kors sudah membeli perusahaan Jimmy Choo, maka kebijakan terkait penggunaan bulu hewan asli ini juga akan berlaku untuk brand Jimmy Choo.
“Teknologi canggih memugkinkan diciptakannya produk bulu hewan sintetis tanpa menggunakan bulu hewan. Kami akan menampilkan koleksi dengan produk bulu hewan sintetis itu pada show Februari nanti,” ucap Michael Kors.
Pihak PETA menyambut baik keputusan label fashion ternama, Michael Kors. Dan Mathews selaku Senior Vice President PETA mengatakan
“Ini adalah kado akhir tahun bagi para hewan yang bulunya kerap diambil.”
Bio In God Bless