Sukses

Pengembaraan Melissa Sunjaya Hasilkan Koleksi Terbaru Tulisan

Tulisan kembali meluncurkan koleksi terbarunya, Lelono. Apa kisah dibaliknya?

Liputan6.com, Jakarta Tulisan kembali meluncurkan koleksi terbarunya, Lelono. Desain dari merek tas premium asli Indonesia itu adalah hasil perjalanan sang desainer, Melissa Sunjaya.

Melissa Sunjaya mengatakan, Koleksi 2018 ini berbasis pada Surat No 03, yang bertajuk LELONO. Sebagai lanjutan dari Surat No 01 yang membahas tentang hubungan antara manusia dan alam, kemudian dari Surat No 02 tentang interaksi antara sesama manusia, Surat No 03 merupakan catatan kelana dalam mengintrospeksi diri.

"LELONO adalah suatu petualangan seni di antara berbagai polaritas kehidupan. Keterbukaan dalam mempelajari sisi baru dan keberanian dalam mengevaluasi diri, menjadi haluan krusial dalam menemukan identitas yang otentik di era globalisasi," ujar Melissa di Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Dalam bahasa Jawa, LELONO artinya perjalanan. Melissa menemukan istilah ini pertama kalinya ketika membaca TAKDIR, karya Peter Carey–risalah lengkap yang menceritakan hidup Pangeran Diponegoro. Menang atau kalah bukan perkara penting dalam perjalanannya.

"Intisari Perang Jawa adalah pengertiannya atas arti dari martabat, suatu khazanah bagi umat manusia yang bobotnya lebih dari sekedar materi. Demikianlah, istilah ‘Lelono’ bagi saya adalah suatu kelana dalam batin demi memahami suatu hikmah kehidupan yang murni dalam tiga dimensi: akal, raga, dan rasa," ujar Melissa.

Untuk koleksi 2018, Melissa dan Tulisan Art Division mempersembahkan 3 rancangan baru, yaitu: ’Declaration Bag’ (desain tas selempang yang ringan dan praktis untuk unisex, koleksi lini ORIGINALS), ‘Essayist Bag’ (desain tas selempang yang terinspirasi dari kegiatan akademisi, koleksi lini PRINTS), dan ‘City Tote’ (desain klasik lini PRINTS tahun 2010 yang kami rancang ulang dalam bentuk yang feminin dan ringan).

 

2 dari 3 halaman

Pengembaraan Melissa Sunjaya Hasilkan Koleksi Terbaru Tulisan

Riset terkait koleksi ini dilakukan sejak akhir tahun 2016, di tengah beberapa nuansa polaritas dunia yang mempengaruhi peralihan budaya dan perilaku manusia. Ada dua kondisi latar penting yang perlu dipahami demi menjaga suatu kestabilan dalam komunitas yang beradab. Pertama adalah derasnya arus digitalisasi yang tidak setara dengan pengembangan untuk sistem belajar yang lebih efektif.

Kedua adalah Koefisien Gini Indonesia (0,4) di tahun 2017 yang menjadi tolak ukur kesenjangan pendapatan dan kekayaan yang merisaukan, dibanding dengan negara-negara tetangganya. Di antara populasi 260 juta penduduk di Indonesia yang banyak mengalami kegelisahan atas dua fakta tersebut, saya ingin menyimpulkan suatu perspektif baru yang dapat memberikan harapan dan solusi yang pragmatis.

"Saya terinspirasi dengan sekelompok seniman dalam gerakan Modernisme yang merintis Bauhaus, terkenal sebagai institusi desain pertama yang didirikan di Weimar. Hampir semua visioner ini melakukan suatu perjalanan batin, di mana mereka memberanikan diri untuk mewujudkan koleksi maha karya yang multi-dimensional," kata Melissa.

 

3 dari 3 halaman

Pengembaraan Melissa Sunjaya Hasilkan Koleksi Terbaru Tulisan

Palet warna dalam koleksi ini dipilih berdasarkan terjemahan visual Melissa ketika mendengar musik Atonal ciptaan Arnold Schoenberg. Schoenberg mempelopori teknik dua belas nada, ‘Serialisme’, yang menerobos modernisasi terhadap komposisi musik tradisional dengan memanipulasi aransemen 12 nada dalam skala kromatik musik. Ciri khasnya, aransemen ini tidak terdominasi terhadap suatu melodi tertentu. Terjemahan visual saya terhadap teknik Serialisme ini menyerupai tautan ritme warna dalam susunan yang abstrak.

"Untuk semua komposisi visual dengan sebuah titik fokus, yang dirancang untuk lini ORIGINALS, saya namakan ‘Sonata’–ibarat suatu komposisi musik untuk instrumen tunggal. Sedang untuk corak-corak motif dalam lini PRINTS, saya namakan ‘Etude’–berdasarkan morfologinya dalam musik yang berarti studi tentang teknik," ujar Melissa.

Tulisan artinya ‘goresan tinta’ dalam Bahasa Indonesia. Kosakata sederhana ini melambangkan sebuah penciptaan karya, seraya berteguh pada jati diri dan berbagi pengalaman dengan sesama. Produk kami menggambarkan seni dongeng yang berwarna melalui karya buatan tangan yang dibuat dengan kasih dalam jumlah yang kecil. Tulisan mulai sebagai sebuah bengkel seni rumahan di Jakarta yang penuh dengan kumpulan orang yang berdedikasi, yang percaya satu sama lain, dan yang bertekad untuk mengejar impian mereka.