Liputan6.com, Jakarta Pernikahan dengan baju adat pada umumnya dinilai lebih sakral. Sehingga banyak orang memilih untuk mengenakannya pada hari spesial. Baju adat Minang, salah satunya yang cukup mudah dikenali karena hiasan kepalanya yang disebut suntiang.
Baru-baru ini, di fashion show Anne Avantie, Sophia Latjuba mengenakan kebaya dengan suntiang sebagai hiasan kepalanya. Ia berjalan dengan anggun di atas runway. Namun, penampilannya justru mendapat sejumlah protes karena busananya tidak representatif budaya Minang.
Baca Juga
Tokoh Minang yang kini menjadi wedding organizer adat Minang Elly Kasim, angkat bicara soal itu. Ia menyatakan bahwa pakem pemakaian busana adat adalah kesopanan karena berkaitan dengan agama.
Advertisement
"Adat di Minang itu sangat filosofis, adat didasarkan atas syariat, syariat didasarkan atas agama, jadi adat dan agama saling berkaitan. Baju adat tidak boleh meninggalkan syariat agama," ujar Elly kepada Liputan6.com, Selasa (10/4/2018).
Pengantin muda biasanya ingin busana yang lebih modern. Hal ini memicu adanya modifikasi pada busana, yang sebenarnya tidak masalah asalkan tidak bertentangan dengan budaya yang berlandaskan agama.
Â
Suntiang dan Baju Adat Minang, Sejauh Mana Modifikasinya?
Pengantin Minang, kata Elly, semestinya tidak sampai menghilangkan identitasnya. Misalnya jika memakai Suntiang dipadukan dengan baju kurung dan songket Minang.
Bahkan songket Minang seharusnya bisa ditonjolkan dalam busana. Hiasan pada baju kurungnya juga yang asli disulam dengan tangan, bukan dibordir. Namun modifikasi pakaian sebenarnya dapat dilakukan asal potongannya masih sopan.
"Harus sopan, tidak terbuka, aurat itu tidak boleh kelihatan," kata Elly.
Elly juga menjelaskan Minang sebenarnya memiliki banyak busana adat. Suntiang yang rata-rata dipakai pengantin Minang merupakan budaya orang Pesisir, seperti Padang dan Pariaman. Sementara kota lainnya seperti Bukittinggi atau Solok memiliki jenis busana lainnya.
Â
Advertisement
Suntiang dan Baju Adat Minang, Sejauh Mana Modifikasinya?
Namun, kini busana dengan suntiang dinilai lebih megah. Sehingga dipakai juga oleh pengantin-pengantin daerah lain. Terutama bagi keturunan Minang yang tidak lagi tinggal di Sumatera Barat.
Â
Meskipun pakem pemakaian busana adat biasanya hanya berlaku untuk acara adat, termasuk pernikahan. Jika konteksnya pertunjukkan, sebetulnya tergantung kepada orang yang menyelenggarakan. Misalnya dalam fashion show Anne Avantie, suntiang dapat dijadikan aksesori untuk kebaya. Walau menurut Elly akan lebih baik lagi jika busananya mengikuti pakem yaitu lebih tertutup.