Â
Liputan6.com, Jakarta Desainer kebaya Vera Anggraini menghadirkan sebuah pagelaran pernikahan tradisional bertajuk Merajut Nusantara. Bagi pemilik brand Vera Kebaya ini, desain bukanlah hanya sebatas bentuk dan rupa namun nilai-nilai yang dibawakan lewat busana yang tercipta.
Berkolaborasi bersama fotografer Darwis Triadi, videografer Wiki Lee, tata rias Irwan Riady, Adi Adrian, Anpasuha, Ibu Mamie Hardo, Ibu Des Iskandar, Emil Eriyanto serta rekan-rekan lain, pagelaran yang cinta akan tradisi budaya pernikahan Indonesia ini bisa terwujud.
Advertisement
Sebanyak 40 kebaya pernikahan Nusantara dari Aceh hingga Papua karya Vera Anggraini yang sarat akan tradisi dan ritual ini dibuat dalam waktu empat bulan. Kebaya ini disuguhkan dalam sebuah pagelaran penuh makna untuk ulang tahun Republik Indonesia ke-73.
Vera memilih bahan dan warna yang mewakili kekayaan nusantara. Seperti brokat, beludru, tenun, organdi, dan tile dihadirkan dalam warna emas, hijau, merah, marun, biru, ungu, dan silver. Cutting dan pola seakan diramu di atas keindahan kain tradisional dari masing-masing daerah dalam rentang warna yang kaya akan seni lewat koleksi kebaya ini.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Fashion show kebaya dari Sulawesi dan Indonesia Timur
Dibantu oleh sanggar-sanggar tradisional dari bermacam daerah dengan kolaborasi yang apik, Vera Anggraini menampilkan kebaya dengan siluet modern menghasilkan tradisi dengan sentuhan modernitas sehingga mudah diterima oleh generasi mudah masa kini.
Rangkaian fashion show ini hadir dalam tiga sesi. Alunan nada etnik karya Djaduk Ferianto mengiringi munculnya para model membawakan 13 koleksi kebaya bertajuk Khatulistiwa. Koleksi ini meliputi kebaya dari Sulawesi dan Indonesia Timur yang akan membawa mata menikmati keindahan warna dan bentuk kekayaan tradisi Bali, Kutai, Nusa Tenggara timur, Papua, Toraja, Mamuju, dan juga Bugis.
Â
Advertisement
Inspirasi kebaya dari Jawa dan Sumatera
Dilanjutkand dengan sesi Jawa Dwipa yang memberikan atmosfer sakral. Sesi kedua menampilkan 12 koleksi dengan alunan musik etnis Jawa. Kebaya Jawa ini terinspirasi dari siluet encim dan kutubaru.
Fashion show ditutup dengan sesi bertajuk Swarnadwipa yang menjadi tampilan yang membawa penonton ke Pulau Sumatera. Diawali dengan dua penari kontemporer bergaya Padang, 15 koleksi kebaya dengan siluet kebaya penuh variasi yang tidak jauh dari pakem terlihat anggun dibawakan para model.
Dengan warna-warna yang memancarkan kilauan emas nan cemerlang, Swarnadwipa menutup fashion show yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia ini.