Sukses

Lugu, Eksotik dan Glamornya Batik Priscilla Saputro

Spirit fashion dari para pecinta fashion di tanah air tampaknya terlalu membara untuk dipadamkan oleh hujan deras yang melanda Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Spirit fashion dari para pecinta fashion di tanah air tampaknya terlalu membara untuk dipadamkan oleh hujan deras yang melanda Jakarta di akhir pekan Sabtu 22 Februari 2014. Terbukti suasana lobi utama Jakarta Convention Center tetap ramai pengunjung di hari ketiga pelaksanaan Indonesia Fashion Week 2014.

Kali ini adalah fashion show dari seorang perancang bernama Priscilla Saputro. Dengan tema Gati Jatyaning Jawi (A Javanese Revelation), Priscilla membungkus karyanya-karyanya dalam nuansa Silence Romance, Innocence, Ethnic Glam, Folky Line, Exotic Purity dan Royal Tradiviesta.

Priscilla Saputro dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan pembuatan batik di Jawa Tengah. Kecintaanya untuk mengeksplorasi seni dari batik tulis membentuk semangat fashionnya untuk menciptakan karya-karya dari batik dengan kualitas tinggi tapi tetap dapat dipakai di kehidupan sehari-hari di zaman ini.

Sabtu sore pukul 16.00 bangku-bangku di area fashion show sudah dipenuhi oleh para tamu. Tamu-tamu spesial pada show Priscilla Saputro mendapat goody bag berwarna pink bertuliskan nama sang desainer. Dengan menenteng goody bag pink itu, para tamu spesial yang memang berdandan khusus nampak seperti rombongan Barbie dengan pakaian yang glam.

Penasaran seperti apa karya-karya Priscilla Saputro? Simak fashion review Liputan6.com berikut ini seperti ditulis Minggu (23/2/2014):

1. Silence Romance

Pantai memang romantis namun karya-karya dengan suasana pantai yang dihadirkan dalam koleksi bagian pertama ini bukan romantisme yang mello. Suasana ceria membalut romantisme tersebut melalui penggunaan warna-warna yang cerah seperti warna biru laut, hijau, pink, dan kuning. Penggunaan renda-renda bertumpuk pada model-model pakaian bernuansa remaja merupakan inovasi baru bagi desain pakaian pantai pada umumnya yang bisanya kurang beraksen.

2. Innocence

Kesan colourful masih hadir dalam koleksi ini. Gaya moderen, feminin dan centil tampil dalam karya-karya yang penggunaan corak etniknya sedikit lebih banyak dibanding koleksi bagian sebelumnya. Teknik tumpuk-menumpuk juga terlihat dalam rancangan-rancangan ini. Kepolosan gadis yang ceria dengan masa remajanya dan mulai merasakan secara jelas sisi feminin dalam selera fashionnya adalah konsep yang dapat dilihat dalam koleksi ini.

3. Ethnic Glam

Dengan judul seperti ini, tentu saja penggunaan corak-corak tradisional lebih dominan dalam koleksi di bagian ke tiga ini. Keglamoran moderen tampil lewat model-model pakaian dan penggunaan bahan-bahan. Selain dari corak batik yang ada dalam karya ini, nuansa etnis juga didapat dari akesoris-aksesoris etnik jawa yang digunakan. Urban dan etnik adalah dua kata yang pas menggambarkan rangcangan-rancangan pada bagian ini.

4. Folky Line

Selain motif batik, lurik-lurik horizontal dengan warna-warna cerah juga kerap digunakan dalam koleksi ini. Dari segi desain dengan siluet-siluet yang simple dan ukuran-ukuran pakaian yang tidak besar tapi juga tidak terlalu ketat, kesan elegan lebih menonjol dalam koleksi ini. Koleksi pada bagian keempat ini menampilkan elegansi moderenitas yang berjiwa etnik.

5. Exotic Purity

Gaun-gaun dengan tumpukan-tumpukan berbahan transparan dan aksen bungan-bunga kain membuat koleksi ini tampil ultra feminin. Dengan panjang gaun-gaun semata kaki dan siluet A serta tumpukan-tumpukan, kara-karya ini terlihat lebih bervolume. Pada rancangan-rancangan ini warna-warna dengan tone yang lebih gelap lebih banyak digunakan. Hal ini membuat busana-busana terlihat lebih serius. Nuansa etnik yang kuat pada dua bagian sebelumnya kini tampil lebih samar.

6. Royal Tradiviesta

Busana-busana pesta yang digunakan bangsawan-bangsawan eropa zaman dahulu memang indah. Keindahan itulah yang menjadi salah satu unsur dari koleksi di bagian terakhir ini. Yang membuat koleksi terakhir ini begitu spesial tentu saja adalah motif-motif yang digunakan secara dominan. Motif-motif batik yang digunakan pun merupakan motif-motif yang serupa dengan corak-corak dalam gaun-gaun pesta atau juga dekorasi-dekorasi arsitektur istana eropa yang bernuansa sangat klasik.

Rancangan-rancangan dalam koleksi ini sungguh menawan dan mewah dan aristokrat seperti buah perkawinan yang cantik antara aristokrasi jawa dengan aristokrasi Eropa. Di akhir koleksi yang spesial ini, karya rancangan Priscilla Saputro dibawakan oleh actor ganteng Gunawan dan Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira.
(Bio/Igw)

Video Terkini