Sukses

Dari Rasa Lolipop, Nuansa Kelam Hingga Kejutan Tapis

Anda tidak akan menyesal menghabiskan malam Minggu di IFW 2014. Ada tampilan dari rasa lolipop, nuansa kelam, gala hingga kejutan tapis.

Jakarta Anda tidak akan menyesal menghabiskan malam Minggu di Indonesia Fashion Week 2014. Ada empat desainer top yang tampil mulai dari rasa lolipop, nuansa kelam, gala hingga kejutan tapis.

Prime show di akhir pekan, Sabtu (22/2/2014) ini bertabur bintang-bintang. Dian Sastro Wardoyo, Annisa Pohan, Ferry Salim, Happy Salma, Ralin Shah, dan Olivia Zalianty duduk di front row bersama dengan sederet tamu-tamu penting lain dari dunia fashion.

Kehadiran bintang-bintang dengan tampilan-tampilan yang gemerlap ini serta-merta menghadirkan suasana acara yang glamor.

Teng! Pukul 20.20 lampu ruangan dipadamkan tanda para model akan segera keluar untuk berlenggak-lenggok di catwalk memamerkan rancangan empat desainer yang mengambil tema `Edgy Philosophy`.

Satu di antara keempat desainer tersebut berasal dari Argentina yakni Gabriel Lage. Tiga desainer lainnya adalah Lenny Agustin, Sapto Djojokartiko, dan Priyo Oktaviano.

"Aku sangat suka dengan karya-karya Sapto dan Priyo. Untuk karya-karya Priyo, siapa yang akan menyangka bahwa corak tapis Lampung dapat tampil dengan nuansa berbeda seperti itu. Kalau untuk Sapto, aku lihat karya-karya Sapto sudah sangat evolve (berkembang)," ujar Dian Sastro Wardoyo yang telah menggunakan karya-karya Sapto Djojokartiko sejak 12 tahun lalu.

Pada liputan6.com, Sabtu, 22 Februari 2014, Dian yang menjadikan Biyan sebagai salah satu perancang favoritnya mengatakan bahwa dunia fashion Indonesia sudah sangat memukau.

Menurut Dian, acara-acara fashion seperti fashion week inilah yang diperlukan untuk dapat mengekspose karya-karya desainer lokal. Aktris berparas cantik ini tampil cantik dengan bibir merah merona dan busana berwarna hitam di bagian atas dan di bagian bawah berwarna merah mengkilat dengan corak tersusun vertikal dan rapat.

Annisa Pohan dengan sanggul agak tinggi di kepalanya, juga datang dengan penampilan elegan lewat blazer putihnya. Senada dengan yang diutarakan Dian Sastro Wardoyo, Annisa Pohan meberikan penilaiannya khusus buat Sapto dan Priyo.

"Luar biasa ya, terutama untuk karya-karya Sapto dan Priyo. Semakin hari karya-karyanya semakin memukau dan luar biasa dan berpotensi membawa nama Indonesia secara lebih luas melalui acara-acara seperti Indonesia Fashion Week ini. Acara Indonesia Fashion Week ini adalah ajang bagi mereka untuk dapat melebarkan sayap ke luar negeri," ujar Annisa.

Menurut menantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini banyak desainer muda Indonesia yang berbakat dan  di masa mendatang akan semakin dikagumi di banyak negara. Annisa menjadikan tas sebagai fashion item favoritnya. Sedangkan untuk gayanya sehari-hari, Annisa lebih memilih busana-busana yang nyaman dipakai tapi tetap terlihat modis.

Berikut ini adalah ulasan dari koleksi keempat desainer pada prime show di hari ke tiga Indonesia Fashion Week 2014 yang di-review Liputan6.com, Minggu (23/2/2014):


1. Lenny Agustin rasa lolipop

Lenny Agustin memulai karirnya di dunia fashion pada tahun 2002. Pada tahun tersebut, Lenny membuka butik pertamanya di Jakarta. Wanita kelahiran tahun 1973 ini menempuh pendidikan tinggi di tiga institusi, yaitu Academy of Fine Arts & Fashion Design ISWI, Bunka School of Design, dan La Salle.

Jika koleksi dari Lenny Agustin ini bisa dimakan, rasanya akan semanis lollipop. Warna-warna pink, kuning, biru tampil ceria dalam koleksi ini.

Aksen bunga-bunga yang bentuknya seperti yang biasa digambarkan oleh anak-anak membuat koleksi Lenny bernuansa little girl.

Dunia anak perempuan usia 5 tahun tampil dengan sangat menyenangkan di karya-karya Lenny kali ini. Tidak lupa ia juga mempromosikan budaya Indonesia, motif-motif batik hadir dalam beberapa karya di koleksi ini.

Penggunaan bahan yang tak lazim digunakan pada pakaian membawa keunikan tersendiri pada rancangan-rancangan Lenny Agustin.


2. Sapto Djojokartiko, nuansa kelam nan etnik

Kontribusinya di dunia fashion sudah lebih dari 10 tahun. Desainer yang lahir di kota Solo ini meluncurkan labelnya sendiri pada tahun 2007. Karya-karyanya berciri kekelaman dan feminitas.

Ia dikenal sebagai seorang desainer yang mampu menyiasati kelemahan bentuk tubuh seseorang dengan cara menonjolkan keindahan bagian tubuh lain dari orang tersebut.

Pada Indonesia Fashion Week 2014, Sapto menghadirkan koleksi dengan dua warna, yaitu hitam dan merah. Sebuah ritual etnik tampil di layar sebagai latar dari fashion show ini.

Api dan kekelaman dan misteri dunia ritual etnik nampak menjadi inspirasi Sapto pada karya-karyanya ini.

Busana-busana yang ditampilkan memiliki gaya yang feminin. Feminin, mysterious, dan stylish witch adalah sosok yang tampil dalam karya-karya seorang Sapto Djokokartiko pada malam itu.


3. Gabriel Lage dari Argentina

Kecintaan pada dunia fashion yang dipengaruhi oleh ayah dan kakeknya, mengantar Gabriel Lage melangkahkan kakinya di dunia fashion sejak usia belia. Pelanggan-pelanggannya yang setia sejak kemunculan koleksinya pertama kali di Mar del Plata membuatya fokus dengan koleksi gala.

Gaun-gaun cocktail yang anggun menjadi isi dari koleksi rancangan Gabriel. Gaun-gaun tersebut sangat cocok untuk dipakai pada acara-acara malam yang mewah dan prestisius seperti gala dinner.

Gaun-gaun dari Gabriel pada koleksi ini memang sangat terlihat mahal. Mewahnya rancangan-rancangan Gabriel merupakan hasil dari perpaduan penggunaan warna-warna, corak, dan kilau manik-manik yang mewah.

Keseksian wanita Spanyol merupakan satu hal yang dinyatakan pada koleksi desainer asal Spanyol ini. Siluet mermaid yang menampikan keindahan pinggang dan panggul seorang wanita, gaun model kemben atau one shoulder serta gaun dengan belahan dada yang rendah adalah hal-hal yang membuat karya-karyanya seksi namun tetap lux dan tidak vulgar.


4. Priyo Oktaviano, kejutan tapis

Tepuk tangan yang meriah memang pantas didapatkan oleh Priyo Oktaviano. Great Recommendation adalah apa yang disampaikan oleh Esmod Paris saat ia lulus dari sekolah tersebut pada tahun 2001. Priyo memulai karirnya dengan sangat baik di House of Balenciaga, Paris.

Berbagai penghargaan telah diraih olehnya selama berkarir didunia fashion. Pada ulang tahun pertama majalah Elle Indonesia di bulan Maret 2009, ia dianugerahi penghargaan Fashion Designer of the Year.

Suara motor sport dengan kecepatan tinggi menderu di show Priyo Oktaviano. Para model tampil membawakan rancangan-rancangan Priyo yang mengambil inspirasi dari dunia balap motor.

Maskulinitas dunia balap motor hadir dalam koleksi ini. Koleksi ini adalah karya-karya yang tangguh tapi tetap stylish. Nuansa keseksian nyata dalam ukuran-ukuran pakaian yang cenderung ketat.

Dari segi warna, Priyo memakai warna hitam, merah gelap, dan warna emas. Corak-corak pada koleksinya ini mengingatkan kita pada kostum matador Spanyol. Siapa sangka bahwa corak-corak tersebut adalah corak tapis Lampung.

Nilai plus dari koleksi ini ialah bahwa busana-busana bukan hanya artistik untuk dilihat tapi juga tetap dapat dipakai pada acara-acara tertentu khususnya acara-acara malam yang bertema seni atau kebudayaan, misalnya acara pameran dan lelang lukisan. (Bio/Igw)

Video Terkini