Liputan6.com, Jakarta Sholat tarawih merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan selama bulan Ramadhan. Ibadah ini memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam karena memberikan kesempatan kepada umat Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak sholat di malam hari. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai tata cara sholat tarawih, mulai dari pengertian, hukum, niat, jumlah rakaat, bacaan doa, hingga keutamaannya.
Pengertian dan Hukum Sholat Tarawih
Sholat tarawih adalah sholat sunnah yang dilaksanakan khusus pada malam hari di bulan Ramadhan. Pelaksanaannya dimulai setelah sholat Isya dan sebelum sholat Witir. Kata tarawih berasal dari bahasa Arab yang berarti istirahat, karena pada awalnya, jeda istirahat dilakukan setiap empat rakaat.
Mengenai hukumnya, para ulama sepakat bahwa sholat tarawih termasuk dalam kategori sunnah muakkadah, yang berarti sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Meskipun tidak menimbulkan dosa jika ditinggalkan, namun mengupayakan ibadah ini tentu memiliki keutamaan yang besar.
Dalil yang mendasari pelaksanaan sholat tarawih dapat ditemukan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
"Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau."
Hadits ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan sholat tarawih bagi umat Muslim yang melaksanakannya dengan penuh keimanan dan keikhlasan.
Advertisement
Sejarah Sholat Tarawih
Untuk memahami lebih dalam mengenai sholat tarawih, penting bagi kita untuk mengetahui sejarah pelaksanaannya. Sholat tarawih pertama kali diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun kedua Hijriah, tepatnya pada tanggal 23 Ramadhan.
Pada masa awal, Rasulullah SAW tidak selalu melaksanakan sholat tarawih di masjid. Beliau terkadang mengerjakannya di rumah. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra:
"Dari 'Aisyah Ummil Mu'minin radliyallahu 'anha, sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam shalat di masjid, lalu banyak orang shalat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi) tapi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam justru tidak keluar menemui mereka. Pagi harinya beliau bersabda, 'Sunguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila shalat ini diwajibkan pada kalian." Sayyidah 'Aisyah berkata, 'Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan'."
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat bijaksana dan penuh kasih sayang terhadap umatnya. Beliau khawatir jika sholat tarawih dilakukan secara terus-menerus di masjid, maka Allah SWT mungkin akan mewajibkannya, yang pada gilirannya dapat memberatkan umat Islam di masa mendatang.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, praktik sholat tarawih mengalami perkembangan. Pada masa Khalifah Abu Bakar ra, umat Islam masih melaksanakan sholat tarawih secara individual atau dalam kelompok-kelompok kecil. Namun, perubahan signifikan terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab ra.
Perkembangan Sholat Tarawih pada Masa Sahabat
Pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab ra, sholat tarawih mulai dilaksanakan secara berjamaah di masjid. Keputusan ini diambil setelah Umar ra menyaksikan umat Islam yang sholat tarawih secara tidak teratur, sebagian sendiri-sendiri dan sebagian lain berjamaah dalam kelompok kecil.
Sebuah riwayat shahih menceritakan peristiwa ini:
"Dari Abdirrahman bin Abdil Qari, beliau berkata: Saya keluar bersama Sayyidina Umar bin Khattab radliyallahu anh ke masjid pada bulan Ramadhan. (Didapati dalam masjid tersebut) orang yang shalat tarawih berbeda-beda. Ada yang shalat sendiri-sendiri dan ada juga yang shalat berjamaah. Lalu Sayyidina Umar berkata: Saya punya pendapat andai mereka aku kumpulkan dalam jamaah satu imam, niscaya itu lebih bagus. Lalu beliau mengumpulkan kepada mereka dengan seorang imam, yakni sahabat Ubay bin Kaab. Kemudian satu malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid. Orang-orang sudah melaksanakan shalat tarawih dengan berjamaah di belakang satu imam. Umar berkata, Sebaik-baiknya bidah adalah ini (shalat tarawih dengan berjamaah),."
Inisiatif Umar ra ini kemudian diikuti oleh para sahabat lainnya dan menjadi praktik yang umum di kalangan umat Islam. Keputusan ini dianggap sebagai salah satu kebijakan yang bijaksana dari Umar ra, yang dikenal memiliki kecerdasan dan ketajaman dalam memahami syariat Islam.
Advertisement
Jumlah Rakaat Sholat Tarawih
Salah satu aspek yang sering menjadi pembahasan di kalangan umat Islam adalah jumlah rakaat sholat tarawih. Terdapat beberapa pendapat mengenai hal ini, namun secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: 8 rakaat dan 20 rakaat.
Pendapat 8 rakaat didasarkan pada praktik Nabi Muhammad SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah ra. Sementara itu, pendapat 20 rakaat merujuk pada praktik yang dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab ra dan menjadi ijma' (konsensus) di kalangan sahabat.
Berikut adalah rincian pendapat mengenai jumlah rakaat sholat tarawih menurut empat mazhab utama dalam Islam:
- Mazhab Hanafi: 20 rakaat
- Mazhab Maliki: 20 rakaat atau 36 rakaat
- Mazhab Syafi'i: 20 rakaat
- Mazhab Hanbali: 20 rakaat
Adapun pendapat yang menyatakan 8 rakaat merujuk pada pandangan beberapa ulama kontemporer seperti Syekh Bin Baaz, Syekh al-Utsaimin, dan Syekh al-Albani.
Penting untuk diingat bahwa perbedaan pendapat ini tidak seharusnya menjadi sumber perpecahan di kalangan umat Islam. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan dalam melaksanakan ibadah ini. Baik 8 rakaat maupun 20 rakaat, keduanya memiliki landasan yang kuat dan telah dipraktikkan oleh generasi-generasi terdahulu.
Tata Cara Sholat Tarawih
Pelaksanaan sholat tarawih pada dasarnya sama dengan sholat sunnah lainnya. Namun, ada beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan. Berikut adalah panduan lengkap tata cara sholat tarawih:
1. Niat Sholat Tarawih
Sebelum memulai sholat, penting untuk melafalkan niat di dalam hati. Berikut adalah lafaz niat sholat tarawih:
- Niat sholat tarawih sebagai imam: Ushalli sunnatat tarwhi rak"atayni mustaqbilal qiblati ad'an imman lillhi ta'l.
- Niat sholat tarawih sebagai makmum: Ushall sunnatat tarwhi rak'ataini mustaqbilal qiblati ma'mman lillhi ta'l.
- Niat sholat tarawih secara sendiri: Ushalli sunnatat tarwhi rak'atayni mustaqbilal qiblati ad'an lillhi ta'l.
2. Pelaksanaan Sholat Tarawih
Setelah berniat, lakukan langkah-langkah berikut:
- Takbiratul ihram dengan mengucapkan "Allahu Akbar"
- Membaca doa iftitah
- Membaca Surat Al-Fatihah
- Membaca surat atau ayat Al-Quran lainnya
- Rukuk
- I'tidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Berdiri untuk rakaat kedua dan ulangi langkah 3-9
- Tasyahud akhir
- Salam
Ulangi proses ini sesuai dengan jumlah rakaat yang ingin dilaksanakan (8 atau 20 rakaat).
3. Bacaan Surat dalam Sholat Tarawih
Tidak ada ketentuan khusus mengenai surat yang harus dibaca dalam sholat tarawih. Namun, beberapa ulama merekomendasikan bacaan tertentu, terutama untuk separuh pertama dan separuh kedua bulan Ramadhan.
Untuk separuh pertama Ramadhan, disarankan membaca surat-surat pendek seperti At-Takatsur, Al-'Ashr, Al-Humazah, Al-Fil, Quraisy, Al-Ma'un, Al-Kautsar, Al-Kafirun, An-Nashr, dan Al-Lahab pada rakaat pertama, sementara Al-Ikhlas dibaca pada rakaat kedua. Untuk separuh kedua Ramadhan, disarankan membaca Al-Qadr pada rakaat pertama, dan surat-surat pendek yang disebutkan sebelumnya pada rakaat kedua.
4. Sholat Witir
Setelah menyelesaikan sholat tarawih, disunnahkan untuk melaksanakan sholat witir. Jumlah rakaat sholat witir bisa 1, 3, 5, 7, 9, atau 11 rakaat, dengan 3 rakaat menjadi pilihan yang paling umum.
Advertisement
Doa Setelah Sholat Tarawih
Setelah menyelesaikan sholat tarawih, dianjurkan untuk membaca doa. Salah satu doa yang sering dibaca adalah doa kamilin. Berikut adalah bacaan doa kamilin beserta artinya:
Â
Allahummaj'alnaa bil iimaani kaamiliin. Wa lil faraaidli muaddiin. Wa lish-shlaati haafidhiin. Wa liz-zakaati faa'iliin. Wa lima 'indaka thaalibiin. Wa li 'afwika raajiin. Wa bil-hudaa mutamassikiin. Wa 'anil laghwi mu'ridliin.
Wa fid-dunyaa zaahdiin. Wa fil 'aakhirati raaghibiin. Wa bil-qadlaa'I raadliin. Wa lin na'maa'I syaakiriin. Wa 'alal balaa'i shaabiriin. Wa tahta liwaa'i muhammadin shallallaahu 'alaihi wasallam yaumal qiyaamati saa'iriina wa alal haudli waaridiin.
Wa ilal jannati daakhiliin. Wa minan naari naajiin. Wa 'alaa sariirl karaamati qaa'idiin. Wa bi huurun 'in mutazawwijiin. Wa min sundusin wa istabraqiin wadiibaajin mutalabbisiin. Wa min tha'aamil jannati aakiliin.
Wa min labanin wa 'asalin mushaffan syaaribiin. Bi akwaabin wa abaariiqa wa ka'sin min ma'iin. Ma'al ladziina an'amta 'alaihim minan nabiyyiina wash shiddiiqiina wasy syuhadaa'i wash shaalihiina wa hasuna ulaa'ika rafiiqan. Daalikal fadl-lu minallaahi wa kafaa billaahi 'aliiman.
Allaahummaj'alnaa fii haadzihil lailatisy syahrisy syariifail mubaarakah minas su'adaa'il maqbuuliin. Wa laa taj'alnaa minal asyqiyaa'il marduudiin. Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa alihi wa shahbihi ajma'iin. Birahmatika yaa arhamar raahimiin wal hamdulillaahi rabbil 'aalamiin.
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara salat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang rida dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang salih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
Keutamaan Sholat Tarawih
Meskipun sholat tarawih termasuk ibadah sunnah, namun keutamaannya sangatlah besar. Berikut adalah beberapa keutamaan melaksanakan sholat tarawih:
1. Pengampunan Dosa
Sebagaimana disebutkan dalam hadits sebelumnya, orang yang melaksanakan sholat tarawih dengan penuh keimanan dan keikhlasan akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Ini merupakan kesempatan besar bagi umat Muslim untuk membersihkan diri dan memulai lembaran baru.
2. Meningkatkan Keimanan
Sholat tarawih yang dilaksanakan secara konsisten selama bulan Ramadhan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan seseorang. Ini menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Mendapatkan Pahala Qiyamul Lail
Sholat tarawih termasuk dalam kategori qiyamul lail atau menghidupkan malam. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa qiyamul lail bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya (pahala) qiyam satu malam (penuh)."
4. Melapangkan Rezeki
Banyak ulama berpendapat bahwa melaksanakan sholat tarawih secara berjamaah dapat menjadi sarana untuk melapangkan rezeki. Ini karena sholat berjamaah membuka kesempatan untuk memperkuat silaturahmi, yang dalam Islam diyakini dapat membawa keberkahan dalam rezeki.
5. Memakmurkan Masjid
Sholat tarawih yang dilaksanakan di masjid secara berjamaah turut berkontribusi dalam memakmurkan rumah Allah. Ini sejalan dengan anjuran dalam Islam untuk menjaga dan meramaikan masjid.
6. Meningkatkan Solidaritas Umat
Pelaksanaan sholat tarawih secara berjamaah dapat meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas di antara umat Muslim. Ini menjadi momen untuk saling mengenal dan mempererat hubungan sosial dalam komunitas.
7. Meraih Keberkahan Ramadhan
Sholat tarawih menjadi salah satu cara untuk meraih keberkahan khusus di bulan Ramadhan. Bulan ini diyakini sebagai bulan penuh rahmat dan ampunan, dan sholat tarawih menjadi salah satu pintu untuk meraih keberkahan tersebut.
Advertisement
Kesimpulan
Sholat tarawih merupakan ibadah istimewa yang menjadi ciri khas bulan Ramadhan. Meskipun termasuk dalam kategori sunnah, keutamaannya sangatlah besar bagi umat Muslim. Dari pengampunan dosa hingga peningkatan keimanan dan solidaritas umat, sholat tarawih menawarkan berbagai manfaat spiritual dan sosial.
Dalam pelaksanaannya, fleksibilitas jumlah rakaat, baik dilakukan dengan 8 rakaat ataupun 20 rakaat, hal ini menunjukkan keluwesan syariat Islam dalam mengakomodasi kebutuhan dan kemampuan umatnya. Yang terpenting adalah niat yang tulus dan konsistensi dalam menjalankannya.
Semoga panduan tata cara sholat tarawih ini dapat membantu umat Muslim untuk menjalankan ibadah dengan lebih baik dan khusyuk selama bulan Ramadhan. Mari kita manfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence