Liputan6.com, Jakarta Passive aggressive adalah pola perilaku di mana seseorang mengekspresikan emosi negatif seperti kemarahan atau kekecewaan secara tidak langsung, alih-alih mengungkapkannya secara terbuka. Perilaku ini dapat menimbulkan masalah dalam hubungan dan komunikasi. Mari pelajari lebih lanjut tentang apa itu passive aggressive, ciri-cirinya, penyebabnya, dan cara mengatasinya yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (13/11/2024).
Definisi Passive Aggressive
Passive aggressive adalah cara seseorang mengekspresikan perasaan negatif seperti kemarahan, kekecewaan atau ketidaksetujuan secara tidak langsung dan terselubung. Alih-alih mengungkapkan emosinya secara terbuka, orang yang passive aggressive cenderung menyembunyikan perasaan sebenarnya dan menunjukkannya melalui perilaku yang tidak jelas atau ambigu.
Beberapa contoh perilaku passive aggressive antara lain:
- Menunda-nunda atau sengaja melakukan kesalahan dalam pekerjaan
- Memberikan pujian yang sebenarnya berisi sindiran
- Sering membatalkan janji atau komitmen di menit-menit terakhir
- Memberikan silent treatment atau mendiamkan seseorang
- Sering mengeluh tapi menolak untuk membicarakan masalah secara langsung
- Menggunakan sarkasme atau humor yang menyakitkan
Orang yang passive aggressive sebenarnya memiliki emosi negatif yang kuat, namun merasa tidak nyaman atau takut untuk mengungkapkannya secara langsung. Akibatnya, mereka mencari cara tidak langsung untuk melampiaskan perasaan tersebut, yang justru dapat menimbulkan kebingungan dan ketegangan dalam hubungan.
Advertisement
Ciri-Ciri Perilaku Passive Aggressive
Untuk dapat mengenali perilaku passive aggressive, perhatikan beberapa ciri-ciri berikut ini:
- Sering mengatakan "tidak apa-apa" atau "baik-baik saja" padahal sebenarnya sedang kesal atau marah
- Suka memberi pujian yang terselip sindiran, misalnya "Wah bagus sekali presentasimu, padahal kamu kan biasanya tidak sepintar itu"
- Sering menunda-nunda atau "lupa" melakukan tugas yang sebenarnya tidak disukai
- Memberikan silent treatment atau mendiamkan orang lain saat sedang kesal
- Suka mengeluh tapi menolak membicarakan masalah secara terbuka
- Menggunakan sarkasme atau humor yang menyakitkan untuk menyindir
- Sering membatalkan janji atau komitmen di menit-menit terakhir
- Sulit mengakui kesalahan dan suka menyalahkan orang lain
- Sering merasa menjadi korban dan tidak dihargai
- Menunjukkan sikap pesimis dan sinis terhadap banyak hal
Orang dengan perilaku passive aggressive biasanya sulit mengungkapkan perasaan dan keinginannya secara langsung. Mereka cenderung memendam emosi negatif dan melampiaskannya secara tidak langsung melalui perilaku yang ambigu dan membingungkan bagi orang lain.
Penyebab Perilaku Passive Aggressive
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengembangkan perilaku passive aggressive, antara lain:
- Pengalaman masa kecil di mana mengekspresikan emosi negatif secara langsung dianggap tidak pantas atau dilarang
- Pola asuh orang tua yang otoriter dan tidak memberi ruang untuk mengungkapkan perasaan
- Trauma atau pengalaman buruk saat mengekspresikan kemarahan di masa lalu
- Rendahnya kepercayaan diri dan harga diri
- Ketakutan akan konflik dan penolakan
- Kesulitan mengenali dan mengekspresikan emosi secara sehat
- Kecenderungan menekan emosi negatif
- Kurangnya keterampilan komunikasi asertif
- Gangguan kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan
Perilaku passive aggressive seringkali merupakan mekanisme pertahanan diri yang dipelajari sejak kecil. Orang yang tumbuh dalam lingkungan di mana mengekspresikan emosi negatif dianggap tidak pantas, cenderung mencari cara tidak langsung untuk melampiaskan perasaannya.
Advertisement
Dampak Perilaku Passive Aggressive
Meskipun terkesan tidak berbahaya, perilaku passive aggressive dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain:
- Merusak hubungan dan komunikasi dengan orang lain
- Menimbulkan kebingungan dan frustrasi pada orang di sekitar
- Menyebabkan konflik yang berlarut-larut karena masalah tidak dibicarakan secara terbuka
- Menurunkan produktivitas dan kinerja di tempat kerja
- Menghambat perkembangan emosional dan kepribadian
- Meningkatkan stres dan kecemasan
- Menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian
- Mengurangi kepercayaan dalam hubungan
- Mempersulit penyelesaian masalah secara efektif
Dalam jangka panjang, perilaku passive aggressive dapat merusak hubungan dan menghambat perkembangan diri. Orang yang terus-menerus memendam emosi negatif juga berisiko mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan.
Cara Mengatasi Perilaku Passive Aggressive
Jika Anda mengenali perilaku passive aggressive pada diri sendiri atau orang lain, berikut beberapa cara untuk mengatasinya:
Untuk diri sendiri:
- Belajar mengenali dan mengakui emosi yang dirasakan
- Berlatih mengekspresikan perasaan secara langsung dan asertif
- Mencari bantuan profesional seperti terapi untuk mengatasi akar masalah
- Meningkatkan keterampilan komunikasi
- Belajar mengelola emosi dengan cara yang lebih sehat
- Membangun kepercayaan diri dan harga diri
- Berlatih bersikap jujur dan terbuka tentang perasaan
Menghadapi orang yang passive aggressive:
- Tetap tenang dan tidak terprovokasi
- Ajak bicara secara langsung tentang perilaku yang mengganggu
- Fokus pada perilaku spesifik, bukan menyerang pribadi
- Tanyakan apa yang sebenarnya dirasakan
- Berikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
- Tetapkan batasan yang jelas
- Beri penguatan positif saat ia mengekspresikan perasaan secara langsung
- Jika perlu, sarankan untuk mencari bantuan profesional
Mengatasi perilaku passive aggressive membutuhkan kesabaran dan komitmen. Penting untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi seseorang untuk belajar mengekspresikan emosinya secara lebih sehat dan terbuka.
Advertisement
Perbedaan Passive Aggressive dengan Perilaku Lain
Untuk lebih memahami passive aggressive, mari kita bandingkan dengan beberapa perilaku lain:
Passive Aggressive vs Agresif
- Passive aggressive: Menyembunyikan kemarahan, mengekspresikan secara tidak langsung
- Agresif: Mengekspresikan kemarahan secara langsung dan terbuka, bisa verbal atau fisik
Passive Aggressive vs Pasif
- Passive aggressive: Memendam emosi tapi melampiaskan secara tidak langsung
- Pasif: Memendam emosi sepenuhnya, tidak mengekspresikan sama sekali
Passive Aggressive vs Asertif
- Passive aggressive: Mengekspresikan emosi secara tidak langsung dan ambigu
- Asertif: Mengekspresikan emosi dan keinginan secara langsung tapi tetap menghargai orang lain
Perilaku asertif dianggap sebagai cara paling sehat dalam mengekspresikan emosi dan berkomunikasi dengan orang lain. Asertif berarti mampu menyatakan perasaan dan keinginan secara jujur dan langsung, namun tetap menghormati hak dan perasaan orang lain.
Mitos dan Fakta Seputar Passive Aggressive
Ada beberapa mitos yang beredar seputar perilaku passive aggressive. Mari kita luruskan dengan faktanya:
Mitos: Passive aggressive hanya dilakukan oleh orang yang lemah
Fakta: Passive aggressive bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang yang terlihat kuat atau percaya diri. Ini lebih terkait dengan kesulitan mengekspresikan emosi, bukan kelemahan karakter.
Mitos: Orang passive aggressive selalu sadar dengan perilakunya
Fakta: Banyak orang yang berperilaku passive aggressive tidak menyadari dampak perilakunya pada orang lain. Ini sering menjadi kebiasaan yang sudah mengakar.
Mitos: Passive aggressive tidak bisa diubah
Fakta: Dengan kesadaran dan usaha, perilaku passive aggressive bisa diubah menjadi cara komunikasi yang lebih sehat. Terapi dan latihan keterampilan komunikasi dapat membantu.
Mitos: Menghadapi orang passive aggressive harus dengan cara yang sama
Fakta: Merespons perilaku passive aggressive dengan cara yang sama justru akan memperburuk situasi. Lebih baik menghadapinya dengan komunikasi yang jelas dan langsung.
Advertisement
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional
Jika perilaku passive aggressive mulai mengganggu kehidupan sehari-hari atau hubungan Anda dengan orang lain, mungkin sudah saatnya mencari bantuan profesional. Beberapa tanda Anda perlu bantuan:
- Kesulitan menjalin dan mempertahankan hubungan yang sehat
- Sering terlibat konflik di tempat kerja atau lingkungan sosial
- Merasa tertekan atau cemas dalam menghadapi situasi sosial
- Kesulitan mengekspresikan emosi secara sehat
- Merasa terjebak dalam pola perilaku yang merusak
- Mengalami gejala depresi atau kecemasan yang berkepanjangan
Psikolog atau terapis dapat membantu Anda mengatasi akar masalah perilaku passive aggressive dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih sehat. Terapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terbukti efektif dalam mengatasi pola pikir dan perilaku yang tidak sehat.
Pertanyaan Umum Seputar Passive Aggressive
Apakah passive aggressive adalah gangguan mental?
Passive aggressive sendiri bukan merupakan gangguan mental yang terdiagnosis. Namun, perilaku ini bisa menjadi gejala dari beberapa gangguan kepribadian atau masalah kesehatan mental lainnya.
Apakah orang passive aggressive bisa berubah?
Ya, dengan kesadaran dan usaha, orang dengan perilaku passive aggressive bisa belajar cara komunikasi yang lebih sehat. Namun, ini membutuhkan komitmen dan seringkali bantuan profesional.
Bagaimana cara terbaik menghadapi orang passive aggressive?
Cara terbaik adalah tetap tenang, fokus pada perilaku spesifik (bukan menyerang pribadi), dan mengajak bicara secara langsung. Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan sebenarnya.
Apakah passive aggressive sama dengan manipulatif?
Meskipun ada kesamaan, tidak semua perilaku passive aggressive bersifat manipulatif. Beberapa orang melakukannya tanpa sadar sebagai mekanisme pertahanan diri.
Advertisement
Kesimpulan
Passive aggressive adalah pola perilaku yang kompleks di mana seseorang mengekspresikan emosi negatif secara tidak langsung. Meskipun terkesan tidak berbahaya, perilaku ini dapat merusak hubungan dan menghambat komunikasi yang sehat. Mengenali ciri-ciri passive aggressive adalah langkah pertama dalam mengatasinya.
Penting untuk diingat bahwa perilaku passive aggressive seringkali merupakan mekanisme pertahanan yang dipelajari. Dengan kesadaran, usaha, dan bantuan yang tepat, seseorang dapat belajar cara yang lebih sehat dalam mengekspresikan emosi dan berkomunikasi dengan orang lain. Kunci utamanya adalah kejujuran, keterbukaan, dan kemauan untuk menghadapi konflik secara langsung namun tetap menghargai perasaan semua pihak.
Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami kesulitan dengan perilaku passive aggressive, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Dengan dukungan yang tepat, setiap orang dapat mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik dan menjalin hubungan yang lebih sehat dan memuaskan.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence