Sukses

Penggagas Organisasi Budi Utomo Adalah: Sejarah dan Perkembangan Organisasi Pergerakan Nasional Pertama

Pelajari sejarah lengkap Budi Utomo, organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia. Simak peran dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai penggagas dan pendirinya.

Liputan6.com, Jakarta Budi Utomo merupakan organisasi pergerakan nasional modern pertama yang didirikan di Indonesia pada 20 Mei 1908. Kelahiran organisasi ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia dan diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Meski bukan termasuk pendiri langsung, dr. Wahidin Sudirohusodo berperan besar sebagai penggagas dan inspirator berdirinya Budi Utomo. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang sejarah, tokoh-tokoh pendiri, tujuan, perkembangan, serta dampak Budi Utomo bagi pergerakan nasional Indonesia.

Berikut adalah ulasan selengkapnya.

2 dari 10 halaman

Siapa Penggagas Berdirinya Organisasi Budi Utomo?

Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan tokoh yang dikenal sebagai penggagas utama berdirinya organisasi Budi Utomo. Meski tidak termasuk dalam jajaran pendiri resmi, perannya sangat penting dalam merintis jalan bagi kelahiran organisasi ini. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang peran dr. Wahidin Sudirohusodo:

  • Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah seorang dokter lulusan STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan dan kemajuan bangsa.
  • Ia melakukan perjalanan keliling Pulau Jawa selama beberapa tahun untuk menyuarakan gagasan memajukan pendidikan bagi kaum pribumi.
  • Gagasannya adalah mendirikan dana pelajar (studiefonds) untuk membantu pemuda-pemuda cerdas yang tidak mampu melanjutkan sekolah.
  • Pemikirannya tentang pentingnya pendidikan menjadi inspirasi bagi para mahasiswa STOVIA untuk mendirikan sebuah organisasi.
  • Dr. Wahidin Sudirohusodo menyampaikan ide-idenya kepada para pelajar STOVIA di Jakarta, termasuk Soetomo, tentang perlunya mendirikan organisasi untuk memajukan pendidikan dan meninggikan martabat bangsa.
  • Gagasan tersebut disambut baik dan direalisasikan oleh sejumlah pelajar STOVIA yang kemudian mendirikan Budi Utomo pada 20 Mei 1908.

Jadi, meski bukan pendiri langsung, dr. Wahidin Sudirohusodo berperan sebagai inspirator dan penggagas ide awal yang mendorong berdirinya Budi Utomo. Pemikiran dan usahanya menjadi pemantik semangat para mahasiswa STOVIA untuk membentuk organisasi pergerakan nasional pertama tersebut.

3 dari 10 halaman

Sejarah Singkat Berdirinya Budi Utomo

Berdirinya Budi Utomo tidak terlepas dari rangkaian peristiwa sejarah yang melatarbelakanginya. Berikut adalah uraian singkat tentang sejarah berdirinya organisasi pergerakan nasional pertama ini:

  • Awal abad ke-20, kondisi ekonomi dan pendidikan di Hindia Belanda (Indonesia) sangat memprihatinkan akibat eksploitasi kolonial.
  • Dr. Wahidin Sudirohusodo, alumni STOVIA, melakukan perjalanan keliling Jawa untuk mempropagandakan gagasan studiefonds (dana pendidikan) bagi pelajar pribumi berprestasi.
  • Dalam perjalanannya, ia singgah di STOVIA dan bertemu dengan mahasiswa seperti Soetomo dan Soeradji.
  • Gagasan dr. Wahidin menginspirasi para mahasiswa STOVIA untuk mendirikan sebuah perkumpulan.
  • Pada 20 Mei 1908, Soetomo dan delapan rekannya berkumpul di ruang kuliah anatomi STOVIA untuk mendirikan organisasi.
  • Mereka sepakat memberi nama organisasi tersebut "Boedi Oetomo" (Budi Utomo) atas usul M. Soeradji.
  • Nama "Budi Utomo" dipilih sebagai penghormatan pada Soetomo yang menggagas pembentukan organisasi di STOVIA.

Dengan demikian, Budi Utomo resmi berdiri pada 20 Mei 1908 di Jakarta sebagai organisasi pergerakan nasional modern pertama di Indonesia. Kelahirannya menjadi tonggak penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan dan diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

4 dari 10 halaman

Tokoh-Tokoh Pendiri Budi Utomo

Budi Utomo didirikan oleh sekelompok mahasiswa STOVIA yang memiliki semangat nasionalisme tinggi. Berikut adalah profil singkat sembilan tokoh pendiri utama Budi Utomo:

1. Soetomo

Soetomo merupakan tokoh sentral dalam pendirian Budi Utomo. Ia menjadi ketua pertama organisasi ini. Awalnya dikenal sebagai mahasiswa yang suka mencari masalah, namun kemudian menjadi motor penggerak berdirinya Budi Utomo. Soetomo ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 27 Desember 1961.

2. Mohammad Soelaiman

Lahir di Grabag, Purworejo pada 1886, Soelaiman menjadi wakil ketua pertama Budi Utomo. Ia memulai pendidikan di STOVIA pada 1 Maret 1903 dan berperan penting dalam pendirian organisasi pada 1908.

3. Gondo Soewarno

Berperan sebagai sekretaris sementara Budi Utomo. Keterampilannya berbahasa Belanda sangat bermanfaat dalam mendukung perkembangan organisasi melalui tulisan-tulisannya.

4. Goenawan Mangoenkoesoemo

Adik dari Tjipto Mangoenkoesoemo, Goenawan menjadi salah satu pendiri sekaligus penggerak utama Budi Utomo. Ia sangat dekat dengan Soetomo dan berperan penting dalam pergerakan organisasi.

5. Raden Angka Prodjosoedirdjo

Selain menjadi pendiri, Raden Angka juga berperan sebagai bendahara awal Budi Utomo. Ia mengabdikan diri sebagai dokter rakyat dan pendidik sepanjang hidupnya.

6. Mohammad Saleh

Mohammad Saleh adalah salah satu pendiri dan komisaris Budi Utomo. Sebagai dokter, ia turut berjuang mempertahankan kemerdekaan melalui pelayanan kesehatan di Probolinggo, Jawa Timur.

7. Raden Mas Goembrek

Goembrek berperan penting dalam melakukan pendekatan dengan para bupati untuk mendukung Budi Utomo. Ia menjadi salah satu komisaris organisasi ini.

8. Soeradji Tirtonegoro

Soeradji adalah tokoh yang mengusulkan nama "Budi Utomo" untuk organisasi ini. Ia juga berperan sebagai perantara antara pelajar aktif Budi Utomo dengan masyarakat bumiputera yang hanya berbahasa Jawa.

9. M Soewarno

Soewarno berperan sebagai komisaris (Pembantu Umum) dalam kepengurusan awal Budi Utomo. Ia aktif dalam pergerakan bersama rekan-rekan pelajar STOVIA lainnya.

Kesembilan tokoh pendiri ini memiliki latar belakang dan peran yang beragam, namun dipersatukan oleh semangat nasionalisme dan keinginan untuk memajukan bangsa melalui organisasi modern pertama di Indonesia.

5 dari 10 halaman

Tujuan dan Program Kerja Budi Utomo

Sebagai organisasi pergerakan nasional pertama, Budi Utomo memiliki tujuan dan program kerja yang mencerminkan semangat kemajuan dan nasionalisme. Berikut adalah uraian tentang tujuan dan program kerja Budi Utomo:

Tujuan Umum:

  • Memajukan pengajaran dan pendidikan bagi masyarakat pribumi
  • Meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam bidang pertanian, peternakan, perdagangan, dan industri
  • Mengembangkan kebudayaan dan meninggikan cita-cita kemanusiaan
  • Mencapai kehidupan bangsa yang terhormat

Tujuan Khusus:

  • Menyempurnakan pendidikan di Kweekschool dan STOVIA
  • Mempertahankan mutu pendidikan di STOVIA
  • Mendirikan sekolah-sekolah untuk anak-anak pribumi
  • Membuka akses pendidikan yang lebih luas bagi masyarakat pribumi
  • Mendirikan sekolah dagang dan pertanian
  • Memberikan beasiswa bagi murid-murid pribumi berprestasi

Program Kerja:

  • Mengadakan kursus-kursus dan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
  • Mendirikan perpustakaan dan taman bacaan
  • Menerbitkan majalah dan surat kabar sebagai media penyebaran informasi
  • Mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah dan diskusi
  • Menggalang dana untuk membiayai kegiatan pendidikan
  • Melakukan advokasi kepada pemerintah kolonial terkait kebijakan pendidikan

Tujuan dan program kerja Budi Utomo ini mencerminkan fokus organisasi pada peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat pribumi. Meski tidak secara eksplisit bersifat politik, upaya-upaya ini menjadi fondasi penting bagi perkembangan kesadaran nasional dan pergerakan kemerdekaan di masa selanjutnya.

6 dari 10 halaman

Kongres Pertama Budi Utomo

Kongres pertama Budi Utomo merupakan momen penting dalam sejarah organisasi ini. Kongres ini menjadi ajang untuk menetapkan arah dan struktur organisasi secara lebih formal. Berikut adalah uraian tentang Kongres Pertama Budi Utomo:

Waktu dan Tempat:

  • Diselenggarakan pada tanggal 3-5 Oktober 1908
  • Bertempat di Yogyakarta

Hasil-hasil Penting Kongres:

  • Menetapkan susunan Pengurus Besar Budi Utomo
  • Menyusun dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Budi Utomo
  • Menentukan lokasi Kantor Pusat Budi Utomo di Yogyakarta
  • Memilih RT A. Tirto Kusumo sebagai Ketua Pengurus Besar
  • Mengangkat dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai Wakil Ketua
  • Menetapkan para pendiri dari kalangan pelajar STOVIA sebagai pengurus Budi Utomo cabang Betawi (Jakarta)

Keputusan-keputusan Penting:

  • Memperluas jangkauan organisasi ke seluruh Hindia Belanda, tidak hanya terbatas pada Jawa dan Madura
  • Menetapkan fokus pada bidang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan
  • Memutuskan untuk tidak terlibat dalam kegiatan politik praktis
  • Menyetujui pembentukan cabang-cabang Budi Utomo di berbagai daerah

Dampak Kongres:

  • Memperkuat struktur organisasi Budi Utomo
  • Memperjelas arah dan tujuan perjuangan organisasi
  • Meningkatkan legitimasi Budi Utomo di mata pemerintah kolonial dan masyarakat
  • Mendorong pertumbuhan cabang-cabang Budi Utomo di berbagai daerah
  • Meletakkan dasar bagi perkembangan organisasi di masa depan

Kongres Pertama Budi Utomo menjadi tonggak penting dalam sejarah organisasi ini. Keputusan-keputusan yang diambil dalam kongres tersebut memberi arah yang jelas bagi perjuangan Budi Utomo dalam memajukan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat pribumi. Meski memutuskan untuk tidak terlibat dalam politik praktis, langkah-langkah yang diambil Budi Utomo melalui kongres ini menjadi fondasi penting bagi perkembangan pergerakan nasional Indonesia di masa selanjutnya.

7 dari 10 halaman

Perkembangan dan Perubahan Budi Utomo

Sejak berdiri pada 1908, Budi Utomo mengalami berbagai perkembangan dan perubahan seiring dengan dinamika pergerakan nasional Indonesia. Berikut adalah uraian tentang perkembangan dan perubahan yang dialami Budi Utomo:

Fase Awal (1908-1912):

  • Fokus pada bidang pendidikan dan kebudayaan
  • Mendirikan cabang-cabang di berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa
  • Menjalin hubungan baik dengan pemerintah kolonial
  • Mengadakan berbagai kegiatan sosial dan pendidikan

Fase Transisi (1912-1920):

  • Mulai muncul perdebatan internal tentang arah perjuangan organisasi
  • Beberapa anggota menginginkan Budi Utomo lebih aktif dalam bidang politik
  • Terjadi perpecahan dengan keluarnya beberapa tokoh seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat
  • Budi Utomo tetap mempertahankan fokus pada bidang sosial dan budaya

Fase Politisasi (1920-1935):

  • Secara bertahap mulai terlibat dalam kegiatan politik
  • Berpartisipasi dalam Volksraad (Dewan Rakyat) bentukan pemerintah kolonial
  • Mengadopsi sikap kooperatif dengan pemerintah kolonial
  • Mulai menyuarakan tuntutan-tuntutan politik secara lebih terbuka

Fase Akhir (1935-1936):

  • Bergabung dengan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang dipimpin dr. Soetomo
  • Membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra) pada Desember 1935
  • Secara resmi Budi Utomo melebur ke dalam Parindra

Faktor-faktor yang Memengaruhi Perubahan:

  • Dinamika politik nasional dan internasional
  • Munculnya organisasi-organisasi pergerakan baru yang lebih radikal
  • Perubahan kebijakan pemerintah kolonial
  • Perkembangan pemikiran di kalangan tokoh-tokoh Budi Utomo
  • Tuntutan untuk perjuangan yang lebih aktif dalam bidang politik

Perkembangan dan perubahan yang dialami Budi Utomo mencerminkan dinamika pergerakan nasional Indonesia. Meski awalnya fokus pada bidang sosial dan budaya, Budi Utomo akhirnya tidak bisa menghindari keterlibatan dalam arena politik. Perubahan ini menunjukkan bahwa Budi Utomo mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman, meski pada akhirnya harus melebur ke dalam organisasi yang lebih besar untuk meneruskan perjuangan nasional.

8 dari 10 halaman

Dampak dan Warisan Budi Utomo bagi Pergerakan Nasional

Meskipun akhirnya melebur ke dalam organisasi lain, Budi Utomo meninggalkan dampak dan warisan yang signifikan bagi pergerakan nasional Indonesia. Berikut adalah uraian tentang dampak dan warisan Budi Utomo:

Dampak Langsung:

  • Menjadi pelopor organisasi modern di Indonesia
  • Membangkitkan kesadaran nasional di kalangan kaum terpelajar
  • Mendorong pendirian organisasi-organisasi pergerakan lainnya
  • Meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat pribumi
  • Memperkenalkan konsep organisasi modern kepada masyarakat Indonesia

Warisan Ideologis:

  • Menanamkan semangat nasionalisme dan kebangsaan
  • Menekankan pentingnya pendidikan dalam kemajuan bangsa
  • Memperkenalkan gagasan tentang kemajuan dan modernisasi
  • Meletakkan dasar bagi perjuangan yang lebih terorganisir

Warisan Organisasional:

  • Memberikan model struktur organisasi modern
  • Memperkenalkan konsep keanggotaan dan kepengurusan formal
  • Menjadi contoh dalam penyelenggaraan kongres dan rapat-rapat organisasi

Pengaruh pada Organisasi Lain:

  • Menginspirasi berdirinya Sarekat Islam, Muhammadiyah, dan organisasi lainnya
  • Menjadi rujukan dalam pembentukan organisasi-organisasi pemuda dan pelajar
  • Memengaruhi pola perjuangan organisasi-organisasi pergerakan selanjutnya

Dampak Jangka Panjang:

  • Berkontribusi pada pembentukan identitas nasional Indonesia
  • Meletakkan dasar bagi perkembangan sistem pendidikan nasional
  • Memengaruhi pola pikir dan cara pandang generasi pejuang kemerdekaan
  • Menjadi bagian penting dalam narasi sejarah pergerakan nasional Indonesia

Dampak dan warisan Budi Utomo melampaui masa aktif organisasi ini. Sebagai pelopor organisasi modern di Indonesia, Budi Utomo telah meletakkan fondasi penting bagi perkembangan pergerakan nasional. Semangat dan nilai-nilai yang diperjuangkan Budi Utomo terus hidup dan memengaruhi generasi-generasi selanjutnya dalam perjuangan mencapai dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

9 dari 10 halaman

Pelajaran dari Sejarah Budi Utomo

Sejarah Budi Utomo menyimpan berbagai pelajaran berharga yang masih relevan hingga saat ini. Berikut adalah beberapa pelajaran penting yang dapat dipetik dari sejarah Budi Utomo:

1. Pentingnya Pendidikan

Budi Utomo menekankan pentingnya pendidikan sebagai kunci kemajuan bangsa. Pelajaran ini masih sangat relevan di era modern, di mana pendidikan tetap menjadi faktor krusial dalam pembangunan sumber daya manusia dan kemajuan negara.

2. Kekuatan Organisasi

Budi Utomo menunjukkan bahwa perjuangan yang terorganisir lebih efektif daripada perjuangan individual. Ini mengajarkan pentingnya berorganisasi dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

3. Adaptasi terhadap Perubahan

Perjalanan Budi Utomo dari organisasi sosial-budaya menjadi lebih politis menunjukkan pentingnya adaptasi terhadap perubahan zaman. Kemampuan untuk beradaptasi ini penting dalam menghadapi tantangan yang terus berubah.

4. Peran Kaum Terpelajar

Budi Utomo memperlihatkan peran penting kaum terpelajar dalam pergerakan nasional. Ini mengingatkan akan tanggung jawab sosial yang harus diemban oleh mereka yang memiliki akses terhadap pendidikan.

5. Pentingnya Visi Jangka Panjang

Meski fokus pada pendidikan dan kebudayaan, Budi Utomo meletakkan dasar bagi perjuangan kemerdekaan. Ini menunjukkan pentingnya memiliki visi jangka panjang dalam setiap upaya perubahan.

6. Kekuatan Ide dan Gagasan

Gagasan dr. Wahidin Sudirohusodo yang menginspirasi berdirinya Budi Utomo menunjukkan bahwa ide dan pemikiran dapat menjadi pemantik perubahan besar.

7. Pentingnya Regenerasi

Peran penting mahasiswa STOVIA dalam mendirikan Budi Utomo mengingatkan akan pentingnya regenerasi dan peran kaum muda dalam pergerakan dan pembangunan bangsa.

Pelajaran-pelajaran dari sejarah Budi Utomo ini tidak hanya relevan dalam konteks sejarah, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Memahami dan mengambil hikmah dari sejarah Budi Utomo dapat membantu kita dalam menghadapi tantangan-tantangan kontemporer dengan lebih bijaksana.

10 dari 10 halaman

Kesimpulan

Budi Utomo, sebagai organisasi pergerakan nasional modern pertama di Indonesia, memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Didirikan pada 20 Mei 1908 atas inspirasi dr. Wahidin Sudirohusodo dan diprakarsai oleh para mahasiswa STOVIA, Budi Utomo menjadi tonggak awal kebangkitan nasional Indonesia.

Meski awalnya fokus pada bidang pendidikan dan kebudayaan, Budi Utomo berhasil meletakkan dasar-dasar penting bagi perkembangan pergerakan nasional. Organisasi ini memperkenalkan konsep organisasi modern, membangkitkan kesadaran nasional, dan menginspirasi berdirinya berbagai organisasi pergerakan lainnya.

Perjalanan Budi Utomo dari organisasi sosial-budaya hingga akhirnya melebur ke dalam partai politik mencerminkan dinamika pergerakan nasional Indonesia. Meski mengalami berbagai perubahan, semangat dan nilai-nilai yang diperjuangkan Budi Utomo terus hidup dan memengaruhi generasi-generasi selanjutnya.

Warisan Budi Utomo tidak hanya terlihat dalam konteks sejarah, tetapi juga relevan hingga saat ini. Pelajaran tentang pentingnya pendidikan, kekuatan organisasi, kemampuan beradaptasi, dan peran kaum terpelajar masih sangat aplikatif dalam menghadapi tantangan-tantangan kontemporer.

Memahami sejarah Budi Utomo bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga mengambil inspirasi dan pelajaran untuk membangun masa depan yang lebih baik. Semangat Budi Utomo dalam memajukan bangsa melalui pendidikan dan kesadaran nasional tetap relevan sebagai panduan dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan bangsa di era modern.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence