Liputan6.com, Jakarta Masa balita merupakan periode krusial dalam tumbuh kembang anak. Pada fase ini, pemenuhan gizi yang optimal menjadi kunci utama untuk mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kecerdasan, serta daya tahan tubuh. Namun sayangnya, masalah kekurangan gizi masih menjadi tantangan serius di Indonesia, terutama pada anak-anak dan balita. Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengembangkan sebuah terobosan berupa suplemen gizi yang diberi nama Taburia.
Definisi Taburia
Taburia adalah suplemen gizi berbentuk bubuk yang mengandung multivitamin dan multimineral. Nama "Taburia" sendiri merupakan singkatan dari "Taburan Ceria", yang mencerminkan harapan agar anak-anak menjadi lebih ceria setelah mengonsumsinya. Suplemen ini dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai bagian dari upaya penanggulangan masalah gizi pada balita.
Taburia dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral penting bagi tumbuh kembang anak usia 6-59 bulan, dengan prioritas utama pada balita berusia 6-24 bulan. Suplemen ini merupakan hasil penelitian dari Pusat Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik Kementerian Kesehatan RI, yang bertujuan untuk memperbaiki status gizi anak, terutama gizi mikro yang sulit didapat jika hanya mengandalkan konsumsi buah dan sayur.
Berbeda dengan suplemen pada umumnya, Taburia memiliki keunikan dalam cara pemberiannya. Suplemen ini tidak diminum atau ditelan langsung, melainkan ditaburkan ke dalam makanan anak. Metode ini dipilih untuk memudahkan pemberian pada balita yang seringkali sulit menelan tablet atau kapsul.
Advertisement
Kandungan Taburia
Taburia mengandung kombinasi 16 vitamin dan mineral esensial yang dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang optimal balita. Berikut adalah rincian kandungan dalam setiap sachet Taburia:
- Vitamin A (Retinol): 417 mcg
- Vitamin B1 (Thiamine): 0,5 mg
- Vitamin B2 (Riboflavin): 0,5 mg
- Vitamin B3 (Niacinamide): 5 mg
- Vitamin B6 (Pyridoxine): 0,5 mg
- Vitamin B12 (Cyanocobalamin): 1 mcg
- Vitamin C (Ascorbic Acid): 30 mg
- Vitamin D3 (Cholecalciferol): 5 mcg
- Vitamin E (Tocopherol): 6 mg
- Vitamin K1 (Phytomenadione): 20 mcg
- Asam Folat (Folate): 150 mcg
- Asam Pantotenat (Pantothenic Acid): 3 mg
- Yodium (I): 50 mcg
- Zat Besi (Fe): 10 mg
- Seng (Zn): 5 mg
- Selenium (Se): 20 mcg
Komposisi ini dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro balita yang seringkali sulit dipenuhi hanya dari asupan makanan sehari-hari. Setiap zat gizi dalam Taburia memiliki peran penting dalam mendukung berbagai aspek tumbuh kembang anak.
Manfaat Taburia bagi Balita
Pemberian Taburia secara teratur dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan dan tumbuh kembang balita. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari konsumsi Taburia:
-
Meningkatkan Nafsu Makan
Salah satu masalah umum pada balita adalah rendahnya nafsu makan yang dapat menyebabkan asupan gizi tidak optimal. Taburia mengandung zat-zat gizi yang dapat membantu merangsang nafsu makan anak, sehingga mereka lebih bersemangat untuk mengonsumsi makanan bergizi.
-
Mendukung Pertumbuhan Fisik
Kandungan vitamin dan mineral dalam Taburia berperan penting dalam mendukung pertumbuhan fisik anak. Zat besi, zinc, dan vitamin A misalnya, sangat diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan jaringan tubuh yang optimal.
-
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Vitamin C, vitamin A, dan zinc yang terkandung dalam Taburia berperan penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh anak. Hal ini membantu anak lebih tahan terhadap berbagai penyakit infeksi.
-
Mendukung Perkembangan Otak dan Kecerdasan
Zat gizi seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B kompleks sangat diperlukan untuk perkembangan otak yang optimal. Pemberian Taburia secara teratur dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif dan kecerdasan anak.
-
Mencegah Anemia
Kandungan zat besi dalam Taburia berperan penting dalam mencegah dan mengatasi anemia pada balita. Anemia dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan menurunkan daya tahan tubuh.
Dengan berbagai manfaat tersebut, Taburia menjadi solusi efektif untuk memastikan balita mendapatkan asupan gizi mikro yang cukup, terutama bagi mereka yang memiliki pola makan kurang beragam atau tinggal di daerah dengan keterbatasan akses terhadap makanan bergizi.
Advertisement
Cara Penggunaan Taburia yang Tepat
Agar manfaat Taburia dapat diperoleh secara maksimal, penting untuk memahami cara penggunaan yang tepat. Berikut adalah panduan lengkap mengenai cara menggunakan Taburia:
-
Frekuensi Pemberian
Taburia diberikan setiap dua hari sekali, dengan dosis satu sachet per pemberian. Dalam satu bulan, seorang anak akan mendapatkan Taburia sebanyak 15 sachet.
-
Waktu Pemberian
Waktu terbaik untuk memberikan Taburia adalah pada saat sarapan pagi. Hal ini memastikan bahwa anak mendapatkan asupan gizi tambahan di awal hari untuk mendukung aktivitasnya.
-
Cara Mencampurkan
Taburia tidak boleh dicampurkan ke dalam makanan atau minuman yang panas, karena dapat merusak kandungan gizinya. Sebaiknya taburkan Taburia ke dalam makanan yang sudah agak dingin dan siap disantap.
-
Jenis Makanan yang Cocok
Taburia dapat ditaburkan ke dalam berbagai jenis makanan seperti nasi, bubur, atau makanan padat lainnya. Hindari mencampurkan Taburia ke dalam minuman seperti air putih, teh, atau susu karena dapat menyebabkan penggumpalan.
-
Konsumsi Segera
Setelah Taburia ditaburkan ke dalam makanan, pastikan anak mengonsumsi makanan tersebut dalam waktu tidak lebih dari 30 menit. Hal ini untuk memastikan efektivitas kandungan gizi Taburia.
Penting untuk diingat bahwa Taburia tidak boleh diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan, karena pada usia tersebut bayi hanya membutuhkan ASI eksklusif. Selain itu, pastikan untuk tidak mencampurkan Taburia ke dalam makanan orang dewasa, karena kandungan gizinya dikhususkan untuk kebutuhan balita.
Sasaran Pemberian Taburia
Program pemberian Taburia memiliki sasaran yang spesifik untuk memastikan efektivitas dan ketepatan penggunaannya. Berikut adalah penjelasan detail mengenai sasaran pemberian Taburia:
-
Kelompok Usia
Taburia ditujukan untuk anak-anak berusia 6-59 bulan, dengan prioritas utama pada balita usia 6-24 bulan. Rentang usia ini dipilih karena merupakan periode kritis dalam tumbuh kembang anak, di mana kebutuhan gizi mikro sangat tinggi.
-
Status Gizi
Meskipun dapat diberikan kepada semua balita, Taburia terutama ditargetkan untuk anak-anak dengan status gizi kurang atau berisiko mengalami kekurangan gizi. Hal ini termasuk anak-anak dengan berat badan rendah atau pertumbuhan yang terhambat.
-
Daerah Prioritas
Program pemberian Taburia diprioritaskan untuk daerah-daerah dengan prevalensi gizi buruk dan stunting yang tinggi. Ini termasuk wilayah-wilayah terpencil atau daerah dengan keterbatasan akses terhadap makanan bergizi.
-
Kondisi Kesehatan Khusus
Anak-anak dengan riwayat penyakit tertentu seperti anemia atau infeksi berulang juga menjadi sasaran prioritas dalam pemberian Taburia. Suplemen ini dapat membantu mempercepat pemulihan dan meningkatkan daya tahan tubuh.
-
Keluarga Prasejahtera
Taburia juga ditargetkan untuk anak-anak dari keluarga prasejahtera yang mungkin mengalami kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi secara konsisten.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun ada kelompok sasaran prioritas, pemberian Taburia tidak terbatas hanya pada kelompok-kelompok tersebut. Setiap balita dapat memperoleh manfaat dari Taburia sebagai tambahan gizi untuk mendukung tumbuh kembang optimal.
Advertisement
Program Pemerintah Terkait Taburia
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, telah mengembangkan dan menjalankan berbagai program terkait distribusi dan penggunaan Taburia. Berikut adalah penjelasan detail mengenai program-program tersebut:
-
Program NICE (Nutrition Improvement through Community Empowerment)
NICE merupakan program perbaikan gizi melalui pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh Direktorat Bina Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan. Dalam program ini, Taburia menjadi salah satu komponen penting untuk meningkatkan status gizi balita di daerah-daerah sasaran.
-
Distribusi Melalui Posyandu
Pemerintah memanfaatkan jaringan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mendistribusikan Taburia. Kader Posyandu berperan penting dalam memberikan edukasi kepada orang tua mengenai cara penggunaan dan manfaat Taburia.
-
Integrasi dengan Program Gizi Nasional
Pemberian Taburia diintegrasikan dengan program-program gizi nasional lainnya, seperti program pencegahan stunting dan penanggulangan gizi buruk. Hal ini memastikan pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi masalah gizi balita.
-
Kerjasama Lintas Sektor
Pemerintah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta untuk memperluas jangkauan distribusi Taburia dan meningkatkan efektivitas programnya.
-
Monitoring dan Evaluasi
Kementerian Kesehatan secara rutin melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program pemberian Taburia. Hal ini dilakukan untuk memastikan efektivitas program dan mengidentifikasi area-area yang membutuhkan perbaikan.
Melalui program-program ini, pemerintah berupaya untuk memastikan bahwa Taburia dapat menjangkau sasaran yang tepat dan memberikan manfaat maksimal dalam upaya peningkatan status gizi balita di Indonesia.
Perbedaan Taburia dengan Suplemen Lain
Taburia memiliki beberapa karakteristik unik yang membedakannya dari suplemen gizi lain yang tersedia di pasaran. Berikut adalah penjelasan detail mengenai perbedaan-perbedaan tersebut:
-
Bentuk dan Cara Penggunaan
Taburia hadir dalam bentuk bubuk yang ditaburkan ke makanan, berbeda dengan suplemen lain yang umumnya berbentuk tablet, kapsul, atau sirup. Cara penggunaan ini memudahkan pemberian pada balita yang mungkin kesulitan menelan tablet atau kapsul.
-
Komposisi Khusus
Kandungan Taburia dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro balita Indonesia. Komposisinya disesuaikan dengan hasil penelitian mengenai defisiensi gizi yang umum terjadi pada balita di Indonesia.
-
Program Pemerintah
Taburia merupakan bagian dari program pemerintah dan didistribusikan melalui sistem kesehatan nasional. Hal ini berbeda dengan suplemen komersial yang dijual bebas di pasaran.
-
Harga dan Aksesibilitas
Taburia disediakan dengan harga yang sangat terjangkau (sekitar Rp 300 per sachet) dan dapat diperoleh di Posyandu atau fasilitas kesehatan primer. Ini membuatnya lebih aksesibel dibandingkan suplemen komersial yang umumnya lebih mahal.
-
Fokus pada Pencegahan
Taburia lebih berfokus pada pencegahan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi secara umum, berbeda dengan beberapa suplemen yang ditargetkan untuk mengatasi defisiensi spesifik.
Dengan karakteristik unik ini, Taburia menjadi solusi yang efektif dan terjangkau untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro balita, terutama di daerah-daerah dengan keterbatasan akses terhadap makanan bergizi atau suplemen komersial.
Advertisement
Efek Samping dan Kontraindikasi
Meskipun Taburia dirancang khusus untuk balita dan umumnya aman digunakan, penting untuk memahami potensi efek samping dan kontraindikasi yang mungkin terjadi. Berikut adalah penjelasan detailnya:
Efek Samping
Secara umum, Taburia jarang menimbulkan efek samping yang serius. Namun, beberapa efek samping ringan yang mungkin terjadi antara lain:
- Perubahan Warna Tinja: Konsumsi Taburia dapat menyebabkan perubahan warna tinja menjadi lebih gelap. Ini adalah efek normal dari kandungan zat besi dan tidak berbahaya.
- Gangguan Pencernaan Ringan: Beberapa anak mungkin mengalami mual atau sakit perut ringan, terutama jika Taburia dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.
- Perubahan Rasa Makanan: Taburia dapat sedikit mengubah rasa makanan, yang mungkin tidak disukai oleh beberapa anak.
Kontraindikasi
Taburia tidak direkomendasikan untuk diberikan dalam kondisi-kondisi berikut:
- Bayi di Bawah 6 Bulan: Taburia tidak boleh diberikan pada bayi di bawah 6 bulan karena pada usia ini bayi hanya membutuhkan ASI eksklusif.
- Alergi: Anak-anak dengan riwayat alergi terhadap salah satu komponen Taburia sebaiknya tidak mengonsumsinya.
- Kondisi Medis Tertentu: Anak-anak dengan kondisi medis khusus seperti hemochromatosis (kelebihan zat besi) atau gangguan penyerapan mineral tertentu harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Taburia.
Penting untuk selalu memperhatikan reaksi anak setelah mengonsumsi Taburia. Jika terjadi efek samping yang tidak diinginkan atau gejala alergi, hentikan penggunaan dan segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan.
Mitos dan Fakta Seputar Taburia
Seiring dengan popularitas Taburia, beredar berbagai mitos dan kesalahpahaman di masyarakat. Berikut adalah beberapa mitos umum beserta fakta yang sebenarnya:
Mitos 1: Taburia Dapat Menggantikan Makanan Bergizi
Fakta: Taburia dirancang sebagai suplemen, bukan pengganti makanan bergizi. Anak tetap membutuhkan asupan makanan seimbang untuk pertumbuhan optimal.
Mitos 2: Semakin Banyak Taburia Dikonsumsi, Semakin Baik
Fakta: Konsumsi Taburia harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Kelebihan asupan vitamin dan mineral dapat berbahaya bagi kesehatan anak.
Mitos 3: Taburia Hanya untuk Anak dengan Gizi Buruk
Fakta: Meskipun prioritas diberikan pada anak dengan gizi kurang, Taburia dapat bermanfaat bagi semua balita untuk memastikan kecukupan gizi mikro.
Mitos 4: Taburia Dapat Menyebabkan Kegemukan pada Anak
Fakta: Taburia tidak mengandung kalori tinggi dan tidak menyebabkan kegemukan. Justru, dengan meningkatkan nafsu makan, Taburia dapat membantu anak mencapai berat badan ideal.
Mitos 5: Anak yang Sudah Makan Beragam Tidak Perlu Taburia
Fakta: Meskipun makanan beragam penting, Taburia dapat membantu memastikan kecukupan gizi mikro yang mungkin sulit dipenuhi hanya dari makanan sehari-hari.
Memahami fakta-fakta ini penting untuk memastikan penggunaan Taburia yang tepat dan efektif dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Advertisement
FAQ Seputar Taburia
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai Taburia beserta jawabannya:
1. Apakah Taburia aman dikonsumsi jangka panjang?
Ya, Taburia aman dikonsumsi dalam jangka panjang selama diberikan sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Namun, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk pemantauan rutin.
2. Bagaimana jika anak lupa mengonsumsi Taburia?
Jika lupa, tidak perlu memberikan dosis ganda. Lanjutkan pemberian sesuai jadwal berikutnya.
3. Apakah Taburia dapat diberikan bersamaan dengan obat-obatan lain?
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika anak sedang mengonsumsi obat-obatan lain untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.
4. Bisakah Taburia diberikan pada anak yang sedang sakit?
Taburia umumnya aman diberikan saat anak sakit, namun sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu, terutama jika anak mengalami gangguan pencernaan.
5. Apakah ada efek samping jangka panjang dari konsumsi Taburia?
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai efek samping jangka panjang dari konsumsi Taburia sesuai dosis yang dianjurkan.
Kesimpulan
Taburia merupakan terobosan penting dalam upaya penanggulangan masalah gizi pada balita di Indonesia. Sebagai suplemen multivitamin dan multimineral yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro balita, Taburia menawarkan solusi efektif dan terjangkau untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak.
Dengan kandungan 16 vitamin dan mineral esensial, Taburia tidak hanya membantu meningkatkan nafsu makan dan daya tahan tubuh, tetapi juga mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan kecerdasan anak. Cara penggunaannya yang mudah - cukup ditaburkan ke makanan - menjadikan Taburia pilihan praktis bagi orang tua dalam memastikan kecukupan gizi anak mereka.
Meskipun Taburia bukanlah pengganti makanan bergizi, suplemen ini menjadi pelengkap penting terutama bagi anak-anak yang mungkin mengalami keterbatasan akses terhadap makanan beragam dan bergizi. Program pemerintah terkait distribusi Taburia juga menunjukkan komitmen serius dalam mengatasi masalah gizi balita di Indonesia.
Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memahami cara penggunaan yang tepat, sasaran pemberian, serta potensi efek samping dari Taburia. Dengan pemahaman yang baik dan penggunaan yang sesuai, Taburia dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung generasi Indonesia yang lebih sehat dan cerdas di masa depan.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement