Liputan6.com, Jakarta Semarang, ibukota Jawa Tengah, tidak hanya terkenal dengan keindahan kotanya yang memadukan nuansa modern dan klasik, tetapi juga dengan aneka kuliner khasnya yang menggugah selera. Kota yang dijuluki sebagai "Venetie van Java" ini menawarkan beragam makanan tradisional yang telah melegenda selama bertahun-tahun.
Dari jajanan ringan hingga hidangan utama, makanan khas Semarang adalah perpaduan unik antara cita rasa Jawa, Tionghoa, dan pengaruh kolonial yang menciptakan kelezatan tak terlupakan. Mari kita jelajahi lebih dalam aneka makanan khas Semarang yang wajib Anda cicipi saat berkunjung ke kota ini:
1. Lumpia Semarang: Ikon Kuliner yang Mendunia
Ketika membicarakan makanan khas Semarang, lumpia tentu menjadi yang pertama terlintas di benak banyak orang. Lumpia Semarang telah menjadi ikon kuliner yang dikenal hingga ke mancanegara. Hidangan ini merupakan perpaduan sempurna antara kulit tipis yang renyah dengan isian yang gurih dan lezat.
Lumpia Semarang memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari lumpia di daerah lain. Kulit lumpia yang tipis dan renyah dibuat dari tepung terigu berkualitas tinggi, sementara isiannya terdiri dari campuran rebung, udang, ayam cincang, dan telur yang dimasak dengan bumbu-bumbu pilihan. Perpaduan bahan-bahan ini menciptakan cita rasa yang kaya dan kompleks.
Sejarah lumpia di Semarang dapat ditelusuri hingga awal abad ke-20, ketika seorang imigran Tionghoa bernama Tjoa Thay Yoe memperkenalkan makanan ini. Sejak saat itu, lumpia terus berkembang dan beradaptasi dengan selera lokal, hingga akhirnya menjadi makanan khas yang tak terpisahkan dari identitas kuliner Semarang.
Untuk menikmati lumpia terbaik di Semarang, Anda bisa mengunjungi beberapa tempat legendaris seperti Lumpia Gang Lombok atau Lumpia Mbak Lien. Kedua tempat ini telah berdiri selama puluhan tahun dan mempertahankan kualitas serta cita rasa autentik lumpia Semarang.
Lumpia biasanya disajikan dengan saus cabe yang pedas atau saus kecap manis, tergantung selera masing-masing. Tekstur renyah kulit lumpia yang berpadu dengan kelembutan isiannya menciptakan sensasi makan yang tak terlupakan. Tak heran jika banyak wisatawan rela antre panjang hanya untuk mencicipi kelezatan lumpia Semarang yang legendaris ini.
Advertisement
2. Bandeng Presto: Kelezatan Ikan Tanpa Duri
Bandeng presto merupakan salah satu makanan khas Semarang yang telah menjadi favorit banyak orang. Hidangan ini menawarkan pengalaman menikmati ikan bandeng tanpa harus khawatir tersedak duri. Proses memasak dengan teknik presto membuat tulang dan duri ikan bandeng menjadi lunak sehingga bisa dikonsumsi dengan aman.
Sejarah bandeng presto dimulai pada tahun 1977 ketika Hanna Budimulya, seorang ibu rumah tangga di Semarang, bereksperimen dengan memasak ikan bandeng menggunakan panci presto. Hasilnya adalah ikan bandeng yang lembut dengan tulang yang bisa dimakan. Inovasi ini segera menjadi populer dan berkembang menjadi salah satu makanan khas Semarang yang paling dicari.
Proses pembuatan bandeng presto dimulai dengan membersihkan ikan bandeng segar. Ikan kemudian dibumbui dengan campuran rempah-rempah seperti bawang putih, kunyit, dan garam. Setelah itu, ikan dibungkus dengan daun pisang dan dimasukkan ke dalam panci presto. Proses memasak dengan tekanan tinggi ini berlangsung selama beberapa jam hingga seluruh tulang dan duri ikan menjadi lunak.
Bandeng presto biasanya disajikan dalam dua variasi: goreng dan bakar. Versi goreng menghasilkan tekstur yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Sementara itu, bandeng presto bakar menawarkan aroma smoky yang menggugah selera. Kedua versi ini sama-sama lezat dan memiliki penggemarnya masing-masing.
Untuk menikmati bandeng presto terbaik di Semarang, Anda bisa mengunjungi Bandeng Presto Juwana atau Bandeng Presto Bu Sami. Kedua tempat ini telah lama dikenal sebagai produsen bandeng presto berkualitas tinggi dengan cita rasa yang konsisten.
Selain nikmat disantap langsung, bandeng presto juga sering dijadikan oleh-oleh khas Semarang. Proses pengolahan yang khusus membuat bandeng presto bisa bertahan cukup lama, sehingga cocok dibawa pulang sebagai buah tangan.
3. Wingko Babat: Camilan Manis Gurih Khas Semarang
Wingko babat merupakan salah satu jajanan tradisional yang telah menjadi ikon kuliner Semarang. Kue yang terbuat dari campuran kelapa parut, tepung ketan, dan gula ini menawarkan perpaduan rasa manis dan gurih yang khas. Teksturnya yang kenyal dan sedikit renyah di bagian luar membuat wingko babat menjadi camilan yang sangat digemari oleh berbagai kalangan.
Sejarah wingko babat sebenarnya berawal dari Lamongan, Jawa Timur. Namun, makanan ini kemudian populer di Semarang dan menjadi salah satu makanan khas kota ini. Nama "babat" sendiri merujuk pada kota asal makanan ini, bukan pada bahan pembuatannya seperti yang sering disalahartikan.
Proses pembuatan wingko babat cukup sederhana namun membutuhkan ketelitian. Bahan-bahan utama seperti kelapa parut, tepung ketan, dan gula dicampur hingga membentuk adonan yang kalis. Adonan kemudian dibentuk pipih dan dipanggang di atas wajan datar hingga matang dan berwarna kecokelatan.
Wingko babat biasanya dijual dalam bentuk bulat pipih dengan berbagai ukuran. Varian rasa klasik adalah original kelapa, namun seiring perkembangan zaman, kini tersedia juga berbagai varian rasa seperti durian, cokelat, dan pandan. Meski demikian, banyak penggemar wingko babat yang tetap memilih varian original karena cita rasanya yang autentik.
Salah satu produsen wingko babat yang paling terkenal di Semarang adalah Wingko Babat Cap Kereta Api. Merek ini telah ada sejak tahun 1930-an dan tetap mempertahankan kualitas serta cita rasa aslinya hingga kini. Wingko Babat Cap Kereta Api bisa dengan mudah ditemukan di berbagai toko oleh-oleh di Semarang, terutama di sekitar area Stasiun Tawang.
Wingko babat biasanya dinikmati sebagai camilan atau teman minum teh. Teksturnya yang kenyal dan rasa manis gurihnya membuat wingko babat menjadi pilihan favorit bagi mereka yang ingin merasakan cita rasa tradisional Semarang. Tak heran jika makanan ini sering dijadikan buah tangan oleh para wisatawan yang berkunjung ke kota ini.
Advertisement
4. Tahu Gimbal: Perpaduan Rasa dan Tekstur yang Unik
Tahu gimbal merupakan salah satu makanan khas Semarang yang menawarkan perpaduan rasa dan tekstur yang unik. Hidangan ini terdiri dari tahu goreng, lontong, sayuran, dan gimbal (sejenis bakwan udang) yang disiram dengan kuah kacang yang gurih. Kombinasi bahan-bahan ini menciptakan harmoni rasa yang memanjakan lidah.
Sejarah tahu gimbal tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kuliner jalanan di Semarang. Makanan ini dipercaya muncul sebagai hasil kreativitas pedagang kaki lima yang ingin menyajikan hidangan yang mengenyangkan namun tetap terjangkau. Seiring waktu, tahu gimbal berkembang menjadi salah satu makanan khas yang identik dengan Semarang.
Proses pembuatan tahu gimbal dimulai dengan menggoreng tahu hingga renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Gimbal, yang merupakan adonan tepung dengan udang, digoreng hingga keemasan. Sementara itu, sayuran seperti kol dan tauge direbus sebentar agar tetap renyah. Semua bahan ini kemudian disusun di atas potongan lontong dan disiram dengan kuah kacang yang kental.
Keunikan tahu gimbal terletak pada perpaduan tekstur yang beragam dalam satu hidangan. Tahu yang renyah, gimbal yang gurih, sayuran yang segar, dan lontong yang lembut menciptakan sensasi makan yang menarik. Kuah kacang yang kental dan sedikit pedas menjadi pengikat yang menyatukan semua elemen ini.
Untuk menikmati tahu gimbal terbaik di Semarang, Anda bisa mengunjungi beberapa warung terkenal seperti Tahu Gimbal Pak Edy di Jalan Pandanaran atau Tahu Gimbal Pak Sol di kawasan Simpang Lima. Kedua tempat ini telah lama dikenal sebagai penyaji tahu gimbal autentik dengan cita rasa yang konsisten.
Tahu gimbal biasanya disajikan sebagai makanan utama atau camilan berat. Porsinya yang cukup besar membuatnya cocok untuk mengenyangkan perut di siang atau malam hari. Bagi yang suka pedas, biasanya tersedia sambal sebagai pelengkap yang bisa ditambahkan sesuai selera.
5. Nasi Ayam Semarang: Hidangan Lengkap dalam Satu Piring
Nasi ayam Semarang merupakan hidangan yang menawarkan kelengkapan rasa dan nutrisi dalam satu piring. Makanan ini terdiri dari nasi putih yang disajikan dengan potongan ayam, sayuran, dan berbagai lauk pendamping seperti sate hati ayam, telur pindang, dan abon. Semua elemen ini kemudian disiram dengan kuah opor yang gurih dan kental.
Sejarah nasi ayam Semarang dapat ditelusuri hingga beberapa dekade lalu, ketika para pedagang mulai mengembangkan hidangan yang bisa memenuhi selera berbagai kalangan. Inspirasi dari masakan Jawa dan pengaruh kuliner Tionghoa berpadu menciptakan nasi ayam yang kini menjadi salah satu makanan khas Semarang yang paling populer.
Proses pembuatan nasi ayam Semarang cukup kompleks karena melibatkan berbagai komponen. Ayam dimasak dengan bumbu rempah hingga empuk dan meresap. Sate hati ayam dibumbui dan dipanggang hingga matang. Telur pindang direbus dengan campuran daun jambu biji dan kulit bawang untuk mendapatkan warna dan rasa yang khas. Sementara itu, kuah opor dibuat dengan santan dan rempah-rempah pilihan untuk mendapatkan cita rasa yang kaya.
Keunikan nasi ayam Semarang terletak pada keberagaman rasa dan tekstur yang ditawarkan dalam satu hidangan. Kelembutan nasi berpadu dengan kegurihan ayam dan kerenyahan abon. Sate hati ayam memberikan dimensi rasa yang berbeda, sementara telur pindang menawarkan kelezatan tersendiri. Kuah opor yang kental menjadi pengikat yang menyatukan semua elemen ini.
Untuk menikmati nasi ayam Semarang terbaik, Anda bisa mengunjungi beberapa warung terkenal seperti Nasi Ayam Bu Wido di Jalan Pemuda atau Nasi Ayam Pak Supar di Jalan Gajah Mada. Kedua tempat ini telah lama dikenal sebagai penyaji nasi ayam autentik dengan cita rasa yang konsisten.
Nasi ayam Semarang biasanya disajikan sebagai makanan utama, terutama untuk makan siang atau makan malam. Porsinya yang cukup besar dan kandungan gizinya yang lengkap membuatnya menjadi pilihan yang populer bagi mereka yang mencari hidangan yang mengenyangkan dan memuaskan.
Advertisement
6. Soto Bangkong: Sup Ayam Segar Khas Semarang
Soto Bangkong merupakan salah satu varian soto yang menjadi kebanggaan kuliner Semarang. Hidangan ini terdiri dari kuah kaldu ayam yang bening dan segar, dilengkapi dengan potongan daging ayam, tauge, dan bihun. Nama "Bangkong" sendiri berasal dari nama jalan tempat soto ini pertama kali populer di Semarang.
Sejarah Soto Bangkong dapat ditelusuri hingga tahun 1950-an, ketika sebuah warung kecil di Jalan Bangkong (kini bernama Jalan Brigjen Katamso) mulai menyajikan soto dengan resep khasnya. Cita rasa yang unik dan konsisten membuat Soto Bangkong semakin populer dan akhirnya menjadi salah satu ikon kuliner Semarang.
Proses pembuatan Soto Bangkong dimulai dengan merebus ayam kampung untuk mendapatkan kaldu yang kaya rasa. Bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, kemiri, dan rempah-rempah lainnya dihaluskan dan ditumis hingga harum sebelum dicampurkan ke dalam kaldu. Hasil akhirnya adalah kuah soto yang bening namun kaya akan cita rasa.
Keunikan Soto Bangkong terletak pada kuahnya yang bening dan segar, berbeda dengan beberapa jenis soto lain yang cenderung lebih keruh atau kental. Potongan daging ayam yang empuk, tauge yang renyah, dan bihun yang lembut menciptakan kombinasi tekstur yang menarik. Soto ini biasanya disajikan dengan tambahan bawang goreng, seledri, dan jeruk nipis untuk menambah kesegaran.
Untuk menikmati Soto Bangkong yang autentik, Anda bisa mengunjungi warung aslinya yang masih berdiri di Jalan Brigjen Katamso. Meski kini telah banyak warung soto yang mengklaim menyajikan Soto Bangkong, warung asli ini tetap menjadi pilihan utama bagi para pecinta kuliner yang mencari cita rasa original.
Soto Bangkong biasanya dinikmati sebagai sarapan atau makan siang. Kesegaran kuahnya membuatnya cocok disantap di berbagai cuaca, baik panas maupun hujan. Bagi yang ingin menambah kenikmatan, tersedia berbagai pelengkap seperti sate telur puyuh, sate ati ampela, atau perkedel yang bisa dipesan terpisah.
7. Tahu Pong: Camilan Ringan dengan Cita Rasa Khas
Tahu Pong merupakan salah satu jajanan khas Semarang yang menawarkan kelezatan dalam bentuk yang sederhana. Hidangan ini terdiri dari tahu yang digoreng hingga mengembang dan berongga di bagian dalamnya, menciptakan tekstur yang renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Nama "pong" sendiri merujuk pada suara yang dihasilkan ketika tahu ini digoreng.
Sejarah Tahu Pong tidak dapat dipisahkan dari perkembangan industri tahu di Semarang. Inovasi dalam proses penggorengan tahu menghasilkan varian yang unik ini, yang kemudian menjadi populer sebagai camilan khas kota. Meski awalnya hanya dijual di warung-warung kecil, kini Tahu Pong dapat ditemukan di berbagai tempat di Semarang.
Proses pembuatan Tahu Pong dimulai dengan memilih tahu berkualitas tinggi. Tahu kemudian digoreng dalam minyak panas dengan suhu yang tepat, sehingga bagian luarnya menjadi renyah sementara bagian dalamnya mengembang dan membentuk rongga. Hasil akhirnya adalah tahu yang ringan dan renyah, dengan rasa gurih yang khas.
Keunikan Tahu Pong terletak pada teksturnya yang berbeda dari tahu goreng biasa. Rongga di bagian dalam tahu menciptakan sensasi "pong" atau kosong ketika digigit, memberikan pengalaman makan yang menarik. Tahu Pong biasanya disajikan dengan cabai rawit atau sambal kecap sebagai pelengkap, menambah dimensi rasa pedas dan manis pada camilan ini.
Untuk menikmati Tahu Pong terbaik di Semarang, Anda bisa mengunjungi beberapa tempat terkenal seperti Tahu Pong Semarang di Jalan Gajah Mada atau warung-warung di sekitar Pasar Johar. Banyak pedagang yang menjual Tahu Pong sebagai camilan yang bisa dinikmati langsung atau dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Tahu Pong biasanya dinikmati sebagai camilan ringan atau pendamping makan. Teksturnya yang renyah dan rasanya yang gurih membuatnya cocok disantap kapan saja. Bagi yang ingin variasi, Tahu Pong juga sering dijadikan bahan dalam hidangan lain seperti tahu gimbal atau gado-gado.
Advertisement
8. Mie Kopyok: Hidangan Sederhana dengan Cita Rasa Mendalam
Mie Kopyok merupakan salah satu makanan khas Semarang yang menawarkan kesederhanaan namun kaya akan cita rasa. Hidangan ini terdiri dari mie kuning yang direbus, dicampur dengan potongan tahu, tauge, dan disiram dengan kuah kaldu yang gurih. Nama "kopyok" berasal dari cara penyajiannya yang dikocok atau diguncang sebelum disajikan kepada pelanggan.
Sejarah Mie Kopyok dapat ditelusuri hingga era kolonial Belanda di Semarang. Makanan ini dipercaya muncul sebagai adaptasi dari hidangan Tionghoa yang disesuaikan dengan selera lokal. Kesederhanaan bahan dan cara penyajiannya yang unik membuat Mie Kopyok cepat populer di kalangan masyarakat Semarang.
Proses pembuatan Mie Kopyok dimulai dengan merebus mie kuning hingga al dente. Sementara itu, kuah kaldu dibuat dengan merebus tulang sapi atau ayam bersama bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, dan rempah-rempah lainnya. Tahu dipotong kecil-kecil dan digoreng hingga renyah. Semua bahan ini kemudian dicampur dalam mangkuk dan "dikopyok" atau dikocok sebelum disajikan.
Keunikan Mie Kopyok terletak pada cara penyajiannya yang berbeda. Proses "mengkopyok" atau mengocok hidangan sebelum disajikan bertujuan untuk mencampur semua bahan secara merata dan memastikan kuah meresap ke dalam mie. Hal ini menciptakan harmoni rasa yang sempurna antara mie, tahu, tauge, dan kuah kaldu yang gurih.
Untuk menikmati Mie Kopyok terbaik di Semarang, Anda bisa mengunjungi beberapa warung terkenal seperti Mie Kopyok Pak Dhuwur di Jalan Tanjung atau Mie Kopyok Mbak Wati di kawasan Peterongan. Kedua tempat ini telah lama dikenal sebagai penyaji Mie Kopyok autentik dengan cita rasa yang konsisten.
Mie Kopyok biasanya dinikmati sebagai makanan ringan atau makan malam. Porsinya yang tidak terlalu besar membuatnya cocok sebagai pengganjal perut di antara waktu makan. Bagi yang suka pedas, biasanya tersedia sambal atau cabai rawit yang bisa ditambahkan sesuai selera.
9. Garang Asem: Hidangan Asam Pedas Khas Semarang
Garang Asem merupakan salah satu hidangan khas Semarang yang menawarkan perpaduan rasa asam, pedas, dan gurih yang menggugah selera. Makanan ini terbuat dari potongan ayam yang dimasak dengan bumbu-bumbu seperti belimbing wuluh, cabai, bawang merah, bawang putih, dan daun salam. Semua bahan ini kemudian dibungkus dalam daun pisang dan dikukus hingga matang.
Sejarah Garang Asem dapat ditelusuri hingga masa-masa awal perkembangan kuliner Jawa Tengah. Hidangan ini dipercaya berasal dari daerah Kudus, namun kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Jawa Tengah termasuk Semarang. Di Semarang, Garang Asem mengalami adaptasi dan menjadi salah satu makanan khas yang populer.
Proses pembuatan Garang Asem dimulai dengan memotong ayam menjadi bagian-bagian kecil. Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah lainnya dihaluskan dan ditumis hingga harum. Potongan ayam kemudian dicampur dengan bumbu ini bersama dengan irisan belimbing wuluh yang memberikan rasa asam segar. Campuran ini dibungkus dalam daun pisang dan dikukus hingga matang dan aromanya meresap.
Keunikan Garang Asem terletak pada perpaduan rasanya yang kompleks. Keasaman dari belimbing wuluh berpadu sempurna dengan pedas cabai dan gurihnya ayam. Proses memasak dalam bungkusan daun pisang juga menambahkan aroma khas yang membuat hidangan ini semakin menggugah selera. Tekstur ayam yang empuk dan kuah yang kental menciptakan pengalaman makan yang memuaskan.
Untuk menikmati Garang Asem terbaik di Semarang, Anda bisa mengunjungi beberapa rumah makan terkenal seperti Garang Asem Pak Edy di Jalan Pandanaran atau Garang Asem Bu Umi di kawasan Peterongan. Kedua tempat ini telah lama dikenal sebagai penyaji Garang Asem autentik dengan cita rasa yang konsisten.
Garang Asem biasanya dinikmati sebagai lauk pendamping nasi. Rasanya yang kuat membuatnya cocok disantap dengan nasi putih hangat. Bagi yang menyukai rasa yang lebih pedas, biasanya tersedia sambal tambahan yang bisa ditambahkan sesuai selera.
Advertisement
10. Wedang Tahu: Minuman Hangat yang Menyegarkan
Wedang Tahu merupakan salah satu minuman khas Semarang yang unik dan menyegarkan. Meski namanya mengandung kata "tahu", minuman ini sebenarnya terbuat dari susu kedelai yang dipadatkan menjadi seperti puding lembut. Wedang Tahu disajikan dalam kuah jahe hangat yang manis dan beraroma, menciptakan perpaduan rasa yang menenangkan.
Sejarah Wedang Tahu dapat ditelusuri hingga pengaruh kuliner Tionghoa di Semarang. Minuman ini merupakan adaptasi dari hidangan Tionghoa yang disesuaikan dengan selera lokal. Seiring waktu, Wedang Tahu berkembang menjadi minuman khas yang populer di kalangan masyarakat Semarang, terutama sebagai penghangat tubuh di malam hari atau saat cuaca dingin.
Proses pembuatan Wedang Tahu dimulai dengan membuat "tahu" dari susu kedelai yang dipadatkan dengan bantuan perasa alami seperti ekstrak rumput laut. Sementara itu, kuah jahe dibuat dengan merebus jahe bersama gula aren hingga menghasilkan air jahe yang kental dan beraroma. "Tahu" yang lembut kemudian dipotong-potong dan disajikan dalam mangkuk berisi kuah jahe hangat.
Keunikan Wedang Tahu terletak pada tekstur "tahu"nya yang lembut seperti silken tofu, yang kontras dengan kuah jahe yang hangat dan manis. Aroma jahe yang kuat memberikan sensasi menghangatkan, sementara manisnya gula aren menyeimbangkan rasa secara keseluruhan. Wedang Tahu sering ditambahkan dengan potongan kacang tanah goreng untuk memberikan tekstur renyah yang menarik.
Untuk menikmati Wedang Tahu terbaik di Semarang, Anda bisa mengunjungi beberapa warung terkenal seperti Wedang Tahu Pak Edy di kawasan Pandanaran atau Wedang Tahu Mbak Titik di daerah Peterongan. Kedua tempat ini telah lama dikenal sebagai penyaji Wedang Tahu autentik dengan cita rasa yang konsisten.
Wedang Tahu biasanya dinikmati sebagai minuman penutup atau camilan di malam hari. Kehangatan dan kelembutan minuman ini membuatnya cocok disantap saat cuaca dingin atau hujan. Bagi yang ingin variasi, beberapa penjual menawarkan pilihan rasa seperti durian atau cokelat untuk "tahu"nya.
Kesimpulan
Makanan khas Semarang adalah cerminan dari kekayaan budaya dan sejarah kota ini. Dari lumpia yang renyah hingga wedang tahu yang menenangkan, setiap hidangan menawarkan pengalaman kuliner yang unik dan tak terlupakan. Keberagaman rasa, tekstur, dan cara penyajian mencerminkan perpaduan harmonis antara tradisi Jawa, pengaruh Tionghoa, dan sentuhan kolonial yang telah membentuk identitas kuliner Semarang.
Bagi para pecinta kuliner, menjelajahi makanan khas Semarang adalah sebuah petualangan yang menyenangkan. Setiap hidangan memiliki cerita dan karakteristik uniknya sendiri, menjadikan wisata kuliner di kota ini sebagai pengalaman yang komprehensif dan mendalam. Dari jajanan jalanan yang sederhana hingga hidangan mewah di restoran, Semarang menawarkan spektrum kuliner yang luas untuk dinikmati.
Penting untuk diingat bahwa melestarikan dan mengapresiasi makanan khas daerah seperti yang ada di Semarang bukan hanya tentang menikmati kelezatannya, tetapi juga tentang menghargai warisan budaya dan mendukung ekonomi lokal. Dengan mencicipi dan mempromosikan makanan khas Semarang, kita turut berperan dalam menjaga kelangsungan tradisi kuliner yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Jadi, saat Anda berkunjung ke Semarang, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi berbagai makanan khas ini. Setiap suapan adalah sebuah perjalanan menembus waktu, mengungkap cita rasa
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement