Liputan6.com, Jakarta Wudhu merupakan salah satu ritual penyucian diri yang wajib dilakukan umat Islam sebelum melaksanakan ibadah sholat dan beberapa ibadah lainnya. Sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari seorang Muslim, memahami rukun wudhu adalah hal yang sangat penting. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang rukun wudhu, tata caranya, serta berbagai aspek penting lainnya seputar wudhu.
Pengertian dan Definisi Wudhu
Wudhu secara bahasa berasal dari kata "al-wadha'ah" yang bermakna kebersihan dan kesucian. Dalam terminologi Islam, wudhu didefinisikan sebagai aktivitas bersuci menggunakan air pada anggota tubuh tertentu dengan tata cara khusus yang telah ditetapkan dalam syariat.
Secara lebih spesifik, Imam Asy-Syirbini dalam kitab Mughnil Muhtaj menjelaskan bahwa wudhu adalah perbuatan khusus yang diawali dengan niat, atau penggunaan air pada anggota tubuh tertentu yang diawali dengan niat. Definisi ini menekankan pentingnya niat sebagai pembuka rangkaian wudhu.
Dalam konteks ibadah Islam, wudhu memiliki kedudukan yang sangat penting. Ia menjadi syarat sah untuk melaksanakan sholat, thawaf di Ka'bah, dan menyentuh mushaf Al-Qur'an. Tanpa wudhu yang sah, ibadah-ibadah tersebut dianggap tidak sah dan tidak diterima.
Advertisement
Dasar Hukum Kewajiban Wudhu
Kewajiban berwudhu memiliki landasan yang kuat dalam Al-Qur'an dan Hadits. Berikut adalah beberapa dalil yang menjadi dasar hukum wajibnya wudhu:
1. Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 6:
"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ"
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki."
2. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim:
"لَا تُقْبَلُ صَلَاةُ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ"
Artinya: "Allah tidak menerima sholat salah seorang di antara kamu jika ia berhadats sampai ia berwudhu."
3. Hadits riwayat Muslim:
"لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةً بِغَيْرِ طُهُورٍ"
Artinya: "Allah tidak menerima sholat tanpa bersuci."
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa wudhu bukan sekadar ritual biasa, melainkan syarat mutlak yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan sholat dan ibadah-ibadah tertentu lainnya. Kewajiban ini berlaku bagi seluruh umat Islam yang telah baligh dan berakal, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu yang membolehkan tayammum sebagai penggantinya.
Rukun Wudhu Adalah: 6 Hal Wajib dalam Berwudhu
Rukun wudhu adalah komponen-komponen wajib yang harus dilakukan agar wudhu dianggap sah. Berdasarkan pendapat mayoritas ulama, terutama dalam mazhab Syafi'i, terdapat enam rukun wudhu yang harus dipenuhi. Berikut adalah penjelasan detail mengenai keenam rukun wudhu tersebut:
1. Niat
Niat merupakan rukun pertama dan sangat fundamental dalam wudhu. Secara bahasa, niat berarti menyengaja atau bermaksud. Dalam konteks wudhu, niat didefinisikan sebagai kehendak hati untuk melakukan wudhu dengan tujuan menghilangkan hadats kecil atau memperbolehkan diri untuk melakukan ibadah yang mensyaratkan wudhu.
Waktu pelaksanaan niat adalah bersamaan dengan membasuh wajah sebagai anggota wudhu pertama. Beberapa bentuk niat yang dibenarkan antara lain:
- Niat menghilangkan hadats
- Niat bersuci untuk melaksanakan sholat
- Niat melakukan fardhu wudhu
Lafaz niat wudhu yang umum digunakan adalah:
"نَوَيْتُ الْوُضُوءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَصْغَرِ فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى"
Nawaitul wudhuu-a liraf'il hadatsil ashghari fardhan lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardhu karena Allah Ta'ala."
Penting untuk dicatat bahwa niat cukup dilakukan dalam hati, tidak harus diucapkan dengan lisan. Namun, mengucapkannya dianjurkan untuk membantu konsentrasi dan kekhusyukan dalam berwudhu.
2. Membasuh Wajah
Rukun kedua adalah membasuh wajah secara menyeluruh. Batasan wajah yang wajib dibasuh adalah:
- Dari atas: mulai tumbuhnya rambut kepala
- Dari bawah: hingga bagian bawah dagu
- Dari samping: antara kedua telinga
Dalam membasuh wajah, pastikan air membasahi seluruh permukaan kulit wajah, termasuk bagian-bagian seperti:
- Alis
- Bulu mata
- Kumis
- Jenggot (jika ada)
Untuk jenggot yang lebat, cukup membasuh bagian luarnya saja. Namun jika tipis, air harus meresap hingga ke kulit di bawahnya. Penting juga untuk memastikan air mencapai bagian-bagian yang sulit seperti sudut mata dan lipatan hidung.
3. Membasuh Kedua Tangan Hingga Siku
Rukun ketiga adalah membasuh kedua tangan dari ujung jari hingga siku. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pastikan air membasahi seluruh permukaan kulit tangan, termasuk sela-sela jari
- Siku harus ikut dibasuh, bahkan dianjurkan sedikit melewatinya untuk memastikan kesempurnaan
- Jika ada perhiasan seperti cincin, harus digerakkan agar air bisa mencapai bagian di bawahnya
- Bagi yang memiliki kuku panjang, pastikan air mencapai bagian bawah kuku
Dalam praktiknya, disunahkan untuk mendahulukan tangan kanan daripada tangan kiri. Hal ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang selalu mengutamakan yang kanan dalam hal-hal yang baik.
4. Mengusap Sebagian Kepala
Rukun keempat adalah mengusap sebagian kepala. Minimal yang wajib diusap adalah seukuran satu helai rambut yang tumbuh di kepala. Namun, disunahkan untuk mengusap seluruh kepala. Beberapa poin penting:
- Usapan bisa dilakukan pada rambut atau kulit kepala jika tidak berambut
- Jika rambut panjang, cukup mengusap bagian yang masih dalam batasan kepala
- Cara mengusap bisa dari depan ke belakang, atau sebaliknya
Bagi wanita yang mengenakan hijab, tidak perlu membuka hijab. Cukup mengusap bagian depan kepala yang masih terlihat.
5. Membasuh Kedua Kaki Hingga Mata Kaki
Rukun kelima adalah membasuh kedua kaki hingga mata kaki. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pastikan air membasahi seluruh permukaan kaki, termasuk sela-sela jari kaki
- Mata kaki harus ikut dibasuh, bahkan dianjurkan sedikit melewatinya
- Jika mengenakan kaos kaki atau sepatu, harus dilepas terlebih dahulu
- Bagi yang memiliki kuku kaki panjang, pastikan air mencapai bagian bawah kuku
Sama seperti membasuh tangan, disunahkan untuk mendahulukan kaki kanan daripada kaki kiri.
6. Tertib (Berurutan)
Rukun keenam adalah tertib atau melakukan semua rukun wudhu secara berurutan sesuai urutan yang telah disebutkan. Hal ini berdasarkan urutan yang disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Maidah ayat 6. Jika seseorang dengan sengaja mengubah urutan, misalnya membasuh kaki sebelum membasuh wajah, maka wudhunya tidak sah dan harus diulang.
Penting untuk dicatat bahwa keenam rukun wudhu ini harus dilakukan dengan sempurna. Jika salah satu rukun tertinggal atau tidak sempurna, maka wudhu dianggap tidak sah dan harus diulang dari awal.
Advertisement
Syarat Sah Wudhu
Selain memenuhi rukun-rukun yang telah disebutkan, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar wudhu dianggap sah. Syarat-syarat tersebut antara lain:
1. Islam
Wudhu hanya diwajibkan dan dianggap sah jika dilakukan oleh seorang Muslim. Hal ini karena wudhu merupakan ibadah yang terkait erat dengan sholat dan ibadah-ibadah lain dalam Islam.
2. Tamyiz (Dapat Membedakan Baik dan Buruk)
Orang yang berwudhu harus sudah mencapai usia tamyiz, yaitu usia di mana seseorang sudah dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Umumnya, usia tamyiz dimulai sekitar 7 tahun.
3. Tidak Berhadats Besar
Seseorang yang memiliki hadats besar (seperti junub, haid, atau nifas) harus terlebih dahulu mandi wajib sebelum berwudhu.
4. Menggunakan Air yang Suci dan Menyucikan
Air yang digunakan untuk berwudhu haruslah air yang suci dan dapat menyucikan (thahir muthahhir). Contohnya air hujan, air sumur, air sungai, atau air laut.
5. Tidak Ada Penghalang Sampainya Air ke Kulit
Tidak boleh ada sesuatu yang menghalangi air mencapai kulit anggota wudhu, seperti cat kuku, getah, atau lem yang melekat di kulit.
6. Masuknya Waktu Sholat (untuk Kondisi Tertentu)
Bagi orang yang memiliki hadats terus-menerus (seperti penderita beser), wudhu baru sah dilakukan setelah masuk waktu sholat.
7. Mengetahui Fardhu-fardhu Wudhu
Orang yang berwudhu harus mengetahui fardhu-fardhu (rukun-rukun) wudhu agar dapat melaksanakannya dengan benar.
Memenuhi syarat-syarat ini sama pentingnya dengan melaksanakan rukun-rukun wudhu. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka wudhu dianggap tidak sah meskipun semua rukun telah dilaksanakan dengan sempurna.
Sunnah-sunnah dalam Wudhu
Selain rukun dan syarat wajib, terdapat beberapa amalan sunnah dalam wudhu yang jika dilakukan akan menambah kesempurnaan dan pahala wudhu. Berikut adalah beberapa sunnah dalam wudhu:
1. Membaca Basmalah
Dianjurkan untuk memulai wudhu dengan membaca "Bismillahirrahmanirrahim". Hal ini berdasarkan hadits yang menyatakan bahwa setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan basmalah akan terputus keberkahannya.
2. Membasuh Kedua Telapak Tangan
Sebelum memulai rukun wudhu, disunahkan untuk membasuh kedua telapak tangan terlebih dahulu. Ini dilakukan sebanyak tiga kali, terutama jika baru bangun tidur.
3. Berkumur dan Istinsyaq (Memasukkan Air ke Hidung)
Berkumur dan memasukkan air ke hidung (istinsyaq) dilakukan masing-masing tiga kali. Hal ini bertujuan untuk membersihkan mulut dan hidung secara menyeluruh.
4. Menyela-nyela Jenggot dan Jari-jari
Bagi yang berjenggot lebat, disunahkan untuk menyela-nyelanya agar air dapat mencapai kulit di bawahnya. Begitu pula dengan jari-jari tangan dan kaki, dianjurkan untuk menyela-nyelanya agar air dapat membasahi seluruh bagian.
5. Mendahulukan Anggota Kanan
Dalam membasuh tangan dan kaki, disunahkan untuk mendahulukan yang kanan daripada yang kiri. Ini sesuai dengan ajaran Nabi yang selalu mengutamakan yang kanan dalam hal-hal yang baik.
6. Membasuh Tiga Kali
Membasuh setiap anggota wudhu sebanyak tiga kali adalah sunnah. Namun, jika air terbatas, cukup satu kali saja yang wajib.
7. Mengusap Seluruh Kepala
Meskipun yang wajib hanya sebagian, disunahkan untuk mengusap seluruh kepala dari depan hingga tengkuk, kemudian kembali ke depan.
8. Membasuh Melebihi Batas Wajib
Dianjurkan untuk membasuh sedikit melebihi batas wajib, seperti membasuh lengan sedikit di atas siku dan kaki sedikit di atas mata kaki. Ini untuk memastikan kesempurnaan wudhu.
9. Berdoa Setelah Wudhu
Setelah selesai berwudhu, disunahkan untuk membaca doa:
"أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ"
Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluh. Allahummaj'alni minat tawwaabiina waj'alni minal mutathahhiriin.
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang menyucikan diri."
Melaksanakan sunnah-sunnah ini akan menyempurnakan wudhu dan menambah pahala. Meskipun tidak wajib, sunnah-sunnah ini sangat dianjurkan untuk dilakukan sebagai bentuk ibadah tambahan.
Advertisement
Hal-hal yang Membatalkan Wudhu
Setelah berwudhu, seseorang dianggap dalam keadaan suci hingga terjadi hal-hal yang membatalkannya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat membatalkan wudhu:
1. Keluarnya Sesuatu dari Dua Jalan
Ini mencakup buang air kecil, buang air besar, kentut, atau keluarnya cairan lain dari qubul (kemaluan depan) atau dubur. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW:
"لَا وُضُوءَ إِلَّا مِنْ حَدَثٍ أَوْ رِيحٍ"
Artinya: "Tidak ada wudhu kecuali karena hadats atau angin (kentut)." (HR. Abu Dawud)
2. Hilang Akal
Hilangnya akal karena tidur nyenyak, pingsan, mabuk, atau gila membatalkan wudhu. Namun, untuk tidur ringan dalam posisi duduk yang tidak menyebabkan dubur bergeser dari tempat duduknya, tidak membatalkan wudhu.
3. Menyentuh Kemaluan Tanpa Penghalang
Menyentuh kemaluan (qubul atau dubur) secara langsung tanpa penghalang dapat membatalkan wudhu menurut sebagian ulama. Ini berdasarkan hadits:
"مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ"
Artinya: "Barangsiapa menyentuh kemaluannya, hendaklah ia berwudhu." (HR. Abu Dawud)
4. Murtad (Keluar dari Islam)
Meskipun jarang terjadi, murtad atau keluar dari agama Islam membatalkan wudhu dan semua amal ibadah lainnya.
5. Menyentuh Lawan Jenis yang Bukan Mahram
Menurut sebagian ulama, menyentuh kulit lawan jenis yang bukan mahram dapat membatalkan wudhu. Namun, ada perbedaan pendapat dalam masalah ini.
6. Keluar Darah atau Nanah dalam Jumlah Banyak
Menurut sebagian ulama, keluarnya darah atau nanah dalam jumlah yang banyak dapat membatalkan wudhu.
7. Muntah dengan Sengaja
Sebagian ulama berpendapat bahwa muntah dengan sengaja dalam jumlah yang banyak dapat membatalkan wudhu.
Penting untuk dicatat bahwa ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai beberapa hal yang membatalkan wudhu. Oleh karena itu, disarankan untuk merujuk pada pendapat ulama atau mazhab yang diikuti.
Manfaat dan Keutamaan Wudhu
Wudhu bukan sekadar ritual pembersihan fisik, tetapi memiliki berbagai manfaat dan keutamaan, baik secara spiritual maupun kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat dan keutamaan wudhu:
1. Penghapus Dosa
Wudhu dapat menghapus dosa-dosa kecil. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ أَوِ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ..."
Artinya: "Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu, lalu ia membasuh wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang ia lakukan dengan pandangan matanya bersama air atau bersama tetes air yang terakhir..." (HR. Muslim)
2. Meningkatkan Derajat
Berwudhu dengan sempurna dapat meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah. Nabi SAW bersabda:
"أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ..."
Artinya: "Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan meninggikan derajat? Para sahabat menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Menyempurnakan wudhu dalam kondisi yang tidak menyenangkan..." (HR. Muslim)
3. Mencerahkan Wajah di Hari Kiamat
Orang yang rajin berwudhu akan dikenali di hari kiamat dengan wajah yang bercahaya. Nabi SAW bersabda:
"إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ"
Artinya: "Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya pada wajah dan anggota wudhu mereka karena bekas wudhu." (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Menenangkan Jiwa
Wudhu dapat menjadi sarana untuk menenangkan jiwa dan mengurangi stres. Air yang menyentuh kulit memberikan efek relaksasi dan menyegarkan.
5. Meningkatkan Kebersihan dan Kesehatan
Secara fisik, wudhu membantu menjaga kebersihan tubuh, terutama bagian-bagian yang sering terpapar kotoran seperti tangan, mulut, hidung, dan kaki. Ini dapat mencegah berbagai penyakit yang disebabkan oleh kuman dan bakteri.
6. Meningkatkan Sirkulasi Darah
Gerakan membasuh dalam wudhu dapat merangsang titik-titik saraf tertentu yang membantu meningkatkan sirkulasi darah, terutama di bagian wajah dan ekstremitas.
7. Menyegarkan Tubuh
Air wudhu yang menyentuh kulit dapat memberikan efek menyegarkan, terutama saat cuaca panas atau ketika merasa lelah.
8. Melatih Kedisiplinan
Kebiasaan berwudhu secara teratur dapat melatih kedisiplinan dan konsistensi dalam beribadah.
9. Persiapan Spiritual
Wudhu menjadi sarana persiapan spiritual sebelum menghadap Allah dalam ibadah, membantu seseorang untuk lebih fokus dan khusyuk.
10. Menjaga Kesucian Sepanjang Hari
Dengan selalu dalam keadaan berwudhu, seseorang terdorong untuk menjaga perilaku dan ucapannya agar tetap dalam keadaan suci.
Manfaat dan keutamaan wudhu ini menunjukkan bahwa wudhu bukan sekadar ritual fisik, tetapi memiliki dampak yang mendalam pada aspek spiritual, mental, dan kesehatan fisik seorang Muslim.
Advertisement
Kesimpulan
Wudhu merupakan ibadah fundamental dalam Islam yang memiliki makna mendalam, baik secara spiritual maupun praktis. Rukun wudhu adalah enam komponen wajib yang harus dilaksanakan dengan sempurna agar wudhu dianggap sah. Dimulai dari niat, membasuh wajah, membasuh tangan hingga siku, mengusap sebagian kepala, membasuh kaki hingga mata kaki, dan dilakukan secara berurutan (tertib).
Selain rukun-rukun wajib, terdapat pula syarat-syarat yang harus dipenuhi dan sunnah-sunnah yang dianjurkan untuk menyempurnakan wudhu. Pemahaman yang mendalam tentang hal-hal yang membatalkan wudhu juga penting untuk menjaga kesucian diri.
Lebih dari sekadar ritual pembersihan, wudhu memiliki berbagai manfaat dan keutamaan, mulai dari penghapusan dosa hingga peningkatan kesehatan fisik dan mental. Dengan melaksanakan wudhu secara benar dan konsisten, seorang Muslim tidak hanya memenuhi syarat ibadah, tetapi juga meraih keberkahan dan kemuliaan
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence