Liputan6.com, Jakarta Bhang merupakan salah satu minuman tradisional India yang memiliki sejarah panjang dan penuh kontroversi. Minuman yang terbuat dari daun dan bunga ganja ini telah menjadi bagian integral dari beberapa tradisi dan festival Hindu selama ribuan tahun. Namun penggunaannya juga menimbulkan perdebatan terkait legalitas dan dampak kesehatannya. Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa itu bhang, sejarahnya, cara pembuatan, tradisi penggunaannya, serta pro dan kontra di baliknya.
Definisi dan Sejarah Bhang
Bhang adalah minuman yang terbuat dari campuran daun dan bunga ganja (Cannabis sativa atau Cannabis indica) yang dihaluskan bersama susu, yogurt, rempah-rempah dan gula. Minuman ini telah dikonsumsi di India sejak ribuan tahun yang lalu, dengan catatan penggunaannya yang dapat ditelusuri hingga 2000 SM.
Dalam mitologi Hindu, bhang dianggap sebagai minuman favorit dewa Siwa. Legenda menyebutkan bahwa Siwa membawa tanaman ganja dari Himalaya dan memberikannya kepada umat manusia sebagai hadiah. Karena itu, mengonsumsi bhang diyakini sebagai cara untuk menghormati dan mendekatkan diri dengan Siwa.
Selain nilai religiusnya, bhang juga digunakan dalam pengobatan tradisional Ayurveda untuk berbagai keluhan seperti demam, gangguan pencernaan, dan sakit kepala. Bhang dipercaya memiliki khasiat menenangkan dan mengurangi kecemasan.
Penggunaan bhang mulai menyebar luas di India pada abad ke-4 SM. Pada masa itu, bhang menjadi minuman populer di kalangan bangsawan dan rohaniwan. Seiring waktu, tradisi minum bhang berangsur-angsur menyebar ke berbagai lapisan masyarakat dan menjadi bagian dari beberapa festival Hindu.
Advertisement
Bahan dan Cara Pembuatan Bhang
Bahan utama pembuatan bhang adalah daun dan bunga ganja yang dihaluskan. Namun ada beberapa variasi resep dengan bahan tambahan yang berbeda-beda. Berikut adalah bahan-bahan umum yang digunakan dalam pembuatan bhang:
- Daun dan bunga ganja segar
- Susu atau yogurt
- Gula atau madu
- Rempah-rempah seperti kapulaga, kayu manis, merica
- Kacang-kacangan seperti almond atau pistachio
- Air mawar
- Es batu
Cara pembuatan bhang secara tradisional adalah sebagai berikut:
- Daun dan bunga ganja segar dicuci bersih lalu dihaluskan menggunakan lesung dan alu.
- Ganja yang sudah halus dicampur dengan sedikit air hangat dan diperas untuk mendapatkan sarinya.
- Sari ganja dicampur dengan susu atau yogurt.
- Ditambahkan gula, rempah-rempah, kacang-kacangan yang sudah dihaluskan.
- Diaduk rata dan disaring.
- Ditambahkan es batu dan air mawar secukupnya.
- Dihidangkan dalam gelas.
Ada juga variasi resep bhang yang menggunakan ganja yang sudah dikeringkan dan dihaluskan menjadi bubuk. Bubuk ganja ini kemudian dicampur langsung dengan bahan-bahan lainnya. Metode ini lebih praktis namun dianggap kurang otentik dibanding menggunakan daun segar.
Tradisi dan Festival yang Melibatkan Bhang
Bhang memiliki peran penting dalam beberapa festival dan tradisi Hindu di India. Berikut adalah beberapa festival utama yang melibatkan konsumsi bhang:
1. Festival Holi
Holi atau festival warna adalah salah satu perayaan terbesar di India yang jatuh pada bulan Maret atau April. Selama Holi, bhang dikonsumsi secara luas sebagai bagian dari perayaan. Bhang lassi (bhang yang dicampur yogurt) dan bhang thandai (bhang yang dicampur susu dan rempah) menjadi minuman populer selama festival ini.
2. Maha Shivaratri
Festival yang didedikasikan untuk Dewa Siwa ini dirayakan dengan berpuasa dan berdoa sepanjang malam. Bhang sering dikonsumsi oleh para pemuja Siwa sebagai bagian dari ritual pemujaan.
3. Kumbh Mela
Festival keagamaan terbesar di dunia ini diadakan setiap 12 tahun sekali. Selama Kumbh Mela, banyak sadhu (pertapa Hindu) yang mengonsumsi bhang sebagai bagian dari praktik spiritual mereka.
4. Janmashtami
Perayaan kelahiran Dewa Krishna ini juga melibatkan konsumsi bhang di beberapa daerah, terutama di Uttar Pradesh dan Rajasthan.
Selain festival-festival besar tersebut, bhang juga sering dikonsumsi dalam perayaan pernikahan tradisional di beberapa daerah di India Utara. Bhang dianggap dapat meningkatkan kesuburan dan membawa keberuntungan bagi pengantin baru.
Advertisement
Efek dan Risiko Kesehatan Mengonsumsi Bhang
Sebagai minuman yang mengandung ganja, bhang tentu memiliki efek psikoaktif yang dapat mempengaruhi kondisi mental dan fisik penggunanya. Beberapa efek umum yang mungkin dirasakan setelah mengonsumsi bhang antara lain:
- Perasaan euforia dan relaksasi
- Perubahan persepsi waktu dan ruang
- Peningkatan nafsu makan
- Mulut kering
- Mata merah
- Penurunan koordinasi dan refleks
- Kantuk
Efek bhang dapat bertahan selama 2-6 jam tergantung dosis yang dikonsumsi. Namun perlu diingat bahwa setiap orang dapat memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap bhang.
Meski dianggap lebih aman dibanding mengonsumsi ganja murni, bhang tetap memiliki beberapa risiko kesehatan yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan atau dalam jangka panjang:
- Gangguan memori jangka pendek
- Penurunan fungsi kognitif
- Peningkatan risiko gangguan mental seperti kecemasan dan paranoia
- Ketergantungan psikologis
- Gangguan pernapasan jika dicampur dengan tembakau
- Interaksi dengan obat-obatan tertentu
Bagi wanita hamil dan menyusui, mengonsumsi bhang sangat tidak dianjurkan karena dapat membahayakan janin atau bayi. Orang dengan riwayat gangguan mental juga sebaiknya menghindari bhang karena dapat memperburuk kondisi.
Kontroversi dan Status Hukum Bhang di India
Meski telah menjadi bagian dari tradisi selama ribuan tahun, status hukum bhang di India masih menjadi perdebatan. Secara umum, bhang berada dalam area abu-abu hukum di negara ini.
Undang-undang narkotika India tahun 1985 melarang produksi dan penjualan resin ganja dan bunga ganja. Namun undang-undang ini tidak secara spesifik menyebutkan larangan terhadap daun ganja yang menjadi bahan utama bhang. Karena celah hukum inilah bhang masih dapat diproduksi dan dijual secara terbatas di beberapa negara bagian India.
Beberapa negara bagian seperti Uttar Pradesh, Rajasthan, dan Madhya Pradesh bahkan memiliki toko bhang resmi yang dikelola pemerintah. Toko-toko ini diizinkan menjual bhang dengan pengawasan ketat. Namun di sebagian besar wilayah India lainnya, status bhang masih tidak jelas dan penjualannya dibatasi.
Kontroversi seputar bhang terutama menyangkut potensi penyalahgunaannya sebagai narkoba rekreasional. Kritikus berpendapat bahwa legalisasi bhang dapat membuka pintu bagi penyalahgunaan ganja secara lebih luas. Di sisi lain, pendukung bhang menekankan nilai budaya dan religiusnya yang telah mengakar kuat dalam masyarakat India.
Perdebatan ini masih terus berlanjut hingga saat ini. Beberapa pihak mengusulkan agar pemerintah India mengatur produksi dan penjualan bhang secara lebih ketat namun tetap mempertahankan tradisinya. Sementara pihak lain menginginkan pelarangan total terhadap bhang.
Advertisement
Perbedaan Bhang dengan Minuman Ganja Lainnya
Meski sama-sama berbahan dasar ganja, bhang memiliki beberapa perbedaan dengan minuman ganja modern yang populer di negara-negara Barat. Berikut beberapa perbedaan utamanya:
- Bahan baku: Bhang menggunakan daun dan bunga ganja segar, sementara minuman ganja modern biasanya menggunakan ekstrak THC atau CBD.
- Metode pembuatan: Bhang dibuat dengan metode tradisional menggunakan lesung dan alu, sedangkan minuman ganja modern diproduksi menggunakan teknologi ekstraksi canggih.
- Kandungan: Bhang mengandung berbagai senyawa alami dari tanaman ganja, sementara minuman ganja modern biasanya hanya mengandung THC atau CBD terisolasi.
- Rasa: Bhang memiliki rasa khas herbal yang bercampur dengan rempah-rempah, sedangkan minuman ganja modern cenderung memiliki rasa yang lebih ringan atau bahkan netral.
- Efek: Efek bhang cenderung lebih kompleks karena kandungan berbagai senyawa alami ganja, sementara efek minuman ganja modern lebih terprediksi.
- Legalitas: Bhang masih legal di beberapa wilayah India atas dasar tradisi, sedangkan minuman ganja modern umumnya hanya legal di negara yang telah melegalkan ganja rekreasional.
- Nilai budaya: Bhang memiliki nilai budaya dan religius yang kuat di India, sementara minuman ganja modern lebih bersifat komersial.
Perbedaan-perbedaan ini membuat bhang memiliki karakteristik unik yang sulit ditemukan pada produk ganja modern. Bagi banyak orang India, bhang bukan sekadar minuman beralkohol, tapi juga simbol tradisi dan spiritualitas.
Manfaat Bhang dalam Pengobatan Tradisional
Dalam pengobatan tradisional Ayurveda, bhang telah lama digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan. Beberapa manfaat yang diyakini dimiliki bhang antara lain:
- Meredakan nyeri dan peradangan
- Mengurangi mual dan muntah
- Meningkatkan nafsu makan
- Membantu mengatasi insomnia
- Meredakan gejala kecemasan dan depresi
- Meringankan gejala asma
- Membantu mengatasi diare
- Meningkatkan fungsi pencernaan
- Membantu mengatasi demam
Meski demikian, perlu dicatat bahwa klaim manfaat kesehatan bhang ini sebagian besar berdasarkan pengalaman empiris dan belum didukung penelitian ilmiah modern yang memadai. Diperlukan lebih banyak studi untuk membuktikan efektivitas dan keamanan bhang sebagai obat.
Beberapa penelitian awal memang menunjukkan potensi senyawa dalam ganja untuk mengatasi berbagai kondisi medis. Namun sebagian besar penelitian ini menggunakan senyawa terisolasi seperti CBD, bukan bhang secara keseluruhan. Karena itu, manfaat kesehatan bhang masih perlu diteliti lebih lanjut sebelum dapat direkomendasikan sebagai pengobatan.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Bhang
Sebagai minuman kontroversial, banyak mitos dan kesalahpahaman yang beredar tentang bhang. Berikut beberapa mitos umum beserta faktanya:
Mitos: Bhang sama dengan ganja yang dihisap
Fakta: Meski sama-sama berasal dari tanaman ganja, bhang memiliki efek yang berbeda dengan ganja yang dihisap. Proses pembuatan dan cara konsumsi yang berbeda membuat efek bhang cenderung lebih ringan dan bertahap.
Mitos: Bhang selalu membuat mabuk berat
Fakta: Efek bhang sangat bervariasi tergantung dosis, toleransi individu, dan cara pembuatannya. Dalam dosis kecil, bhang hanya memberikan efek relaksasi ringan tanpa memabukkan.
Mitos: Bhang tidak menimbulkan ketergantungan
Fakta: Meski risiko ketergantungannya lebih rendah dibanding ganja yang dihisap, bhang tetap berpotensi menimbulkan ketergantungan psikologis jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang.
Mitos: Bhang aman dikonsumsi siapa saja
Fakta: Bhang tidak dianjurkan bagi wanita hamil/menyusui, penderita gangguan mental, penyakit jantung, dan beberapa kondisi kesehatan lainnya. Konsultasi dengan dokter diperlukan sebelum mengonsumsi bhang.
Mitos: Bhang selalu legal di India
Fakta: Status hukum bhang di India masih abu-abu. Beberapa negara bagian melarang penjualan bhang, sementara yang lain mengizinkannya secara terbatas.
Cara Aman Mengonsumsi Bhang
Bagi yang ingin mencoba bhang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pengalaman mengonsumsinya lebih aman dan nyaman:
- Pastikan bhang diperoleh dari sumber terpercaya yang menjamin kualitas dan keamanannya.
- Mulailah dengan dosis kecil, terutama bagi pemula. Efek bhang bisa membutuhkan waktu 30-60 menit untuk terasa, jadi bersabarlah.
- Konsumsi bhang dalam lingkungan yang nyaman dan aman, sebaiknya ditemani orang yang berpengalaman.
- Hindari mencampur bhang dengan alkohol atau obat-obatan lain karena dapat meningkatkan risiko efek samping.
- Jangan mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin berat setelah mengonsumsi bhang.
- Siapkan makanan ringan dan minuman karena bhang dapat meningkatkan nafsu makan dan menyebabkan mulut kering.
- Jika mengalami efek yang tidak nyaman, tetap tenang dan ingat bahwa efeknya akan berlalu dalam beberapa jam.
- Hindari mengonsumsi bhang terlalu sering untuk mencegah toleransi dan ketergantungan.
Yang terpenting, selalu gunakan bhang secara bertanggung jawab dan hormati nilai budayanya. Bhang bukanlah minuman rekreasional biasa, tapi bagian dari tradisi spiritual yang patut dihargai.
Advertisement
Kesimpulan
Bhang merupakan minuman tradisional India yang memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang kuat. Meski kontroversial, bhang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari beberapa festival dan ritual Hindu selama ribuan tahun. Efek psikoaktifnya membuat bhang diperdebatkan dari sisi kesehatan dan hukum.
Di satu sisi, bhang diyakini memiliki berbagai manfaat kesehatan dalam pengobatan tradisional. Namun di sisi lain, konsumsi bhang juga memiliki risiko efek samping yang perlu diwaspadai. Status hukumnya pun masih berada di area abu-abu di sebagian besar wilayah India.
Terlepas dari kontroversinya, bhang tetap menjadi warisan budaya India yang unik. Bagi yang ingin mencobanya, penting untuk memahami sejarah, tradisi, serta efek dan risikonya. Dengan pengetahuan yang cukup dan penggunaan yang bertanggung jawab, bhang dapat menjadi pengalaman budaya yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke India.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence