Liputan6.com, Jakarta Bakpao merupakan salah satu kudapan favorit yang berasal dari Tiongkok namun telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia. Kelembutan dan keempukan bakpao menjadi daya tarik utamanya, membuat banyak orang ingin bisa membuat bakpao sendiri di rumah.
Namun, tidak sedikit yang mengalami kesulitan dalam menghasilkan bakpao yang sempurna - lembut, empuk, mengembang, dan tidak keriput.
Artikel ini akan membahas secara mendalam berbagai tips dan trik untuk membuat bakpao yang lezat dan berkualitas tinggi.
Advertisement
Pengertian dan Sejarah Bakpao
Bakpao, yang dalam bahasa Tionghoa berarti "bungkusan yang berisi daging", adalah sejenis roti kukus yang umumnya diisi dengan berbagai macam isian. Makanan ini memiliki sejarah panjang yang berawal dari Tiongkok kuno. Konon, bakpao diciptakan oleh Zhuge Liang, seorang jenderal dan ahli strategi terkenal pada masa Dinasti Tiga Kerajaan (220-280 M). Ia membuat makanan berbentuk kepala manusia sebagai pengganti korban manusia dalam ritual keagamaan.
Seiring waktu, bakpao menyebar ke berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia, dan mengalami berbagai adaptasi sesuai dengan selera lokal. Di Indonesia, bakpao tidak hanya diisi dengan daging, tetapi juga dengan berbagai macam isian manis seperti kacang hijau, coklat, atau keju. Tekstur lembut dan rasa yang beragam membuat bakpao menjadi camilan yang disukai berbagai kalangan.
Advertisement
Bahan-bahan Utama Pembuatan Bakpao
Untuk membuat bakpao yang lembut dan empuk, pemilihan bahan yang tepat sangatlah penting. Berikut adalah bahan-bahan utama yang diperlukan:
- Tepung terigu protein rendah: Memberikan tekstur yang lembut pada bakpao.
- Ragi instan: Membantu adonan mengembang dan memberikan struktur pada bakpao.
- Gula pasir: Memberikan rasa manis dan membantu proses fermentasi.
- Susu bubuk: Menambah kelembutan dan aroma pada bakpao.
- Baking powder: Membantu bakpao mengembang lebih baik.
- Air es: Membantu mengontrol suhu adonan selama proses pengulenan.
- Mentega putih atau minyak sayur: Memberikan tekstur yang lembut dan mencegah bakpao menjadi kering.
- Garam: Menyeimbangkan rasa dan membantu mengontrol proses fermentasi.
Selain bahan-bahan utama tersebut, Anda juga bisa menambahkan bahan pewarna alami seperti ekstrak pandan atau ubi ungu untuk memberikan warna yang menarik pada bakpao. Untuk isian, Anda bisa menggunakan berbagai macam bahan sesuai selera, mulai dari daging ayam atau sapi cincang, kacang hijau, coklat, hingga keju.
Teknik Dasar Membuat Adonan Bakpao
Membuat adonan bakpao yang sempurna memerlukan teknik dan ketelitian. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam membuat adonan bakpao:
- Campurkan bahan kering: Dalam sebuah wadah besar, campurkan tepung terigu, gula pasir, susu bubuk, ragi instan, dan baking powder. Aduk rata menggunakan whisk atau sendok kayu.
- Tambahkan bahan cair: Tuangkan air es sedikit demi sedikit sambil terus mengaduk adonan. Pastikan semua bahan tercampur rata dan tidak ada gumpalan tepung yang tersisa.
- Uleni adonan: Mulailah menguleni adonan dengan tangan atau menggunakan mixer dengan pengait adonan. Uleni selama sekitar 10-15 menit atau hingga adonan menjadi elastis dan tidak lengket.
- Tambahkan mentega dan garam: Setelah adonan mulai elastis, tambahkan mentega putih atau minyak sayur dan garam. Uleni kembali hingga mentega dan garam tercampur rata dan adonan menjadi sangat elastis dan kalis.
- Uji kalis: Untuk memastikan adonan sudah kalis, lakukan uji window pane. Ambil sedikit adonan dan regangkan perlahan hingga tipis. Jika adonan bisa diregangkan tanpa robek dan terlihat transparan, berarti adonan sudah kalis.
Ingatlah bahwa suhu ruangan dan kelembaban udara dapat mempengaruhi proses pembuatan adonan. Jika adonan terasa terlalu kering, Anda bisa menambahkan sedikit air. Sebaliknya, jika terlalu basah, tambahkan sedikit tepung.
Advertisement
Proses Fermentasi yang Tepat
Fermentasi adalah tahap krusial dalam pembuatan bakpao yang lembut dan empuk. Proses ini memungkinkan ragi untuk menghasilkan gas karbondioksida yang membuat adonan mengembang dan memberikan tekstur yang lembut pada bakpao. Berikut adalah langkah-langkah dan tips untuk melakukan fermentasi yang tepat:
- Fermentasi awal: Setelah adonan selesai diuleni dan menjadi kalis, bentuk menjadi bola dan letakkan dalam wadah yang telah diolesi sedikit minyak. Tutup wadah dengan kain lembab atau plastik wrap. Biarkan adonan mengembang di tempat yang hangat selama sekitar 1 jam atau hingga ukurannya menjadi dua kali lipat.
- Kempiskan adonan: Setelah mengembang, kempiskan adonan dengan cara menekannya perlahan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap.
- Bagi dan bentuk adonan: Bagi adonan menjadi beberapa bagian sesuai ukuran yang diinginkan, biasanya sekitar 50-70 gram per bagian. Bentuk menjadi bola-bola kecil.
- Fermentasi kedua: Letakkan bola-bola adonan di atas kertas roti atau daun pisang. Tutup dengan kain lembab dan biarkan mengembang kembali selama 15-20 menit.
- Isi dan bentuk bakpao: Setelah mengembang, pipihkan setiap bola adonan, beri isian, lalu bentuk kembali menjadi bakpao. Pastikan untuk menutup rapat bagian yang berisi agar isian tidak keluar saat dikukus.
- Fermentasi akhir: Biarkan bakpao yang sudah dibentuk dan diisi untuk mengembang sekali lagi selama 10-15 menit sebelum dikukus.
Penting untuk diingat bahwa waktu fermentasi dapat bervariasi tergantung pada suhu ruangan. Pada cuaca yang hangat, proses fermentasi bisa berlangsung lebih cepat, sementara pada cuaca dingin mungkin memerlukan waktu lebih lama. Perhatikan tanda-tanda visual seperti ukuran adonan yang mengembang dan tekstur yang lebih ringan untuk menentukan apakah fermentasi sudah cukup.
Teknik Mengukus Bakpao yang Benar
Mengukus bakpao dengan benar adalah langkah terakhir yang sangat penting untuk menghasilkan bakpao yang lembut, empuk, dan tidak keriput. Berikut adalah panduan lengkap untuk mengukus bakpao dengan sempurna:
- Persiapkan kukusan: Gunakan kukusan yang cukup besar agar bakpao tidak bersentuhan satu sama lain saat mengembang. Lapisi tutup kukusan dengan kain bersih untuk mencegah air kondensasi menetes ke atas bakpao.
- Panaskan air kukusan: Panaskan air dalam kukusan hingga mendidih dengan api sedang. Pastikan air sudah benar-benar mendidih dan menghasilkan uap yang cukup sebelum memasukkan bakpao.
- Atur suhu kukusan: Setelah air mendidih, kecilkan api menjadi api sedang-kecil. Ini penting untuk menjaga suhu kukusan tetap stabil dan mencegah bakpao mengembang terlalu cepat yang bisa menyebabkan keriput.
- Tata bakpao dalam kukusan: Letakkan bakpao di dalam kukusan dengan jarak yang cukup antar bakpao, sekitar 2-3 cm. Ini memberikan ruang untuk bakpao mengembang tanpa menempel satu sama lain.
- Kukus dengan waktu yang tepat: Kukus bakpao selama 10-15 menit, tergantung pada ukuran bakpao. Untuk bakpao ukuran sedang, biasanya 12 menit sudah cukup.
- Jangan buka tutup kukusan: Selama proses pengukusan, hindari membuka tutup kukusan. Ini bisa menyebabkan perubahan suhu mendadak yang bisa membuat bakpao kempis atau keriput.
- Matikan api dengan benar: Setelah waktu pengukusan selesai, matikan api tetapi jangan langsung buka tutup kukusan. Biarkan bakpao tetap di dalam kukusan selama 1-2 menit untuk mencegah perubahan suhu yang terlalu drastis.
- Angkat bakpao dengan hati-hati: Gunakan sumpit atau sendok untuk mengangkat bakpao dari kukusan. Hindari menyentuh permukaan bakpao secara langsung untuk mencegah bekas atau lekukan.
Dengan mengikuti teknik mengukus yang benar ini, Anda dapat memastikan bahwa bakpao Anda akan keluar dari kukusan dengan bentuk yang sempurna, permukaan yang mulus, dan tekstur yang lembut dan empuk.
Advertisement
Tips Khusus untuk Bakpao yang Lembut dan Empuk
Untuk menghasilkan bakpao yang benar-benar lembut dan empuk, ada beberapa tips khusus yang perlu diperhatikan:
- Gunakan tepung berkualitas tinggi: Pilih tepung terigu protein rendah yang berkualitas baik. Tepung ini akan memberikan tekstur yang lebih halus dan lembut pada bakpao.
- Perhatikan suhu air: Gunakan air es atau air dingin dari kulkas. Suhu air yang rendah membantu mengontrol aktivitas ragi dan mencegah adonan menjadi terlalu elastis.
- Jangan terlalu banyak menguleni: Meskipun adonan perlu diuleni hingga kalis, hindari menguleni terlalu lama karena bisa membuat gluten terlalu berkembang dan menghasilkan bakpao yang keras.
- Tambahkan sedikit minyak atau mentega: Penambahan sedikit minyak atau mentega putih ke dalam adonan dapat membantu menjaga kelembutan bakpao, bahkan setelah dingin.
- Perhatikan waktu fermentasi: Jangan biarkan adonan terlalu lama fermentasi. Over-proofing dapat menyebabkan bakpao menjadi kempis atau keriput saat dikukus.
- Gunakan baking powder: Tambahkan sedikit baking powder ke dalam adonan untuk membantu bakpao mengembang lebih baik dan memberikan tekstur yang lebih ringan.
- Kontrol kelembaban: Selama proses fermentasi dan pembentukan, pastikan adonan tidak terkena angin atau udara kering yang bisa membuat permukaan mengeras.
- Kukus dengan api yang tepat: Gunakan api sedang-kecil saat mengukus. Api yang terlalu besar bisa menyebabkan bakpao mengembang terlalu cepat dan kemudian kempis.
Dengan menerapkan tips-tips khusus ini, Anda dapat meningkatkan kualitas bakpao buatan rumah Anda, menghasilkan bakpao yang lembut, empuk, dan menyerupai kualitas bakpao yang dijual di toko-toko terkenal.
Variasi Isian Bakpao
Salah satu daya tarik bakpao adalah keragaman isiannya. Berikut adalah beberapa ide isian bakpao yang bisa Anda coba:
- Isian Daging:
- Ayam kecap: Tumis daging ayam cincang dengan kecap manis, bawang putih, dan rempah-rempah.
- Sapi lada hitam: Daging sapi cincang yang ditumis dengan saus lada hitam.
- Char siu: Daging babi panggang khas Tiongkok yang dipotong kecil-kecil.
- Isian Vegetarian:
- Jamur shiitake: Tumis jamur shiitake cincang dengan bawang putih dan kecap.
- Tahu dan sayuran: Campuran tahu hancur dengan wortel dan kubis cincang.
- Kacang hijau manis: Pasta kacang hijau yang dimasak dengan gula.
- Isian Manis:
- Coklat: Potongan coklat batang atau pasta coklat.
- Krim custard: Krim vanila yang lembut dan manis.
- Selai buah: Berbagai jenis selai seperti stroberi, blueberry, atau aprikot.
- Isian Fusion:
- Pizza: Campuran saus tomat, keju mozzarella, dan pepperoni.
- Rendang: Rendang sapi yang dicincang halus.
- Matcha: Pasta kacang merah yang dicampur dengan bubuk matcha.
Ketika membuat isian, pastikan bahwa isian tidak terlalu basah atau berminyak, karena ini bisa mempengaruhi tekstur bakpao. Untuk isian daging atau sayuran, sebaiknya tumis terlebih dahulu dan biarkan dingin sebelum digunakan sebagai isian. Untuk isian manis, pastikan tidak terlalu cair agar tidak merembes keluar saat dikukus.
Advertisement
Penyimpanan dan Pemanasan Kembali Bakpao
Bakpao bisa disimpan dan dipanaskan kembali untuk dinikmati nanti. Berikut adalah panduan untuk menyimpan dan memanaskan kembali bakpao dengan benar:
Penyimpanan:
- Suhu Ruang: Bakpao yang baru matang bisa disimpan pada suhu ruang selama 1-2 hari. Simpan dalam wadah tertutup atau bungkus dengan plastik wrap untuk mencegah kekeringan.
- Refrigerator: Untuk penyimpanan lebih lama, bakpao bisa disimpan dalam kulkas selama 3-4 hari. Bungkus setiap bakpao dengan plastik wrap atau aluminium foil sebelum dimasukkan ke dalam wadah kedap udara.
- Freezer: Bakpao bisa disimpan dalam freezer hingga 1-2 bulan. Bungkus setiap bakpao dengan plastik wrap dan aluminium foil, lalu simpan dalam kantong zip-lock untuk mencegah freezer burn.
Pemanasan Kembali:
- Mengukus: Cara terbaik untuk memanaskan bakpao adalah dengan mengukusnya kembali. Kukus selama 3-5 menit untuk bakpao yang disimpan di suhu ruang atau kulkas, dan 5-7 menit untuk bakpao beku (tanpa perlu dithawing terlebih dahulu).
- Microwave: Untuk pemanasan cepat, gunakan microwave. Bungkus bakpao dengan kertas towel lembab dan panaskan selama 20-30 detik untuk bakpao yang disimpan di suhu ruang atau kulkas. Untuk bakpao beku, panaskan selama 45-60 detik.
- Oven: Panaskan oven hingga 150°C. Bungkus bakpao dengan aluminium foil dan panggang selama 10-15 menit.
Ingatlah bahwa setiap kali bakpao dipanaskan kembali, teksturnya mungkin sedikit berubah. Untuk hasil terbaik, hindari memanaskan bakpao lebih dari dua kali.
Perbandingan Bakpao Tradisional dan Modern
Bakpao telah mengalami evolusi dari bentuk tradisionalnya ke versi yang lebih modern. Berikut adalah perbandingan antara bakpao tradisional dan modern:
Bakpao Tradisional:
- Bentuk: Umumnya bulat dengan lipatan di bagian atas.
- Warna: Putih polos tanpa pewarna.
- Isian: Biasanya terbatas pada daging (ayam, sapi, atau babi) dan kacang hijau.
- Tekstur: Cenderung lebih padat dan kenyal.
- Metode Pembuatan: Menggunakan teknik tradisional dengan pengukusan.
- Penyajian: Biasanya disajikan panas langsung dari kukusan.
Bakpao Modern:
- Bentuk: Bervariasi, bisa berbentuk karakter kartun, buah, atau bentuk unik lainnya.
- Warna: Sering menggunakan pewarna alami atau buatan untuk membuat bakpao berwarna-warni.
- Isian: Lebih beragam, termasuk isian manis seperti coklat, keju, atau bahkan isian fusion.
- Tekstur: Cenderung lebih lembut dan ringan.
- Metode Pembuatan: Menggunakan teknologi modern seperti mixer dan oven kukus.
- Penyajian: Bisa disajikan panas atau dingin, bahkan ada yang digoreng atau dipanggang.
Meskipun bakpao modern menawarkan variasi yang lebih banyak, bakpao tradisional tetap memiliki penggemarnya sendiri karena cita rasa autentik yang sulit ditiru. Baik bakpao tradisional maupun modern memiliki keunikan masing-masing dan terus berkembang sesuai dengan selera konsumen.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Pembuatan Bakpao
Ada beberapa mitos dan fakta seputar pembuatan bakpao yang perlu diklarifikasi:
Mitos 1: Bakpao harus selalu berwarna putih bersih.
Fakta: Meskipun bakpao tradisional umumnya berwarna putih, tidak ada aturan yang mengharuskan bakpao selalu berwarna putih. Bakpao modern bahkan sering dibuat berwarna-warni menggunakan pewarna alami atau buatan.
Mitos 2: Semakin lama fermentasi, semakin baik bakpao.
Fakta: Fermentasi yang terlalu lama (over-proofing) justru bisa menyebabkan bakpao menjadi kempis atau keriput saat dikukus. Waktu fermentasi yang tepat adalah kunci untuk mendapatkan bakpao yang sempurna.
Mitos 3: Bakpao harus selalu diisi.
Fakta: Meskipun bakpao umumnya memiliki isian, ada juga variasi bakpao tanpa isian yang disebut "mantou". Mantou biasanya dimakan sebagai pendamping hidangan lain.
Mitos 4: Bakpao tidak bisa dibuat tanpa pengembang kimia.
Fakta: Bakpao tradisional sebenarnya bisa dibuat hanya dengan menggunakan ragi tanpa baking powder. Namun, penambahan sedikit baking powder memang bisa membantu tekstur menjadi lebih ringan.
Mitos 5: Bakpao selalu dikukus.
Fakta: Meskipun metode tradisional adalah mengukus, ada juga variasi bakpao yang dipanggang atau bahkan digoreng, terutama dalam kuliner fusion modern.
Memahami fakta-fakta ini dapat membantu Anda dalam membuat bakpao dengan lebih baik dan membuka peluang untuk bereksperimen dengan berbagai variasi bakpao.
Pertanyaan Umum Seputar Pembuatan Bakpao
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar pembuatan bakpao beserta jawabannya:
Q: Mengapa bakpao saya selalu keriput setelah dikukus?
A: Bakpao yang keriput biasanya disebabkan oleh over-proofing (fermentasi terlalu lama) atau suhu pengukusan yang tidak stabil. Pastikan untuk mengontrol waktu fermentasi dan menggunakan api sedang-kecil saat mengukus.
Q: Apakah bisa membuat bakpao tanpa menggunakan susu bubuk?
A: Ya, bakpao bisa dibuat tanpa susu bubuk. Susu bubuk ditambahkan untuk meningkatkan kelembutan dan aroma, tapi Anda bisa menggantinya dengan tepung kentang atau hanya menambah sedikit tepung terigu.
Q: Berapa lama bakpao bisa bertahan?
A: Bakpao yang disimpan pada suhu ruang bisa bertahan 1-2 hari, di dalam kulkas 3-4 hari, dan di freezer hingga 1-2 bulan.
Q: Bisakah saya menggunakan mixer tangan untuk membuat adonan bakpao?
A: Ya, Anda bisa menggunakan mixer tangan dengan pengait adonan. Namun, pastikan untuk tidak over-mixing karena bisa membuat adonan terlalu elastis.
Q: Apakah bisa membuat bakpao tanpa ragi?
A: Meskipun mungkin, membuat bakpao tanpa ragi akan menghasilkan tekstur yang berbeda dan kurang mengembang. Ragi berperan penting dalam memberikan tekstur lembut dan ringan pada bakpao.
Q: Mengapa bakpao saya selalu keras setelah dingin?
A: Bakpao yang keras setelah dingin bisa disebabkan oleh terlalu banyak tepung, kurang lemak (mentega/minyak), atau over-mixing. Pastikan untuk mengikuti resep dengan tepat dan tidak menguleni adonan terlalu lama.
Memahami jawaban dari pertanyaan-pertanyaan umum ini dapat membantu Anda menghindari kesalahan umum dan meningkatkan keterampilan dalam membuat bakpao.
Advertisement
Kesimpulan
Membuat bakpao yang lembut dan empuk memang memerlukan ketelitian dan pemahaman akan setiap tahap prosesnya. Dari pemilihan bahan yang tepat, teknik pengulenan yang benar, proses fermentasi yang terkontrol, hingga metode pengukusan yang tepat, setiap langkah memainkan peran penting dalam menghasilkan bakpao yang sempurna.
Dengan mengikuti tips dan trik yang telah dibahas dalam artikel ini, Anda dapat meningkatkan keterampilan membuat bakpao dan menghasilkan bakpao rumahan yang tidak kalah dengan yang dijual di toko. Ingatlah bahwa praktek dan kesabaran adalah kunci utama. Jangan ragu untuk bereksperimen dengan berbagai isian dan variasi untuk menemukan resep bakpao favorit Anda sendiri.
Selamat mencoba dan semoga sukses dalam petualangan kuliner Anda membuat bakpao yang lembut, empuk, dan lezat!
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence