Liputan6.com, Jakarta Surat pribadi merupakan sarana komunikasi tertulis yang masih relevan di era digital ini. Meski kini banyak orang lebih memilih berkirim pesan instan, surat pribadi tetap memiliki keunikan dan nilai sentimental tersendiri. Ciri khas utama surat pribadi terletak pada penggunaan bahasanya yang lebih santai dan personal dibandingkan surat resmi. Namun, tetap ada etika dan kaidah penulisan yang perlu diperhatikan agar pesan tersampaikan dengan baik. Mari kita bahas secara mendalam mengenai karakteristik bahasa surat pribadi dan cara menyusunnya dengan tepat.
Pengertian dan Fungsi Surat Pribadi
Surat pribadi adalah jenis surat yang ditulis oleh seseorang dan ditujukan untuk keperluan pribadi. Berbeda dengan surat resmi atau dinas, surat pribadi memiliki sifat yang lebih personal dan informal. Fungsi utamanya adalah sebagai sarana komunikasi antarpribadi, baik dengan keluarga, teman, maupun relasi lainnya.
Beberapa fungsi spesifik surat pribadi antara lain:
- Menyampaikan kabar atau informasi pribadi
- Mengungkapkan perasaan dan emosi
- Berbagi pengalaman atau cerita
- Meminta bantuan atau saran
- Mengucapkan selamat atau belasungkawa
- Mengundang seseorang secara personal
- Menyampaikan permohonan maaf
Meski saat ini banyak orang lebih memilih berkomunikasi melalui media sosial atau aplikasi pesan instan, surat pribadi masih memiliki nilai tersendiri. Kesan personal dan usaha yang dicurahkan dalam menulis surat membuat pesan yang disampaikan terasa lebih bermakna dan berkesan bagi penerimanya.
Advertisement
Ciri-ciri Bahasa Surat Pribadi
Salah satu pembeda utama surat pribadi dengan jenis surat lainnya adalah penggunaan bahasanya yang khas. Berikut ini adalah ciri-ciri bahasa yang umumnya digunakan dalam surat pribadi:
1. Bahasa Tidak Formal
Berbeda dengan surat resmi yang menggunakan bahasa baku, surat pribadi cenderung menggunakan bahasa sehari-hari yang lebih santai. Penggunaan kata-kata gaul atau bahasa daerah pun diperbolehkan, selama masih dalam batas kesopanan dan dapat dipahami oleh penerima surat.
2. Gaya Bahasa Personal
Surat pribadi biasanya ditulis dengan gaya bahasa yang mencerminkan kepribadian penulisnya. Penggunaan kata ganti orang pertama seperti "aku", "saya", atau "gue" lazim ditemukan. Begitu pula dengan kata ganti orang kedua seperti "kamu", "Anda", atau "lo" untuk menyapa penerima surat.
3. Ekspresi Emosi
Dalam surat pribadi, penulis bebas mengekspresikan emosinya melalui pilihan kata dan kalimat. Penggunaan kata seru, tanda baca ekspresif, atau bahkan emoticon diperbolehkan untuk memperkuat penyampaian perasaan.
4. Struktur Kalimat Fleksibel
Tidak ada aturan baku mengenai struktur kalimat dalam surat pribadi. Penulis dapat menggunakan kalimat pendek, panjang, atau bahkan tidak lengkap, selama masih dapat dipahami maksudnya oleh penerima surat.
5. Penggunaan Sapaan Akrab
Surat pribadi biasanya dibuka dengan sapaan yang akrab seperti "Hai", "Halo", atau panggilan khusus yang biasa digunakan antara penulis dan penerima surat. Hal ini menciptakan kesan kedekatan dan kehangatan dalam komunikasi.
6. Topik Bahasan Beragam
Isi surat pribadi dapat membahas berbagai topik, mulai dari hal-hal sepele dalam keseharian hingga masalah-masalah pribadi yang mendalam. Tidak ada batasan khusus mengenai apa yang boleh atau tidak boleh dibahas dalam surat pribadi.
7. Penggunaan Idiom dan Ungkapan Khas
Penulis surat pribadi dapat dengan bebas menggunakan idiom, peribahasa, atau ungkapan khas yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Hal ini menambah warna dan keunikan dalam gaya bahasa surat.
Meski demikian, perlu diingat bahwa kebebasan dalam berbahasa pada surat pribadi tetap harus memperhatikan konteks dan hubungan antara penulis dengan penerima surat. Penggunaan bahasa yang terlalu kasual mungkin kurang tepat jika surat ditujukan kepada orang yang lebih tua atau dihormati.
Struktur dan Format Surat Pribadi
Meski lebih fleksibel dibandingkan surat resmi, surat pribadi tetap memiliki struktur dasar yang sebaiknya diikuti agar pesan tersampaikan dengan baik. Berikut adalah komponen-komponen utama dalam struktur surat pribadi:
1. Tempat dan Tanggal Penulisan
Biasanya ditulis di bagian kanan atas surat. Format penulisannya bisa fleksibel, misalnya "Jakarta, 15 Maret 2024" atau "Yogyakarta, Senin, 18/3/2024".
2. Salam Pembuka
Salam pembuka dalam surat pribadi bisa sangat beragam, tergantung pada hubungan antara penulis dan penerima. Contohnya: "Hai sahabatku", "Salam kangen", "Assalamualaikum", atau "Dear Bunda tercinta".
3. Kalimat Pembuka
Biasanya berisi sapaan dan pertanyaan basa-basi tentang kabar penerima surat. Misalnya: "Apa kabar? Semoga kamu selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya."
4. Isi Surat
Bagian ini merupakan inti dari surat pribadi, di mana penulis menyampaikan maksud dan tujuan penulisan surat. Isinya bisa berupa cerita, curahan hati, permintaan, atau informasi yang ingin dibagikan.
5. Kalimat Penutup
Biasanya berisi harapan, doa, atau ucapan terima kasih. Contohnya: "Semoga kita bisa segera bertemu. Terima kasih sudah mau membaca surat dariku ini."
6. Salam Penutup
Bisa berupa ungkapan kasih sayang atau salam formal, tergantung hubungan penulis dan penerima. Misalnya: "Salam sayang", "Wassalam", atau "Hormat saya".
7. Nama Pengirim
Ditulis di bagian bawah surat, biasanya disertai tanda tangan jika diperlukan.
Dalam hal format, surat pribadi lebih fleksibel dibandingkan surat resmi. Tidak ada aturan baku mengenai jenis kertas, ukuran font, atau tata letak yang harus digunakan. Namun, sebaiknya tetap memperhatikan kerapian dan keterbacaan agar surat mudah dibaca oleh penerimanya.
Advertisement
Tips Menulis Surat Pribadi yang Efektif
Meski terkesan sederhana, menulis surat pribadi yang baik membutuhkan keterampilan tersendiri. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda menulis surat pribadi yang efektif dan berkesan:
1. Kenali Penerima Surat
Sebelum mulai menulis, pastikan Anda memahami dengan baik siapa penerima surat Anda. Hal ini akan mempengaruhi gaya bahasa, topik, dan tingkat formalitas yang akan Anda gunakan dalam surat.
2. Pilih Topik yang Relevan
Pilihlah topik yang menarik dan relevan bagi penerima surat. Hindari membahas hal-hal yang mungkin membuat penerima merasa tidak nyaman atau tersinggung.
3. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Mudah Dipahami
Meski surat pribadi memungkinkan penggunaan bahasa yang santai, pastikan pesan Anda tetap dapat dipahami dengan jelas. Hindari penggunaan istilah atau singkatan yang mungkin tidak dimengerti oleh penerima.
4. Tunjukkan Empati dan Perhatian
Surat pribadi adalah sarana untuk mempererat hubungan. Tunjukkan empati dan perhatian Anda terhadap penerima surat melalui pilihan kata dan topik yang Anda bahas.
5. Jaga Alur Cerita
Jika Anda menceritakan suatu pengalaman atau kejadian, pastikan alur ceritanya runtut dan mudah diikuti. Gunakan kata penghubung yang tepat untuk menghubungkan satu gagasan dengan gagasan lainnya.
6. Perhatikan Ejaan dan Tata Bahasa
Meski surat pribadi lebih fleksibel dalam penggunaan bahasa, tetap perhatikan ejaan dan tata bahasa yang benar. Kesalahan yang terlalu banyak dapat mengganggu kenyamanan membaca.
7. Baca Ulang Sebelum Mengirim
Sebelum mengirimkan surat, baca ulang isinya untuk memastikan tidak ada kesalahan atau informasi yang terlewat. Pastikan juga tone dan gaya bahasa sudah sesuai dengan yang Anda inginkan.
Perbedaan Surat Pribadi dan Surat Resmi
Untuk lebih memahami keunikan surat pribadi, ada baiknya kita bandingkan dengan karakteristik surat resmi. Berikut beberapa perbedaan mendasar antara surat pribadi dan surat resmi:
1. Tujuan Penulisan
Surat pribadi bertujuan untuk komunikasi personal, sedangkan surat resmi digunakan untuk keperluan formal seperti bisnis, pemerintahan, atau organisasi.
2. Penggunaan Bahasa
Surat pribadi menggunakan bahasa yang lebih santai dan personal, sementara surat resmi menggunakan bahasa baku dan formal.
3. Format dan Struktur
Surat pribadi memiliki format yang lebih fleksibel, sedangkan surat resmi harus mengikuti format baku yang telah ditentukan.
4. Isi Surat
Isi surat pribadi bisa beragam dan mencakup topik-topik personal, sementara surat resmi biasanya fokus pada satu topik atau keperluan tertentu.
5. Penggunaan Kop Surat
Surat resmi biasanya menggunakan kop surat yang memuat identitas instansi, sedangkan surat pribadi tidak memerlukan kop surat.
6. Nomor Surat
Surat resmi biasanya memiliki nomor surat, sementara surat pribadi tidak memerlukan nomor surat.
7. Penggunaan Stempel
Surat resmi seringkali memerlukan stempel instansi sebagai tanda keabsahan, sedangkan surat pribadi tidak memerlukan stempel.
Advertisement
Contoh Surat Pribadi
Untuk memberikan gambaran lebih jelas, berikut adalah contoh surat pribadi yang menerapkan ciri-ciri bahasa dan struktur yang telah dibahas sebelumnya:
Yogyakarta, 20 Maret 2024
Hai Sahabatku Tersayang, Rina!
Apa kabar? Udah lama banget ya kita nggak ketemu. Semoga kamu sehat-sehat aja di sana. Aku di sini juga alhamdulillah baik-baik aja kok.
Rin, aku nulis surat ini sebenernya mau cerita sesuatu nih. Tau nggak? Minggu lalu aku akhirnya beraniin diri buat ikut lomba menulis yang udah lama aku impiin. Awalnya sih deg-degan banget, sampe rasanya pengen mundur aja. Tapi aku inget sama kata-kata kamu waktu itu, "Jangan takut gagal, yang penting udah berani mencoba". Akhirnya aku kirim juga deh karyaku.
Dan tau nggak Rin? Ternyata aku menang juara 2! Bisa bayangin nggak gimana senengnya aku? Rasanya tuh kayak terbang ke langit ketujuh deh, hahaha. Pokoknya makasih banget ya udah selalu support aku. Tanpa dorongan dari kamu, mungkin aku nggak akan pernah berani ikutan lomba ini.
Oh iya, gimana kabar kuliahmu? Udah mulai skripsi belum? Jangan lupa istirahat yang cukup ya, jangan kebanyakan begadang. Kalo butuh bantuan atau mau curhat, aku selalu siap kok jadi pendengar setia kamu.
Udah dulu ya Rin, nanti kepanjangan. Pokoknya aku kangen banget sama kamu. Kapan-kapan kita video call ya, udah lama nih nggak liat muka kamu yang imut itu, hehe.
Semoga kamu selalu diberi kesehatan dan kelancaran dalam segala urusanmu. Jaga diri baik-baik ya!
Salam sayang,
Dina
Contoh surat di atas menunjukkan penggunaan bahasa yang santai dan personal, namun tetap sopan dan mudah dipahami. Struktur surat juga mengikuti format umum surat pribadi, mulai dari tempat dan tanggal penulisan hingga salam penutup dan nama pengirim.
Kesalahan Umum dalam Menulis Surat Pribadi
Meski surat pribadi memiliki aturan yang lebih fleksibel, ada beberapa kesalahan yang sering terjadi dan sebaiknya dihindari:
1. Terlalu Formal
Beberapa orang terkadang terjebak menggunakan bahasa yang terlalu formal dalam surat pribadi, sehingga menghilangkan kesan personal dan kehangatan dalam komunikasi.
2. Mengabaikan Konteks
Penting untuk memperhatikan konteks hubungan antara penulis dan penerima surat. Penggunaan bahasa yang terlalu kasual kepada orang yang lebih tua atau dihormati mungkin dianggap kurang sopan.
3. Terlalu Panjang atau Bertele-tele
Meski surat pribadi memungkinkan penulis untuk mengekspresikan diri secara bebas, sebaiknya tetap menjaga agar isi surat tidak terlalu panjang atau bertele-tele.
4. Mengabaikan Tata Bahasa dan Ejaan
Meskipun surat pribadi lebih fleksibel, bukan berarti dapat mengabaikan tata bahasa dan ejaan yang benar. Kesalahan yang terlalu banyak dapat mengganggu pemahaman pesan.
5. Lupa Mencantumkan Informasi Penting
Terkadang penulis terlalu asyik bercerita hingga lupa mencantumkan informasi penting yang sebenarnya ingin disampaikan.
6. Menggunakan Bahasa yang Ambigu
Penggunaan kata-kata atau kalimat yang ambigu dapat menimbulkan kesalahpahaman. Pastikan pesan yang ingin disampaikan jelas dan mudah dipahami.
7. Tidak Memperhatikan Alur Cerita
Jika menceritakan suatu kejadian, pastikan alur ceritanya runtut dan mudah diikuti oleh pembaca.
Advertisement
Manfaat Menulis Surat Pribadi di Era Digital
Di tengah maraknya komunikasi digital, menulis surat pribadi mungkin terasa kuno. Namun, aktivitas ini sebenarnya memiliki berbagai manfaat:
1. Melatih Kemampuan Menulis
Menulis surat pribadi dapat meningkatkan kemampuan menulis dan mengekspresikan diri melalui tulisan.
2. Memperdalam Hubungan
Usaha dan waktu yang dicurahkan untuk menulis surat dapat membuat hubungan dengan penerima surat menjadi lebih dalam dan bermakna.
3. Dokumentasi Kenangan
Surat pribadi dapat menjadi dokumentasi kenangan yang berharga, yang bisa dibaca kembali di masa depan.
4. Sarana Refleksi Diri
Proses menulis surat dapat menjadi sarana untuk merefleksikan diri dan mengungkapkan perasaan yang mungkin sulit disampaikan secara langsung.
5. Mengurangi Ketergantungan pada Teknologi
Menulis surat pribadi dapat menjadi alternatif komunikasi yang mengurangi ketergantungan pada gadget dan media sosial.
6. Mengasah Kreativitas
Kebebasan dalam menulis surat pribadi dapat menjadi sarana untuk mengasah kreativitas dalam berbahasa dan bercerita.
7. Memberikan Kejutan yang Menyenangkan
Di era di mana komunikasi instan sudah menjadi hal biasa, menerima surat pribadi dapat menjadi kejutan yang menyenangkan bagi penerimanya.
Kesimpulan
Surat pribadi memiliki karakteristik bahasa yang khas, yaitu lebih santai, personal, dan ekspresif dibandingkan surat resmi. Meski demikian, penulisan surat pribadi tetap memerlukan keterampilan dan pertimbangan agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Dengan memahami ciri-ciri bahasa surat pribadi dan mengikuti tips-tips yang telah dibahas, Anda dapat menulis surat pribadi yang efektif dan berkesan bagi penerimanya.
Di era digital ini, menulis surat pribadi mungkin terasa kuno, namun justru dapat menjadi cara unik untuk menunjukkan perhatian dan kasih sayang kepada orang-orang terdekat. Keunikan dan nilai sentimental dari surat pribadi membuatnya tetap relevan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang bermakna. Jadi, jangan ragu untuk sesekali menulis surat pribadi untuk orang-orang yang Anda sayangi. Siapa tahu, surat Anda akan menjadi kenangan berharga yang disimpan seumur hidup oleh penerimanya.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement