Liputan6.com, Jakarta - Rabies merupakan penyakit infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat manusia dan hewan berdarah panas. Virus rabies umumnya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, terutama anjing. Penyakit ini tergolong sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri ciri orang kena rabies agar bisa melakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat.
Apa Itu Rabies?
Rabies adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus. Virus ini menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang. Rabies dapat menginfeksi semua hewan berdarah panas, termasuk manusia.
Penyakit ini umumnya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, terutama anjing, kucing, kera, dan kelelawar.
Virus rabies masuk ke dalam tubuh melalui luka atau gigitan, kemudian menyebar melalui saraf perifer menuju otak. Setelah mencapai otak, virus akan menyebar ke organ-organ lain, termasuk kelenjar air liur. Pada tahap ini, hewan atau manusia yang terinfeksi akan menunjukkan gejala sakit dan dapat menularkan virus melalui air liurnya.
Advertisement
Penyebab Rabies
Penyebab utama rabies adalah virus dari genus Lyssavirus, yang termasuk dalam keluarga Rhabdoviridae. Virus ini memiliki bentuk seperti peluru dan mengandung RNA sebagai materi genetiknya. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi rabies antara lain:
- Kontak dengan hewan liar atau tidak divaksinasi, terutama anjing
- Tinggal atau bepergian ke daerah dengan tingkat kejadian rabies yang tinggi
- Pekerjaan yang berhubungan dengan hewan, seperti dokter hewan atau petugas penangkap hewan liar
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Usia muda, karena anak-anak lebih rentan terkena gigitan hewan
Virus rabies umumnya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Namun, penularan juga dapat terjadi melalui:
- Cakaran hewan yang terinfeksi
- Kontak air liur hewan yang terinfeksi dengan luka terbuka atau selaput lendir
- Transplantasi organ dari donor yang terinfeksi rabies (sangat jarang terjadi)
Ciri-Ciri Orang Kena Rabies
Mengenali ciri ciri orang kena rabies sangat penting untuk melakukan tindakan penanganan yang tepat. Gejala rabies pada manusia biasanya muncul dalam beberapa tahap:
1. Tahap Prodromal
Tahap awal ini berlangsung selama 2-10 hari. Gejala yang muncul mirip dengan flu, meliputi:
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Nafsu makan menurun
- Sakit tenggorokan
- Rasa tidak nyaman di area bekas gigitan, seperti gatal, nyeri, atau kesemutan
2. Tahap Eksitasi
Pada tahap ini, gejala menjadi lebih jelas dan menunjukkan gangguan pada sistem saraf. Ciri-ciri yang muncul antara lain:
- Gelisah dan cemas berlebihan
- Kebingungan dan disorientasi
- Halusinasi
- Perilaku agresif
- Hipersensitivitas terhadap cahaya dan suara
- Produksi air liur berlebihan
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Hidrofobia (takut air)
- Aerofobia (takut udara)
3. Tahap Paralitik
Tahap akhir ini ditandai dengan kelumpuhan otot yang progresif. Gejala yang muncul meliputi:
- Kelumpuhan yang dimulai dari area yang tergigit
- Kesulitan bernapas
- Koma
- Kematian akibat gagal pernapasan
Penting untuk diingat bahwa gejala rabies bisa muncul dalam waktu yang bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga beberapa bulan setelah terpapar virus. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gigitan atau cakaran dari hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis, meskipun belum muncul gejala apapun.
Advertisement
Diagnosis Rabies
Diagnosis rabies pada manusia dapat dilakukan melalui beberapa metode, antara lain:
- Pemeriksaan fisik dan riwayat medis: Dokter akan menanyakan riwayat kontak dengan hewan dan gejala yang dialami.
- Tes laboratorium: Pemeriksaan darah, air liur, dan cairan serebrospinal untuk mendeteksi keberadaan virus rabies atau antibodi terhadap virus.
- Biopsi kulit: Pengambilan sampel jaringan kulit di area belakang leher untuk mendeteksi antigen virus rabies.
- Pencitraan otak: CT scan atau MRI untuk melihat adanya peradangan pada otak.
Sayangnya, diagnosis pasti rabies pada manusia seringkali baru dapat dilakukan setelah kematian, melalui pemeriksaan jaringan otak.
Pengobatan Rabies
Pengobatan rabies tergantung pada waktu paparan virus dan munculnya gejala. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Profilaksis Pasca Paparan (PEP)
Jika seseorang tergigit atau tercakar oleh hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, tindakan PEP harus segera dilakukan, meliputi:
- Pembersihan luka: Cuci luka dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit.
- Pemberian vaksin rabies: Diberikan dalam beberapa dosis sesuai jadwal yang ditentukan.
- Pemberian imunoglobulin rabies: Diberikan untuk kasus gigitan yang parah atau berisiko tinggi.
2. Perawatan Suportif
Jika gejala rabies sudah muncul, pengobatan berfokus pada perawatan suportif untuk mengurangi gejala dan komplikasi. Tindakan yang dilakukan meliputi:
- Pemberian obat penenang untuk mengurangi agitasi
- Pemberian obat anti kejang
- Bantuan pernapasan
- Pemberian cairan intravena
Sayangnya, jika gejala rabies sudah muncul, prognosis umumnya sangat buruk dan sering berakhir dengan kematian.
Advertisement
Pencegahan Rabies
Pencegahan rabies dapat dilakukan melalui beberapa cara:
1. Vaksinasi Hewan Peliharaan
Vaksinasi rutin pada hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing, sangat penting untuk mencegah penyebaran rabies. Vaksinasi dilakukan setiap tahun atau sesuai rekomendasi dokter hewan.
2. Menghindari Kontak dengan Hewan Liar
Jangan mendekati atau menyentuh hewan liar atau hewan yang tidak dikenal, terutama yang menunjukkan perilaku tidak normal.
3. Edukasi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi hewan peliharaan.
4. Vaksinasi Pra-Paparan
Vaksinasi pra-paparan direkomendasikan untuk orang-orang yang berisiko tinggi terpapar rabies, seperti dokter hewan, peneliti yang bekerja dengan hewan, atau orang yang sering bepergian ke daerah dengan tingkat kejadian rabies yang tinggi.
5. Pengendalian Populasi Hewan Liar
Program pengendalian populasi hewan liar, terutama anjing liar, dapat membantu mengurangi risiko penyebaran rabies.
Mitos dan Fakta Seputar Rabies
Beberapa mitos dan fakta seputar rabies yang perlu diketahui:
Mitos: Semua gigitan anjing menyebabkan rabies
Fakta: Tidak semua anjing membawa virus rabies. Hanya anjing yang terinfeksi yang dapat menularkan penyakit ini.
Mitos: Rabies hanya ditularkan melalui gigitan
Fakta: Meskipun gigitan adalah cara penularan yang paling umum, rabies juga dapat ditularkan melalui cakaran atau kontak air liur hewan yang terinfeksi dengan luka terbuka atau selaput lendir.
Mitos: Rabies selalu menyebabkan perilaku agresif
Fakta: Meskipun perilaku agresif adalah gejala yang umum, rabies juga dapat menyebabkan kelumpuhan tanpa agresi (rabies paralitik).
Mitos: Rabies dapat disembuhkan setelah gejala muncul
Fakta: Setelah gejala rabies muncul, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal. Oleh karena itu, tindakan pencegahan dan pengobatan dini sangat penting.
Advertisement
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter
Anda harus segera konsultasi ke dokter jika:
- Digigit atau dicakar oleh hewan liar atau hewan yang tidak dikenal
- Digigit atau dicakar oleh hewan peliharaan yang tidak divaksinasi
- Mengalami kontak dengan air liur hewan yang dicurigai terinfeksi rabies
- Mengalami gejala yang mirip dengan ciri ciri orang kena rabies setelah kontak dengan hewan
Jangan menunda mencari pertolongan medis, karena pengobatan dini sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit rabies.
Perawatan Jangka Panjang
Perawatan jangka panjang untuk penderita rabies sangat jarang dilakukan karena tingginya tingkat kematian. Namun, dalam kasus yang sangat langka di mana pasien bertahan hidup, perawatan jangka panjang mungkin diperlukan untuk mengatasi komplikasi neurologis yang tersisa. Perawatan ini dapat meliputi:
- Fisioterapi untuk mengatasi kelumpuhan atau kelemahan otot
- Terapi okupasi untuk membantu pasien kembali melakukan aktivitas sehari-hari
- Terapi wicara jika terjadi gangguan bicara atau menelan
- Dukungan psikologis untuk mengatasi trauma dan perubahan perilaku
- Pemantauan kesehatan rutin untuk mendeteksi komplikasi jangka panjang
Advertisement
FAQ Seputar Rabies
1. Apakah rabies selalu mematikan?
Jika tidak diobati, rabies hampir selalu mematikan setelah gejala muncul. Namun, dengan tindakan pencegahan dan pengobatan dini yang tepat, rabies dapat dicegah.
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk gejala rabies muncul?
Masa inkubasi rabies bervariasi, umumnya 2-3 bulan, tetapi bisa berkisar dari beberapa hari hingga satu tahun.
3. Apakah vaksin rabies aman?
Ya, vaksin rabies modern sangat aman dan efektif. Efek samping serius sangat jarang terjadi.
4. Bisakah rabies disembuhkan setelah gejala muncul?
Sayangnya, setelah gejala rabies muncul, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal. Oleh karena itu, pencegahan dan pengobatan dini sangat penting.
5. Apakah semua hewan dapat menularkan rabies?
Semua mamalia dapat terinfeksi rabies, tetapi penularan ke manusia paling sering terjadi melalui anjing, kucing, kelelawar, dan beberapa hewan liar lainnya.
Kesimpulan
Rabies merupakan penyakit yang sangat berbahaya namun dapat dicegah. Mengenali ciri ciri orang kena rabies sangat penting untuk melakukan tindakan penanganan yang tepat dan cepat. Pencegahan melalui vaksinasi hewan peliharaan, menghindari kontak dengan hewan liar, dan tindakan cepat setelah terpapar hewan yang dicurigai terinfeksi rabies adalah kunci utama dalam mengendalikan penyakit ini. Jika Anda mengalami gigitan atau cakaran dari hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis, meskipun belum muncul gejala apapun. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat mencegah penyebaran rabies dan melindungi kesehatan masyarakat.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement