Sukses

Ciri Khas Drama: Unsur, Struktur dan Jenis yang Perlu Diketahui

Pelajari ciri khas dari drama adalah elemen penting dalam seni pertunjukan. Simak penjelasan lengkap tentang unsur, struktur dan jenis drama di sini.

Liputan6.com, Jakarta Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keunikan tersendiri. Berbeda dengan novel atau puisi yang hanya dibaca, drama diciptakan untuk dipentaskan di atas panggung. Ciri khas dari drama adalah adanya dialog antar tokoh yang menjadi inti dari cerita. Namun selain itu, masih banyak elemen penting lainnya yang membentuk sebuah drama. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai berbagai aspek penting dalam drama.

2 dari 10 halaman

Pengertian dan Definisi Drama

Secara etimologi, kata drama berasal dari bahasa Yunani "draomai" yang berarti berbuat, bertindak atau beraksi. Dalam artian luas, drama dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.

Beberapa ahli memberikan definisi drama sebagai berikut:

  • Menurut Moulton, drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Artinya drama dapat menggerakkan fantasi penonton/pembaca untuk melihat kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung.
  • E.R. Reaske mendefinisikan drama sebagai sebuah karya sastra atau komposisi yang menggambarkan kehidupan dan aktivitas manusia melalui penampilan, tindakan dan dialog antar tokoh.
  • Sumarjo menyatakan drama adalah karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dengan maksud untuk dipertunjukkan oleh aktor.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa drama merupakan karya sastra berbentuk dialog yang menggambarkan kehidupan manusia melalui akting dan percakapan antar tokoh untuk dipentaskan di atas panggung. Ciri khas dari drama adalah adanya unsur pertunjukan yang membedakannya dengan karya sastra lain seperti novel atau puisi.

3 dari 10 halaman

Unsur-Unsur Penting dalam Drama

Sebagai sebuah karya sastra yang kompleks, drama memiliki berbagai unsur penting yang saling mendukung. Berikut ini adalah unsur-unsur utama yang membentuk sebuah drama:

1. Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau ide dasar yang mendasari keseluruhan cerita dalam drama. Tema menjadi benang merah yang menghubungkan berbagai peristiwa dalam alur cerita. Contoh tema dalam drama antara lain cinta, persahabatan, pengorbanan, perjuangan hidup, dan sebagainya. Tema biasanya tersirat dalam dialog dan tindakan para tokoh.

2. Alur/Plot

Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalan cerita dalam drama. Alur terdiri dari beberapa tahapan yaitu eksposisi (pengenalan), konflik, klimaks, antiklimaks, dan penyelesaian. Alur yang baik akan membuat cerita mengalir dengan menarik dan logis. Dalam drama, alur biasanya dibagi menjadi beberapa babak dan adegan.

3. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah para pelaku yang berperan dalam cerita drama. Setiap tokoh memiliki karakter atau watak tertentu yang membedakannya dengan tokoh lain. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter para tokoh. Dalam drama biasanya terdapat tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (lawan tokoh utama), dan tokoh pendukung lainnya.

4. Latar/Setting

Latar merupakan keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam drama. Latar tempat bisa berupa rumah, sekolah, taman, dan sebagainya. Latar waktu menunjukkan kapan peristiwa terjadi, misalnya pagi hari atau malam hari. Sedangkan latar suasana menggambarkan situasi atau kondisi yang melingkupi cerita, seperti mencekam, gembira, atau sedih.

5. Dialog

Dialog adalah percakapan yang dilakukan antar tokoh dalam drama. Dialog menjadi unsur yang sangat penting karena melalui dialog inilah cerita disampaikan kepada penonton. Melalui dialog juga tergambar karakter dan hubungan antar tokoh. Dialog dalam drama harus dibuat senatural mungkin agar terdengar seperti percakapan sehari-hari.

6. Amanat

Amanat adalah pesan moral atau nilai-nilai kehidupan yang ingin disampaikan pengarang melalui drama. Amanat bisa disampaikan secara tersurat (langsung) maupun tersirat (tidak langsung) melalui dialog dan tindakan para tokoh. Amanat yang baik akan memberikan pelajaran berharga bagi penonton.

Keenam unsur di atas saling berkaitan dan mendukung satu sama lain untuk membentuk sebuah drama yang utuh dan menarik. Ciri khas dari drama adalah adanya dialog dan akting yang memadukan semua unsur tersebut dalam sebuah pertunjukan di atas panggung.

4 dari 10 halaman

Struktur Naskah Drama

Naskah drama memiliki struktur yang berbeda dengan karya sastra lainnya. Struktur naskah drama terdiri dari beberapa bagian penting sebagai berikut:

1. Prolog

Prolog merupakan bagian pembuka dalam naskah drama. Prolog berisi pengantar atau gambaran umum mengenai latar belakang cerita, tokoh-tokoh, serta konflik yang akan terjadi. Prolog biasanya disampaikan oleh narator atau salah satu tokoh sebelum cerita utama dimulai. Fungsi prolog adalah memberikan informasi awal kepada penonton agar lebih mudah memahami jalan cerita.

2. Dialog

Dialog adalah bagian utama dalam naskah drama yang berisi percakapan antar tokoh. Melalui dialog inilah cerita disampaikan dan karakter tokoh digambarkan. Dialog dalam drama terdiri dari tiga bagian yaitu:

  • Orientasi: bagian awal yang memperkenalkan tokoh dan situasi awal cerita
  • Komplikasi: bagian yang mengembangkan konflik antar tokoh
  • Resolusi: bagian penyelesaian konflik dan akhir cerita

Dialog harus ditulis secara natural agar terdengar seperti percakapan sehari-hari. Penggunaan bahasa disesuaikan dengan karakter dan latar belakang masing-masing tokoh.

3. Kramagung

Kramagung adalah petunjuk laku yang ditulis dalam tanda kurung untuk menjelaskan gerak-gerik atau ekspresi tokoh saat berdialog. Contohnya (tersenyum), (marah), (berjalan ke arah pintu), dan sebagainya. Kramagung membantu aktor memahami emosi dan tindakan yang harus diperagakan.

4. Epilog

Epilog merupakan bagian penutup dalam naskah drama. Epilog berisi kesimpulan cerita atau pesan moral yang ingin disampaikan. Epilog bisa disampaikan oleh narator atau salah satu tokoh di akhir pementasan. Fungsinya adalah memberikan penekanan terhadap amanat atau nilai-nilai yang terkandung dalam cerita.

Struktur naskah drama yang terdiri dari prolog, dialog, kramagung, dan epilog ini menjadi ciri khas yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya. Struktur ini dirancang untuk memudahkan pementasan di atas panggung.

5 dari 10 halaman

Jenis-Jenis Drama

Drama dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan isi cerita dan cara penyajiannya. Berikut ini adalah jenis-jenis drama yang umum dikenal:

1. Drama Tragedi

Drama tragedi adalah jenis drama yang menceritakan kisah kesedihan atau penderitaan tokoh utama. Biasanya berakhir dengan kematian atau kehancuran tokoh protagonis. Drama tragedi bertujuan membangkitkan rasa haru dan simpati penonton. Contoh drama tragedi yang terkenal adalah Romeo and Juliet karya William Shakespeare.

2. Drama Komedi

Drama komedi adalah jenis drama yang bertujuan menghibur dan membuat penonton tertawa. Ceritanya ringan dan penuh dengan kelucuan baik dari segi dialog maupun tingkah laku tokoh. Drama komedi biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Contohnya adalah drama komedi situasi (sitcom) di televisi.

3. Drama Tragikomedi

Drama tragikomedi merupakan perpaduan antara tragedi dan komedi. Ceritanya mengandung unsur kesedihan sekaligus kelucuan. Di awal mungkin terkesan serius namun di akhir berubah menjadi cerita yang menghibur, atau sebaliknya. Drama jenis ini memberikan variasi emosi bagi penonton.

4. Melodrama

Melodrama adalah jenis drama yang melebih-lebihkan emosi untuk membangkitkan simpati penonton. Ceritanya penuh dengan kesedihan, keharuan, dan romantisme yang disampaikan secara berlebihan. Melodrama sering dianggap kurang realistis karena terlalu mendramatisir.

5. Drama Satir

Drama satir adalah jenis drama yang mengandung sindiran atau kritik terhadap keadaan sosial maupun politik. Biasanya disampaikan dengan cara yang lucu dan menghibur namun memiliki pesan yang tajam. Drama satir bertujuan mengkritik tanpa menyinggung secara langsung.

6. Drama Musikal

Drama musikal adalah jenis drama yang menggabungkan unsur musik, nyanyian dan tarian dalam pementasannya. Dialog disampaikan melalui lagu-lagu yang dinyanyikan oleh para tokoh. Drama musikal sangat populer di Broadway dan West End.

Selain jenis-jenis di atas, masih ada beberapa jenis drama lainnya seperti opera, pantomim, teater boneka, dan sebagainya. Masing-masing jenis memiliki karakteristik dan cara penyajian yang berbeda-beda. Namun secara umum, ciri khas dari drama adalah adanya unsur pertunjukan yang melibatkan akting dan dialog antar tokoh.

6 dari 10 halaman

Pementasan Drama

Pementasan merupakan tahap akhir dalam proses pembuatan drama. Inilah saat di mana naskah yang telah ditulis diwujudkan dalam bentuk pertunjukan di atas panggung. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pementasan drama, antara lain:

1. Casting

Casting adalah proses pemilihan pemain yang akan memerankan tokoh-tokoh dalam drama. Sutradara akan memilih aktor/aktris yang memiliki karakter dan kemampuan akting yang sesuai dengan tokoh yang akan diperankan. Casting yang tepat sangat penting untuk menghasilkan pementasan yang berkualitas.

2. Latihan

Sebelum pementasan, para pemain akan melakukan latihan secara intensif. Latihan meliputi penghafalan dialog, blocking (pengaturan posisi di panggung), serta pendalaman karakter. Latihan bertujuan agar pemain dapat menghayati perannya dan tampil maksimal saat pementasan.

3. Tata Panggung

Tata panggung atau set merupakan pengaturan latar tempat di atas panggung. Tata panggung harus dibuat semirip mungkin dengan latar dalam naskah. Penggunaan properti dan dekorasi yang tepat akan membantu menciptakan suasana yang sesuai dengan cerita.

4. Tata Busana dan Rias

Kostum dan riasan wajah pemain harus disesuaikan dengan karakter tokoh yang diperankan. Tata busana dan rias yang tepat akan membantu aktor menghayati perannya sekaligus memberikan informasi visual kepada penonton mengenai latar waktu dan status sosial tokoh.

5. Tata Cahaya

Pencahayaan memiliki peran penting dalam menciptakan suasana di atas panggung. Pengaturan cahaya yang tepat dapat membangun mood dan mengarahkan fokus penonton pada adegan tertentu. Tata cahaya juga berfungsi untuk menandai pergantian waktu atau suasana dalam cerita.

6. Tata Suara

Pengaturan suara meliputi musik latar, efek suara, serta penggunaan mikrofon untuk memperjelas dialog pemain. Tata suara yang baik akan mendukung terciptanya suasana yang diinginkan serta memastikan dialog dapat terdengar jelas oleh penonton.

Pementasan drama merupakan hasil kolaborasi berbagai elemen mulai dari naskah, akting, hingga tata artistik. Ciri khas dari drama adalah adanya interaksi langsung antara pemain dan penonton yang menciptakan pengalaman seni yang unik. Keberhasilan sebuah pementasan drama sangat bergantung pada kerjasama tim yang solid mulai dari penulis naskah, sutradara, pemain, hingga kru panggung.

7 dari 10 halaman

Perbedaan Drama dengan Karya Sastra Lain

Meskipun sama-sama termasuk karya sastra, drama memiliki beberapa perbedaan mendasar dengan novel, cerpen, atau puisi. Berikut ini adalah beberapa hal yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya:

1. Bentuk Penyajian

Drama disajikan dalam bentuk dialog antar tokoh, sedangkan novel dan cerpen menggunakan narasi. Puisi umumnya berbentuk bait-bait yang padat makna. Bentuk dialog dalam drama memungkinkan cerita disampaikan melalui percakapan dan interaksi langsung antar tokoh.

2. Tujuan Penciptaan

Drama diciptakan dengan tujuan utama untuk dipentaskan di atas panggung. Sementara novel, cerpen, dan puisi lebih ditujukan untuk dibaca. Hal ini mempengaruhi gaya penulisan dan struktur cerita yang digunakan.

3. Peran Pembaca/Penonton

Dalam drama, penonton menyaksikan langsung akting dan dialog para pemain. Sementara pembaca novel atau puisi harus membayangkan sendiri adegan yang diceritakan. Drama memberikan pengalaman audio-visual yang lebih nyata dibanding karya sastra lainnya.

4. Pengembangan Cerita

Cerita dalam drama dikembangkan terutama melalui dialog dan laku para tokoh. Novel dan cerpen memiliki lebih banyak ruang untuk mendeskripsikan latar atau isi pikiran tokoh secara detail. Puisi cenderung menggunakan bahasa yang padat dan kaya makna.

5. Durasi/Panjang Cerita

Drama umumnya memiliki durasi terbatas, biasanya antara 1-3 jam pementasan. Novel bisa mencapai ratusan halaman, sementara cerpen hanya puluhan halaman. Puisi biasanya lebih singkat namun kaya makna. Perbedaan durasi ini mempengaruhi kedalaman pengembangan cerita dan karakter.

6. Penggunaan Bahasa

Bahasa dalam drama cenderung lebih sederhana dan natural karena harus diucapkan secara lisan. Novel dan cerpen memungkinkan penggunaan bahasa yang lebih kompleks. Puisi sering menggunakan bahasa figuratif dan simbol-simbol untuk menyampaikan makna.

Perbedaan-perbedaan di atas menunjukkan bahwa drama memiliki karakteristik unik yang membedakannya dengan karya sastra lain. Ciri khas dari drama adalah kemampuannya untuk menghidupkan cerita melalui pertunjukan langsung di hadapan penonton.

8 dari 10 halaman

Tips Menulis Naskah Drama yang Baik

Menulis naskah drama membutuhkan keterampilan khusus yang berbeda dengan menulis novel atau cerpen. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa membantu Anda menulis naskah drama yang baik:

1. Pilih Tema yang Menarik

Pilihlah tema yang relevan dan menarik bagi penonton. Tema bisa diambil dari isu-isu sosial, pengalaman pribadi, atau adaptasi dari karya sastra lain. Pastikan tema yang dipilih memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi cerita yang menarik di atas panggung.

2. Kembangkan Karakter yang Kuat

Buatlah karakter-karakter yang memiliki kepribadian dan motivasi yang jelas. Karakter yang kuat akan membuat penonton lebih mudah terhubung dengan cerita. Berikan setiap karakter latar belakang dan konflik internal yang menarik untuk dieksplorasi.

3. Tulis Dialog yang Natural

Dialog adalah inti dari naskah drama. Tulislah dialog yang terdengar alami dan sesuai dengan karakter masing-masing tokoh. Hindari dialog yang terlalu panjang atau berbelit-belit. Gunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami penonton.

4. Ciptakan Konflik yang Menarik

Konflik adalah penggerak utama cerita dalam drama. Ciptakan konflik yang menarik dan berkembang secara logis. Konflik bisa berupa pertentangan antar tokoh, konflik batin, atau konflik dengan lingkungan. Pastikan ada peningkatan ketegangan menuju klimaks cerita.

5. Perhatikan Struktur Cerita

Gunakan struktur tiga babak (pengenalan, konflik, penyelesaian) untuk mengembangkan cerita. Pastikan ada keseimbangan antara dialog dan aksi. Berikan petunjuk laku (kramagung) yang jelas untuk membantu sutradara dan pemain memvisualisasikan adegan.

6. Pikirkan Aspek Pementasan

Ingat bahwa naskah Anda akan dipentaskan. Pertimbangkan aspek praktis seperti jumlah pemain, pergantian set, dan durasi pementasan. Hindari adegan yang terlalu rumit atau membutuhkan efek khusus yang sulit direalisasikan di atas panggung.

7. Revisi dan Minta Masukan

Jangan ragu untuk merevisi naskah berkali-kali. Mintalah masukan dari orang lain, terutama mereka yang berpengalaman dalam dunia teater. Lakukan pembacaan naskah (reading) untuk mendengar bagaimana dialog terdengar saat diucapkan.

Menulis naskah drama membutuhkan latihan dan pengalaman. Teruslah berlatih dan jangan takut untuk bereksperimen dengan berbagai gaya penulisan. Ingatlah bahwa ciri khas dari drama adalah kemampuannya untuk menghidupkan cerita melalui akting dan dialog di atas panggung.

9 dari 10 halaman

Manfaat Mempelajari dan Menonton Drama

Mempelajari dan menonton drama memberikan berbagai manfaat baik dari segi pendidikan maupun pengembangan diri. Berikut ini adalah beberapa manfaat penting dari drama:

1. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa

Melalui dialog dalam drama, kita dapat mempelajari penggunaan bahasa yang efektif dan ekspresif. Menghafal dan memerankan dialog juga dapat meningkatkan kosakata dan kemampuan berbicara di depan umum.

2. Mengembangkan Empati

Dengan memerankan atau menonton karakter yang berbeda-beda, kita belajar untuk memahami sudut pandang dan perasaan orang lain. Hal ini dapat meningkatkan rasa empati dan kepekaan sosial.

3. Melatih Kreativitas

Proses pembuatan drama dari penulisan naskah hingga pementasan membutuhkan kreativitas yang tinggi. Hal ini merangsang imajinasi dan kemampuan berpikir kreatif.

4. Membangun Kepercayaan Diri

Tampil di atas panggung membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri. Latihan drama dapat membantu mengatasi rasa malu dan meningkatkan kemampuan tampil di depan umum.

5. Belajar Kerjasama Tim

Pementasan drama melibatkan banyak orang dengan peran yang berbeda-beda. Ini mengajarkan pentingnya kerjasama tim dan tanggung jawab terhadap peran masing-masing.

6. Mengeksplorasi Isu-isu Sosial

Banyak drama mengangkat tema-tema sosial yang relevan. Menonton atau memerankan drama dapat membuka wawasan kita terhadap berbagai isu di masyarakat.

7. Sarana Hiburan dan Katarsis

Menonton drama memberikan hiburan sekaligus sarana pelepasan emosi (katarsis). Kita bisa tertawa, menangis, atau marah bersama para tokoh dalam cerita.

Drama memiliki potensi besar sebagai media pembelajaran dan pengembangan diri. Ciri khas dari drama yang menggabungkan unsur sastra, seni peran, dan pertunjukan membuatnya menjadi pengalaman yang komprehensif dan memperkaya.

10 dari 10 halaman

Kesimpulan

Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang unik dan menarik. Ciri khas dari drama adalah adanya unsur pertunjukan yang melibatkan dialog, akting, dan interaksi langsung dengan penonton. Melalui pembahasan di atas, kita telah mempelajari berbagai aspek penting dalam drama mulai dari pengertian, unsur-unsur, struktur, jenis-jenis, hingga tips menulis naskah drama.

Memahami ciri khas dan elemen-elemen penting dalam drama tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang ingin berkarir di dunia teater. Mempelajari dan mengapresiasi drama juga dapat mengembangkan berbagai keterampilan penting seperti kemampuan berbahasa, empati, kreativitas, dan kerjasama tim. Drama menjadi cerminan kehidupan yang dikemas dalam bentuk seni pertunjukan yang menghibur sekaligus mendidik.

Sebagai penutup, mari kita terus menghargai dan mendukung perkembangan seni drama di tanah air. Dengan memahami ciri khas dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, kita dapat lebih mengapresiasi karya-karya drama yang dipentaskan. Semoga pembahasan ini bermanfaat dan menginspirasi Anda untuk lebih mendalami dunia drama yang penuh pesona.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini