Definisi Keputihan
Liputan6.com, Jakarta Keputihan atau leukorrhea adalah kondisi keluarnya cairan atau lendir dari vagina yang bukan merupakan darah menstruasi. Keputihan merupakan hal yang normal dialami oleh wanita sebagai bagian dari mekanisme pembersihan alami vagina. Namun, keputihan juga bisa menjadi tanda adanya infeksi atau masalah kesehatan lainnya.
Pada dasarnya, keputihan terbagi menjadi dua jenis:
- Keputihan fisiologis: Keputihan normal yang terjadi sebagai bagian dari siklus menstruasi atau perubahan hormonal.
- Keputihan patologis: Keputihan abnormal yang disebabkan oleh infeksi atau gangguan kesehatan lainnya.
Keputihan fisiologis biasanya berwarna jernih atau putih susu, tidak berbau, dan tidak menimbulkan gejala seperti gatal atau nyeri. Sementara keputihan patologis umumnya berwarna kuning, hijau, atau keabu-abuan, berbau tidak sedap, dan disertai gejala seperti gatal, nyeri, atau rasa terbakar di area vagina.
Advertisement
Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Keputihan Biasa
Keputihan saat hamil dan keputihan biasa memiliki beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan:
1. Volume
Keputihan tanda hamil biasanya memiliki volume yang lebih banyak dibandingkan keputihan biasa. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi hormon estrogen dan aliran darah ke area vagina selama kehamilan. Volume keputihan yang meningkat ini berfungsi untuk melindungi janin dari infeksi dengan cara membersihkan vagina secara alami.
2. Warna
Keputihan tanda hamil umumnya berwarna putih susu atau sedikit kekuningan. Sementara keputihan biasa cenderung lebih jernih atau sedikit keputihan. Perubahan warna ini terjadi karena perubahan hormonal selama kehamilan yang mempengaruhi komposisi cairan vagina.
3. Tekstur
Tekstur keputihan tanda hamil cenderung lebih kental dan lengket dibandingkan keputihan biasa. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi lendir serviks untuk membentuk sumbat mukus yang melindungi janin dari infeksi.
4. Waktu Kemunculan
Keputihan tanda hamil biasanya muncul sekitar 1-2 minggu setelah pembuahan dan volumenya akan terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Sementara keputihan biasa muncul secara siklik sesuai dengan fase menstruasi.
5. Bau
Keputihan tanda hamil umumnya tidak berbau atau memiliki bau yang sangat ringan. Jika terdapat bau yang menyengat atau tidak biasa, hal ini bisa menjadi tanda adanya infeksi dan perlu segera dikonsultasikan ke dokter.
Advertisement
Ciri-Ciri Keputihan Tanda Hamil
Berikut adalah ciri-ciri keputihan yang bisa menjadi tanda kehamilan:
- Volume keputihan meningkat secara signifikan
- Berwarna putih susu atau sedikit kekuningan
- Tekstur lebih kental dan lengket
- Tidak berbau atau memiliki bau yang sangat ringan
- Muncul sekitar 1-2 minggu setelah pembuahan
- Tidak disertai rasa gatal atau nyeri
- Konsistensi keputihan berubah seiring bertambahnya usia kehamilan
Penting untuk diingat bahwa keputihan saja bukan merupakan tanda pasti kehamilan. Tanda-tanda kehamilan lainnya yang mungkin muncul bersamaan dengan keputihan antara lain:
- Terlambat menstruasi
- Mual dan muntah, terutama di pagi hari
- Payudara membesar dan terasa nyeri
- Sering buang air kecil
- Kelelahan yang berlebihan
- Perubahan mood
- Sensitif terhadap bau-bauan tertentu
Jika Anda mengalami keputihan yang disertai dengan tanda-tanda kehamilan lainnya, sebaiknya lakukan tes kehamilan atau konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kondisi Anda.
Penyebab Keputihan saat Hamil
Keputihan saat hamil dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Perubahan Hormonal
Peningkatan kadar hormon estrogen selama kehamilan menyebabkan peningkatan produksi cairan vagina. Hal ini bertujuan untuk melindungi janin dari infeksi dengan cara membersihkan vagina secara alami.
2. Peningkatan Aliran Darah
Selama kehamilan, aliran darah ke area panggul meningkat. Hal ini dapat merangsang produksi cairan vagina yang lebih banyak.
3. Perubahan pH Vagina
Kehamilan dapat menyebabkan perubahan pH vagina, yang dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri normal di vagina dan menyebabkan peningkatan produksi cairan.
4. Infeksi
Meskipun tidak selalu, keputihan saat hamil juga bisa disebabkan oleh infeksi seperti kandidiasis (infeksi jamur) atau vaginosis bakterial. Perubahan hormonal dan sistem kekebalan tubuh selama kehamilan dapat meningkatkan risiko infeksi ini.
5. Pembentukan Sumbat Mukus
Selama kehamilan, serviks memproduksi lebih banyak lendir untuk membentuk sumbat mukus yang melindungi janin dari infeksi. Produksi lendir yang meningkat ini dapat menyebabkan keputihan yang lebih banyak.
Advertisement
Gejala Keputihan Tidak Normal saat Hamil
Meskipun keputihan umumnya normal selama kehamilan, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai karena bisa menandakan adanya masalah kesehatan:
- Perubahan warna keputihan menjadi kuning, hijau, atau keabu-abuan
- Bau yang tidak biasa atau menyengat
- Rasa gatal atau terbakar di area vagina
- Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual
- Bengkak atau kemerahan di area vagina
- Konsistensi keputihan yang sangat kental atau berbuih
- Keputihan disertai dengan pendarahan di luar masa menstruasi
Jika Anda mengalami salah satu atau lebih gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter kandungan Anda. Gejala-gejala tersebut bisa menandakan adanya infeksi atau masalah kesehatan lain yang memerlukan penanganan medis.
Diagnosis Keputihan saat Hamil
Untuk mendiagnosis penyebab keputihan saat hamil, dokter akan melakukan beberapa langkah berikut:
1. Anamnesis
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, termasuk gejala yang dialami, kapan gejala mulai muncul, dan apakah ada faktor risiko tertentu.
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan area genital eksternal untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi atau iritasi.
3. Pemeriksaan Pelvis
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan pelvis untuk memeriksa kondisi vagina dan serviks.
4. Pengambilan Sampel Cairan Vagina
Dokter akan mengambil sampel cairan vagina untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya infeksi bakteri, jamur, atau parasit.
5. Tes pH Vagina
Dokter mungkin akan melakukan tes pH vagina untuk menentukan tingkat keasaman vagina, yang dapat membantu dalam diagnosis infeksi tertentu.
6. Tes Kehamilan
Jika kehamilan belum dikonfirmasi, dokter mungkin akan melakukan tes kehamilan untuk memastikan status kehamilan Anda.
7. USG
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan USG untuk memeriksa kondisi janin dan memastikan tidak ada komplikasi kehamilan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, dokter akan menentukan penyebab keputihan dan memberikan penanganan yang sesuai.
Advertisement
Pengobatan Keputihan saat Hamil
Pengobatan keputihan saat hamil tergantung pada penyebabnya. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter:
1. Keputihan Normal
Jika keputihan yang dialami normal dan tidak disertai gejala yang mengganggu, biasanya tidak diperlukan pengobatan khusus. Dokter akan menyarankan untuk menjaga kebersihan area genital dan menggunakan pakaian dalam yang nyaman.
2. Infeksi Jamur (Kandidiasis)
Untuk infeksi jamur, dokter mungkin meresepkan obat antijamur topikal yang aman digunakan selama kehamilan, seperti miconazole atau clotrimazole. Dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan pengobatan oral dengan fluconazole, tetapi hanya atas rekomendasi dokter.
3. Vaginosis Bakterial
Pengobatan untuk vaginosis bakterial biasanya melibatkan antibiotik seperti metronidazole atau clindamycin. Dokter akan mempertimbangkan usia kehamilan dan potensi risiko sebelum meresepkan antibiotik.
4. Trikomoniasis
Infeksi trikomoniasis biasanya diobati dengan metronidazole oral. Pengobatan pasangan juga diperlukan untuk mencegah infeksi berulang.
5. Klamidia atau Gonore
Jika terdiagnosis klamidia atau gonore, dokter akan meresepkan antibiotik yang aman untuk ibu hamil, seperti azithromycin untuk klamidia atau ceftriaxone untuk gonore.
6. Pengobatan Simptomatik
Untuk mengurangi gejala yang mengganggu seperti gatal atau iritasi, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan krim atau salep yang aman untuk ibu hamil.
Penting untuk diingat bahwa pengobatan mandiri tanpa konsultasi dokter tidak dianjurkan selama kehamilan. Selalu konsultasikan dengan dokter kandungan Anda sebelum menggunakan obat apapun untuk mengatasi keputihan saat hamil.
Cara Mencegah Keputihan saat Hamil
Meskipun keputihan normal sulit dihindari selama kehamilan, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah keputihan yang berlebihan atau abnormal:
1. Jaga Kebersihan Area Genital
Bersihkan area genital dengan air bersih setiap kali selesai buang air. Gunakan sabun dengan pH seimbang khusus untuk area intim. Hindari penggunaan sabun beraroma atau produk pembersih vagina yang keras.
2. Gunakan Pakaian Dalam yang Tepat
Pilih pakaian dalam berbahan katun yang menyerap keringat. Hindari penggunaan celana ketat atau pakaian dalam berbahan sintetis yang dapat meningkatkan kelembaban dan suhu di area genital.
3. Hindari Douching
Douching atau pembilasan vagina dapat mengganggu keseimbangan bakteri normal di vagina dan meningkatkan risiko infeksi. Vagina memiliki mekanisme pembersihan alami, jadi douching tidak diperlukan.
4. Jaga Pola Makan Sehat
Konsumsi makanan yang kaya probiotik seperti yogurt dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di vagina. Hindari konsumsi gula berlebihan yang dapat meningkatkan risiko infeksi jamur.
5. Hindari Penggunaan Pantyliner Berlebihan
Jika menggunakan pantyliner, ganti secara teratur dan hindari penggunaan yang terlalu lama. Pantyliner dapat meningkatkan kelembaban di area genital yang dapat memicu pertumbuhan bakteri atau jamur.
6. Bersihkan Area Genital dengan Benar
Saat membersihkan area genital, lakukan dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina.
7. Hindari Penggunaan Produk Beraroma
Hindari penggunaan produk beraroma seperti tisu basah beraroma, deodoran vagina, atau sabun beraroma di area genital karena dapat mengiritasi dan mengganggu keseimbangan pH vagina.
8. Jaga Kebersihan Saat Berhubungan Seksual
Pastikan kebersihan sebelum dan sesudah berhubungan seksual. Buang air kecil setelah berhubungan untuk membantu membersihkan uretra.
9. Rutin Periksa Kehamilan
Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter. Ini memungkinkan deteksi dini jika ada masalah terkait keputihan atau infeksi.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan di atas, Anda dapat membantu menjaga kesehatan vagina dan mengurangi risiko keputihan yang berlebihan atau abnormal selama kehamilan.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Keputihan saat Hamil
Berikut adalah beberapa mitos dan fakta seputar keputihan saat hamil yang perlu Anda ketahui:
Mitos 1: Keputihan selalu menandakan adanya infeksi
Fakta: Tidak semua keputihan menandakan adanya infeksi. Keputihan normal saat hamil biasanya berwarna putih susu, tidak berbau, dan tidak menimbulkan gejala seperti gatal atau nyeri.
Mitos 2: Keputihan saat hamil harus selalu diobati
Fakta: Keputihan normal saat hamil tidak memerlukan pengobatan khusus. Hanya keputihan yang disertai gejala tidak normal atau disebabkan oleh infeksi yang memerlukan pengobatan.
Mitos 3: Menggunakan pantyliner setiap hari dapat mencegah keputihan
Fakta: Penggunaan pantyliner yang terlalu sering justru dapat meningkatkan kelembaban di area genital dan meningkatkan risiko infeksi. Gunakan pantyliner seperlunya dan ganti secara teratur.
Mitos 4: Douching dapat membersihkan keputihan
Fakta: Douching atau pembilasan vagina tidak dianjurkan karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri normal di vagina dan meningkatkan risiko infeksi.
Mitos 5: Keputihan saat hamil pasti berbahaya bagi janin
Fakta: Keputihan normal saat hamil tidak berbahaya bagi janin. Namun, jika keputihan disebabkan oleh infeksi yang tidak diobati, hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
Mitos 6: Konsumsi yogurt dapat menyembuhkan keputihan
Fakta: Meskipun konsumsi yogurt yang mengandung probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri di vagina, hal ini tidak dapat menyembuhkan keputihan yang disebabkan oleh infeksi. Pengobatan medis tetap diperlukan untuk infeksi vagina.
Mitos 7: Keputihan hanya terjadi di awal kehamilan
Fakta: Keputihan dapat terjadi sepanjang masa kehamilan, bahkan volumenya cenderung meningkat menjelang persalinan.
Mitos 8: Menggunakan celana dalam yang ketat dapat mencegah keputihan
Fakta: Sebaliknya, celana dalam yang ketat dapat meningkatkan kelembaban dan suhu di area genital, yang justru dapat memicu pertumbuhan bakteri atau jamur. Gunakan celana dalam yang longgar dan berbahan katun.
Memahami fakta-fakta ini dapat membantu Anda mengelola keputihan saat hamil dengan lebih baik dan menghindari praktik-praktik yang tidak perlu atau bahkan berbahaya.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter
Meskipun keputihan saat hamil umumnya normal, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda segera berkonsultasi dengan dokter:
- Keputihan berubah warna menjadi kuning, hijau, atau keabu-abuan
- Keputihan memiliki bau yang tidak biasa atau menyengat
- Anda mengalami rasa gatal, terbakar, atau nyeri di area vagina
- Keputihan disertai dengan bengkak atau kemerahan di area genital
- Anda mengalami nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual
- Keputihan disertai dengan pendarahan di luar masa menstruasi
- Volume keputihan meningkat secara drastis
- Anda mengalami demam atau nyeri perut bawah
- Keputihan disertai dengan gejala lain seperti mual berlebihan, pusing, atau nyeri kepala parah
Selain itu, jika Anda memiliki riwayat infeksi vagina berulang atau penyakit menular seksual, sebaiknya rutin berkonsultasi dengan dokter selama kehamilan. Dokter dapat membantu memantau kondisi Anda dan memberikan penanganan yang tepat jika diperlukan.
Ingat, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan Anda dan janin selama kehamilan. Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika Anda memiliki kekhawatiran tentang keputihan atau gejala lain yang Anda alami selama kehamilan.
Advertisement
Pertanyaan Seputar Keputihan Tanda Hamil
1. Apakah keputihan selalu menjadi tanda kehamilan?
Tidak selalu. Keputihan bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk perubahan hormonal selama siklus menstruasi. Namun, peningkatan volume keputihan bisa menjadi salah satu tanda awal kehamilan.
2. Kapan keputihan tanda hamil biasanya muncul?
Keputihan tanda hamil biasanya muncul sekitar 1-2 minggu setelah pembuahan, bersamaan dengan gejala kehamilan awal lainnya.
3. Apakah keputihan saat hamil berbahaya bagi janin?
Keputihan normal saat hamil tidak berbahaya bagi janin. Namun, jika keputihan disebabkan oleh infeksi yang tidak diobati, hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
4. Bagaimana cara membedakan keputihan normal dan tidak normal saat hamil?
Keputihan normal biasanya berwarna putih susu, tidak berbau, dan tidak menimbulkan gejala seperti gatal atau nyeri. Keputihan tidak normal biasanya berwarna kuning, hijau, atau keabu-abuan, berbau tidak sedap, dan disertai gejala seperti gatal atau nyeri.
5. Apakah saya perlu menggunakan pantyliner setiap hari saat hamil?
Tidak selalu. Penggunaan pantyliner yang terlalu sering dapat meningkatkan kelembaban di area genital dan meningkatkan risiko infeksi. Gunakan pantyliner seperlunya dan ganti secara teratur.
6. Apakah douching aman dilakukan saat hamil?
Tidak, douching atau pembilasan vagina tidak dianjurkan saat hamil karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri normal di vagina dan meningkatkan risiko infeksi.
7. Apakah keputihan saat hamil akan hilang setelah melahirkan?
Keputihan biasanya akan berkurang setelah melahirkan, namun beberapa wanita mungkin masih mengalami peningkatan cairan vagina selama beberapa minggu setelah melahirkan.
8. Apakah ada cara alami untuk mengurangi keputihan saat hamil?
Beberapa cara alami untuk mengurangi keputihan termasuk menjaga kebersihan area genital, menggunakan pakaian dalam berbahan katun, dan menghindari makanan tinggi gula. Namun, jika keputihan berlebihan atau disertai gejala tidak normal, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
9. Apakah keputihan saat hamil bisa menjadi tanda infeksi menular seksual?
Ya, dalam beberapa kasus, keputihan abnormal bisa menjadi tanda infeksi menular seksual seperti klamidia atau gonore. Jika Anda mencurigai adanya infeksi, segera konsultasikan dengan dokter.
10. Apakah keputihan saat hamil bisa menyebabkan iritasi?
Keputihan normal seharusnya tidak menyebabkan iritasi. Jika Anda mengalami iritasi, gatal, atau rasa terbakar, ini bisa menjadi tanda infeksi dan sebaiknya diperiksa oleh dokter.
Kesimpulan
Keputihan merupakan gejala yang umum dialami oleh wanita hamil dan seringkali menjadi salah satu tanda awal kehamilan. Meskipun demikian, penting untuk dapat membedakan antara keputihan normal dan abnormal selama masa kehamilan. Keputihan normal biasanya berwarna putih susu, tidak berbau, dan tidak menimbulkan gejala yang mengganggu. Sementara keputihan abnormal dapat ditandai dengan perubahan warna, bau yang tidak biasa, atau gejala seperti gatal dan nyeri.
Memahami ciri-ciri keputihan tanda hamil dapat membantu Anda mengenali perubahan yang terjadi pada tubuh selama kehamilan. Namun, perlu diingat bahwa keputihan saja bukan merupakan tanda pasti kehamilan. Jika Anda mencurigai kehamilan, lakukan tes kehamilan atau konsultasikan dengan dokter untuk konfirmasi.
Menjaga kebersihan area genital, menggunakan pakaian dalam yang tepat, dan menghindari praktik yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri vagina merupakan langkah-langkah penting dalam mencegah keputihan yang berlebihan atau abnormal selama kehamilan. Jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa atau mengkhawatirkan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dengan perawatan yang tepat dan pemantauan rutin, Anda dapat menjaga kesehatan vagina dan menjalani masa kehamilan dengan lebih nyaman.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement