Sukses

Fungsi Obat Domperidone: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Domperidone adalah obat antiemetik untuk mengatasi mual dan muntah. Pelajari fungsi, dosis, efek samping, dan cara penggunaan yang tepat di sini.

Daftar Isi

Pengertian Domperidone

Liputan6.com, Jakarta Domperidone merupakan obat golongan antiemetik yang berfungsi untuk mengatasi mual dan muntah. Obat ini termasuk dalam kategori antagonis dopamin yang bekerja dengan cara menghambat reseptor dopamin di otak dan saluran pencernaan. Dengan menghambat kerja dopamin, domperidone dapat mengurangi rangsangan mual atau muntah yang berasal dari otak.

Selain itu, domperidone juga memiliki efek prokinetik yang dapat meningkatkan pergerakan atau kontraksi otot di saluran pencernaan. Hal ini membantu mempercepat pengosongan lambung sehingga makanan dapat bergerak lebih cepat melalui saluran pencernaan. Efek ini bermanfaat untuk mengurangi rasa mual, kembung, dan ketidaknyamanan di perut.

Domperidone tersedia dalam beberapa bentuk sediaan, antara lain:

  • Tablet dengan kandungan 10 mg domperidone
  • Suspensi atau sirup dengan kandungan 5 mg/5 ml domperidone
  • Tetes oral (drops) dengan kandungan 5 mg/ml domperidone

Obat ini termasuk dalam golongan obat keras yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dokter dan tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

2 dari 9 halaman

Fungsi dan Manfaat Domperidone

Domperidone memiliki beberapa fungsi dan manfaat utama dalam pengobatan, di antaranya:

1. Mengatasi Mual dan Muntah

Fungsi utama domperidone adalah sebagai antiemetik untuk meredakan gejala mual dan muntah. Obat ini efektif mengatasi mual dan muntah yang disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti:

  • Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya obat kemoterapi kanker
  • Mual dan muntah akibat migrain
  • Mual dan muntah pada penyakit Parkinson
  • Mual dan muntah pasca operasi
  • Morning sickness pada ibu hamil (dengan pengawasan dokter)

2. Mengobati Gastroparesis

Domperidone dapat digunakan untuk mengatasi gastroparesis, yaitu kondisi di mana lambung mengalami keterlambatan dalam mengosongkan isinya. Efek prokinetik dari domperidone membantu meningkatkan kontraksi otot lambung sehingga proses pengosongan lambung menjadi lebih cepat. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi gejala seperti mual, kembung, cepat kenyang, dan nyeri perut pada penderita gastroparesis.

3. Mengatasi Refluks Asam Lambung

Domperidone juga dapat membantu mengatasi gejala refluks asam lambung atau penyakit gastroesofageal reflux (GERD). Dengan meningkatkan pergerakan otot saluran pencernaan bagian atas, domperidone membantu mempercepat pengosongan lambung dan mengurangi risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan. Hal ini dapat mengurangi gejala seperti rasa terbakar di dada, regurgitasi asam, dan nyeri ulu hati.

4. Meningkatkan Produksi ASI

Pada beberapa kasus, domperidone dapat digunakan untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Obat ini dapat meningkatkan kadar prolaktin, yaitu hormon yang berperan dalam produksi ASI. Namun, penggunaan domperidone untuk tujuan ini harus dilakukan di bawah pengawasan ketat dari dokter karena ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan.

5. Mengatasi Dispepsia Fungsional

Domperidone dapat membantu mengatasi gejala dispepsia fungsional, yaitu gangguan pencernaan kronis yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di perut bagian atas. Efek prokinetik dari domperidone membantu meningkatkan motilitas saluran pencernaan sehingga dapat mengurangi gejala seperti kembung, mual, dan rasa cepat kenyang.

3 dari 9 halaman

Dosis dan Cara Penggunaan Domperidone

Dosis domperidone dapat bervariasi tergantung pada kondisi yang diobati, usia pasien, dan bentuk sediaan obat. Berikut adalah panduan umum dosis domperidone:

Dosis untuk Mengatasi Mual dan Muntah

  • Dewasa dan anak usia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 35 kg:
    • Dosis: 10 mg, 1-3 kali sehari
    • Dosis maksimal: 30 mg per hari
    • Durasi pengobatan maksimal: 1 minggu

Dosis untuk Mengatasi Gastroparesis

  • Dewasa:
    • Dosis awal: 10 mg, 3-4 kali sehari
    • Dosis dapat ditingkatkan menjadi 20 mg, 3-4 kali sehari jika diperlukan

Dosis untuk Meningkatkan Produksi ASI

  • Ibu menyusui (di bawah pengawasan dokter):
    • Dosis: 10 mg, 3 kali sehari
    • Dosis dapat disesuaikan berdasarkan respons individu

Cara Penggunaan yang Tepat

Untuk memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan domperidone, ikuti petunjuk berikut:

  • Konsumsi domperidone sesuai dengan dosis dan frekuensi yang diresepkan oleh dokter.
  • Minum obat 15-30 menit sebelum makan dan sebelum tidur (jika dibutuhkan).
  • Untuk tablet, telan utuh dengan segelas air tanpa mengunyah atau menghancurkannya.
  • Untuk suspensi atau drops, gunakan alat takar yang disediakan untuk memastikan dosis yang tepat.
  • Kocok botol suspensi sebelum digunakan agar kandungan obat tercampur rata.
  • Jangan mengonsumsi domperidone lebih dari 7 hari berturut-turut tanpa konsultasi dengan dokter.
  • Jika lupa minum satu dosis, segera minum begitu ingat. Namun jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupa dan lanjutkan dengan jadwal normal.
  • Jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat.
4 dari 9 halaman

Efek Samping Domperidone

Seperti obat-obatan lainnya, domperidone juga dapat menimbulkan efek samping pada beberapa orang. Efek samping yang umum terjadi biasanya ringan dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, ada juga efek samping yang lebih serius yang memerlukan perhatian medis.

Efek Samping Umum

Beberapa efek samping yang sering dilaporkan pada penggunaan domperidone meliputi:

  • Mulut kering
  • Sakit kepala
  • Diare
  • Nyeri perut
  • Mual (paradoksal)
  • Gatal-gatal atau ruam kulit ringan
  • Perubahan menstruasi pada wanita
  • Nyeri payudara
  • Penurunan libido pada pria

Efek Samping Serius

Meskipun jarang terjadi, beberapa efek samping serius yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Detak jantung cepat atau tidak teratur (aritmia)
  • Nyeri dada
  • Kesulitan bernapas
  • Kejang
  • Gerakan tubuh yang tidak terkontrol (gejala ekstrapiramidal)
  • Reaksi alergi berat (anafilaksis) seperti pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
  • Produksi ASI yang berlebihan pada wanita yang tidak menyusui atau pria
  • Pembesaran payudara pada pria (ginekomastia)

Jika mengalami efek samping yang serius atau mengganggu, segera hentikan penggunaan domperidone dan konsultasikan dengan dokter.

5 dari 9 halaman

Interaksi Obat

Domperidone dapat berinteraksi dengan berbagai obat lain, yang dapat memengaruhi efektivitasnya atau meningkatkan risiko efek samping. Beberapa interaksi penting yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Obat yang Memperpanjang Interval QT

Penggunaan domperidone bersamaan dengan obat-obatan yang dapat memperpanjang interval QT pada EKG dapat meningkatkan risiko aritmia jantung yang serius. Obat-obatan tersebut meliputi:

  • Antiaritmia seperti amiodarone, sotalol, dan quinidine
  • Antibiotik tertentu seperti erythromycin, clarithromycin, dan moxifloxacin
  • Antidepresan seperti citalopram dan escitalopram
  • Antipsikotik seperti haloperidol dan pimozide

2. Obat yang Menghambat Enzim CYP3A4

Domperidone dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 di hati. Obat-obatan yang menghambat enzim ini dapat meningkatkan kadar domperidone dalam darah, sehingga meningkatkan risiko efek samping. Contohnya:

  • Antijamur azole seperti ketoconazole, itraconazole, dan fluconazole
  • Obat HIV protease inhibitor seperti ritonavir dan indinavir
  • Antibiotik makrolida seperti erythromycin dan clarithromycin

3. Obat Antikolinergik

Obat-obatan dengan efek antikolinergik dapat mengurangi efektivitas domperidone dalam meningkatkan motilitas saluran pencernaan. Contohnya termasuk:

  • Obat antidepresan trisiklik
  • Obat antihistamin generasi pertama
  • Obat antispasmodik

4. Antasida dan Antagonis H2

Obat-obatan yang mengurangi keasaman lambung seperti antasida dan antagonis reseptor H2 (misalnya ranitidine) dapat mengurangi penyerapan domperidone jika diminum bersamaan. Disarankan untuk mengonsumsi domperidone setidaknya 2 jam sebelum atau sesudah obat-obatan tersebut.

5. Makanan dan Minuman

Konsumsi jus grapefruit dapat meningkatkan kadar domperidone dalam darah, sehingga meningkatkan risiko efek samping. Disarankan untuk menghindari konsumsi grapefruit atau jus grapefruit selama pengobatan dengan domperidone.

Penting untuk selalu memberitahu dokter atau apoteker tentang semua obat, suplemen, dan produk herbal yang sedang dikonsumsi sebelum memulai pengobatan dengan domperidone. Hal ini akan membantu mencegah interaksi obat yang tidak diinginkan.

6 dari 9 halaman

Kontraindikasi Domperidone

Meskipun domperidone umumnya aman digunakan, ada beberapa kondisi di mana penggunaan obat ini tidak dianjurkan atau harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Berikut adalah beberapa kontraindikasi penggunaan domperidone:

1. Hipersensitivitas

Domperidone tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki riwayat alergi atau hipersensitivitas terhadap domperidone atau komponen lain dalam obat.

2. Gangguan Jantung

Pasien dengan gangguan irama jantung, gagal jantung, atau riwayat perpanjangan interval QT pada EKG sebaiknya menghindari penggunaan domperidone karena dapat meningkatkan risiko aritmia jantung yang serius.

3. Gangguan Hati

Domperidone tidak dianjurkan untuk pasien dengan gangguan hati sedang hingga berat karena dapat meningkatkan risiko efek samping neurologis.

4. Obstruksi atau Perforasi Saluran Pencernaan

Pasien dengan obstruksi mekanis atau perforasi saluran pencernaan tidak boleh menggunakan domperidone karena dapat memperburuk kondisi tersebut.

5. Tumor Hipofisis yang Mensekresi Prolaktin

Domperidone dapat meningkatkan kadar prolaktin, sehingga tidak dianjurkan untuk pasien dengan tumor hipofisis yang mensekresi prolaktin (prolaktinoma).

6. Anak di Bawah 12 Tahun atau Berat Badan Kurang dari 35 kg

Penggunaan domperidone tidak dianjurkan pada anak-anak di bawah usia 12 tahun atau dengan berat badan kurang dari 35 kg karena data keamanan dan efektivitas yang terbatas.

7. Kehamilan dan Menyusui

Domperidone termasuk dalam kategori C untuk kehamilan, yang berarti ada potensi risiko pada janin. Penggunaan selama kehamilan harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan hanya jika manfaatnya melebihi risiko potensial. Untuk ibu menyusui, domperidone dapat masuk ke dalam ASI, sehingga penggunaannya harus dipertimbangkan dengan cermat.

8. Interaksi Obat yang Signifikan

Pasien yang mengonsumsi obat-obatan yang dapat memperpanjang interval QT atau menghambat enzim CYP3A4 secara kuat sebaiknya menghindari penggunaan domperidone karena risiko interaksi yang serius.

Sebelum memulai pengobatan dengan domperidone, pastikan untuk memberitahu dokter tentang semua kondisi medis yang Anda miliki, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, serta riwayat alergi. Dokter akan mempertimbangkan dengan cermat apakah domperidone aman dan sesuai untuk kondisi Anda.

7 dari 9 halaman

Cara Mengatasi Mual dan Muntah Tanpa Obat

Meskipun domperidone efektif dalam mengatasi mual dan muntah, ada beberapa cara alami yang dapat membantu mengurangi gejala tersebut tanpa menggunakan obat-obatan. Berikut beberapa tips yang bisa dicoba:

1. Makan Porsi Kecil tapi Sering

Konsumsi makanan dalam porsi kecil tapi lebih sering dapat membantu mengurangi beban pada sistem pencernaan dan mengurangi rasa mual. Hindari makanan berminyak, pedas, atau terlalu manis yang dapat memicu mual.

2. Konsumsi Makanan dan Minuman yang Menenangkan Perut

Beberapa jenis makanan dan minuman yang dapat membantu meredakan mual antara lain:

  • Jahe (dalam bentuk teh atau permen)
  • Teh peppermint
  • Crackers tawar atau roti panggang
  • Pisang
  • Nasi tim atau bubur

3. Hidrasi yang Cukup

Menjaga tubuh tetap terhidrasi sangat penting, terutama jika mengalami muntah. Minum air putih dalam jumlah sedikit tapi sering dapat membantu mencegah dehidrasi. Minuman isotonik juga bisa membantu menggantikan elektrolit yang hilang akibat muntah.

4. Teknik Relaksasi

Stres dan kecemasan dapat memperburuk rasa mual. Cobalah teknik relaksasi seperti:

  • Pernapasan dalam
  • Meditasi
  • Yoga ringan
  • Visualisasi yang menenangkan

5. Aromaterapi

Beberapa aroma dapat membantu mengurangi rasa mual, seperti:

  • Lemon
  • Peppermint
  • Lavender
  • Jahe

Gunakan minyak esensial dalam diffuser atau hirup langsung dari botolnya.

6. Akupresur

Menekan titik P6 (Nei Kuan) yang terletak di pergelangan tangan dapat membantu mengurangi mual. Gunakan gelang akupresur atau tekan titik tersebut dengan jari selama beberapa menit.

7. Istirahat yang Cukup

Kelelahan dapat memperburuk rasa mual. Pastikan untuk mendapatkan istirahat yang cukup dan hindari aktivitas berlebihan saat merasa mual.

8. Hindari Pemicu

Identifikasi dan hindari hal-hal yang dapat memicu mual, seperti:

  • Bau-bauan yang kuat
  • Cahaya yang terlalu terang
  • Gerakan berlebihan (misalnya, mabuk perjalanan)
  • Makanan tertentu yang memicu mual

9. Gunakan Pakaian Longgar

Pakaian yang terlalu ketat di area perut dapat meningkatkan rasa tidak nyaman. Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman.

10. Konsumsi Vitamin B6

Vitamin B6 telah terbukti membantu mengurangi mual, terutama pada ibu hamil. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin B6.

Meskipun cara-cara alami ini dapat membantu, jika mual dan muntah berlangsung lebih dari beberapa hari, disertai demam, nyeri perut yang parah, atau tanda-tanda dehidrasi, segera konsultasikan dengan dokter. Dalam kasus tertentu, penggunaan obat seperti domperidone mungkin diperlukan untuk mengatasi gejala yang lebih serius.

8 dari 9 halaman

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun mual dan muntah seringkali merupakan gejala yang dapat sembuh sendiri, ada beberapa situasi di mana Anda perlu segera mencari bantuan medis. Berikut adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Anda harus segera ke dokter:

1. Muntah Berkepanjangan

Jika muntah berlangsung lebih dari 24-48 jam tanpa henti, ini bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius dan berisiko menyebabkan dehidrasi.

2. Tanda-tanda Dehidrasi

Perhatikan gejala dehidrasi seperti:

  • Mulut dan bibir kering
  • Penurunan produksi urin atau urin berwarna gelap
  • Pusing atau merasa lemah
  • Jantung berdebar cepat
  • Kulit yang kering dan tidak elastis

3. Muntah Darah

Jika Anda memuntahkan darah atau material yang terlihat seperti ampas kopi, ini bisa menjadi tanda perdarahan internal yang memerlukan penanganan medis segera.

4. Nyeri Perut yang Parah

Mual dan muntah yang disertai nyeri perut yang hebat bisa menjadi tanda masalah serius seperti usus buntu, pankreatitis, atau masalah kandung empedu.

5. Demam Tinggi

Jika mual dan muntah disertai demam di atas 38.5°C, ini bisa menjadi tanda infeksi yang memerlukan penanganan medis.

6. Sakit Kepala Parah

Mual dan muntah yang disertai sakit kepala yang hebat, terutama jika disertai kekakuan leher, bisa menjadi tanda meningitis atau masalah neurologis lainnya.

7. Gejala Neurologis

Jika mual dan muntah disertai dengan gejala seperti kebingungan, kejang, atau perubahan kesadaran, segera cari bantuan medis.

8. Mual dan Muntah pada Kehamilan yang Parah

Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah parah (hiperemesis gravidarum) yang mengganggu asupan cairan dan nutrisi perlu penanganan medis.

9. Mual dan Muntah Setelah Cedera Kepala

Jika gejala muncul setelah mengalami cedera kepala, ini bisa menjadi tanda gegar otak atau masalah serius lainnya.

10. Gejala yang Menetap atau Memburuk

Jika mual dan muntah tidak membaik setelah beberapa hari atau justru semakin memburuk, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

11. Reaksi Alergi atau Efek Samping Obat

Jika Anda menduga mual dan muntah disebabkan oleh reaksi alergi atau efek samping obat, terutama jika disertai gejala seperti ruam atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis.

12. Riwayat Medis Tertentu

Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan sistem kekebalan tubuh, konsultasikan dengan dokter lebih awal jika mengalami mual dan muntah yang tidak biasa.

Ingatlah bahwa meskipun domperidone dapat membantu mengatasi mual dan muntah, obat ini tidak menggantikan evaluasi medis yang tepat. Jika Anda mengalami gejala yang parah atau berkepanjangan, selalu lebih baik untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Mereka dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab underlying dari gejala Anda dan memberikan perawatan yang sesuai.

9 dari 9 halaman

Kesimpulan

Domperidone merupakan obat yang efektif untuk mengatasi mual dan muntah serta beberapa gangguan pencernaan lainnya. Fungsi utamanya sebagai antiemetik dan prokinetik membuat obat ini bermanfaat dalam berbagai kondisi medis. Namun, seperti obat-obatan lainnya, domperidone juga memiliki potensi efek samping dan interaksi yang perlu diperhatikan.

Penggunaan domperidone harus selalu di bawah pengawasan dokter dan sesuai dengan dosis yang direkomendasikan. Penting untuk memahami kontraindikasi dan berhati-hati pada kelompok pasien tertentu, seperti mereka yang memiliki gangguan jantung atau hati. Selalu informasikan kepada dokter tentang riwayat kesehatan dan obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi sebelum memulai pengobatan dengan domperidone.

Meskipun domperidone efektif, ada banyak cara alami untuk mengatasi mual dan muntah yang dapat dicoba terlebih dahulu untuk kasus-kasus ringan. Namun, jika gejala persisten atau disertai tanda-tanda yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis.

Pemahaman yang baik tentang fungsi, manfaat, dan risiko penggunaan domperidone akan membantu pasien dan tenaga kesehatan dalam mengambil keputusan pengobatan yang tepat. Dengan penggunaan yang bijak dan pengawasan yang baik, domperidone dapat menjadi alat yang berharga dalam mengatasi gangguan pencernaan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini