Liputan6.com, Jakarta Liga Bangsa-Bangsa (LBB) merupakan organisasi internasional yang didirikan pada 10 Januari 1920 setelah berakhirnya Perang Dunia I. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan utama untuk menjaga perdamaian dunia dan mencegah terjadinya perang di masa depan. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai tujuan LBB, sejarah pembentukannya, struktur organisasi, serta keberhasilan dan kegagalannya dalam menjalankan misinya.
Sejarah Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa
Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa tidak terlepas dari dampak mengerikan Perang Dunia I yang berlangsung dari tahun 1914 hingga 1918. Konflik berskala global ini telah menewaskan jutaan orang dan menimbulkan kerusakan masif di berbagai negara. Menyaksikan kehancuran akibat perang, banyak pihak mulai menyadari pentingnya dibentuk sebuah organisasi internasional yang dapat mencegah terulangnya perang di masa depan.
Gagasan pembentukan organisasi perdamaian dunia sebenarnya telah dicetuskan jauh sebelum Perang Dunia I pecah. Pada tahun 1795, filsuf Jerman Immanuel Kant telah mengemukakan ide mengenai perlunya dibentuk sebuah federasi negara-negara untuk menjaga perdamaian. Pemikiran serupa juga disampaikan oleh Theodore Roosevelt saat menerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada 1910.
Namun, momentum pembentukan organisasi perdamaian dunia baru terwujud setelah berakhirnya Perang Dunia I. Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson menjadi tokoh kunci yang memprakarsai berdirinya Liga Bangsa-Bangsa. Dalam pidatonya yang terkenal dengan sebutan "Fourteen Points" pada Januari 1918, Wilson mengusulkan dibentuknya sebuah asosiasi umum negara-negara untuk memberikan jaminan kemerdekaan politik dan integritas teritorial bagi semua negara.
Usulan Wilson mendapat dukungan luas dari negara-negara Sekutu pemenang Perang Dunia I. Pada Konferensi Perdamaian Paris tahun 1919, para pemimpin negara Sekutu membahas rencana pembentukan organisasi internasional tersebut. Hasilnya, pada tanggal 28 Juni 1919 ditandatangani Perjanjian Versailles yang salah satu pasalnya memuat kesepakatan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa.
Liga Bangsa-Bangsa secara resmi berdiri pada 10 Januari 1920 dengan markas besar di Jenewa, Swiss. Pada awal pembentukannya, LBB beranggotakan 42 negara yang terdiri dari 28 negara Sekutu pemenang Perang Dunia I dan 14 negara netral. Jumlah anggota LBB terus bertambah hingga mencapai 58 negara pada puncaknya. Namun ironisnya, Amerika Serikat yang menjadi penggagas utama LBB justru tidak pernah bergabung menjadi anggota karena ditolak oleh Senat AS.
Advertisement
Tujuan Utama Liga Bangsa-Bangsa
Sebagai organisasi internasional pertama yang dibentuk untuk menjaga perdamaian dunia, Liga Bangsa-Bangsa memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:
- Menjamin perdamaian dan keamanan dunia
- Mencegah terjadinya perang melalui keamanan kolektif
- Menyelesaikan perselisihan antar negara melalui negosiasi dan diplomasi
- Mempromosikan kerja sama internasional di berbagai bidang
- Melindungi hak-hak minoritas dan menegakkan hukum internasional
Tujuan-tujuan tersebut tertuang dalam Kovenan Liga Bangsa-Bangsa yang menjadi landasan hukum organisasi ini. Untuk mencapai tujuannya, LBB menerapkan prinsip keamanan kolektif di mana semua anggota berkomitmen untuk bersama-sama melawan agresi dari negara manapun yang mengancam perdamaian.
LBB juga berupaya mencegah perang melalui upaya pelucutan senjata, penyelesaian sengketa secara damai, serta pembatasan hak untuk berperang. Selain itu, organisasi ini mendorong kerja sama internasional di bidang ekonomi, sosial, dan kemanusiaan untuk meningkatkan kesejahteraan global.
Struktur Organisasi Liga Bangsa-Bangsa
Untuk menjalankan fungsinya, Liga Bangsa-Bangsa memiliki struktur organisasi yang terdiri dari beberapa badan utama, yaitu:
- Majelis Umum (Assembly): Badan tertinggi LBB yang beranggotakan seluruh negara anggota. Majelis Umum bersidang setahun sekali untuk membahas isu-isu penting dan mengambil keputusan.
- Dewan (Council): Badan eksekutif LBB yang terdiri dari anggota tetap (negara-negara besar) dan anggota tidak tetap. Dewan bertugas menangani masalah-masalah mendesak terkait keamanan internasional.
- Sekretariat: Badan administratif LBB yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal. Sekretariat bertugas menjalankan administrasi organisasi sehari-hari.
- Mahkamah Internasional Permanen: Badan peradilan LBB yang bertugas menyelesaikan sengketa hukum antar negara.
- Organisasi Buruh Internasional (ILO): Badan khusus LBB yang menangani masalah-masalah ketenagakerjaan.
Struktur organisasi LBB dirancang untuk memfasilitasi kerja sama dan pengambilan keputusan di antara negara-negara anggota. Namun dalam praktiknya, LBB sering mengalami kesulitan dalam mengambil tindakan tegas karena keputusan-keputusan penting harus disetujui secara bulat oleh seluruh anggota.
Advertisement
Keberhasilan Liga Bangsa-Bangsa
Meskipun akhirnya gagal mencegah pecahnya Perang Dunia II, Liga Bangsa-Bangsa berhasil mencapai beberapa keberhasilan penting selama masa aktifnya, antara lain:
- Menyelesaikan sengketa perbatasan antara Finlandia dan Swedia menyangkut Kepulauan Aland pada tahun 1921.
- Menghentikan perang antara Yunani dan Bulgaria pada tahun 1925.
- Menyelesaikan sengketa antara Kolombia dan Peru mengenai wilayah Leticia pada tahun 1934.
- Membantu pengungsi dan tawanan perang kembali ke negara asal mereka pasca Perang Dunia I.
- Memerangi perdagangan budak, narkoba, dan prostitusi melalui kerja sama internasional.
- Meningkatkan standar kesehatan global dan memberantas wabah penyakit melalui Organisasi Kesehatan LBB.
- Mempromosikan kerja sama ekonomi dan keuangan internasional untuk memulihkan perekonomian dunia pasca Perang Dunia I.
Keberhasilan-keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa LBB mampu memainkan peran positif dalam menyelesaikan sengketa internasional dan meningkatkan kerja sama antar negara di berbagai bidang. Namun sayangnya, prestasi LBB tersebut tidak cukup untuk mencegah terjadinya konflik besar yang berujung pada Perang Dunia II.
Kegagalan dan Bubarnya Liga Bangsa-Bangsa
Meskipun memiliki tujuan mulia, Liga Bangsa-Bangsa akhirnya gagal dalam misi utamanya mencegah pecahnya perang dunia. Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan LBB antara lain:
- Tidak adanya kekuatan militer sendiri untuk menegakkan keputusan-keputusannya.
- Ketidakmampuan mengambil tindakan tegas terhadap negara-negara agresif seperti Jepang, Italia, dan Jerman.
- Ketidakikutsertaan Amerika Serikat sebagai anggota LBB yang melemahkan pengaruh organisasi ini.
- Keengganan negara-negara besar untuk mengorbankan kepentingan nasional demi kepentingan bersama.
- Sistem pengambilan keputusan yang mensyaratkan suara bulat sehingga sulit mencapai konsensus.
- Ketidakmampuan mencegah perlombaan senjata dan agresi militer negara-negara fasis.
Kegagalan LBB terlihat jelas ketika organisasi ini tidak mampu mencegah invasi Jepang ke Manchuria (1931), invasi Italia ke Ethiopia (1935), serta agresi Nazi Jerman yang berujung pada pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Pecahnya perang besar yang seharusnya dicegah LBB menandai kegagalan total organisasi ini dalam menjalankan misinya.
Selama Perang Dunia II, LBB praktis tidak berfungsi lagi. Setelah perang berakhir, para pemimpin dunia sepakat untuk membubarkan LBB dan menggantinya dengan organisasi baru bernama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada 18 April 1946, Liga Bangsa-Bangsa secara resmi dibubarkan dan seluruh asetnya dialihkan ke PBB.
Advertisement
Pelajaran dari Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa
Meskipun gagal mencapai tujuan utamanya, keberadaan Liga Bangsa-Bangsa memberikan pelajaran berharga bagi upaya menjaga perdamaian dunia di masa depan. Beberapa pelajaran penting yang dapat dipetik dari kegagalan LBB antara lain:
- Perlunya mekanisme penegakan yang kuat untuk menjamin kepatuhan terhadap keputusan organisasi internasional.
- Pentingnya keterlibatan aktif negara-negara besar dalam organisasi perdamaian dunia.
- Perlunya keseimbangan antara kepentingan nasional dan kepentingan bersama dalam hubungan internasional.
- Pentingnya sistem pengambilan keputusan yang lebih efektif dan tidak mudah diblokir oleh satu atau dua negara.
- Perlunya mekanisme pencegahan konflik yang lebih proaktif, tidak hanya mengandalkan diplomasi.
- Pentingnya membangun kepercayaan dan kerja sama yang solid di antara negara-negara anggota.
Pelajaran-pelajaran tersebut menjadi masukan berharga dalam pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai penerus LBB. PBB dirancang dengan struktur dan mekanisme yang lebih kuat untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada LBB.
Warisan Liga Bangsa-Bangsa
Meskipun akhirnya gagal dan dibubarkan, Liga Bangsa-Bangsa meninggalkan warisan penting bagi perkembangan hubungan internasional dan upaya menjaga perdamaian dunia. Beberapa warisan penting LBB antara lain:
- Meletakkan dasar-dasar kerja sama internasional yang lebih terstruktur.
- Memperkenalkan konsep keamanan kolektif dalam hubungan antar negara.
- Mendorong penyelesaian sengketa secara damai melalui negosiasi dan arbitrase.
- Mempromosikan perlindungan hak asasi manusia dan hak-hak minoritas.
- Memajukan kerja sama internasional di bidang sosial, ekonomi, dan kemanusiaan.
- Menjadi cikal bakal terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Warisan-warisan tersebut terus dikembangkan oleh PBB sebagai penerus LBB. Banyak badan-badan khusus PBB seperti WHO, ILO, dan UNESCO merupakan kelanjutan dari lembaga-lembaga serupa yang ada di bawah LBB. Dengan demikian, meskipun organisasinya telah bubar, semangat dan cita-cita Liga Bangsa-Bangsa untuk mewujudkan perdamaian dunia terus hidup hingga saat ini.
Advertisement
Kesimpulan
Liga Bangsa-Bangsa merupakan tonggak penting dalam sejarah hubungan internasional sebagai organisasi perdamaian dunia pertama yang dibentuk pasca Perang Dunia I. Meskipun akhirnya gagal mencegah pecahnya Perang Dunia II, keberadaan LBB telah membuka jalan bagi terwujudnya kerja sama internasional yang lebih terstruktur untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia.
Tujuan mulia LBB untuk menciptakan dunia yang damai melalui diplomasi dan kerja sama internasional tetap relevan hingga saat ini. Pelajaran dari kegagalan LBB menjadi masukan berharga bagi upaya mewujudkan perdamaian dunia di masa depan. Semangat dan cita-cita Liga Bangsa-Bangsa terus hidup dan dikembangkan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai penerusnya.
Memahami sejarah dan tujuan Liga Bangsa-Bangsa penting untuk menyadari betapa sulitnya upaya mewujudkan perdamaian dunia. Diperlukan komitmen dan kerja sama yang kuat dari seluruh negara untuk mencegah terjadinya perang dan konflik di masa depan. Dengan belajar dari pengalaman LBB, diharapkan upaya menjaga perdamaian dunia dapat berjalan lebih efektif di masa kini dan mendatang.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence