Sukses

Tujuan Pernikahan Kristen: Memahami Makna dan Esensi Pernikahan Suci

Pelajari tujuan pernikahan Kristen yang sejati menurut Alkitab. Temukan makna dan esensi pernikahan suci untuk membangun rumah tangga yang diberkati.

Liputan6.com, Jakarta Pernikahan merupakan salah satu momen paling sakral dan penting dalam kehidupan manusia. Bagi umat Kristiani, pernikahan bukan sekadar ikatan antara dua insan, melainkan sebuah perjanjian suci di hadapan Tuhan. Memahami tujuan pernikahan Kristen yang sejati sangatlah penting, agar pasangan dapat menjalani kehidupan rumah tangga sesuai dengan kehendak Tuhan. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai tujuan, makna, dan esensi pernikahan Kristen berdasarkan ajaran Alkitab.

2 dari 9 halaman

Definisi Pernikahan Kristen

Pernikahan Kristen dapat didefinisikan sebagai ikatan sakral antara seorang pria dan wanita yang disatukan oleh Tuhan dalam sebuah perjanjian seumur hidup. Pernikahan bukan hanya tentang cinta dan komitmen antara dua individu, tetapi juga melibatkan Tuhan sebagai pihak ketiga yang mempersatukan dan memberkati hubungan tersebut.

Dalam Alkitab, pernikahan digambarkan sebagai gambaran hubungan antara Kristus dan gereja-Nya. Efesus 5:31-32 menyatakan: "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat."

Pernikahan Kristen memiliki beberapa karakteristik utama:

  • Monogami - hanya melibatkan satu pria dan satu wanita
  • Seumur hidup - tidak dapat diputuskan kecuali oleh kematian
  • Eksklusif - tidak ada pihak ketiga dalam hubungan suami-istri
  • Intim - mencakup persatuan fisik, emosional, dan spiritual
  • Sakral - dipandang sebagai institusi yang didirikan dan diberkati oleh Tuhan

Dengan memahami definisi dasar ini, kita dapat melihat bahwa pernikahan Kristen memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar hubungan kontraktual atau romantis semata.

3 dari 9 halaman

Tujuan Utama Pernikahan Kristen

Berdasarkan ajaran Alkitab, terdapat beberapa tujuan utama dari pernikahan Kristen yang perlu dipahami oleh setiap pasangan:

1. Kemuliaan Tuhan

Tujuan tertinggi dari pernikahan Kristen adalah untuk memuliakan Tuhan. Segala aspek kehidupan pernikahan, mulai dari kasih sayang, kesetiaan, pengorbanan, hingga pelayanan bersama, seharusnya mencerminkan kemuliaan Tuhan. 1 Korintus 10:31 mengingatkan: "Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."

Pasangan Kristen dipanggil untuk menjadi saksi akan kasih dan kesetiaan Tuhan melalui hubungan pernikahan mereka. Ketika orang lain melihat kasih dan komitmen dalam pernikahan Kristen, mereka dapat melihat gambaran kasih Kristus kepada gereja-Nya.

2. Persekutuan dan Persahabatan

Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan persekutuan. Kejadian 2:18 menyatakan: "TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Pernikahan memberikan kesempatan bagi pasangan untuk membangun persekutuan dan persahabatan yang intim. Suami dan istri dapat saling mendukung, menghibur, dan melengkapi satu sama lain dalam perjalanan hidup mereka. Persekutuan ini mencakup aspek fisik, emosional, intelektual, dan spiritual.

3. Prokreasi dan Pengasuhan Anak

Salah satu tujuan pernikahan yang ditetapkan Tuhan adalah untuk memiliki keturunan dan mengasuh anak-anak dalam iman Kristen. Kejadian 1:28 mencatat perintah Tuhan: "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Meskipun tidak semua pasangan dapat memiliki anak secara biologis, tujuan ini dapat dipenuhi melalui adopsi atau pelayanan kepada anak-anak di komunitas. Yang terpenting adalah pasangan Kristen dipanggil untuk menjadi teladan dan mendidik generasi penerus dalam iman dan nilai-nilai Kristiani.

4. Penyucian dan Pertumbuhan Rohani

Pernikahan juga berfungsi sebagai sarana untuk penyucian dan pertumbuhan rohani pasangan. Melalui tantangan dan sukacita dalam kehidupan pernikahan, suami dan istri belajar untuk menjadi lebih seperti Kristus. Efesus 5:25-27 mengajarkan: "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela."

Dalam proses saling mengasihi dan melayani, pasangan belajar untuk mempraktikkan kasih yang tidak mementingkan diri sendiri, pengampunan, kesabaran, dan berbagai karakter Kristus lainnya.

5. Perlindungan dari Godaan

Pernikahan juga berfungsi sebagai perlindungan dari godaan seksual. 1 Korintus 7:2-5 menyatakan: "Tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya. Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak."

Melalui hubungan intim yang eksklusif dalam pernikahan, pasangan dapat memenuhi kebutuhan seksual mereka dengan cara yang kudus dan sesuai dengan kehendak Tuhan.

4 dari 9 halaman

Prinsip-prinsip Penting dalam Pernikahan Kristen

Untuk mencapai tujuan-tujuan pernikahan Kristen di atas, ada beberapa prinsip penting yang perlu diterapkan oleh pasangan:

1. Kasih Agape

Kasih agape adalah kasih yang tidak bersyarat dan rela berkorban, seperti kasih Kristus kepada gereja-Nya. Pasangan Kristen dipanggil untuk saling mengasihi dengan kasih agape, bukan hanya ketika pasangan mereka "layak" dikasihi, tetapi bahkan ketika mereka sulit untuk dikasihi.

2. Komitmen Seumur Hidup

Pernikahan Kristen didasarkan pada komitmen seumur hidup, bukan hanya perasaan atau emosi sesaat. Pasangan harus berkomitmen untuk tetap setia dan mengasihi satu sama lain "dalam suka dan duka, dalam sehat dan sakit, dalam kaya dan miskin."

3. Pengampunan

Tidak ada pernikahan yang sempurna, dan konflik pasti akan terjadi. Namun, pasangan Kristen dipanggil untuk saling mengampuni sebagaimana Kristus telah mengampuni mereka. Efesus 4:32 mengingatkan: "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."

4. Komunikasi yang Sehat

Komunikasi yang terbuka, jujur, dan penuh kasih sangat penting dalam pernikahan Kristen. Pasangan perlu belajar untuk mendengarkan dengan empati, berbicara dengan lemah lembut, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang membangun.

5. Pertumbuhan Bersama dalam Iman

Pasangan Kristen perlu terus bertumbuh bersama dalam iman mereka. Ini termasuk berdoa bersama, membaca dan merenungkan Alkitab bersama, serta terlibat dalam pelayanan gereja atau komunitas bersama-sama.

5 dari 9 halaman

Tantangan dalam Pernikahan Kristen

Meskipun memiliki tujuan dan prinsip yang mulia, pernikahan Kristen tidak terlepas dari berbagai tantangan. Beberapa tantangan umum yang dihadapi pasangan Kristen antara lain:

1. Perbedaan Latar Belakang dan Kepribadian

Setiap individu memiliki latar belakang, pengalaman, dan kepribadian yang unik. Perbedaan ini dapat menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik. Pasangan perlu belajar untuk menghargai perbedaan dan menemukan cara untuk saling melengkapi.

2. Masalah Keuangan

Masalah keuangan sering menjadi sumber ketegangan dalam pernikahan. Pasangan perlu belajar untuk mengelola keuangan bersama dengan bijaksana dan sesuai prinsip-prinsip Alkitab.

3. Tekanan Eksternal

Tekanan dari pekerjaan, keluarga besar, atau lingkungan sosial dapat mempengaruhi kualitas hubungan pernikahan. Pasangan perlu belajar untuk memprioritaskan hubungan mereka dan melindungi pernikahan dari pengaruh negatif eksternal.

4. Godaan dan Ketidaksetiaan

Dalam dunia yang semakin sekuler, godaan untuk tidak setia semakin besar. Pasangan perlu membangun pagar perlindungan untuk pernikahan mereka dan berkomitmen untuk tetap setia satu sama lain.

5. Rutinitas dan Kebosanan

Seiring berjalannya waktu, ada risiko pernikahan menjadi rutin dan membosankan. Pasangan perlu terus berusaha untuk menjaga keromantisan dan keintiman dalam hubungan mereka.

6 dari 9 halaman

Tips Membangun Pernikahan Kristen yang Kuat

Berikut beberapa tips praktis untuk membangun pernikahan Kristen yang kuat dan sesuai dengan tujuan Tuhan:

1. Prioritaskan Hubungan dengan Tuhan

Jadikan Tuhan sebagai pusat pernikahan Anda. Luangkan waktu untuk berdoa dan membaca Alkitab bersama secara teratur. Ini akan memperkuat fondasi spiritual pernikahan Anda.

2. Komunikasikan dengan Efektif

Latih diri untuk berkomunikasi dengan jujur, terbuka, dan penuh kasih. Dengarkan pasangan Anda dengan empati dan hindari kata-kata yang menyakitkan atau merendahkan.

3. Tunjukkan Kasih Sayang Secara Konsisten

Ekspresikan kasih sayang Anda melalui kata-kata, sentuhan, dan tindakan setiap hari. Ingatlah bahwa kasih adalah pilihan, bukan hanya perasaan.

4. Maafkan dengan Tulus

Belajarlah untuk cepat meminta maaf dan memaafkan. Jangan biarkan akar kepahitan tumbuh dalam pernikahan Anda.

5. Luangkan Waktu Berkualitas Bersama

Jadwalkan waktu khusus untuk berdua, jauh dari rutinitas dan tanggung jawab sehari-hari. Ini akan membantu menjaga keintiman dan koneksi emosional Anda.

7 dari 9 halaman

Perbandingan Tujuan Pernikahan Kristen dengan Pandangan Duniawi

Penting untuk memahami perbedaan antara tujuan pernikahan Kristen dengan pandangan duniawi tentang pernikahan:

Aspek Tujuan Pernikahan Kristen Pandangan Duniawi
Fokus Utama Memuliakan Tuhan Kebahagiaan pribadi
Durasi Seumur hidup Selama masih saling mencintai
Dasar Komitmen dan kasih agape Perasaan romantis dan ketertarikan fisik
Tujuan Seksual Prokreasi dan intimasi dalam konteks pernikahan Kesenangan dan kepuasan pribadi
Peran Pasangan Saling melengkapi dan mendukung pertumbuhan rohani Memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadi

 

8 dari 9 halaman

Pertanyaan Umum Seputar Tujuan Pernikahan Kristen

1. Apakah pernikahan Kristen hanya untuk prokreasi?

Tidak, meskipun prokreasi adalah salah satu tujuan pernikahan, itu bukan satu-satunya tujuan. Pernikahan Kristen juga bertujuan untuk persekutuan, pertumbuhan rohani, dan memuliakan Tuhan.

2. Bagaimana jika pasangan tidak dapat memiliki anak?

Ketidakmampuan untuk memiliki anak tidak mengurangi nilai atau tujuan pernikahan Kristen. Pasangan masih dapat memenuhi tujuan pernikahan lainnya dan dapat mempertimbangkan adopsi atau pelayanan kepada anak-anak sebagai alternatif.

3. Apakah perceraian diperbolehkan dalam pernikahan Kristen?

Secara umum, perceraian tidak sesuai dengan tujuan pernikahan Kristen. Namun, dalam kasus-kasus ekstrem seperti perselingkuhan atau kekerasan, gereja mungkin mengizinkan perceraian sebagai pilihan terakhir.

4. Bagaimana mengatasi perbedaan denominasi dalam pernikahan Kristen?

Pasangan dengan perbedaan denominasi perlu berdiskusi dan mencari kesepakatan dalam hal-hal inti iman mereka. Mereka juga perlu saling menghormati perbedaan dan fokus pada tujuan bersama untuk memuliakan Tuhan dalam pernikahan mereka.

5. Apakah seks pranikah diperbolehkan jika pasangan sudah berkomitmen untuk menikah?

Tidak, ajaran Kristen menekankan bahwa hubungan seksual hanya boleh terjadi dalam ikatan pernikahan. Komitmen untuk menikah di masa depan tidak mengubah prinsip ini.

9 dari 9 halaman

Kesimpulan

Memahami tujuan pernikahan Kristen sangatlah penting bagi setiap pasangan yang ingin membangun rumah tangga sesuai dengan kehendak Tuhan. Pernikahan Kristen bukan hanya tentang kebahagiaan pribadi, tetapi lebih dari itu, merupakan panggilan untuk memuliakan Tuhan, saling melengkapi, dan bertumbuh bersama dalam iman.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip Alkitabiah dan terus berusaha mencapai tujuan-tujuan pernikahan yang telah ditetapkan Tuhan, pasangan Kristen dapat membangun rumah tangga yang kuat, bahagia, dan menjadi berkat bagi orang lain. Meskipun akan ada tantangan dan kesulitan, ingatlah bahwa Tuhan yang telah mempersatukan pernikahan Anda akan terus menyertai dan menguatkan Anda dalam perjalanan hidup bersama.

Jadikanlah pernikahan Anda sebagai kesaksian akan kasih Kristus kepada dunia, dan teruslah bertumbuh dalam kasih dan iman bersama pasangan Anda. Dengan demikian, Anda tidak hanya akan mengalami sukacita dan kepuasan dalam pernikahan, tetapi juga akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan melalui hubungan Anda.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence