Pengertian Norma
Liputan6.com, Jakarta Norma merupakan seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur perilaku dan interaksi manusia dalam suatu kelompok masyarakat. Norma berfungsi sebagai acuan atau standar yang disepakati bersama untuk menentukan perilaku yang dianggap pantas dan tidak pantas dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan norma sangat penting untuk menciptakan keteraturan, keharmonisan, dan ketertiban sosial.
Secara etimologi, kata "norma" berasal dari bahasa Latin "norma" yang berarti penyiku atau pengukur. Dalam konteks sosial, norma dapat diartikan sebagai aturan yang menjadi ukuran atau standar perilaku dalam masyarakat. Norma terbentuk melalui proses interaksi sosial yang panjang dan menjadi kesepakatan bersama anggota masyarakat.
Beberapa pengertian norma menurut para ahli:
Advertisement
- Menurut Soerjono Soekanto, norma adalah perangkat yang dibuat agar hubungan di dalam suatu masyarakat dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
- John J. Macionis mendefinisikan norma sebagai aturan dan harapan masyarakat yang memandu perilaku anggota-anggotanya.
- Robert M.Z. Lawang menyatakan norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu yang memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya akan dinilai oleh orang lain.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa norma merupakan aturan atau pedoman berperilaku yang disepakati dan dipatuhi bersama oleh anggota masyarakat. Norma menjadi acuan untuk menilai baik-buruknya suatu tindakan dan mengatur interaksi sosial agar tercipta keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat.
Jenis-jenis Norma
Terdapat beberapa jenis norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masing-masing jenis norma memiliki karakteristik, sumber, dan kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis norma utama:
1. Norma Agama
Norma agama adalah aturan atau kaidah yang bersumber dari ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Norma agama berisi perintah, larangan, dan anjuran yang diyakini berasal dari Tuhan dan harus dipatuhi oleh pemeluknya. Tujuan utama norma agama adalah untuk membimbing manusia agar berperilaku sesuai dengan kehendak Tuhan dan mencapai keselamatan dunia akhirat.
Karakteristik norma agama antara lain:
- Bersifat mutlak dan universal
- Kebenarannya diyakini bersumber dari Tuhan
- Berlaku bagi pemeluk agama yang bersangkutan
- Sanksi berupa dosa dan hukuman di akhirat
Contoh norma agama:
- Kewajiban menjalankan ibadah sesuai ajaran agama
- Larangan berbuat zina, mencuri, membunuh
- Anjuran untuk berbuat baik kepada sesama
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan atau pedoman yang bersumber dari hati nurani manusia tentang baik buruknya suatu perilaku. Norma kesusilaan berkaitan erat dengan nilai-nilai moral dan etika yang diyakini secara universal. Tujuannya adalah membentuk manusia yang bermoral dan beretika dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
Karakteristik norma kesusilaan:
- Bersifat universal
- Bersumber dari hati nurani
- Tidak tertulis namun diakui secara umum
- Sanksi berupa penyesalan diri dan rasa bersalah
Contoh norma kesusilaan:
- Berkata jujur dan tidak berbohong
- Menghormati hak orang lain
- Tidak menyakiti perasaan orang lain
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah aturan tidak tertulis yang mengatur perilaku individu dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat. Norma kesopanan berkaitan dengan adat istiadat, kebiasaan, dan tata krama yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Tujuannya adalah menciptakan keharmonisan dan keselarasan dalam interaksi sosial.
Karakteristik norma kesopanan:
- Bersifat relatif (berbeda antardaerah)
- Tidak tertulis namun disepakati bersama
- Diwariskan secara turun-temurun
- Sanksi berupa celaan atau pengucilan sosial
Contoh norma kesopanan:
- Menghormati orang yang lebih tua
- Berbicara dengan sopan dan santun
- Berpakaian sopan sesuai situasi
4. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan tertulis yang dibuat oleh lembaga yang berwenang dan bersifat mengikat serta memaksa. Norma hukum bertujuan untuk menciptakan ketertiban, keamanan, dan kepastian hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Norma hukum memiliki kekuatan mengikat paling kuat dibandingkan jenis norma lainnya.
Karakteristik norma hukum:
- Tertulis dan terkodifikasi
- Dibuat oleh lembaga resmi negara
- Bersifat memaksa dan mengikat
- Sanksi tegas berupa hukuman
Contoh norma hukum:
- Kewajiban membayar pajak
- Larangan melakukan tindak pidana
- Aturan berlalu lintas
Advertisement
Fungsi Norma dalam Masyarakat
Keberadaan norma memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam mengatur kehidupan bermasyarakat. Berikut adalah beberapa fungsi utama norma:
1. Menciptakan Keteraturan Sosial
Fungsi paling mendasar dari norma adalah menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan sosial. Norma memberikan pedoman tentang perilaku yang diharapkan dari setiap anggota masyarakat, sehingga interaksi sosial dapat berjalan dengan tertib dan teratur. Tanpa adanya norma, kehidupan bermasyarakat akan kacau karena tidak ada aturan yang disepakati bersama.
Contoh penerapan fungsi ini adalah adanya norma berlalu lintas yang mengatur bagaimana pengguna jalan harus berperilaku di jalan raya. Dengan mematuhi rambu dan aturan lalu lintas, terciptalah keteraturan dan keselamatan dalam berlalu lintas.
2. Menjaga Keharmonisan Sosial
Norma berfungsi menjaga keharmonisan dan keselarasan hubungan antaranggota masyarakat. Dengan adanya norma, setiap orang memahami batasan-batasan perilaku yang dapat diterima, sehingga potensi konflik dan gesekan sosial dapat diminimalisir. Norma juga mendorong sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat.
Contohnya, norma kesopanan mengatur bagaimana seseorang harus bersikap dan bertutur kata dengan sopan kepada orang lain, terutama yang lebih tua. Hal ini menciptakan hubungan yang harmonis antargenerasi dalam masyarakat.
3. Mengontrol Perilaku Sosial
Norma berperan sebagai alat kontrol sosial yang mengatur dan mengendalikan perilaku anggota masyarakat. Adanya norma membuat orang cenderung menyesuaikan perilakunya agar sesuai dengan harapan masyarakat. Norma juga menjadi dasar untuk menilai apakah suatu tindakan dapat diterima atau tidak dalam konteks sosial tertentu.
Misalnya, norma hukum mengontrol perilaku masyarakat agar tidak melakukan tindakan kriminal dengan ancaman sanksi hukum yang tegas. Hal ini mencegah orang untuk melakukan pelanggaran dan kejahatan.
4. Menjamin Hak dan Kewajiban
Norma berfungsi menjamin terpenuhinya hak dan dilaksanakannya kewajiban setiap anggota masyarakat. Norma memberikan batasan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta apa yang menjadi hak dan kewajiban seseorang dalam konteks sosial. Hal ini menciptakan rasa keadilan dan kepastian dalam interaksi sosial.
Contohnya, norma hukum menjamin hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan, sekaligus mengatur kewajiban membayar pajak sebagai kontribusi kepada negara.
5. Melestarikan Nilai Budaya
Norma berperan dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Melalui norma, nilai-nilai luhur dalam masyarakat dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Hal ini penting untuk mempertahankan identitas budaya di tengah arus globalisasi.
Misalnya, norma adat istiadat mengatur berbagai ritual dan upacara tradisional yang mencerminkan nilai-nilai budaya setempat. Dengan terus mematuhi norma adat, nilai-nilai budaya tersebut dapat terus lestari.
Proses Terbentuknya Norma
Norma dalam masyarakat tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui serangkaian proses sosial yang panjang. Berikut adalah tahapan umum dalam proses terbentuknya norma:
1. Tahap Kemunculan (Emergence)
Pada tahap awal, muncul suatu perilaku atau tindakan baru dalam masyarakat. Perilaku ini mungkin dilakukan oleh seorang individu atau sekelompok kecil orang. Jika perilaku tersebut dianggap bermanfaat atau sesuai dengan nilai yang dianut masyarakat, maka akan mulai diikuti oleh orang lain.
2. Tahap Penyebaran (Diffusion)
Perilaku yang dianggap positif tersebut kemudian mulai menyebar dan diikuti oleh semakin banyak anggota masyarakat. Proses penyebaran ini bisa terjadi melalui interaksi langsung maupun tidak langsung seperti melalui media.
3. Tahap Penerimaan (Acceptance)
Seiring waktu, perilaku tersebut semakin diterima secara luas dan dianggap sebagai sesuatu yang wajar atau bahkan diharapkan dalam masyarakat. Pada tahap ini, perilaku tersebut mulai dianggap sebagai suatu kebiasaan.
4. Tahap Pelembagaan (Institutionalization)
Kebiasaan yang telah diterima secara luas tersebut kemudian mulai dilembagakan menjadi suatu aturan tidak tertulis. Masyarakat mulai mengharapkan setiap anggotanya untuk berperilaku sesuai dengan aturan tersebut.
5. Tahap Internalisasi (Internalization)
Pada tahap akhir, aturan tersebut telah terinternalisasi dalam diri setiap anggota masyarakat. Orang-orang mematuhi aturan tersebut bukan lagi karena paksaan eksternal, melainkan karena telah menjadi bagian dari nilai dan keyakinan pribadi mereka.
Advertisement
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Norma
Proses terbentuknya norma dalam masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pembentukan norma antara lain:
1. Nilai-nilai Budaya
Nilai-nilai budaya yang dianut oleh suatu masyarakat sangat mempengaruhi bentuk norma yang berlaku. Norma cenderung mencerminkan nilai-nilai yang dianggap penting dalam budaya tersebut. Misalnya, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan akan memiliki norma-norma yang mendorong sikap gotong royong dan kekeluargaan.
2. Sistem Kepercayaan
Agama dan sistem kepercayaan yang dianut masyarakat juga berperan besar dalam pembentukan norma. Ajaran-ajaran agama seringkali menjadi landasan moral yang kemudian diturunkan menjadi norma-norma sosial. Contohnya, larangan mencuri dalam ajaran agama kemudian menjadi norma yang berlaku umum di masyarakat.
3. Kondisi Geografis
Lingkungan alam dan kondisi geografis suatu wilayah turut mempengaruhi norma yang berkembang di masyarakat setempat. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir misalnya, akan memiliki norma-norma yang berkaitan dengan kehidupan laut yang mungkin berbeda dengan masyarakat pegunungan.
4. Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi dan perubahan zaman juga berdampak pada pembentukan norma baru dalam masyarakat. Misalnya, perkembangan teknologi informasi telah melahirkan norma-norma baru terkait etika berkomunikasi di dunia maya.
5. Interaksi Antarbudaya
Pertemuan dan interaksi antara berbagai budaya juga dapat mempengaruhi pembentukan norma. Proses akulturasi dan asimilasi budaya seringkali menghasilkan norma-norma baru yang merupakan perpaduan dari berbagai unsur budaya.
Peran Norma dalam Pembentukan Karakter
Norma memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembentukan karakter individu dan masyarakat. Beberapa peran kunci norma dalam pembentukan karakter antara lain:
1. Memberikan Panduan Moral
Norma menjadi panduan moral yang membantu individu membedakan antara perilaku yang baik dan buruk. Dengan memahami dan menginternalisasi norma-norma yang berlaku, seseorang dapat mengembangkan compass moral yang kuat untuk mengarahkan tindakannya.
2. Membentuk Disiplin Diri
Kepatuhan terhadap norma membantu mengembangkan disiplin diri pada individu. Seseorang belajar untuk mengendalikan dorongan dan keinginannya agar sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat.
3. Mengembangkan Empati
Norma-norma sosial seperti norma kesopanan dan kesusilaan mendorong seseorang untuk mempertimbangkan perasaan dan kepentingan orang lain. Hal ini membantu mengembangkan rasa empati dan kepedulian sosial.
4. Membangun Integritas
Konsistensi dalam mematuhi norma membantu membangun integritas pribadi. Seseorang yang selalu berusaha bertindak sesuai norma akan dipandang sebagai individu yang dapat dipercaya dan berintegritas.
5. Membentuk Identitas Sosial
Norma-norma yang dianut bersama dalam suatu kelompok membantu membentuk identitas sosial anggotanya. Kepatuhan terhadap norma menjadi penanda keanggotaan dan rasa memiliki terhadap kelompok tersebut.
Advertisement
Tantangan dalam Penerapan Norma di Era Modern
Penerapan norma di era modern menghadapi berbagai tantangan baru yang perlu diatasi. Beberapa tantangan utama tersebut antara lain:
1. Globalisasi dan Benturan Budaya
Globalisasi membuat interaksi antarbudaya semakin intens, yang terkadang menimbulkan benturan nilai dan norma. Diperlukan upaya untuk menjembatani perbedaan dan menemukan titik temu antara berbagai sistem nilai yang berbeda.
2. Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi, terutama di bidang informasi dan komunikasi, menciptakan ruang-ruang interaksi baru yang belum memiliki norma yang mapan. Diperlukan upaya untuk merumuskan norma-norma baru yang relevan dengan perkembangan teknologi.
3. Perubahan Sosial yang Cepat
Perubahan sosial yang berlangsung sangat cepat terkadang membuat norma-norma yang ada menjadi kurang relevan. Diperlukan fleksibilitas untuk terus menyesuaikan norma dengan kebutuhan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai inti.
4. Individualisme
Meningkatnya individualisme di masyarakat modern terkadang bertentangan dengan norma-norma yang menekankan kebersamaan dan kepentingan kolektif. Perlu upaya untuk menyeimbangkan antara kebebasan individu dan tanggung jawab sosial.
5. Pluralisme Nilai
Masyarakat modern semakin plural dengan beragam sistem nilai yang hidup berdampingan. Tantangannya adalah bagaimana membangun norma bersama yang dapat mengakomodasi keberagaman tersebut tanpa menimbulkan konflik.
Kesimpulan
Norma merupakan elemen fundamental dalam kehidupan bermasyarakat yang berfungsi mengatur perilaku dan interaksi antarindividu. Keberadaan norma sangat penting untuk menciptakan keteraturan, keharmonisan, dan ketertiban sosial. Berbagai jenis norma seperti norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum memiliki peran yang saling melengkapi dalam membentuk tatanan sosial yang ideal.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan di era modern, norma tetap memiliki relevansi yang kuat dalam kehidupan sosial. Diperlukan upaya bersama untuk terus menjaga, mengembangkan, dan menyesuaikan norma agar tetap efektif dalam mengatur kehidupan bermasyarakat yang semakin kompleks. Dengan memahami dan menghayati norma-norma yang berlaku, setiap individu dapat berkontribusi dalam menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik dan bermartabat.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement