Liputan6.com, Jakarta Dehidrasi pada anak merupakan kondisi yang perlu diwaspadai oleh orangtua. Kehilangan cairan tubuh yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius jika tidak segera ditangani. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai ciri-ciri dehidrasi pada anak, penyebab, cara mengatasi, serta langkah-langkah pencegahannya.
Pengertian Dehidrasi pada Anak
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan dibandingkan dengan yang diterimanya. Pada anak-anak, dehidrasi dapat terjadi dengan cepat dan memerlukan penanganan segera. Cairan tubuh memiliki peran penting dalam menjaga fungsi normal tubuh seperti pencernaan, sirkulasi darah, dan pengaturan suhu tubuh.
Anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa karena beberapa faktor:
- Tubuh anak memiliki proporsi air yang lebih tinggi (sekitar 78%) dibandingkan tubuh orang dewasa (sekitar 60%)
- Metabolisme anak lebih tinggi sehingga tubuh mereka menggunakan air lebih cepat
- Anak-anak belum mampu mengkomunikasikan rasa haus dengan baik
- Sistem pengaturan suhu tubuh anak belum berkembang sempurna
Memahami penyebab dan tanda-tanda dehidrasi pada anak sangat penting agar orangtua dapat mengambil tindakan yang tepat dan cepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Advertisement
Penyebab Dehidrasi pada Anak
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami dehidrasi. Berikut ini adalah penyebab umum dehidrasi pada anak:
1. Diare dan Muntah
Diare dan muntah merupakan penyebab utama dehidrasi pada anak-anak. Ketika anak mengalami diare, usus tidak dapat menyerap cairan dengan baik dan justru membuang lebih banyak cairan melalui feses yang encer. Muntah juga dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
2. Demam Tinggi
Saat anak mengalami demam, suhu tubuh yang meningkat menyebabkan penguapan cairan tubuh melalui keringat yang berlebih. Selain itu, anak yang demam cenderung kurang nafsu makan dan minum, sehingga asupan cairan berkurang.
3. Paparan Panas Berlebihan
Aktivitas fisik yang berlebihan atau terlalu lama berada di lingkungan yang panas dapat menyebabkan anak berkeringat banyak. Jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, hal ini dapat memicu dehidrasi.
4. Kurang Minum
Anak-anak terkadang lupa atau enggan minum, terutama saat sedang asyik bermain. Kurangnya asupan cairan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan dehidrasi.
5. Penyakit Tertentu
Beberapa kondisi medis seperti diabetes yang tidak terkontrol, infeksi saluran kemih, atau penyakit yang menyebabkan peningkatan pengeluaran urin dapat meningkatkan risiko dehidrasi pada anak.
Memahami penyebab-penyebab ini dapat membantu orangtua untuk lebih waspada dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat guna menghindari terjadinya dehidrasi pada anak.
Ciri-Ciri Dehidrasi pada Anak
Mengenali tanda-tanda dehidrasi pada anak sangat penting agar dapat memberikan penanganan yang tepat dan cepat. Berikut ini adalah ciri-ciri dehidrasi pada anak yang perlu diwaspadai:
1. Mulut dan Bibir Kering
Salah satu tanda paling umum dari dehidrasi adalah mulut dan bibir yang kering. Pada kondisi normal, mulut anak akan terasa lembab dan lidahnya basah. Jika Anda melihat bibir anak pecah-pecah atau lidahnya terlihat kering, ini bisa menjadi indikasi awal dehidrasi.
2. Kurangnya Produksi Air Mata
Anak yang mengalami dehidrasi mungkin akan menangis tanpa air mata atau hanya menghasilkan sedikit air mata. Ini terjadi karena tubuh berusaha menghemat cairan yang tersisa.
3. Mata Cekung
Perhatikan area di sekitar mata anak. Jika terlihat lebih cekung dari biasanya, ini bisa menjadi tanda dehidrasi. Pada bayi, ubun-ubun (fontanel) yang cekung juga merupakan indikator dehidrasi.
4. Kulit Kering dan Kurang Elastis
Lakukan tes sederhana dengan mencubit kulit di punggung tangan atau perut anak. Pada anak yang terhidrasi dengan baik, kulit akan segera kembali ke posisi semula. Jika kulit tetap dalam posisi "tercubit" selama beberapa detik, ini bisa menjadi tanda dehidrasi.
5. Urin Berwarna Gelap dan Frekuensi Berkurang
Perhatikan warna dan jumlah urin anak. Urin yang berwarna kuning tua atau kecokelatan serta frekuensi buang air kecil yang berkurang merupakan tanda tubuh berusaha menyimpan cairan.
6. Lesu dan Mudah Lelah
Anak yang mengalami dehidrasi cenderung terlihat lesu, kurang aktif, dan mudah lelah. Mereka mungkin juga menjadi lebih rewel atau mudah tersinggung.
7. Denyut Jantung dan Pernapasan Cepat
Dehidrasi dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan. Ini merupakan upaya tubuh untuk mengompensasi berkurangnya volume darah akibat kehilangan cairan.
8. Rasa Haus yang Berlebihan
Meskipun tidak selalu menjadi indikator yang akurat pada anak-anak, rasa haus yang intens bisa menjadi tanda dehidrasi, terutama jika disertai dengan gejala lainnya.
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dehidrasi. Jika Anda mencurigai anak Anda mengalami dehidrasi, terutama jika disertai dengan gejala seperti demam tinggi, diare berkepanjangan, atau muntah terus-menerus, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement
Cara Mengatasi Dehidrasi pada Anak
Mengatasi dehidrasi pada anak memerlukan tindakan cepat dan tepat. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi dehidrasi pada anak:
1. Berikan Cairan Secara Bertahap
Jika anak mengalami dehidrasi ringan, berikan cairan secara perlahan dan bertahap. Hindari memberikan terlalu banyak cairan sekaligus karena dapat menyebabkan muntah. Berikan sedikit demi sedikit tapi sering.
2. Gunakan Larutan Oralit
Larutan oralit adalah pilihan terbaik untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Oralit mengandung campuran garam dan gula yang membantu tubuh menyerap cairan dengan lebih efektif. Ikuti petunjuk penyajian yang tertera pada kemasan.
3. Berikan ASI atau Susu Formula
Untuk bayi, teruskan pemberian ASI atau susu formula. ASI mengandung cairan dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk mengatasi dehidrasi. Jika bayi muntah, coba berikan ASI dalam jumlah kecil tapi lebih sering.
4. Pilih Makanan dan Minuman yang Tepat
Untuk anak yang lebih besar, berikan makanan dan minuman yang mudah dicerna dan mengandung banyak cairan. Contohnya:
- Sup atau kaldu
- Buah-buahan segar seperti semangka, melon, atau jeruk
- Es loli buah tanpa pemanis
- Jus buah encer (tanpa tambahan gula)
5. Hindari Minuman Tertentu
Saat anak mengalami dehidrasi, hindari memberikan minuman yang mengandung kafein atau gula tinggi seperti soda, teh manis, atau minuman energi. Minuman ini dapat memperburuk dehidrasi.
6. Jaga Suhu Tubuh Anak
Jika dehidrasi disebabkan oleh demam atau paparan panas, bantu menurunkan suhu tubuh anak dengan cara:
- Berikan pakaian yang ringan dan nyaman
- Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik
- Berikan kompres hangat jika anak demam
7. Istirahat yang Cukup
Anjurkan anak untuk beristirahat. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat memperburuk dehidrasi.
8. Pantau Kondisi Anak
Perhatikan tanda-tanda perbaikan seperti:
- Peningkatan frekuensi buang air kecil
- Urin menjadi lebih jernih
- Anak menjadi lebih aktif
- Mulut dan bibir menjadi lebih lembab
9. Konsultasi dengan Dokter
Jika gejala dehidrasi tidak membaik setelah pemberian cairan di rumah, atau jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat seperti lesu berlebihan, tidak kencing selama beberapa jam, atau muntah terus-menerus, segera bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.
Ingat, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup setiap hari, terutama saat cuaca panas atau ketika anak sedang sakit.
Pencegahan Dehidrasi pada Anak
Mencegah dehidrasi pada anak jauh lebih mudah dan aman dibandingkan mengobatinya. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dehidrasi pada anak:
1. Pastikan Asupan Cairan yang Cukup
Berikan anak minum secara teratur, jangan tunggu sampai mereka merasa haus. Kebutuhan cairan setiap anak berbeda-beda, tergantung usia, berat badan, dan aktivitas fisik. Secara umum:
- Bayi 0-6 bulan: cukup dengan ASI eksklusif
- Bayi 6-12 bulan: ASI ditambah sekitar 200 ml air putih per hari
- Anak 1-3 tahun: sekitar 4 gelas (800 ml) per hari
- Anak 4-8 tahun: sekitar 5 gelas (1000 ml) per hari
- Anak di atas 8 tahun: minimal 6-8 gelas (1200-1600 ml) per hari
2. Tingkatkan Asupan Cairan saat Cuaca Panas atau Anak Sakit
Berikan lebih banyak cairan saat cuaca panas, anak melakukan aktivitas fisik, atau ketika anak sedang sakit, terutama jika mengalami demam, diare, atau muntah.
3. Sajikan Makanan Kaya Cairan
Berikan makanan yang mengandung banyak air seperti buah-buahan (semangka, melon, jeruk), sayuran (mentimun, tomat), dan sup.
4. Buat Minum Menjadi Menyenangkan
Gunakan gelas atau botol minum dengan desain menarik. Anda juga bisa membuat infused water dengan menambahkan potongan buah ke dalam air putih untuk menambah rasa tanpa menambahkan gula.
5. Jadilah Contoh yang Baik
Anak-anak cenderung meniru kebiasaan orangtuanya. Tunjukkan kebiasaan minum air yang baik kepada anak.
6. Batasi Minuman Manis dan Berkafein
Minuman manis dan berkafein dapat meningkatkan produksi urin dan menyebabkan dehidrasi. Batasi konsumsi minuman ini dan utamakan air putih.
7. Perhatikan Tanda-tanda Dehidrasi
Kenali tanda-tanda awal dehidrasi seperti mulut kering, urin berwarna gelap, atau anak menjadi lesu. Segera berikan cairan jika melihat tanda-tanda ini.
8. Siapkan Cairan saat Bepergian
Selalu bawa botol air minum saat bepergian dengan anak. Ini memastikan anak tetap mendapat asupan cairan yang cukup di luar rumah.
9. Edukasi Anak tentang Pentingnya Minum Air
Ajarkan anak tentang pentingnya minum air dan tanda-tanda ketika tubuh membutuhkan air. Dorong mereka untuk minum secara teratur, tidak hanya saat merasa haus.
10. Konsultasi dengan Dokter
Jika anak Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sering mengalami dehidrasi, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran pencegahan yang lebih spesifik.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat membantu memastikan anak tetap terhidrasi dengan baik dan terhindar dari risiko dehidrasi serta komplikasinya.
Advertisement
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun dehidrasi ringan dapat diatasi di rumah, ada situasi di mana Anda perlu segera membawa anak ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Berikut adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa anak Anda memerlukan penanganan medis segera:
1. Gejala Dehidrasi Berat
Jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat seperti:
- Sangat lesu atau tidak sadarkan diri
- Mata sangat cekung
- Kulit yang sangat kering dan tidak elastis
- Tidak buang air kecil selama 6-8 jam (untuk bayi) atau 12 jam (untuk anak yang lebih besar)
- Mulut dan lidah sangat kering
- Menangis tanpa air mata
- Ubun-ubun cekung pada bayi
2. Diare Berkepanjangan
Jika anak mengalami diare yang berlangsung lebih dari 24 jam dan disertai dengan tanda-tanda dehidrasi.
3. Muntah Terus-menerus
Jika anak muntah terus-menerus dan tidak dapat menahan cairan apa pun.
4. Demam Tinggi
Jika dehidrasi disertai dengan demam tinggi (di atas 39°C atau 102°F), terutama jika anak berusia di bawah 3 bulan.
5. Gejala Tidak Membaik
Jika gejala dehidrasi tidak membaik setelah pemberian cairan di rumah selama 24 jam.
6. Tanda-tanda Syok
Jika anak menunjukkan tanda-tanda syok seperti kulit pucat dan dingin, napas cepat, atau detak jantung yang sangat cepat.
7. Perubahan Perilaku
Jika anak menjadi sangat rewel, mudah tersinggung, atau menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan.
8. Darah dalam Tinja atau Muntah
Jika terdapat darah dalam tinja atau muntah anak.
9. Sakit Perut yang Parah
Jika anak mengeluh sakit perut yang parah atau perut membengkak.
10. Kondisi Medis Tertentu
Jika anak memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes atau penyakit ginjal, dan mengalami tanda-tanda dehidrasi.
Ingat, dehidrasi dapat berkembang dengan cepat pada anak-anak dan dapat menjadi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Jika Anda ragu atau khawatir tentang kondisi anak Anda, selalu lebih baik untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan perawatan yang sesuai, seperti pemberian cairan intravena jika diperlukan.
Kesimpulan
Dehidrasi pada anak merupakan kondisi serius yang perlu diwaspadai oleh setiap orangtua. Memahami ciri-ciri dehidrasi pada anak, penyebabnya, serta cara mengatasinya sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Ingatlah bahwa pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Pastikan anak Anda mendapatkan asupan cairan yang cukup setiap hari, terutama saat cuaca panas atau ketika anak sedang sakit.
Jika Anda mencurigai anak Anda mengalami dehidrasi, jangan ragu untuk segera memberikan penanganan awal di rumah. Namun, jika gejala tidak membaik atau anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat, segera bawa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Dengan pengetahuan dan kewaspadaan yang tepat, Anda dapat membantu menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak Anda dari risiko dehidrasi.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement