Pengertian Drama
Liputan6.com, Jakarta Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia melalui dialog dan aksi para tokohnya di atas panggung. Istilah drama berasal dari bahasa Yunani "draomai" yang berarti berbuat, bertindak atau beraksi. Secara umum, drama dapat didefinisikan sebagai cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan penonton.
Sebagai sebuah karya seni, drama memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dengan karya sastra lainnya:
- Berbentuk dialog antar tokoh
- Ditujukan untuk dipentaskan di atas panggung
- Menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku
- Mengandung konflik dan emosi
- Memiliki alur cerita yang jelas
- Melibatkan unsur gerak, mimik, dan vokal dalam penyampaiannya
Drama tidak hanya sebatas naskah tertulis, tetapi juga mencakup seni pertunjukan yang melibatkan berbagai elemen seperti akting, tata panggung, kostum, pencahayaan, dan musik. Tujuan utamanya adalah menghibur sekaligus menyampaikan pesan moral kepada penonton melalui cerita yang dipentaskan.
Advertisement
Unsur-Unsur Drama
Sebagai sebuah karya sastra yang kompleks, drama memiliki beberapa unsur penting yang saling berkaitan satu sama lain. Pemahaman terhadap unsur-unsur ini sangat penting untuk dapat mengapresiasi dan menganalisis sebuah karya drama secara utuh. Berikut adalah penjelasan detail mengenai unsur-unsur utama dalam drama:
1. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide dasar yang menjadi landasan cerita dalam drama. Tema biasanya mencerminkan pandangan hidup atau pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada penonton. Beberapa contoh tema yang sering diangkat dalam drama antara lain:
- Cinta dan pengorbanan
- Perjuangan melawan ketidakadilan
- Konflik keluarga
- Pencarian jati diri
- Kritik sosial
Tema yang kuat akan menjadi benang merah yang mengikat seluruh elemen cerita menjadi satu kesatuan yang utuh dan bermakna.
2. Alur/Plot
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membangun cerita dari awal hingga akhir. Alur yang baik memiliki hubungan sebab-akibat yang logis antar peristiwanya. Secara umum, alur drama terdiri dari beberapa tahapan:
- Eksposisi: Pengenalan tokoh, latar, dan situasi awal cerita
- Konflik: Munculnya permasalahan atau pertentangan antar tokoh
- Komplikasi: Konflik semakin rumit dan mencapai puncaknya
- Klimaks: Titik tertinggi ketegangan cerita
- Resolusi: Penyelesaian konflik
- Kesimpulan: Akhir cerita
Alur yang menarik akan membuat penonton terus penasaran mengikuti jalannya cerita hingga akhir.
3. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku cerita dalam drama. Setiap tokoh memiliki karakter atau watak tertentu yang membedakannya dengan tokoh lain. Penokohan merujuk pada cara penulis menggambarkan dan mengembangkan karakter para tokoh dalam cerita. Beberapa jenis tokoh dalam drama antara lain:
- Protagonis: Tokoh utama yang menjadi pusat cerita
- Antagonis: Tokoh yang menentang atau berkonflik dengan protagonis
- Tritagonis: Tokoh pendukung atau penengah
- Tokoh pembantu: Tokoh tambahan yang mendukung jalannya cerita
Karakter tokoh yang kuat dan kompleks akan membuat cerita lebih hidup dan menarik untuk diikuti.
4. Latar/Setting
Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam drama. Latar berfungsi untuk memberikan kesan realistis pada cerita dan membangun suasana tertentu yang mendukung tema. Latar terdiri dari tiga aspek:
- Latar tempat: Lokasi terjadinya peristiwa, misalnya di rumah, sekolah, atau hutan
- Latar waktu: Kapan peristiwa terjadi, bisa berupa zaman, tahun, atau waktu dalam sehari
- Latar suasana: Kondisi atau keadaan yang melingkupi peristiwa, seperti mencekam, gembira, atau sedih
Latar yang tepat akan membantu penonton memahami konteks cerita dengan lebih baik.
5. Dialog
Dialog adalah percakapan yang terjadi antar tokoh dalam drama. Dialog menjadi unsur yang sangat penting karena melalui dialog inilah cerita disampaikan kepada penonton. Fungsi dialog dalam drama antara lain:
- Menjelaskan alur cerita
- Menggambarkan karakter tokoh
- Menyampaikan konflik
- Membangun suasana
- Menyampaikan pesan atau amanat
Dialog yang natural dan sesuai dengan karakter tokoh akan membuat pementasan drama lebih hidup dan meyakinkan.
6. Amanat
Amanat adalah pesan moral atau nilai-nilai kehidupan yang ingin disampaikan penulis melalui karyanya. Amanat bisa disampaikan secara tersurat (langsung) maupun tersirat (tidak langsung) melalui dialog dan perilaku para tokoh. Beberapa contoh amanat dalam drama:
- Kejujuran adalah kunci kebahagiaan
- Jangan menilai seseorang dari penampilan luarnya saja
- Keserakahan akan membawa kehancuran
- Pengorbanan adalah wujud cinta sejati
Amanat yang kuat dan relevan dengan kehidupan akan membuat drama lebih bermakna bagi penontonnya.
Advertisement
Struktur Teks Drama
Teks drama memiliki struktur khusus yang membedakannya dengan karya sastra lain seperti novel atau puisi. Pemahaman terhadap struktur ini penting untuk dapat menulis dan menganalisis naskah drama dengan baik. Berikut adalah penjelasan detail mengenai struktur teks drama:
1. Prolog
Prolog merupakan bagian pembuka dalam teks drama yang biasanya berisi:
- Pengantar cerita
- Latar belakang peristiwa
- Perkenalan tokoh-tokoh utama
- Penjelasan tema atau masalah yang akan diangkat
Prolog berfungsi untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca atau penonton mengenai cerita yang akan disajikan. Prolog biasanya disampaikan oleh narator atau salah satu tokoh dalam drama.
2. Dialog
Dialog merupakan bagian utama dan terpenting dalam teks drama. Melalui dialog inilah cerita disampaikan dan karakter tokoh digambarkan. Struktur dialog dalam drama terdiri dari beberapa bagian:
- Orientasi: Pengenalan situasi awal cerita
- Komplikasi: Munculnya masalah atau konflik
- Klimaks: Puncak ketegangan atau konflik
- Resolusi: Penyelesaian masalah
- Koda: Simpulan atau akhir cerita
Dalam teks drama, dialog biasanya ditulis tanpa tanda kutip dan disertai dengan petunjuk lakuan (stage direction) yang menjelaskan gerak-gerik atau ekspresi tokoh.
3. Epilog
Epilog adalah bagian penutup dalam teks drama yang biasanya berisi:
- Kesimpulan cerita
- Pesan moral atau amanat
- Tanggapan terhadap peristiwa yang telah terjadi
- Harapan untuk masa depan
Epilog berfungsi untuk memberikan kesan akhir dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan dalam drama. Seperti prolog, epilog juga biasanya disampaikan oleh narator atau salah satu tokoh.
4. Babak dan Adegan
Selain tiga struktur utama di atas, teks drama juga biasanya dibagi ke dalam babak dan adegan:
- Babak: Bagian besar dalam drama yang menunjukkan satu kesatuan cerita. Pergantian babak biasanya ditandai dengan perubahan latar atau waktu yang signifikan.
- Adegan: Bagian dari babak yang menunjukkan perubahan peristiwa. Pergantian adegan biasanya ditandai dengan perubahan tokoh yang ada di panggung.
Pembagian ke dalam babak dan adegan ini memudahkan pembaca atau sutradara dalam memahami struktur cerita secara keseluruhan.
Jenis-Jenis Drama
Drama memiliki berbagai jenis yang dapat dibedakan berdasarkan isi cerita, cara penyajian, maupun media pertunjukannya. Pemahaman terhadap jenis-jenis drama ini penting untuk dapat mengapresiasi keberagaman karya drama yang ada. Berikut adalah penjelasan detail mengenai beberapa jenis drama yang umum dikenal:
1. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah jenis drama yang menceritakan kisah kesedihan, penderitaan, atau kematian tokoh utamanya. Ciri-ciri drama tragedi antara lain:
- Berakhir dengan kesedihan atau kematian tokoh utama
- Mengandung unsur kepahlawanan
- Tokoh utama biasanya memiliki kelemahan fatal (tragic flaw)
- Menimbulkan rasa kasihan dan ketakutan pada penonton
Contoh drama tragedi yang terkenal adalah "Romeo and Juliet" karya William Shakespeare.
2. Drama Komedi
Drama komedi adalah jenis drama yang bertujuan menghibur penonton dengan cerita lucu dan menggelitik. Karakteristik drama komedi meliputi:
- Alur cerita ringan dan mengandung humor
- Karakter tokoh yang unik dan konyol
- Ending cerita biasanya bahagia
- Sering mengandung sindiran atau kritik sosial
Contoh drama komedi yang populer adalah "Tartuffe" karya Molière.
3. Drama Tragikomedi
Drama tragikomedi merupakan perpaduan antara unsur tragedi dan komedi. Ciri-cirinya antara lain:
- Mengandung unsur kesedihan dan kelucuan
- Alur cerita bisa serius namun diselingi adegan lucu
- Akhir cerita bisa bahagia atau sedih
- Tokoh-tokohnya memiliki sisi tragis dan komis
Salah satu contoh drama tragikomedi adalah "The Merchant of Venice" karya William Shakespeare.
4. Drama Melodrama
Melodrama adalah jenis drama yang melebih-lebihkan emosi untuk menimbulkan efek dramatis. Karakteristiknya meliputi:
- Alur cerita yang sensasional
- Karakter tokoh yang stereotipikal (hitam-putih)
- Banyak menggunakan musik untuk membangun suasana
- Sering berakhir dengan kebahagiaan yang berlebihan
Contoh melodrama yang terkenal adalah "East Lynne" karya Ellen Wood.
5. Drama Satir
Drama satir adalah jenis drama yang menggunakan humor dan ironi untuk mengkritik atau menyindir keadaan sosial, politik, atau moral masyarakat. Ciri-cirinya antara lain:
- Mengandung sindiran tajam terhadap suatu keadaan
- Tokoh-tokohnya sering mewakili tipe-tipe sosial tertentu
- Menggunakan humor cerdas dan sarkasme
- Bertujuan menyadarkan penonton akan suatu permasalahan
Contoh drama satir yang terkenal adalah "The Importance of Being Earnest" karya Oscar Wilde.
6. Drama Absurd
Drama absurd adalah jenis drama yang menampilkan situasi-situasi yang tidak masuk akal atau absurd sebagai metafora kondisi manusia. Karakteristiknya meliputi:
- Alur cerita yang tidak konvensional atau tidak linear
- Dialog yang sering tidak koheren atau repetitif
- Karakter dan situasi yang tidak realistis
- Mengeksplorasi tema-tema eksistensial
Salah satu contoh drama absurd yang terkenal adalah "Waiting for Godot" karya Samuel Beckett.
Advertisement
Ciri-Ciri Drama
Drama memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan karya sastra lain. Pemahaman terhadap ciri-ciri ini penting untuk dapat mengidentifikasi dan mengapresiasi karya drama dengan baik. Berikut adalah penjelasan detail mengenai ciri-ciri utama drama:
1. Berbentuk Dialog
Ciri paling mendasar dari drama adalah penggunaan dialog sebagai media utama penyampaian cerita. Berbeda dengan prosa yang menggunakan narasi, drama mengandalkan percakapan antar tokoh untuk mengembangkan plot dan menggambarkan karakter. Beberapa karakteristik dialog dalam drama:
- Ditulis tanpa tanda kutip
- Nama tokoh ditulis sebelum dialognya
- Menggunakan bahasa yang natural dan sesuai karakter tokoh
- Sering disertai petunjuk lakuan (stage direction)
Dialog yang baik harus mampu menggambarkan karakter tokoh sekaligus menggerakkan alur cerita secara efektif.
2. Memiliki Konflik
Konflik merupakan elemen penting dalam drama yang membuat cerita menjadi menarik. Tanpa konflik, drama akan terasa datar dan membosankan. Beberapa jenis konflik dalam drama:
- Konflik antar tokoh (man vs man)
- Konflik tokoh dengan dirinya sendiri (man vs self)
- Konflik tokoh dengan lingkungan atau masyarakat (man vs society)
- Konflik tokoh dengan alam (man vs nature)
Konflik yang kuat dan kompleks akan membuat penonton terus tertarik mengikuti jalannya cerita hingga akhir.
3. Terbagi dalam Babak dan Adegan
Drama umumnya dibagi ke dalam babak dan adegan untuk memudahkan pementasan dan pemahaman alur cerita. Karakteristik pembagian ini antara lain:
- Babak menandai perubahan latar atau waktu yang signifikan
- Adegan menandai perubahan tokoh yang ada di panggung
- Setiap babak biasanya terdiri dari beberapa adegan
- Pergantian babak sering ditandai dengan turunnya tirai panggung
Pembagian ini membantu sutradara dan pemain dalam mempersiapkan dan melaksanakan pementasan drama.
4. Mengandung Petunjuk Teknis
Naskah drama biasanya dilengkapi dengan petunjuk teknis atau stage direction yang memberikan informasi tentang:
- Gerak-gerik atau ekspresi tokoh
- Suasana panggung
- Efek suara atau musik
- Kostum dan properti yang digunakan
Petunjuk teknis ini biasanya ditulis dalam kurung dan dengan huruf miring. Fungsinya adalah membantu sutradara dan pemain dalam menafsirkan dan mementaskan naskah drama.
5. Menggunakan Bahasa yang Hidup
Drama menggunakan bahasa yang hidup dan ekspresif untuk menggambarkan karakter dan situasi dengan lebih nyata. Beberapa karakteristik bahasa dalam drama:
- Menggunakan ragam bahasa sesuai latar dan karakter tokoh
- Sering menggunakan majas atau gaya bahasa untuk memperindah dialog
- Mengandung unsur-unsur non-verbal seperti intonasi dan gestur
- Bisa menggunakan dialek atau logat tertentu sesuai kebutuhan cerita
Penggunaan bahasa yang tepat akan membuat karakter dan situasi dalam drama terasa lebih hidup dan meyakinkan.
6. Dipentaskan di Atas Panggung
Meskipun bisa juga dinikmati dalam bentuk teks, drama pada dasarnya ditujukan untuk dipentaskan di atas panggung. Beberapa implikasi dari karakteristik ini:
- Cerita harus bisa divisualisasikan dalam bentuk akting dan set panggung
- Durasi cerita umumnya dibatasi (biasanya 1-3 jam)
- Jumlah tokoh dan pergantian latar dibatasi sesuai kemampuan panggung
- Mempertimbangkan aspek-aspek teknis seperti lighting, sound, dan properti
Karakteristik ini membuat drama memiliki tantangan tersendiri dalam penciptaan dan pementasannya.
Kesimpulan
Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang unik dan kompleks. Dengan memahami ciri-ciri, unsur-unsur, struktur, dan jenis-jenis drama, kita dapat lebih mengapresiasi keindahan dan kedalaman seni pertunjukan ini. Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting:
- Drama adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia melalui dialog dan aksi para tokohnya di atas panggung.
- Unsur-unsur penting dalam drama meliputi tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, dialog, dan amanat.
- Struktur teks drama terdiri dari prolog, dialog (yang terbagi dalam orientasi, komplikasi, klimaks, resolusi, dan koda), serta epilog.
- Drama memiliki berbagai jenis seperti tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, satir, dan drama absurd.
- Ciri-ciri utama drama antara lain berbentuk dialog, memiliki konflik, terbagi dalam babak dan adegan, mengandung petunjuk teknis, menggunakan bahasa yang hidup, dan ditujukan untuk dipentaskan.
Dengan pengetahuan ini, diharapkan kita dapat lebih menghargai dan menikmati karya-karya drama, baik dalam bentuk teks maupun pertunjukan. Drama tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media refleksi dan pembelajaran tentang berbagai aspek kehidupan manusia.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement