Liputan6.com, Jakarta Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung adalah kondisi medis yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan secara berulang. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan gejala yang mengganggu. Mengenali ciri-ciri GERD sejak dini sangat penting agar penanganan dapat dilakukan dengan tepat. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang ciri-ciri GERD, penyebab, cara mengatasi, hingga pencegahannya.
Pengertian GERD
GERD atau penyakit asam lambung adalah gangguan pada sistem pencernaan di mana asam lambung naik kembali (refluks) ke kerongkongan (esofagus). Kondisi ini terjadi ketika otot sfingter esofagus bagian bawah yang memisahkan lambung dan kerongkongan melemah atau mengalami relaksasi yang tidak tepat. Akibatnya, isi lambung termasuk asam lambung dapat mengalir balik ke kerongkongan.
Refluks asam lambung yang terjadi sesekali masih dianggap normal. Namun jika terjadi lebih dari dua kali seminggu secara terus-menerus, kondisi ini sudah dapat dikategorikan sebagai GERD. Paparan asam lambung yang berulang pada kerongkongan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada lapisan kerongkongan.
GERD merupakan kondisi yang cukup umum terjadi. Diperkirakan sekitar 20% populasi di negara maju mengalami gejala GERD setidaknya sekali seminggu. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Namun risikonya meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 40 tahun.
Advertisement
Ciri-Ciri GERD yang Umum Terjadi
Mengenali ciri-ciri GERD sejak awal sangat penting agar penanganan dapat dilakukan dengan tepat. Berikut ini adalah beberapa ciri dan gejala GERD yang paling umum terjadi:
1. Heartburn (Rasa Terbakar di Dada)
Heartburn atau sensasi terbakar di dada adalah gejala GERD yang paling khas. Rasa panas atau terbakar ini biasanya muncul di bagian tengah dada, tepat di belakang tulang dada. Sensasi ini dapat menjalar hingga ke leher dan tenggorokan. Heartburn sering terjadi setelah makan, terutama saat berbaring atau membungkuk. Intensitasnya bisa ringan hingga berat dan berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam.
2. Regurgitasi Asam
Regurgitasi asam adalah kondisi ketika cairan asam dari lambung naik kembali ke kerongkongan hingga mulut. Hal ini menyebabkan rasa asam atau pahit di mulut. Regurgitasi asam sering terjadi bersamaan dengan heartburn. Sensasi ini bisa sangat tidak nyaman, terutama saat berbaring atau di malam hari. Regurgitasi yang parah bahkan dapat menyebabkan tersedak atau batuk.
3. Nyeri Dada
Nyeri dada akibat GERD sering kali sulit dibedakan dengan nyeri dada karena masalah jantung. Nyeri dada GERD biasanya terasa seperti tekanan atau rasa terbakar yang intens di bawah tulang dada. Rasa sakit ini bisa menyebar ke seluruh dada. Nyeri dada GERD cenderung memburuk setelah makan, saat berbaring, atau di malam hari. Jika nyeri dada terasa sangat berat atau disertai gejala lain seperti sesak napas, segera hubungi dokter untuk memastikan penyebabnya.
4. Kesulitan Menelan (Disfagia)
GERD dapat menyebabkan kesulitan menelan atau sensasi makanan tersangkut di kerongkongan. Kondisi ini disebut disfagia. Hal ini terjadi karena peradangan atau penyempitan kerongkongan akibat paparan asam lambung yang berulang. Disfagia dapat membuat proses makan menjadi tidak nyaman dan mengganggu asupan nutrisi. Jika kesulitan menelan berlangsung lama, segera konsultasikan ke dokter.
5. Batuk Kronis
Batuk kronis yang tidak kunjung sembuh bisa menjadi salah satu ciri GERD. Asam lambung yang naik dapat mengiritasi saluran pernapasan dan memicu refleks batuk. Batuk akibat GERD biasanya lebih sering terjadi di malam hari atau saat berbaring. Batuk kronis ini bisa kering atau berdahak. Jika batuk berlangsung lebih dari 8 minggu, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Ciri-Ciri GERD Lainnya
Selain gejala-gejala utama di atas, GERD juga dapat menimbulkan beberapa ciri lain yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. Suara Serak
Paparan asam lambung yang berulang pada laring (pita suara) dapat menyebabkan peradangan dan iritasi. Akibatnya suara menjadi serak, terutama di pagi hari. Serak berkepanjangan yang tidak kunjung membaik bisa menjadi tanda GERD.
2. Sensasi Gumpalan di Tenggorokan
Beberapa penderita GERD merasakan sensasi seperti ada gumpalan atau sesuatu yang tersangkut di tenggorokan. Sensasi ini disebut globus pharyngeus. Meskipun terasa mengganggu, sensasi ini biasanya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya.
3. Mual dan Muntah
GERD dapat menyebabkan mual terutama di pagi hari. Pada kasus yang parah, mual dapat disertai muntah. Muntah yang mengandung darah atau berwarna seperti ampas kopi merupakan tanda bahaya yang memerlukan penanganan medis segera.
4. Nyeri Telinga
Meskipun jarang, GERD dapat menyebabkan nyeri telinga. Hal ini terjadi karena adanya hubungan antara saluran pencernaan dan telinga melalui saraf vagus. Nyeri telinga akibat GERD biasanya tidak disertai gejala infeksi telinga lainnya.
5. Bau Mulut
Refluks asam lambung dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Hal ini terjadi karena asam lambung yang naik ke mulut mengandung sisa makanan yang terfermentasi. Bau mulut akibat GERD biasanya sulit dihilangkan hanya dengan menyikat gigi atau berkumur.
Advertisement
Penyebab GERD
Untuk memahami GERD secara lebih mendalam, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau memicu terjadinya kondisi ini. Berikut adalah beberapa penyebab utama GERD:
1. Disfungsi Sfingter Esofagus Bawah
Penyebab utama GERD adalah melemahnya atau tidak berfungsinya dengan baik otot sfingter esofagus bagian bawah (lower esophageal sphincter/LES). LES adalah otot berbentuk cincin yang memisahkan kerongkongan dan lambung. Dalam kondisi normal, LES akan menutup rapat setelah makanan masuk ke lambung untuk mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Namun jika LES melemah atau mengalami relaksasi yang tidak tepat, asam lambung dapat mengalir balik ke kerongkongan.
2. Hernia Hiatus
Hernia hiatus adalah kondisi di mana sebagian lambung menonjol ke rongga dada melalui celah diafragma. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi LES dan meningkatkan risiko terjadinya GERD. Hernia hiatus lebih sering terjadi pada orang berusia lanjut atau yang mengalami obesitas.
3. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko GERD. Hal ini terjadi karena lemak berlebih di perut dapat meningkatkan tekanan pada lambung, mendorong isi lambung naik ke kerongkongan. Selain itu, obesitas juga dapat mempengaruhi produksi hormon yang mengatur fungsi pencernaan.
4. Kehamilan
Wanita hamil memiliki risiko lebih tinggi mengalami GERD, terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal dan peningkatan tekanan pada perut akibat pertumbuhan janin.
5. Faktor Gaya Hidup
Beberapa kebiasaan dan gaya hidup dapat meningkatkan risiko atau memperparah gejala GERD, antara lain:
- Merokok
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Makan dalam porsi besar
- Makan terlalu cepat
- Berbaring segera setelah makan
- Mengonsumsi makanan berlemak atau pedas
- Minum minuman berkafein atau bersoda
- Stres dan kecemasan
6. Obat-obatan Tertentu
Beberapa jenis obat dapat meningkatkan risiko GERD atau memperparah gejalanya, seperti:
- Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen
- Obat antidepresan
- Obat asma tertentu
- Kalsium channel blocker untuk tekanan darah tinggi
- Pil KB
Cara Mendiagnosis GERD
Diagnosis GERD biasanya dimulai dengan pemeriksaan fisik dan evaluasi riwayat medis pasien. Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami, frekuensi dan intensitasnya, serta faktor-faktor yang memicu atau memperburuk gejala. Beberapa metode diagnosis yang mungkin dilakukan antara lain:
1. Endoskopi Saluran Cerna Atas
Prosedur ini menggunakan kamera kecil yang dimasukkan melalui mulut untuk memeriksa kondisi kerongkongan, lambung, dan usus dua belas jari. Endoskopi dapat mendeteksi peradangan, luka, atau perubahan pada lapisan kerongkongan akibat GERD.
2. Pemeriksaan pH 24 Jam
Tes ini mengukur tingkat keasaman di kerongkongan selama 24 jam. Sebuah probe kecil dimasukkan melalui hidung ke dalam kerongkongan dan dihubungkan ke alat perekam. Hasil tes ini dapat menunjukkan frekuensi dan durasi refluks asam.
3. Manometri Esofagus
Prosedur ini mengukur tekanan dan gerakan otot kerongkongan, termasuk fungsi LES. Manometri dapat membantu mendeteksi kelainan pada gerakan kerongkongan yang mungkin berkontribusi pada GERD.
4. Rontgen Barium
Pasien diminta menelan cairan barium yang akan terlihat pada sinar-X. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan bentuk dan fungsi kerongkongan serta lambung, termasuk adanya hernia hiatus.
5. Uji Bernstein
Tes ini dilakukan dengan meneteskan larutan asam ke kerongkongan untuk melihat apakah menimbulkan gejala yang sama dengan yang dialami pasien. Jika gejala muncul, ini menunjukkan bahwa kerongkongan sensitif terhadap asam.
Advertisement
Pengobatan GERD
Pengobatan GERD bertujuan untuk mengurangi gejala, menyembuhkan kerusakan pada kerongkongan, dan mencegah komplikasi. Pendekatan pengobatan biasanya melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan untuk GERD:
1. Perubahan Gaya Hidup
Langkah pertama dalam mengatasi GERD adalah melakukan perubahan gaya hidup, antara lain:
- Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan
- Menghindari makanan yang memicu gejala (seperti makanan berlemak, pedas, asam)
- Makan dalam porsi kecil tapi sering
- Tidak berbaring segera setelah makan (tunggu minimal 3 jam)
- Meninggikan kepala tempat tidur sekitar 15-20 cm
- Berhenti merokok
- Mengurangi konsumsi alkohol dan kafein
- Menghindari pakaian yang terlalu ketat di area perut
- Mengelola stres dengan baik
2. Obat-obatan
Jika perubahan gaya hidup tidak cukup untuk mengatasi gejala, dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti:
- Antasida: Menetralkan asam lambung untuk meredakan gejala ringan
- Penghambat reseptor H2: Mengurangi produksi asam lambung (contoh: ranitidine, famotidine)
- Penghambat pompa proton (PPI): Menghambat produksi asam lambung secara lebih kuat (contoh: omeprazole, esomeprazole)
- Prokinetik: Mempercepat pengosongan lambung (contoh: metoclopramide)
- Sukralfat: Membentuk lapisan pelindung pada kerongkongan
3. Terapi Endoskopi
Untuk kasus GERD yang tidak responsif terhadap pengobatan konvensional, beberapa prosedur endoskopi dapat dipertimbangkan:
- Fundoplikasi endoskopi: Memperkuat LES dengan membuat lipatan pada bagian atas lambung
- Radiofrequency ablation: Menggunakan energi panas untuk memperkuat LES
- Injeksi bulking agents: Menyuntikkan bahan pengisi untuk memperkuat LES
4. Pembedahan
Dalam kasus yang sangat parah atau tidak responsif terhadap pengobatan lain, pembedahan mungkin direkomendasikan. Prosedur yang paling umum adalah fundoplikasi Nissen, di mana bagian atas lambung dibungkus di sekitar LES untuk memperkuatnya.
Pencegahan GERD
Meskipun tidak selalu dapat dicegah sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya GERD atau mencegah kekambuhan gejala:
1. Menjaga Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan meningkatkan tekanan pada perut dan dapat memperburuk GERD. Menjaga berat badan ideal dapat membantu mengurangi gejala GERD.
2. Mengatur Pola Makan
Makan dalam porsi kecil tapi sering dapat membantu mengurangi tekanan pada lambung. Hindari makan besar terutama menjelang tidur.
3. Menghindari Makanan Pemicu
Identifikasi dan hindari makanan yang memicu gejala GERD pada diri Anda. Makanan yang umum memicu GERD antara lain makanan berlemak, pedas, asam, cokelat, dan minuman berkafein.
4. Berhenti Merokok
Merokok dapat melemahkan LES dan meningkatkan produksi asam lambung. Berhenti merokok dapat membantu mengurangi gejala GERD.
5. Mengurangi Konsumsi Alkohol
Alkohol dapat meningkatkan produksi asam lambung dan melemahkan LES. Batasi atau hindari konsumsi alkohol untuk mencegah GERD.
6. Tidur dengan Posisi Kepala Lebih Tinggi
Meninggikan kepala tempat tidur sekitar 15-20 cm dapat membantu mencegah refluks asam saat tidur.
7. Mengelola Stres
Stres dapat memperburuk gejala GERD. Praktikkan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau olahraga teratur.
8. Hindari Pakaian Ketat
Pakaian yang terlalu ketat di area perut dapat meningkatkan tekanan pada lambung. Pilih pakaian yang lebih longgar untuk kenyamanan.
9. Olahraga Teratur
Olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan ideal dan meningkatkan fungsi pencernaan. Namun, hindari olahraga intensitas tinggi segera setelah makan.
10. Konsumsi Serat yang Cukup
Makanan tinggi serat dapat membantu mempercepat pengosongan lambung dan mengurangi risiko refluks.
Advertisement
Komplikasi GERD
Jika tidak ditangani dengan baik, GERD dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, antara lain:
1. Esofagitis
Peradangan kronis pada kerongkongan akibat paparan asam lambung yang berulang. Esofagitis dapat menyebabkan nyeri, kesulitan menelan, dan perdarahan.
2. Striktur Esofagus
Penyempitan kerongkongan akibat pembentukan jaringan parut. Striktur dapat menyebabkan kesulitan menelan dan rasa nyeri saat makan.
3. Esofagus Barrett
Perubahan pada sel-sel yang melapisi kerongkongan bagian bawah. Kondisi ini meningkatkan risiko kanker kerongkongan.
4. Ulkus Esofagus
Luka terbuka pada lapisan kerongkongan yang dapat menyebabkan nyeri hebat dan perdarahan.
5. Masalah Pernapasan
GERD dapat memicu atau memperburuk kondisi pernapasan seperti asma, bronkitis, atau pneumonia aspirasi.
6. Kerusakan Gigi
Paparan asam lambung yang berulang dapat mengikis email gigi, menyebabkan kerusakan gigi.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun gejala GERD ringan dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan yang dijual bebas, ada beberapa situasi di mana Anda harus segera mencari bantuan medis:
- Gejala GERD terjadi lebih dari dua kali seminggu dan mengganggu aktivitas sehari-hari
- Gejala tidak membaik setelah penggunaan obat-obatan yang dijual bebas selama 2 minggu
- Kesulitan menelan atau rasa nyeri saat menelan
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja
- Muntah darah atau feses berwarna hitam
- Nyeri dada yang parah atau menetap, terutama jika disertai sesak napas atau nyeri menjalar ke lengan atau rahang
- Gejala GERD yang muncul bersamaan dengan demam, menggigil, atau keringat berlebih
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera hubungi dokter atau kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement
Kesimpulan
GERD atau penyakit asam lambung adalah kondisi yang umum terjadi namun dapat sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Mengenali ciri-ciri GERD sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi. Gejala utama GERD meliputi heartburn, regurgitasi asam, nyeri dada, dan kesulitan menelan. Namun, GERD juga dapat menimbulkan gejala lain seperti batuk kronis, suara serak, dan bau mulut.
Penyebab utama GERD adalah melemahnya otot sfingter esofagus bagian bawah, namun faktor gaya hidup seperti obesitas, merokok, dan pola makan yang tidak sehat juga berperan penting. Diagnosis GERD melibatkan pemeriksaan fisik, evaluasi gejala, dan mungkin memerlukan prosedur seperti endoskopi atau pemeriksaan pH 24 jam.
Pengobatan GERD biasanya melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan. Dalam kasus yang lebih parah, prosedur endoskopi atau pembedahan mungkin diperlukan. Pencegahan GERD dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, menjaga berat badan ideal, dan menghindari faktor-faktor pemicu.
Jika Anda mengalami gejala GERD yang persisten atau mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Penanganan yang tepat dan dini dapat mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup Anda secara signifikan.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence