Liputan6.com, Jakarta Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang unik, karena menggabungkan unsur sastra dengan seni pertunjukan. Berbeda dengan novel atau puisi yang hanya dibaca, drama ditulis untuk dipentaskan di atas panggung. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang ciri-ciri drama, unsur-unsur penting di dalamnya, struktur, jenis-jenis, serta hal-hal lain yang perlu diketahui tentang drama.
Pengertian Drama
Drama berasal dari bahasa Yunani "dran" yang berarti berbuat, berlaku, atau bertindak. Secara umum, drama dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menampilkan cerita melalui dialog dan perbuatan para tokohnya di atas panggung.
Beberapa pengertian drama menurut para ahli:
- Menurut Moulton, drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Drama dapat menggerakkan imajinasi penonton untuk melihat kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung.
- Menurut Ferdinand Brunetiere, drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia melalui gerak.
- Menurut Balthazar Verhagen, drama merupakan kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dalam gerak.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa drama adalah karya sastra dalam bentuk dialog yang menggambarkan kehidupan manusia melalui gerak dan perilaku para tokohnya untuk dipentaskan di atas panggung. Drama menggabungkan unsur sastra dengan seni pertunjukan sehingga memiliki karakteristik yang khas dibandingkan karya sastra lainnya.
Advertisement
Ciri-Ciri Drama
Drama memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan karya sastra lain. Berikut ini adalah ciri-ciri utama drama:
1. Berbentuk Dialog
Ciri paling mendasar dari drama adalah penggunaan dialog sebagai media penyampaian cerita. Berbeda dengan prosa yang menggunakan narasi, drama menggunakan percakapan antar tokoh untuk mengembangkan alur cerita. Dialog-dialog ini nantinya akan diucapkan oleh para aktor saat drama dipentaskan.
2. Memiliki Konflik
Setiap drama pasti mengandung konflik atau pertentangan, baik konflik antar tokoh maupun konflik batin tokoh utama. Konflik ini menjadi inti dari drama yang menggerakkan jalannya cerita. Semakin kuat konflik yang disajikan, biasanya semakin menarik pula drama tersebut.
3. Dipentaskan di Atas Panggung
Drama ditulis dengan tujuan untuk dipentaskan, bukan sekadar dibaca seperti novel. Pementasan drama biasanya dilakukan di atas panggung dengan dekorasi dan properti pendukung untuk menghidupkan suasana cerita. Namun saat ini drama juga bisa dipentaskan melalui media lain seperti televisi atau film.
4. Menggunakan Bahasa Lisan
Karena ditujukan untuk dipentaskan, bahasa yang digunakan dalam naskah drama cenderung menggunakan bahasa lisan yang natural seperti percakapan sehari-hari. Hal ini berbeda dengan bahasa dalam novel yang lebih formal dan deskriptif.
5. Terdapat Petunjuk Laku
Dalam naskah drama biasanya terdapat petunjuk laku atau kramagung, yaitu keterangan tentang tingkah laku, ekspresi, atau gerak-gerik yang harus dilakukan tokoh. Petunjuk ini membantu aktor dalam memerankan tokoh saat pementasan.
6. Terbagi dalam Babak dan Adegan
Struktur drama umumnya terbagi dalam babak dan adegan. Satu babak terdiri dari beberapa adegan yang masih dalam satu rangkaian cerita. Pergantian babak biasanya ditandai dengan pergantian latar atau setting.
7. Mengandung Amanat
Seperti karya sastra lainnya, drama juga mengandung pesan moral atau amanat yang ingin disampaikan kepada penonton. Amanat ini bisa disampaikan secara tersirat maupun tersurat melalui dialog dan perilaku para tokoh.
Unsur-Unsur Drama
Sebagai sebuah karya sastra, drama memiliki unsur-unsur pembangun yang saling berkaitan satu sama lain. Berikut ini adalah unsur-unsur penting dalam drama:
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok yang mendasari keseluruhan cerita dalam drama. Tema menjadi benang merah yang menyatukan berbagai unsur cerita menjadi satu kesatuan yang utuh. Contoh tema dalam drama antara lain cinta, persahabatan, perjuangan, pengkhianatan, dan sebagainya.
2. Alur/Plot
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membangun cerita dari awal hingga akhir. Alur dalam drama biasanya terdiri dari tahap pengenalan, konflik, klimaks, antiklimaks, dan penyelesaian. Alur yang baik akan membuat cerita mengalir dengan menarik dan tidak membosankan.
3. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah para pelaku yang berperan dalam cerita drama. Setiap tokoh memiliki watak dan karakteristik tertentu yang disebut penokohan. Tokoh dalam drama biasanya terbagi menjadi tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (lawan tokoh utama), dan tokoh pembantu.
4. Latar/Setting
Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam drama. Latar tempat bisa berupa rumah, sekolah, taman, dan sebagainya. Latar waktu menunjukkan kapan peristiwa terjadi, misalnya pagi hari atau malam hari. Sedangkan latar suasana menggambarkan situasi yang melingkupi cerita, seperti mencekam, gembira, atau sedih.
5. Dialog
Dialog adalah percakapan yang dilakukan antar tokoh dalam drama. Dialog menjadi unsur yang sangat penting karena melalui dialog inilah cerita disampaikan kepada penonton. Dialog yang baik harus terdengar natural dan sesuai dengan karakter masing-masing tokoh.
6. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada penonton melalui drama. Amanat bisa disampaikan secara langsung melalui dialog tokoh atau secara tidak langsung melalui peristiwa-peristiwa dalam cerita.
Advertisement
Struktur Drama
Struktur drama terdiri dari beberapa bagian yang saling berkaitan satu sama lain. Berikut ini adalah struktur umum dalam sebuah naskah drama:
1. Prolog
Prolog adalah bagian pembuka drama yang biasanya berisi pengantar atau latar belakang cerita. Prolog berfungsi untuk memberikan gambaran awal kepada penonton tentang drama yang akan dipentaskan. Prolog bisa disampaikan oleh narator atau salah satu tokoh dalam drama.
2. Dialog
Dialog merupakan bagian utama dari drama yang berisi percakapan antar tokoh. Melalui dialog inilah cerita disampaikan dan konflik dikembangkan. Dialog dalam drama biasanya terbagi menjadi beberapa babak dan adegan.
3. Epilog
Epilog adalah bagian penutup drama yang biasanya berisi kesimpulan atau amanat dari cerita yang telah dipentaskan. Epilog berfungsi untuk memberikan kesan akhir kepada penonton setelah menyaksikan drama.
Selain itu, struktur alur dalam drama juga terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
- Eksposisi: Tahap pengenalan tokoh dan latar cerita
- Konflik: Tahap munculnya permasalahan
- Klimaks: Puncak ketegangan atau konflik
- Antiklimaks: Tahap menurunnya ketegangan
- Resolusi: Tahap penyelesaian masalah
Jenis-Jenis Drama
Drama dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan isi cerita dan cara penyajiannya. Berikut ini adalah beberapa jenis drama yang umum dikenal:
1. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah jenis drama yang menceritakan kisah kesedihan atau penderitaan tokoh utama. Drama ini biasanya berakhir dengan kematian atau kehancuran tokoh utama. Contoh drama tragedi yang terkenal adalah "Romeo dan Juliet" karya William Shakespeare.
2. Drama Komedi
Drama komedi adalah jenis drama yang bertujuan menghibur penonton dengan cerita-cerita lucu dan menggelitik. Drama komedi biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Contoh drama komedi antara lain "Bajaj Bajuri" atau "Opera Van Java".
3. Drama Tragikomedi
Drama tragikomedi adalah perpaduan antara tragedi dan komedi. Jenis drama ini mengandung unsur kesedihan sekaligus kelucuan dalam satu cerita. Contohnya adalah drama "Waiting for Godot" karya Samuel Beckett.
4. Melodrama
Melodrama adalah jenis drama yang melebih-lebihkan emosi untuk menimbulkan simpati penonton. Drama ini biasanya menampilkan konflik-konflik yang dramatis dan mengharukan. Contohnya banyak ditemui dalam sinetron-sinetron di televisi.
5. Drama Satire
Drama satire adalah jenis drama yang mengandung sindiran atau kritik terhadap keadaan sosial masyarakat. Drama ini biasanya menggunakan humor sebagai media penyampaian kritik. Contohnya adalah drama "Orang Kaya Baru" karya Nano Riantiarno.
Advertisement
Pementasan Drama
Pementasan drama merupakan tahap akhir dari proses pembuatan drama. Pada tahap ini, naskah drama yang telah ditulis akan diwujudkan dalam bentuk pertunjukan di atas panggung. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pementasan drama antara lain:
1. Casting
Casting adalah proses pemilihan pemain yang akan memerankan tokoh-tokoh dalam drama. Pemilihan pemain harus disesuaikan dengan karakter tokoh yang ada dalam naskah agar peran dapat dimainkan dengan maksimal.
2. Latihan
Sebelum dipentaskan, para pemain harus melakukan latihan secara intensif untuk menghafal dialog dan blocking (posisi dan pergerakan di atas panggung). Latihan juga diperlukan untuk membangun chemistry antar pemain.
3. Tata Panggung
Tata panggung meliputi dekorasi dan properti yang digunakan untuk mendukung suasana cerita. Tata panggung harus disesuaikan dengan latar tempat dan waktu yang ada dalam naskah drama.
4. Tata Busana dan Rias
Kostum dan riasan pemain harus disesuaikan dengan karakter tokoh dan latar waktu cerita. Tata busana dan rias yang tepat akan membantu pemain menghayati perannya dengan lebih baik.
5. Tata Cahaya dan Suara
Pencahayaan dan efek suara sangat penting untuk membangun suasana dalam pementasan drama. Tata cahaya dan suara yang baik akan membuat pertunjukan menjadi lebih hidup dan menarik.
Manfaat Mempelajari Drama
Mempelajari dan terlibat dalam drama memberikan banyak manfaat, baik secara pribadi maupun sosial. Beberapa manfaat mempelajari drama antara lain:
1. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa
Dengan mempelajari naskah drama dan berlatih dialog, seseorang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, baik dalam hal pengucapan, intonasi, maupun pemilihan kata.
2. Mengembangkan Kreativitas
Drama memberi ruang bagi seseorang untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan kreativitas, baik dalam hal penulisan naskah maupun akting.
3. Melatih Kepercayaan Diri
Tampil di atas panggung membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri. Dengan berlatih drama, seseorang dapat meningkatkan rasa percaya dirinya.
4. Meningkatkan Kemampuan Bekerja Sama
Pementasan drama melibatkan banyak orang dengan peran yang berbeda-beda. Hal ini melatih kemampuan bekerja sama dalam tim.
5. Mengasah Kepekaan Sosial
Melalui drama, seseorang dapat belajar memahami berbagai karakter dan situasi sosial yang berbeda. Hal ini dapat meningkatkan kepekaan sosial dan empati.
Advertisement
Perbedaan Drama dengan Karya Sastra Lain
Meskipun sama-sama termasuk karya sastra, drama memiliki beberapa perbedaan mendasar dengan karya sastra lain seperti novel atau puisi. Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama drama dengan karya sastra lainnya:
1. Tujuan Penulisan
Drama ditulis dengan tujuan untuk dipentaskan, sedangkan novel atau puisi ditulis untuk dibaca. Hal ini mempengaruhi gaya penulisan dan struktur cerita yang digunakan.
2. Penggunaan Dialog
Drama didominasi oleh dialog antar tokoh, sementara novel lebih banyak menggunakan narasi. Puisi umumnya tidak menggunakan dialog.
3. Petunjuk Laku
Dalam naskah drama terdapat petunjuk laku yang menjelaskan gerak-gerik atau ekspresi tokoh. Hal ini tidak ditemui dalam novel atau puisi.
4. Panjang Cerita
Drama umumnya lebih singkat dibandingkan novel karena dibatasi oleh durasi pementasan. Puisi biasanya lebih pendek dari keduanya.
5. Cara Penyampaian
Drama disampaikan melalui pertunjukan langsung di atas panggung, sementara novel dan puisi disampaikan melalui tulisan yang dibaca.
Kesimpulan
Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang unik karena menggabungkan unsur sastra dengan seni pertunjukan. Ciri-ciri utama drama antara lain berbentuk dialog, memiliki konflik, dan ditujukan untuk dipentaskan. Drama memiliki unsur-unsur pembangun seperti tema, alur, tokoh, latar, dialog, dan amanat yang saling berkaitan membentuk satu kesatuan cerita.
Struktur drama terdiri dari prolog, dialog, dan epilog, dengan alur cerita yang umumnya mengikuti tahapan eksposisi, konflik, klimaks, antiklimaks, dan resolusi. Terdapat berbagai jenis drama seperti tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, dan drama satire yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.
Mempelajari dan terlibat dalam drama memberikan banyak manfaat, mulai dari meningkatkan kemampuan berbahasa, mengembangkan kreativitas, melatih kepercayaan diri, hingga mengasah kepekaan sosial. Meskipun memiliki beberapa perbedaan dengan karya sastra lain, drama tetap menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai kehidupan kepada masyarakat.
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement