Liputan6.com, Jakarta - Hewan vivipar merupakan salah satu jenis hewan yang memiliki cara berkembang biak yang unik. Berbeda dengan hewan ovipar yang bertelur, hewan vivipar melahirkan anaknya secara langsung. Mari kita pelajari lebih lanjut tentang ciri-ciri dan karakteristik hewan vivipar ini.
Pengertian Hewan Vivipar
Hewan vivipar adalah hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan anak secara langsung. Istilah "vivipar" berasal dari bahasa Latin "vivus" yang berarti hidup dan "parere" yang berarti melahirkan. Jadi secara harfiah, vivipar berarti "melahirkan dalam keadaan hidup".
Pada hewan vivipar, embrio berkembang di dalam tubuh induk betina. Selama masa kehamilan, embrio mendapatkan nutrisi langsung dari tubuh induknya melalui plasenta. Setelah cukup matang, anak akan dilahirkan dalam keadaan hidup.
Hewan vivipar umumnya termasuk dalam kelompok mamalia, meskipun ada beberapa jenis ikan dan reptil yang juga vivipar. Sebagian besar hewan darat seperti kucing, anjing, sapi, kuda, dan manusia adalah contoh hewan vivipar.
Perkembangbiakan secara vivipar memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:
- Anak yang dilahirkan lebih terlindungi selama masa perkembangan
- Anak mendapat nutrisi langsung dari induk
- Tingkat kelangsungan hidup anak lebih tinggi
- Anak yang lahir sudah lebih berkembang dan siap bertahan hidup
Meski demikian, perkembangbiakan vivipar juga memiliki kekurangan seperti jumlah anak yang dilahirkan lebih sedikit dan membutuhkan energi yang besar dari induk selama masa kehamilan.
Advertisement
Ciri-Ciri Umum Hewan Vivipar
Hewan vivipar memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan hewan ovipar atau ovovivipar. Berikut ini adalah ciri-ciri umum hewan vivipar:
- Melahirkan anak secara langsung - Ciri utama hewan vivipar adalah melahirkan anaknya dalam keadaan hidup, bukan bertelur.
- Memiliki kelenjar susu - Hewan vivipar umumnya memiliki kelenjar susu untuk menyusui anaknya setelah lahir.
- Memiliki rahim - Rahim berfungsi sebagai tempat berkembangnya embrio selama masa kehamilan.
- Terdapat plasenta - Plasenta menghubungkan embrio dengan tubuh induk untuk menyalurkan nutrisi.
- Masa kehamilan relatif lama - Waktu yang dibutuhkan dari pembuahan hingga kelahiran cukup panjang.
- Jumlah anak sedikit - Umumnya hanya melahirkan 1-10 anak dalam sekali melahirkan.
- Tubuh ditutupi rambut/bulu - Sebagian besar hewan vivipar memiliki rambut atau bulu di tubuhnya.
- Berdarah panas - Mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri (homoioterm).
- Jantung beruang empat - Memiliki jantung dengan empat ruang (dua serambi dan dua bilik).
- Bernafas dengan paru-paru - Mengambil oksigen dari udara menggunakan paru-paru.
Ciri-ciri di atas merupakan karakteristik umum yang dimiliki sebagian besar hewan vivipar, terutama dari kelompok mamalia. Namun perlu diingat bahwa ada beberapa pengecualian, misalnya pada ikan dan reptil vivipar yang tidak memiliki rambut atau kelenjar susu.
Contoh-Contoh Hewan Vivipar
Berikut ini adalah beberapa contoh hewan vivipar beserta penjelasan singkatnya:
1. Kucing
Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang berkembang biak secara vivipar. Masa kehamilan kucing berlangsung sekitar 58-67 hari. Dalam sekali melahirkan, kucing bisa menghasilkan 1-8 anak kucing. Setelah lahir, anak kucing akan disusui oleh induknya selama beberapa minggu.
2. Anjing
Anjing juga termasuk hewan vivipar. Masa kehamilan anjing rata-rata 63 hari. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi tergantung ras, biasanya 1-12 anak. Anak anjing yang baru lahir masih buta dan tuli, serta sangat bergantung pada induknya.
3. Sapi
Sapi betina mengalami masa kehamilan sekitar 9 bulan. Umumnya sapi hanya melahirkan satu anak dalam sekali melahirkan, meski kadang bisa terjadi kelahiran kembar. Anak sapi yang baru lahir sudah bisa berdiri dan berjalan dalam waktu singkat.
4. Kuda
Kuda betina hamil selama 11-12 bulan. Biasanya hanya melahirkan satu anak kuda. Anak kuda yang baru lahir sudah bisa berdiri dan berlari dalam waktu beberapa jam setelah kelahiran.
5. Gajah
Gajah memiliki masa kehamilan terpanjang di antara mamalia darat, yaitu sekitar 22 bulan. Gajah hanya melahirkan satu anak dalam sekali melahirkan. Anak gajah sangat bergantung pada induknya hingga usia 3-5 tahun.
6. Paus
Meski hidup di air, paus termasuk mamalia vivipar. Masa kehamilan paus bervariasi antara 10-18 bulan tergantung jenisnya. Paus biasanya hanya melahirkan satu anak yang disebut anak paus.
7. Lumba-lumba
Lumba-lumba betina hamil selama 11-12 bulan. Mereka melahirkan satu anak lumba-lumba yang disebut anak lumba-lumba. Anak lumba-lumba akan disusui dan diasuh oleh induknya selama 1-2 tahun.
8. Kelelawar
Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang bisa terbang. Masa kehamilan kelelawar bervariasi antara 40 hari hingga 6 bulan, tergantung jenisnya. Kelelawar biasanya hanya melahirkan satu anak dalam setahun.
9. Jerapah
Jerapah betina hamil selama 15 bulan. Mereka melahirkan satu anak jerapah yang sudah bisa berdiri dan berjalan beberapa jam setelah kelahiran. Anak jerapah yang baru lahir memiliki tinggi sekitar 2 meter.
10. Gorila
Gorila betina mengalami masa kehamilan sekitar 8,5 bulan. Mereka biasanya hanya melahirkan satu anak gorila setiap 3-4 tahun sekali. Anak gorila sangat bergantung pada induknya hingga usia 3-4 tahun.
Contoh-contoh di atas menunjukkan keragaman hewan vivipar, mulai dari hewan darat, hewan air, hingga hewan yang bisa terbang. Meski memiliki perbedaan dalam hal ukuran tubuh, habitat, dan perilaku, hewan-hewan tersebut memiliki kesamaan dalam cara berkembang biaknya yaitu melahirkan anak secara langsung.
Advertisement
Proses Perkembangbiakan Hewan Vivipar
Proses perkembangbiakan hewan vivipar melibatkan beberapa tahapan penting, mulai dari pembuahan hingga kelahiran. Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai proses perkembangbiakan hewan vivipar:
1. Perkawinan
Proses perkembangbiakan diawali dengan perkawinan antara hewan jantan dan betina. Pada sebagian besar hewan vivipar, perkawinan terjadi melalui kopulasi atau hubungan seksual. Beberapa hewan vivipar memiliki musim kawin tertentu, sementara yang lain bisa kawin sepanjang tahun.
2. Pembuahan
Setelah perkawinan, terjadi proses pembuahan atau fertilisasi. Sperma dari hewan jantan akan membuahi sel telur di dalam tubuh betina. Pembuahan ini terjadi di saluran reproduksi betina, biasanya di bagian tuba falopi.
3. Implantasi
Setelah terjadi pembuahan, zigot (sel telur yang telah dibuahi) akan berkembang menjadi embrio. Embrio ini kemudian akan menempel pada dinding rahim melalui proses yang disebut implantasi. Proses ini umumnya terjadi beberapa hari setelah pembuahan.
4. Perkembangan Embrio
Setelah implantasi, embrio akan terus berkembang di dalam rahim. Selama masa ini, embrio mendapatkan nutrisi dan oksigen dari induk melalui plasenta. Plasenta adalah organ yang menghubungkan embrio dengan tubuh induk.
5. Kehamilan
Masa kehamilan adalah periode di mana embrio berkembang menjadi janin yang siap dilahirkan. Durasi kehamilan bervariasi tergantung jenis hewannya, mulai dari beberapa minggu hingga lebih dari satu tahun. Selama masa kehamilan, induk akan mengalami berbagai perubahan fisik dan perilaku.
6. Kelahiran
Proses kelahiran atau partus terjadi ketika janin sudah cukup matang. Pada saat kelahiran, otot-otot rahim akan berkontraksi untuk mendorong janin keluar melalui saluran kelahiran. Pada beberapa hewan, proses kelahiran bisa berlangsung cepat, sementara pada yang lain bisa memakan waktu berjam-jam.
7. Perawatan Anak
Setelah lahir, anak hewan vivipar masih membutuhkan perawatan dari induknya. Induk akan menyusui anaknya dengan air susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu. Selain itu, induk juga akan melindungi dan mengajari anaknya berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Proses perkembangbiakan hewan vivipar ini memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:
- Embrio terlindungi dengan baik di dalam tubuh induk
- Embrio mendapatkan nutrisi langsung dari induk
- Anak yang dilahirkan umumnya sudah cukup berkembang
- Tingkat kelangsungan hidup anak lebih tinggi
Namun, perkembangbiakan secara vivipar juga memiliki beberapa kekurangan seperti jumlah keturunan yang lebih sedikit dan membutuhkan energi yang besar dari induk selama masa kehamilan.
Perbedaan Hewan Vivipar, Ovipar, dan Ovovivipar
Dalam dunia hewan, terdapat tiga cara utama perkembangbiakan yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut ini adalah penjelasan dan perbandingan antara ketiga cara perkembangbiakan tersebut:
1. Hewan Vivipar
Karakteristik:
- Melahirkan anak secara langsung
- Embrio berkembang di dalam tubuh induk
- Mendapat nutrisi langsung dari induk melalui plasenta
- Umumnya menyusui anaknya setelah lahir
Contoh: Kucing, anjing, sapi, manusia
2. Hewan Ovipar
Karakteristik:
- Bertelur
- Embrio berkembang di luar tubuh induk
- Nutrisi untuk perkembangan embrio tersimpan dalam telur
- Induk tidak menyusui anaknya
Contoh: Ayam, burung, ikan (kebanyakan), reptil (kebanyakan)
3. Hewan Ovovivipar
Karakteristik:
- Telur berkembang di dalam tubuh induk
- Embrio mendapat nutrisi dari kuning telur, bukan dari induk
- Anak "dilahirkan" saat telur menetas di dalam tubuh induk
- Umumnya tidak menyusui anaknya
Contoh: Beberapa jenis ikan hiu, ular, salamander
Perbandingan:
Aspek | Vivipar | Ovipar | Ovovivipar |
---|---|---|---|
Tempat perkembangan embrio | Di dalam tubuh induk | Di luar tubuh induk | Di dalam tubuh induk |
Sumber nutrisi embrio | Langsung dari induk (plasenta) | Dari kuning telur | Dari kuning telur |
Proses "kelahiran" | Melahirkan anak | Menetas dari telur | Telur menetas di dalam tubuh induk |
Jumlah anak/telur | Sedikit | Banyak | Bervariasi |
Perawatan anak | Intensif (menyusui) | Minimal | Bervariasi |
Masing-masing cara perkembangbiakan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Perkembangbiakan secara vivipar memberikan perlindungan maksimal pada embrio dan meningkatkan peluang kelangsungan hidup anak, namun membutuhkan energi yang besar dari induk. Perkembangbiakan ovipar memungkinkan induk untuk menghasilkan keturunan dalam jumlah besar, namun tingkat kelangsungan hidup anak lebih rendah. Sementara ovovivipar bisa dianggap sebagai bentuk "tengah" yang menggabungkan beberapa aspek dari vivipar dan ovipar.
Advertisement
Adaptasi Hewan Vivipar
Hewan vivipar telah mengembangkan berbagai adaptasi untuk mendukung cara perkembangbiakannya yang unik. Berikut ini adalah beberapa adaptasi penting pada hewan vivipar:
1. Sistem Reproduksi
Hewan vivipar memiliki sistem reproduksi yang kompleks, termasuk:
- Rahim yang berkembang baik untuk menampung dan melindungi embrio
- Plasenta untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen dari induk ke embrio
- Saluran kelahiran yang memungkinkan anak dilahirkan dengan aman
2. Kelenjar Susu
Sebagian besar hewan vivipar memiliki kelenjar susu untuk memproduksi susu bagi anak-anaknya. Susu ini mengandung nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Sistem Kekebalan
Induk vivipar dapat mentransfer antibodi ke anaknya melalui plasenta dan air susu, memberikan perlindungan awal terhadap penyakit.
4. Perilaku Pengasuhan
Hewan vivipar umumnya memiliki naluri pengasuhan yang kuat, termasuk:
- Melindungi anak dari predator
- Mengajari anak keterampilan bertahan hidup
- Menyusui dan merawat anak hingga mandiri
5. Adaptasi Fisiologis
Selama kehamilan, tubuh induk mengalami berbagai perubahan untuk mendukung perkembangan embrio, seperti:
- Peningkatan produksi hormon
- Perubahan metabolisme
- Peningkatan aliran darah ke rahim
6. Adaptasi Anatomi
Beberapa hewan vivipar memiliki adaptasi anatomi khusus, misalnya:
- Tulang panggul yang fleksibel pada mamalia untuk memudahkan kelahiran
- Modifikasi sirip pada ikan vivipar untuk memfasilitasi pembuahan internal
7. Strategi Reproduksi
Hewan vivipar umumnya mengadopsi strategi reproduksi K-selection, yang melibatkan:
- Menghasilkan sedikit keturunan
- Investasi energi yang besar dalam setiap keturunan
- Masa hidup yang lebih panjang
8. Adaptasi Perilaku
Beberapa adaptasi perilaku pada hewan vivipar termasuk:
- Pemilihan pasangan yang selektif
- Perilaku kawin yang kompleks
- Perubahan perilaku selama kehamilan untuk melindungi embrio
Adaptasi-adaptasi ini memungkinkan hewan vivipar untuk sukses dalam perkembangbiakannya, meskipun memerlukan investasi energi yang besar dari induk. Strategi ini terbukti sangat efektif, terutama dalam lingkungan yang stabil atau dapat diprediksi.
Manfaat Perkembangbiakan Vivipar
Perkembangbiakan secara vivipar memiliki beberapa manfaat penting bagi kelangsungan hidup spesies. Berikut ini adalah beberapa manfaat utama dari cara perkembangbiakan vivipar:
1. Perlindungan Embrio
Embrio terlindungi dengan baik di dalam tubuh induk selama masa perkembangannya. Ini mengurangi risiko dari predator, perubahan suhu ekstrem, atau bahaya lingkungan lainnya.
2. Nutrisi Optimal
Embrio mendapatkan nutrisi langsung dari induk melalui plasenta. Ini memastikan pasokan makanan yang stabil dan sesuai untuk perkembangan optimal.
3. Tingkat Kelangsungan Hidup Tinggi
Anak yang dilahirkan umumnya sudah cukup berkembang dan memiliki peluang bertahan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan telur atau anak hewan ovipar.
4. Pengasuhan Intensif
Hewan vivipar biasanya memberikan pengasuhan intensif kepada anaknya, termasuk menyusui dan mengajari keterampilan bertahan hidup.
5. Adaptasi Cepat
Perkembangbiakan vivipar memungkinkan adaptasi yang lebih cepat terhadap perubahan lingkungan karena induk dapat mempengaruhi perkembangan embrio.
6. Efisiensi Energi
Meskipun membutuhkan energi yang besar dari induk, perkembangbiakan vivipar sebenarnya lebih efisien energi karena tingkat kelangsungan hidup anak yang tinggi.
7. Kematangan Saat Lahir
Anak yang dilahirkan secara vivipar umumnya lebih matang dan mampu bertahan hidup secara mandiri lebih cepat dibandingkan anak hewan ovipar.
8. Transfer Kekebalan
Induk dapat mentransfer antibodi ke anaknya, memberikan perlindungan awal terhadap penyakit.
9. Ikatan Induk-Anak
Perkembangbiakan vivipar mendorong terbentuknya ikatan yang kuat antara induk dan anak, yang penting untuk pembelajaran dan sosialisasi.
10. Keunggulan Kompetitif
Dalam beberapa lingkungan, perkembangbiakan vivipar memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan strategi reproduksi lainnya.
Meskipun memiliki banyak manfaat, perkembangbiakan vivipar juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti jumlah keturunan yang lebih sedikit dan beban energi yang besar bagi induk. Namun, dalam banyak kasus, manfaatnya jauh melebihi kekurangannya, terutama dalam lingkungan yang menantang atau tidak stabil.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Hewan Vivipar
Terdapat beberapa mitos dan kesalahpahaman umum seputar hewan vivipar. Mari kita bahas beberapa mitos dan fakta yang perlu diketahui:
Mitos 1: Semua mamalia adalah vivipar
Fakta: Meskipun sebagian besar mamalia memang vivipar, ada pengecualian. Platypus dan echidna, yang termasuk dalam kelompok monotremata, adalah mamalia yang bertelur (ovipar).
Mitos 2: Hanya mamalia yang vivipar
Fakta: Selain mamalia, beberapa jenis ikan (seperti ikan guppy) dan reptil (seperti beberapa jenis kadal) juga berkembang biak secara vivipar.
Mitos 3: Hewan vivipar selalu menyusui anaknya
Fakta: Meskipun sebagian besar hewan vivipar menyusui anaknya, ada pengecualian. Ikan dan reptil vivipar tidak menyusui anak-anaknya.
Mitos 4: Hewan vivipar selalu melahirkan anak yang sudah bisa mandiri
Fakta: Tingkat kemandirian anak hewan vivipar bervariasi. Beberapa, seperti anak jerapah, bisa berdiri dan berjalan segera setelah lahir. Sementara yang lain, seperti anak manusia, membutuhkan waktu lama untuk mandiri.
Mitos 5: Perkembangbiakan vivipar selalu lebih menguntungkan
Fakta: Meskipun memiliki banyak keuntungan, perkembangbiakan vivipar juga memiliki kekurangan, seperti jumlah keturunan yang lebih sedikit dan beban energi yang besar bagi induk.
Mitos 6: Hewan vivipar tidak bisa melahirkan anak kembar
Fakta: Banyak hewan vivipar bisa melahirkan anak kembar, meskipun frekuensinya bervariasi antar spesies. Manusia, sapi, dan beberapa jenis primata lain bisa melahirkan anak kembar.
Mitos 7: Semua hewan vivipar memiliki plasenta
Fakta: Meskipun sebagian besar hewan vivipar memiliki plasenta, ada beberapa pengecualian. Misalnya, kanguru dan hewan marsupial lainnya memiliki plasenta yang sangat sederhana dan sebagian besar perkembangan anak terjadi di dalam kantung.
Mitos 8: Hewan vivipar selalu melahirkan anak yang sudah memiliki bulu atau rambut
Fakta: Tidak semua anak hewan vivipar lahir dengan bulu atau rambut yang lengkap. Misalnya, anak tikus dan kelinci lahir dalam keadaan tidak berbulu.
Mitos 9: Masa kehamilan hewan vivipar selalu panjang
Fakta: Masa kehamilan hewan vivipar sangat bervariasi. Beberapa jenis tikus hamil hanya selama 20 hari, sementara gajah bisa hamil hingga 22 bulan.
Mitos 10: Hewan vivipar tidak bisa hidup di air
Fakta: Beberapa hewan vivipar, seperti paus, lumba-lumba, dan beberapa jenis ikan, hidup sepenuhnya di air. Mereka telah mengembangkan adaptasi khusus untuk melahirkan dan merawat anak di lingkungan akuatik.
Memahami fakta-fakta ini penting untuk menghindari kesalahpahaman tentang hewan vivipar. Keragaman dalam cara perkembangbiakan ini menunjukkan betapa kompleks dan menariknya dunia hewan.
Kesimpulan
Hewan vivipar merupakan kelompok hewan yang memiliki cara perkembangbiakan unik dengan melahirkan anak secara langsung. Karakteristik utama hewan vivipar meliputi perkembangan embrio di dalam tubuh induk, nutrisi langsung dari induk melalui plasenta, dan umumnya menyusui anak setelah lahir. Contoh hewan vivipar yang umum termasuk mamalia seperti kucing, anjing, sapi, dan manusia, serta beberapa jenis ikan dan reptil.
Perkembangbiakan secara vivipar memiliki beberapa keuntungan, seperti perlindungan maksimal bagi embrio, nutrisi optimal, dan tingkat kelangsungan hidup anak yang lebih tinggi. Namun, cara ini juga memiliki tantangan tersendiri, termasuk jumlah keturunan yang lebih sedikit dan beban energi yang besar bagi induk.
Hewan vivipar telah mengembangkan berbagai adaptasi untuk mendukung cara perkembangbiakan mereka, mulai dari sistem reproduksi yang kompleks hingga perilaku pengasuhan yang intensif. Adaptasi-adaptasi ini memungkinkan mereka untuk sukses dalam berbagai lingkungan, dari daratan hingga lautan.
Meskipun terdapat beberapa mitos dan kesalahpahaman seputar hewan vivipar, pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik dan keragaman mereka dapat membantu kita mengapresiasi kompleksitas dan keindahan alam. Perkembangbiakan vivipar adalah salah satu contoh luar biasa dari bagaimana evolusi telah menghasilkan berbagai strategi untuk memastikan kelangsungan hidup spesies.
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement