Liputan6.com, Jakarta Scabies merupakan penyakit kulit yang cukup umum terjadi di masyarakat. Penyakit ini disebabkan oleh tungau kecil yang menginfeksi kulit manusia. Untuk menghindari penularan dan komplikasi, penting bagi kita untuk mengenali ciri scabies pada manusia sejak dini. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang scabies, mulai dari definisi, penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya.
Definisi Scabies
Scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya. Tungau betina akan membuat terowongan di lapisan tanduk kulit untuk meletakkan telurnya. Hal ini menyebabkan reaksi hipersensitivitas yang menimbulkan gejala gatal yang sangat intens, terutama pada malam hari.
Penyakit ini dapat menyerang semua usia dan jenis kelamin, namun lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Scabies juga lebih mudah menyebar di lingkungan dengan kepadatan penduduk tinggi dan kebersihan yang kurang terjaga, seperti panti asuhan, penjara, atau daerah kumuh perkotaan.
Meskipun tidak mengancam jiwa, scabies dapat sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya karena rasa gatal yang intens dan risiko komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang ciri scabies pada manusia sangat penting untuk penanganan dini dan pencegahan penyebaran.
Advertisement
Penyebab Scabies
Scabies disebabkan oleh tungau mikroskopis bernama Sarcoptes scabiei var. hominis. Tungau betina berukuran sekitar 0,3-0,4 mm, sedangkan tungau jantan lebih kecil. Berikut adalah penjelasan detail tentang penyebab scabies:
1. Siklus Hidup Tungau Scabies
Tungau betina akan menggali terowongan di lapisan atas kulit (stratum korneum) dan meletakkan 2-3 telur setiap hari. Telur akan menetas dalam waktu 3-4 hari, menghasilkan larva yang kemudian berkembang menjadi nimfa dan akhirnya menjadi tungau dewasa. Siklus hidup tungau dari telur hingga dewasa membutuhkan waktu sekitar 10-14 hari.
2. Mekanisme Infeksi
Ketika tungau menggali terowongan di kulit, tubuh akan bereaksi terhadap tungau dan kotorannya. Reaksi ini menyebabkan rasa gatal yang intens, terutama pada malam hari ketika suhu tubuh meningkat dan tungau lebih aktif.
3. Faktor Risiko
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terinfeksi scabies antara lain:
- Kontak kulit langsung yang erat dan berkepanjangan dengan penderita scabies
- Tinggal di lingkungan dengan kepadatan tinggi (asrama, panti asuhan, penjara)
- Kebersihan diri dan lingkungan yang buruk
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Usia muda (anak-anak dan remaja lebih rentan)
4. Perbedaan dengan Penyakit Kulit Lain
Penting untuk membedakan scabies dengan penyakit kulit lain seperti eksim atau dermatitis. Ciri khas scabies adalah adanya terowongan di kulit yang tampak seperti garis tipis berwarna abu-abu atau kecoklatan, serta gatal yang lebih intens pada malam hari.
Memahami penyebab scabies dengan baik dapat membantu dalam pencegahan dan penanganan yang tepat. Mengenali ciri scabies pada manusia sejak dini juga penting untuk mencegah penyebaran dan komplikasi lebih lanjut.
Gejala dan Ciri Scabies
Mengenali ciri scabies pada manusia merupakan langkah penting dalam diagnosis dan penanganan dini. Berikut adalah gejala dan ciri khas scabies yang perlu diperhatikan:
1. Gatal Intens
Gatal merupakan gejala utama scabies. Karakteristik gatal pada scabies antara lain:
- Lebih intens pada malam hari atau saat berkeringat
- Dapat menyebar ke seluruh tubuh, namun jarang terjadi di kepala (kecuali pada bayi dan lansia)
- Gatal biasanya muncul 2-6 minggu setelah infeksi pertama
2. Ruam Kulit
Ruam kulit pada scabies memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Bentuk kecil, kemerahan, dan berbintik-bintik
- Dapat berkembang menjadi lepuhan atau koreng akibat garukan
- Sering muncul di sela-sela jari, pergelangan tangan, siku, ketiak, pinggang, dan area genital
3. Terowongan Kulit
Ciri khas scabies yang membedakannya dari penyakit kulit lain adalah adanya terowongan di kulit:
- Tampak seperti garis tipis berwarna abu-abu atau kecoklatan
- Panjang sekitar 1-10 mm
- Sering ditemukan di sela jari, pergelangan tangan, atau siku
4. Nodul Scabies
Pada beberapa kasus, dapat terbentuk nodul scabies dengan ciri:
- Benjolan merah atau coklat berukuran 2-5 mm
- Biasanya muncul di area genital, ketiak, atau di bawah payudara
- Dapat bertahan selama beberapa minggu bahkan setelah pengobatan
5. Infeksi Sekunder
Garukan yang berlebihan dapat menyebabkan infeksi sekunder dengan gejala:
- Kulit menjadi lebih merah dan bengkak
- Timbul nanah atau krusta pada lesi kulit
- Demam dan pembengkakan kelenjar getah bening
6. Perbedaan Gejala Berdasarkan Usia
Gejala scabies dapat bervariasi tergantung usia penderita:
- Pada bayi dan anak kecil: Lesi dapat muncul di kepala, leher, telapak tangan, dan kaki
- Pada orang dewasa: Lesi jarang terjadi di kepala, namun sering di area genital dan payudara
- Pada lansia: Gejala dapat lebih parah dan menyebar luas
Mengenali ciri scabies pada manusia dengan tepat dapat membantu diagnosis dini dan pengobatan yang efektif. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, terutama gatal yang intens di malam hari, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement
Diagnosis Scabies
Diagnosis scabies umumnya dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Namun, untuk memastikan diagnosis dan membedakannya dari penyakit kulit lain, dokter mungkin akan melakukan beberapa prosedur tambahan. Berikut adalah metode diagnosis scabies:
1. Anamnesis (Wawancara Medis)
Dokter akan menanyakan beberapa hal seperti:
- Kapan gejala mulai muncul
- Karakteristik gatal yang dialami
- Riwayat kontak dengan penderita scabies
- Kondisi lingkungan tempat tinggal
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa kulit pasien untuk mencari tanda-tanda khas scabies:
- Ruam dan lesi kulit
- Terowongan kulit (burrows)
- Nodul scabies
- Tanda-tanda infeksi sekunder
3. Pemeriksaan Mikroskopis
Untuk konfirmasi diagnosis, dokter mungkin akan melakukan:
- Skin scraping: Mengambil sampel kulit untuk diperiksa di bawah mikroskop
- Ink test: Mengoleskan tinta pada area yang diduga terinfeksi untuk melihat terowongan kulit
4. Dermoskopi
Penggunaan dermoskop (alat pembesaran kulit) dapat membantu melihat tungau atau telurnya secara langsung tanpa harus melakukan skin scraping.
5. Biopsi Kulit
Dalam kasus yang sulit didiagnosis, biopsi kulit mungkin diperlukan untuk membedakan scabies dari penyakit kulit lain.
6. Pemeriksaan Penunjang
Jika dicurigai adanya komplikasi, dokter mungkin akan merekomendasikan:
- Pemeriksaan darah untuk melihat tanda-tanda infeksi
- Kultur bakteri jika ada tanda infeksi sekunder
7. Diagnosis Banding
Dokter juga akan mempertimbangkan kemungkinan penyakit kulit lain yang gejalanya mirip dengan scabies, seperti:
- Dermatitis atopik
- Eksim
- Folikulitis
- Reaksi alergi
Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan pengobatan yang efektif. Jika Anda mencurigai adanya ciri scabies pada manusia, segera konsultasikan dengan dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Cara Penularan Scabies
Memahami cara penularan scabies sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Berikut adalah penjelasan detail tentang bagaimana scabies dapat menular dari satu orang ke orang lain:
1. Kontak Kulit Langsung
Cara penularan utama scabies adalah melalui kontak kulit langsung yang erat dan berkepanjangan dengan penderita scabies. Ini bisa terjadi melalui:
- Berpegangan tangan dalam waktu lama
- Tidur bersama di satu tempat tidur
- Hubungan seksual
- Merawat penderita scabies tanpa perlindungan yang memadai
2. Kontak Tidak Langsung
Meskipun jarang, scabies juga dapat menular melalui kontak tidak langsung, seperti:
- Berbagi pakaian, handuk, atau sprei dengan penderita scabies
- Menggunakan furnitur atau karpet yang terkontaminasi tungau scabies
3. Faktor yang Mempengaruhi Penularan
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan scabies antara lain:
- Kepadatan penduduk tinggi (asrama, panti asuhan, penjara)
- Kebersihan diri dan lingkungan yang buruk
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Cuaca lembab dan hangat yang mendukung perkembangbiakan tungau
4. Masa Inkubasi
Masa inkubasi scabies (waktu antara infeksi dan munculnya gejala) bervariasi:
- Untuk infeksi pertama: 2-6 minggu
- Untuk reinfeksi: 1-4 hari
5. Periode Menular
Penderita scabies dapat menularkan penyakit ini:
- Sejak terinfeksi, bahkan sebelum gejala muncul
- Hingga 24 jam setelah pengobatan yang efektif
6. Mitos Penularan Scabies
Penting untuk menghilangkan mitos tentang penularan scabies:
- Scabies tidak menular melalui air
- Hewan peliharaan tidak dapat menularkan scabies manusia (meskipun mereka bisa terkena jenis scabies yang berbeda)
- Scabies tidak bisa melompat atau terbang dari satu orang ke orang lain
7. Pencegahan Penularan
Untuk mencegah penularan scabies, lakukan hal-hal berikut:
- Hindari kontak kulit langsung dengan penderita scabies
- Jangan berbagi pakaian, handuk, atau sprei dengan orang lain
- Cuci pakaian, sprei, dan handuk dengan air panas (minimal 60°C) dan keringkan dengan suhu tinggi
- Isolasi barang-barang yang tidak bisa dicuci dalam kantong plastik tertutup selama minimal 72 jam
- Bersihkan dan vakum furnitur dan karpet secara rutin
Memahami cara penularan scabies dan mengenali ciri scabies pada manusia sejak dini dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini. Jika Anda mencurigai telah terpapar scabies, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Advertisement
Pengobatan Scabies
Pengobatan scabies bertujuan untuk membunuh tungau, menghilangkan gejala, dan mencegah penularan. Berikut adalah penjelasan detail tentang berbagai metode pengobatan scabies:
1. Obat Topikal
Obat yang dioleskan langsung pada kulit merupakan pilihan utama untuk mengobati scabies:
- Permethrin 5%: Krim yang diaplikasikan ke seluruh tubuh dan dibiarkan selama 8-14 jam sebelum dibilas
- Benzyl benzoate 25%: Lotion yang digunakan selama 3 malam berturut-turut
- Sulfur 5-10%: Salep yang aman untuk ibu hamil dan bayi, digunakan selama 3 malam
- Crotamiton 10%: Krim atau lotion yang diaplikasikan selama 2-5 hari berturut-turut
2. Obat Oral
Dalam kasus tertentu, dokter mungkin meresepkan obat oral:
- Ivermectin: Dosis tunggal yang diulang setelah 1-2 minggu
3. Pengobatan Gejala
Untuk mengatasi gatal dan ketidaknyamanan:
- Antihistamin oral untuk mengurangi gatal
- Kortikosteroid topikal untuk mengurangi peradangan (hanya atas resep dokter)
- Antibiotik jika terjadi infeksi sekunder
4. Perawatan Rumah
Selain pengobatan medis, lakukan hal-hal berikut:
- Mandi dengan air hangat dan sabun lembut
- Gunakan pelembab untuk mengurangi kekeringan kulit
- Potong kuku pendek untuk mengurangi risiko infeksi akibat garukan
- Hindari garukan berlebihan untuk mencegah infeksi sekunder
5. Dekontaminasi Lingkungan
Untuk mencegah reinfeksi:
- Cuci semua pakaian, sprei, dan handuk dengan air panas (minimal 60°C)
- Isolasi barang yang tidak bisa dicuci dalam kantong plastik tertutup selama minimal 72 jam
- Vakum karpet dan furnitur secara menyeluruh
6. Pengobatan Kontak
Penting untuk mengobati semua orang yang memiliki kontak dekat dengan penderita scabies, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala.
7. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah pengobatan:
- Lakukan pemeriksaan ulang setelah 1-2 minggu
- Jika gejala masih ada, mungkin perlu pengobatan ulang
- Gatal mungkin berlanjut hingga 2-4 minggu setelah pengobatan berhasil
8. Pengobatan pada Kasus Khusus
Pendekatan pengobatan mungkin berbeda untuk:
- Ibu hamil dan menyusui
- Bayi dan anak-anak
- Penderita dengan sistem kekebalan lemah
- Kasus scabies krusta (Norwegian scabies)
Pengobatan scabies harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Jangan melakukan pengobatan sendiri tanpa konsultasi medis, karena penggunaan obat yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi atau efek samping yang tidak diinginkan. Selalu ikuti instruksi dokter dan lakukan tindakan pencegahan untuk menghindari penularan dan reinfeksi.
Cara Mencegah Scabies
Pencegahan scabies sangat penting untuk menghindari infeksi dan penyebaran penyakit ini. Berikut adalah langkah-langkah detail yang dapat dilakukan untuk mencegah scabies:
1. Menjaga Kebersihan Diri
- Mandi secara teratur dengan sabun dan air bersih
- Ganti pakaian, handuk, dan sprei secara rutin
- Cuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan orang lain atau benda-benda umum
2. Menghindari Kontak Langsung
- Hindari kontak kulit langsung yang erat dan berkepanjangan dengan penderita scabies
- Jika merawat penderita scabies, gunakan sarung tangan dan pakaian pelindung
- Hindari berbagi tempat tidur, pakaian, atau handuk dengan orang lain, terutama di lingkungan dengan kepadatan tinggi
3. Penanganan Pakaian dan Linen
- Cuci pakaian, sprei, dan handuk dengan air panas (minimal 60°C) dan deterjen
- Keringkan dengan pengering panas atau jemur di bawah sinar matahari langsung
- Isolasi barang-barang yang tidak bisa dicuci dalam kantong plastik tertutup selama minimal 72 jam
4. Kebersihan Lingkungan
- Vakum karpet, sofa, dan kasur secara rutin
- Bersihkan permukaan yang sering disentuh dengan disinfektan
- Jaga sirkulasi udara yang baik di dalam ruangan
5. Edukasi dan Kesadaran
- Pelajari ciri scabies pada manusia untuk deteksi dini
- Edukasi anggota keluarga dan komunitas tentang pencegahan scabies
- Tingkatkan kesadaran tentang pentingnya kebersihan di lingkungan padat penduduk
6. Penanganan Cepat
- Segera konsultasikan ke dokter jika mencurigai gejala scabies
- Lakukan pengobatan sesuai anjuran dokter hingga tuntas
- Informasikan kontak dekat untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan jika perlu
7. Pencegahan di Tempat Umum
- Gunakan alas kaki di tempat umum seperti kolam renang atau kamar mandi umum
- Hindari berbagi barang pribadi seperti sisir atau aksesoris dengan orang lain
- Berhati-hati saat menggunakan fasilitas umum seperti gym atau sauna
8. Penanganan Hewan Peliharaan
- Periksa hewan peliharaan secara rutin untuk tanda-tanda kutu atau tungau
- Jika hewan peliharaan terinfeksi, segera bawa ke dokter hewan untuk pengobatan
9. Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh
- Konsumsi makanan bergizi seimbang
- Olahraga secara teratur
- Tidur yang cukup
- Kelola stres dengan baik
10. Protokol Pencegahan di Institusi
- Terapkan protokol pencegahan scabies di tempat-tempat seperti sekolah, panti asuhan, atau penjara
- Lakukan pemeriksaan rutin pada penghuni institusi
- Sediakan fasilitas kebersihan yang memadai
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini secara konsisten, risiko terkena scabies dapat dikurangi secara signifikan. Ingatlah bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Jika Anda mencurigai adanya ciri scabies pada manusia di sekitar Anda, segera ambil tindakan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Advertisement
Komplikasi Scabies
Meskipun scabies umumnya dapat diobati dengan baik, jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Berikut adalah penjelasan detail tentang berbagai komplikasi yang mungkin timbul akibat scabies:
1. Infeksi Bakteri Sekunder
Komplikasi paling umum dari scabies adalah infeksi bakteri sekunder, yang dapat terjadi karena:
- Garukan berlebihan yang merusak kulit
- Masuknya bakteri melalui luka akibat garukan
Infeksi bakteri yang mungkin terjadi meliputi:
- Impetigo: Infeksi kulit superfisial yang disebabkan oleh Streptococcus atau Staphylococcus
- Selulitis: Infeksi kulit yang lebih dalam dan dapat menyebar
- Abses: Pengumpulan nanah di bawah kulit
2. Sepsis
Dalam kasus yang jarang, infeksi bakteri dapat menyebar ke aliran darah, menyebabkan sepsis. Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan perawatan medis segera.
3. Glomerulonefritis Pasca-Streptokokus
Infeksi streptokokus yang terjadi sebagai komplikasi scabies dapat menyebabkan peradangan pada ginjal, yang dikenal sebagai glomerulonefritis. Gejala meliputi:
- Urin berdarah
- Pembengkakan pada wajah dan kaki
- Tekanan darah tinggi
4. Dermatitis Kronis
Scabies yang tidak diobati atau berulang dapat menyebabkan dermatitis kronis, yang ditandai dengan:
- Penebalan dan pengerasan kulit
- Perubahan warna kulit
- Gatal yang persisten
5. Eczematization
Garukan yang terus-menerus dapat menyebabkan ecz ematization, yaitu kondisi di mana kulit menjadi merah, bersisik, dan sangat gatal. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan memerlukan perawatan khusus.
6. Scabies Krusta (Norwegian Scabies)
Pada kasus yang jarang, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, scabies dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih parah yang disebut scabies krusta atau Norwegian scabies. Kondisi ini ditandai dengan:
- Kerak tebal pada kulit
- Jumlah tungau yang sangat banyak
- Risiko penularan yang lebih tinggi
7. Gangguan Psikologis
Scabies yang berkepanjangan dapat menyebabkan dampak psikologis seperti:
- Stres
- Kecemasan
- Depresi
- Gangguan tidur
- Penurunan kualitas hidup
8. Masalah Sosial
Stigma sosial terkait scabies dapat menyebabkan:
- Isolasi sosial
- Penurunan produktivitas di sekolah atau tempat kerja
- Masalah dalam hubungan interpersonal
9. Resistensi Obat
Penggunaan obat scabies yang tidak tepat atau berlebihan dapat menyebabkan resistensi tungau terhadap pengobatan standar, membuat penanganan menjadi lebih sulit.
10. Komplikasi pada Kehamilan
Scabies pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi seperti:
- Risiko kelahiran prematur
- Berat badan lahir rendah
- Penularan ke bayi baru lahir
Untuk mencegah komplikasi-komplikasi ini, penting untuk mengenali ciri scabies pada manusia sejak dini dan segera mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika Anda mengalami gejala scabies atau curiga telah terpapar, segera konsultasikan dengan dokter. Pengobatan yang cepat dan tepat tidak hanya akan menyembuhkan infeksi, tetapi juga mencegah penyebaran dan komplikasi yang mungkin timbul.
Selain itu, penting untuk melakukan tindakan pencegahan seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menghindari kontak langsung dengan penderita scabies, dan melakukan dekontaminasi pakaian dan linen yang terkontaminasi. Dengan penanganan yang tepat dan pencegahan yang efektif, risiko komplikasi scabies dapat diminimalkan secara signifikan.
Mitos dan Fakta Seputar Scabies
Seiring dengan meluasnya penyebaran scabies, banyak mitos dan kesalahpahaman yang beredar di masyarakat. Penting untuk membedakan antara mitos dan fakta agar dapat melakukan pencegahan dan penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa mitos umum tentang scabies beserta fakta yang sebenarnya:
Mitos 1: Scabies hanya menyerang orang dengan kebersihan buruk
Fakta: Meskipun kebersihan yang buruk dapat meningkatkan risiko scabies, penyakit ini dapat menyerang siapa saja, termasuk orang dengan kebersihan baik. Scabies lebih terkait dengan kontak kulit langsung dengan penderita daripada tingkat kebersihan seseorang. Bahkan orang yang rajin mandi dan menjaga kebersihan diri pun bisa terkena scabies jika mereka memiliki kontak dekat dengan penderita.
Mitos 2: Scabies dapat menular melalui air
Fakta: Scabies tidak menular melalui air. Tungau scabies tidak dapat berenang atau bertahan lama di air. Penularan utama terjadi melalui kontak kulit langsung yang erat dan berkepanjangan dengan penderita scabies. Meskipun demikian, berbagi handuk atau pakaian dengan penderita scabies dapat meningkatkan risiko penularan.
Mitos 3: Hewan peliharaan dapat menularkan scabies manusia
Fakta: Scabies yang menyerang manusia disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var. hominis, yang berbeda dari jenis tungau yang menyerang hewan. Meskipun hewan dapat terkena scabies (sering disebut mange pada hewan), jenis tungau ini umumnya tidak dapat bertahan lama pada kulit manusia dan tidak menyebabkan infeksi yang berkelanjutan. Namun, kontak dengan hewan yang terinfeksi dapat menyebabkan gatal sementara pada manusia.
Mitos 4: Scabies hanya menyerang area genital
Fakta: Meskipun area genital adalah salah satu tempat yang sering terinfeksi scabies, penyakit ini dapat menyerang berbagai bagian tubuh. Area yang sering terkena scabies termasuk sela-sela jari, pergelangan tangan, siku, ketiak, pinggang, dan area di bawah payudara. Pada bayi dan anak kecil, scabies bahkan dapat menyerang kepala, leher, telapak tangan, dan kaki.
Mitos 5: Scabies akan sembuh sendiri tanpa pengobatan
Fakta: Scabies tidak akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan yang tepat. Tungau scabies akan terus berkembang biak dan menyebabkan gejala yang semakin parah jika tidak diobati. Pengobatan dengan obat anti-scabies yang diresepkan dokter diperlukan untuk membunuh tungau dan menghentikan siklus infeksi.
Mitos 6: Sekali terkena scabies, seseorang akan kebal terhadap infeksi di masa depan
Fakta: Tidak ada kekebalan terhadap scabies. Seseorang dapat terkena scabies berulang kali jika terpapar kembali pada tungau scabies. Bahkan, orang yang pernah terkena scabies sebelumnya mungkin mengalami gejala yang lebih cepat muncul pada infeksi berikutnya karena sistem kekebalan tubuh mereka sudah mengenali tungau tersebut.
Mitos 7: Scabies hanya menyerang orang miskin atau yang tinggal di daerah kumuh
Fakta: Scabies dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang status sosial ekonomi atau tempat tinggal. Meskipun penyakit ini lebih umum di daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan akses terbatas ke air bersih, scabies juga dapat terjadi di lingkungan yang bersih dan berkecukupan. Faktor utama penularan adalah kontak kulit langsung, bukan tingkat kemiskinan atau kebersihan lingkungan.
Mitos 8: Scabies dapat disembuhkan dengan mandi air panas atau menjemur diri di bawah sinar matahari
Fakta: Meskipun mandi air panas atau berjemur dapat memberikan kelegaan sementara dari gatal, tindakan ini tidak dapat membunuh tungau scabies atau menyembuhkan infeksi. Pengobatan medis dengan obat anti-scabies yang tepat diperlukan untuk mengeliminasi tungau dan menyembuhkan penyakit ini.
Memahami fakta-fakta ini dan mengenali ciri scabies pada manusia dengan benar sangat penting untuk pencegahan dan penanganan yang efektif. Jika Anda mencurigai adanya infeksi scabies, selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Dengan informasi yang akurat dan penanganan yang benar, scabies dapat dikendalikan dan disembuhkan dengan efektif.
Advertisement
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter
Mengenali waktu yang tepat untuk berkonsultasi dengan dokter sangat penting dalam penanganan scabies. Berikut adalah situasi-situasi di mana Anda harus segera mencari bantuan medis:
1. Gejala Persisten atau Memburuk
Jika Anda mengalami gatal yang intens dan terus-menerus, terutama di malam hari, yang berlangsung lebih dari beberapa hari, ini bisa menjadi indikasi scabies. Gatal yang tidak mereda atau bahkan memburuk setelah penggunaan pelembab atau krim anti-gatal yang dijual bebas merupakan tanda bahwa Anda perlu konsultasi medis.
2. Ruam Kulit yang Khas
Munculnya ruam kulit yang khas, seperti bintik-bintik merah kecil, lepuhan, atau garis-garis tipis (terowongan) pada kulit, terutama di area seperti sela jari, pergelangan tangan, siku, ketiak, pinggang, atau area genital, adalah ciri scabies pada manusia yang memerlukan pemeriksaan dokter.
3. Kontak dengan Penderita Scabies
Jika Anda mengetahui bahwa Anda telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang didiagnosis scabies, segera konsultasikan dengan dokter, bahkan jika Anda belum mengalami gejala. Pengobatan preventif mungkin diperlukan untuk mencegah infeksi atau penyebaran lebih lanjut.
4. Gejala pada Anggota Keluarga
Jika ada anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah dengan Anda yang menunjukkan gejala scabies, seluruh anggota keluarga harus mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan secara bersamaan untuk mencegah siklus reinfeksi.
5. Infeksi Sekunder
Jika area yang gatal menjadi merah, bengkak, panas, atau mengeluarkan nanah, ini bisa menjadi tanda infeksi bakteri sekunder yang memerlukan penanganan medis segera. Infeksi sekunder dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati.
6. Gejala pada Populasi Berisiko Tinggi
Jika Anda termasuk dalam kelompok berisiko tinggi seperti lansia, orang dengan sistem kekebalan lemah, atau tinggal di lingkungan dengan kepadatan tinggi (asrama, panti jompo, penjara), konsultasi dokter segera diperlukan jika muncul gejala yang mencurigakan.
7. Kegagalan Pengobatan
Jika Anda telah menjalani pengobatan scabies tetapi gejala tidak membaik atau bahkan memburuk setelah 2-4 minggu, konsultasikan kembali dengan dokter. Mungkin diperlukan evaluasi ulang atau perubahan rencana pengobatan.
8. Gejala pada Bayi atau Anak Kecil
Jika bayi atau anak kecil menunjukkan tanda-tanda scabies, seperti gatal yang intens atau ruam yang tidak biasa, segera bawa mereka ke dokter. Scabies pada anak-anak dapat menyebar dengan cepat dan memerlukan penanganan khusus.
9. Gejala Selama Kehamilan
Wanita hamil yang mencurigai adanya infeksi scabies harus segera berkonsultasi dengan dokter. Beberapa obat scabies mungkin tidak aman digunakan selama kehamilan, sehingga diperlukan penanganan khusus.
10. Gejala yang Menyebar Luas
Jika gejala scabies menyebar ke area yang luas di tubuh atau muncul di tempat-tempat yang tidak biasa seperti wajah atau kulit kepala, ini bisa menjadi tanda infeksi yang parah atau jenis scabies yang lebih serius (seperti scabies krusta) yang memerlukan penanganan medis segera.
Penting untuk diingat bahwa diagnosis dini dan pengobatan yang tepat adalah kunci dalam menangani scabies. Jangan menunda konsultasi medis jika Anda mencurigai adanya infeksi scabies. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mungkin disertai dengan tes diagnostik seperti skin scraping, untuk mengkonfirmasi diagnosis dan meresepkan pengobatan yang sesuai.
Selain itu, dokter juga dapat memberikan saran tentang cara mencegah penyebaran scabies ke orang lain dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk dekontaminasi lingkungan. Dengan penanganan yang tepat dan cepat, scabies dapat disembuhkan dan penyebarannya dapat dicegah.
FAQ Seputar Scabies
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar scabies beserta jawabannya:
1. Apakah scabies berbahaya?
Scabies sendiri tidak berbahaya atau mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan berpotensi menyebabkan komplikasi jika tidak diobati. Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk infeksi bakteri sekunder yang dapat menjadi serius jika dibiarkan.
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sembuh dari scabies?
Dengan pengobatan yang tepat, gejala scabies biasanya mulai membaik dalam 2-4 minggu. Namun, gatal mungkin berlanjut hingga beberapa minggu setelah tungau mati karena reaksi alergi terhadap tungau dan kotorannya. Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan sesuai petunjuk dokter, meskipun gejala sudah membaik.
3. Apakah scabies dapat kambuh?
Ya, scabies dapat kambuh jika pengobatan tidak dilakukan dengan benar atau jika seseorang terpapar kembali pada tungau scabies. Penting untuk mengobati semua anggota keluarga atau kontak dekat secara bersamaan untuk mencegah reinfeksi.
4. Bagaimana cara mencegah penyebaran scabies di keluarga?
Untuk mencegah penyebaran scabies di keluarga:
- Obati semua anggota keluarga secara bersamaan, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala
- Cuci semua pakaian, sprei, dan handuk dengan air panas (minimal 60°C) dan keringkan dengan suhu tinggi
- Isolasi barang-barang yang tidak bisa dicuci dalam kantong plastik tertutup selama minimal 72 jam
- Vakum karpet dan furnitur secara menyeluruh
- Hindari berbagi pakaian, handuk, atau tempat tidur selama masa pengobatan
5. Apakah scabies dapat menular melalui kolam renang atau air?
Scabies tidak menular melalui air. Penularan utama terjadi melalui kontak kulit langsung yang erat dan berkepanjangan. Meskipun demikian, berbagi handuk atau pakaian dengan penderita scabies dapat meningkatkan risiko penularan.
6. Apakah ada obat alami untuk mengobati scabies?
Meskipun ada beberapa obat alami yang diklaim dapat membantu mengatasi scabies, seperti minyak pohon teh atau bawang putih, efektivitasnya belum terbukti secara ilmiah. Pengobatan medis dengan obat anti-scabies yang diresepkan dokter tetap menjadi pilihan utama dan paling efektif untuk mengobati scabies.
7. Apakah scabies dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang?
Jika diobati dengan tepat dan cepat, scabies biasanya tidak menyebabkan komplikasi jangka panjang. Namun, garukan yang berlebihan dapat menyebabkan bekas luka atau perubahan warna kulit yang mungkin membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya. Dalam kasus yang jarang, infeksi bakteri sekunder yang parah dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
8. Apakah scabies dapat menular melalui hubungan seksual?
Ya, scabies dapat menular melalui hubungan seksual karena melibatkan kontak kulit yang erat dan berkepanjangan. Oleh karena itu, scabies sering dianggap sebagai salah satu infeksi yang ditularkan secara seksual (IMS), meskipun penularannya tidak terbatas pada aktivitas seksual saja.
9. Apakah ada vaksin untuk mencegah scabies?
Saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah scabies. Pencegahan terbaik adalah menghindari kontak langsung dengan penderita scabies dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
10. Bagaimana cara membedakan scabies dengan penyakit kulit lainnya?
Scabies memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari penyakit kulit lain, seperti:
- Gatal yang intens, terutama di malam hari
- Ruam yang muncul di area tertentu seperti sela jari, pergelangan tangan, siku, ketiak, pinggang, dan area genital
- Adanya terowongan kulit (burrows) yang tampak seperti garis tipis berwarna abu-abu atau kecoklatan
Namun, diagnosis pasti hanya dapat dilakukan oleh profesional medis melalui pemeriksaan fisik dan mungkin disertai dengan tes diagnostik seperti skin scraping.
Memahami ciri scabies pada manusia dan informasi penting seputar penyakit ini dapat membantu dalam pencegahan, deteksi dini, dan penanganan yang tepat. Jika Anda mencurigai adanya infeksi scabies, selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang akurat.
Advertisement
Kesimpulan
Scabies merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Meskipun tidak mengancam jiwa, scabies dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan berpotensi menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat. Memahami ciri scabies pada manusia, cara penularan, metode pencegahan, dan pilihan pengobatan sangat penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini.
Gejala utama scabies meliputi gatal yang intens (terutama di malam hari), ruam kulit, dan terowongan kulit yang khas. Penularan utama terjadi melalui kontak kulit langsung yang erat dan berkepanjangan dengan penderita scabies. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menghindari kontak langsung dengan penderita, dan melakukan dekontaminasi pakaian serta linen yang terkontaminasi.
Pengobatan scabies memerlukan resep dokter, biasanya berupa obat topikal atau oral. Penting untuk mengobati semua anggota keluarga atau kontak dekat secara bersamaan untuk mencegah reinfeksi. Selain itu, tindakan dekontaminasi lingkungan juga diperlukan untuk memastikan eliminasi tungau yang menyeluruh.
Meskipun scabies dapat menimbulkan stigma sosial, penting untuk diingat bahwa penyakit ini dapat menyerang siapa saja, terlepas dari tingkat kebersihan atau status sosial ekonomi. Edukasi masyarakat tentang fakta-fakta seputar scabies sangat penting untuk menghilangkan mitos dan kesalahpahaman yang dapat menghambat pencegahan dan pengobatan yang efektif.
Jika Anda mencurigai adanya infeksi scabies, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat adalah kunci dalam menangani scabies dan mencegah penyebarannya. Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan yang cepat, scabies dapat dikendalikan dan disembuhkan, memungkinkan penderita untuk kembali menjalani kehidupan sehari-hari tanpa gangguan dari gatal dan ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence