Liputan6.com, Jakarta Demam pada anak merupakan kondisi ketika suhu tubuh anak meningkat di atas batas normal. Secara umum, suhu tubuh normal anak berkisar antara 36,5-37,5°C. Anak dianggap mengalami demam jika suhu tubuhnya mencapai 38°C atau lebih saat diukur menggunakan termometer.
Penting untuk dipahami bahwa demam sebenarnya bukanlah suatu penyakit, melainkan mekanisme pertahanan tubuh dalam melawan infeksi. Ketika tubuh terpapar bakteri atau virus, sistem kekebalan akan bekerja lebih keras dan menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Meski demikian, demam yang berlebihan tetap perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada anak.
Beberapa penyebab umum demam pada anak antara lain:
Advertisement
- Infeksi virus seperti flu atau pilek
- Infeksi bakteri seperti radang tenggorokan atau infeksi telinga
- Reaksi setelah imunisasi
- Proses tumbuh gigi pada bayi
- Dehidrasi atau kekurangan cairan
- Paparan suhu lingkungan yang terlalu panas
Memahami penyebab demam dapat membantu orang tua menentukan langkah penanganan yang tepat. Namun perlu diingat bahwa tidak semua demam memerlukan pengobatan khusus. Dalam banyak kasus, demam ringan akan reda dengan sendirinya seiring sistem kekebalan tubuh anak berhasil melawan infeksi.
Gejala Demam pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Mengenali gejala demam pada anak merupakan langkah awal yang penting dalam memberikan penanganan yang tepat. Selain peningkatan suhu tubuh, terdapat beberapa gejala lain yang sering menyertai demam dan perlu diwaspadai oleh orang tua:
- Wajah memerah dan terasa hangat saat disentuh
- Kulit terasa kering dan panas
- Berkeringat berlebihan, terutama saat suhu mulai turun
- Nafsu makan berkurang
- Mudah lelah dan lesu
- Rewel dan mudah menangis
- Sakit kepala atau pusing
- Nyeri otot atau sendi
- Menggigil atau merasa kedinginan
- Dehidrasi ringan seperti bibir kering atau jarang buang air kecil
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa setiap anak dapat menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Beberapa anak mungkin hanya mengalami peningkatan suhu tubuh tanpa gejala lain yang signifikan. Sementara anak lain bisa jadi menunjukkan berbagai gejala sekaligus.
Orang tua perlu lebih waspada jika demam disertai gejala-gejala berikut:
- Kejang atau kaku otot
- Ruam kulit yang tidak memudar saat ditekan
- Muntah atau diare parah
- Kesulitan bernapas
- Leher kaku
- Sensitif terhadap cahaya
- Kebingungan atau kesulitan bangun
- Nyeri perut hebat
Jika anak menunjukkan salah satu atau lebih gejala di atas, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis. Gejala-gejala tersebut dapat mengindikasikan adanya infeksi serius yang memerlukan perawatan lebih lanjut.
Advertisement
Cara Mengukur Suhu Tubuh Anak dengan Tepat
Mengukur suhu tubuh anak dengan akurat merupakan langkah penting dalam mendiagnosis dan memantau demam. Terdapat beberapa metode dan jenis termometer yang dapat digunakan, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Berikut adalah panduan cara mengukur suhu tubuh anak dengan tepat:
1. Termometer Digital
Termometer digital merupakan pilihan yang paling umum digunakan karena mudah dan cepat. Cara penggunaannya:
- Bersihkan ujung termometer dengan alkohol atau air sabun
- Nyalakan termometer dan pastikan layar menunjukkan angka nol
- Tempatkan ujung termometer di ketiak anak, pastikan menempel langsung ke kulit
- Tahan lengan anak rapat ke tubuh selama sekitar 1 menit atau sampai terdengar bunyi bip
- Baca hasil pengukuran pada layar termometer
2. Termometer Telinga (Timpani)
Termometer jenis ini mengukur suhu melalui gendang telinga dan memberikan hasil yang cepat. Namun, penggunaannya memerlukan teknik yang tepat:
- Pasang penutup sensor yang bersih pada ujung termometer
- Tarik telinga anak perlahan ke belakang untuk meluruskan saluran telinga
- Masukkan ujung termometer ke dalam saluran telinga, jangan terlalu dalam
- Tekan tombol pengukur dan tunggu bunyi bip
- Baca hasil pengukuran pada layar
3. Termometer Dahi (Temporal Artery)
Termometer ini mengukur suhu dari arteri temporal di dahi. Cara penggunaannya:
- Bersihkan sensor termometer
- Tempatkan sensor di tengah dahi anak
- Geser termometer perlahan ke arah pelipis sambil menekan tombol pengukur
- Lepaskan tombol dan baca hasilnya
Perlu diingat bahwa suhu normal dapat bervariasi tergantung metode pengukuran:
- Ketiak: 36,5°C - 37,5°C
- Mulut: 37°C - 37,8°C
- Telinga: 37,5°C - 38°C
- Dubur: 37,5°C - 38,3°C
Selalu ikuti petunjuk penggunaan termometer dan jaga kebersihan alat. Pengukuran yang konsisten dengan metode yang sama akan memberikan hasil pemantauan yang lebih akurat.
Penanganan Awal Demam pada Anak di Rumah
Ketika anak mengalami demam, ada beberapa langkah penanganan awal yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu menurunkan suhu tubuh dan membuat anak merasa lebih nyaman. Berikut adalah beberapa tips mengatasi anak demam yang dapat diterapkan:
1. Berikan Cairan yang Cukup
Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang memadai untuk mencegah dehidrasi. Berikan air putih, sup hangat, atau jus buah encer secara teratur. Untuk bayi yang masih menyusui, tingkatkan frekuensi pemberian ASI. Cairan membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat demam dan membantu menurunkan suhu tubuh.
2. Kompres Hangat
Kompres hangat dapat membantu menurunkan suhu tubuh anak secara perlahan. Gunakan handuk kecil yang dibasahi air hangat, peras hingga lembab, lalu tempelkan di dahi, leher, atau ketiak anak selama 10-15 menit. Ulangi proses ini setiap beberapa jam sekali. Hindari menggunakan air dingin atau es karena dapat menyebabkan anak menggigil dan justru meningkatkan suhu tubuh.
3. Pakaian yang Tepat
Kenakan pakaian yang ringan dan nyaman pada anak. Hindari membungkus anak dengan selimut tebal atau berlapis-lapis pakaian, karena hal ini dapat menghambat pelepasan panas dari tubuh. Pilih bahan katun yang menyerap keringat dan biarkan udara bersirkulasi di sekitar tubuh anak.
4. Atur Suhu Ruangan
Jaga suhu ruangan agar tetap sejuk namun tidak terlalu dingin. Suhu ideal berkisar antara 22-24°C. Gunakan kipas angin atau AC jika diperlukan, namun hindari mengarahkan aliran udara langsung ke tubuh anak. Sirkulasi udara yang baik dapat membantu menurunkan suhu tubuh secara alami.
5. Istirahat yang Cukup
Dorong anak untuk beristirahat lebih banyak. Tidur dan istirahat membantu tubuh memulihkan diri dan melawan infeksi penyebab demam. Namun, jangan memaksa anak untuk terus berbaring jika ia merasa cukup baik untuk beraktivitas ringan.
6. Mandi Air Hangat
Mandi dengan air hangat dapat membantu menurunkan suhu tubuh anak. Gunakan air hangat yang nyaman, bukan air dingin. Durasi mandi cukup 5-10 menit saja. Setelah mandi, keringkan tubuh anak dengan lembut dan kenakan pakaian yang nyaman.
7. Berikan Makanan Ringan
Meski nafsu makan anak mungkin berkurang, tetap tawarkan makanan ringan yang mudah dicerna. Sup hangat, bubur, atau buah-buahan segar dapat menjadi pilihan yang baik. Jangan memaksa anak makan dalam porsi besar, yang terpenting adalah menjaga asupan cairan tetap cukup.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, orang tua dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan anak akibat demam dan mendukung proses pemulihan alami tubuhnya. Namun, jika demam berlangsung lebih dari 3 hari atau disertai gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter.
Advertisement
Penggunaan Obat Penurun Demam untuk Anak
Meskipun demam ringan seringkali dapat diatasi dengan perawatan di rumah, terkadang penggunaan obat penurun demam diperlukan untuk memberikan kenyamanan pada anak dan mencegah komplikasi. Berikut adalah panduan mengenai penggunaan obat penurun demam untuk anak:
Jenis Obat Penurun Demam
Ada dua jenis obat penurun demam yang umumnya digunakan untuk anak-anak:
- Paracetamol (Acetaminophen): Obat ini aman digunakan untuk semua usia, termasuk bayi. Paracetamol bekerja dengan mengurangi produksi zat kimia penyebab demam di otak.
- Ibuprofen: Obat ini efektif menurunkan demam dan juga memiliki efek anti-inflamasi. Namun, ibuprofen tidak direkomendasikan untuk bayi di bawah 6 bulan atau anak dengan masalah lambung tertentu.
Dosis yang Tepat
Dosis obat penurun demam harus disesuaikan dengan berat badan anak, bukan usianya. Berikut panduan umum pemberian dosis:
- Paracetamol: 10-15 mg per kilogram berat badan, diberikan setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Jangan melebihi 5 dosis dalam 24 jam.
- Ibuprofen: 5-10 mg per kilogram berat badan, diberikan setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan. Jangan melebihi 4 dosis dalam 24 jam.
Selalu baca petunjuk pada kemasan obat dan ikuti rekomendasi dokter jika ada.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
- Jangan berikan aspirin kepada anak di bawah 16 tahun karena risiko sindrom Reye.
- Hindari memberikan kombinasi paracetamol dan ibuprofen tanpa anjuran dokter.
- Gunakan alat ukur yang disertakan dengan obat untuk memastikan dosis yang tepat.
- Jangan memberikan obat penurun demam secara rutin jika tidak diperlukan. Demam ringan membantu tubuh melawan infeksi.
- Catat waktu dan dosis pemberian obat untuk menghindari overdosis.
Kapan Menggunakan Obat Penurun Demam
Pertimbangkan memberikan obat penurun demam jika:
- Suhu tubuh anak di atas 38,5°C
- Anak merasa sangat tidak nyaman atau kesakitan
- Anak mengalami kesulitan tidur karena demam
Ingat, tujuan utama pemberian obat penurun demam adalah untuk meningkatkan kenyamanan anak, bukan semata-mata untuk menurunkan suhu tubuh.
Efek Samping yang Mungkin Terjadi
Meski umumnya aman, obat penurun demam dapat memiliki efek samping seperti:
- Mual atau sakit perut
- Alergi (jarang terjadi)
- Kerusakan hati jika dosis berlebihan (terutama paracetamol)
Jika terjadi efek samping yang mengkhawatirkan, segera hentikan penggunaan obat dan konsultasikan dengan dokter.
Penggunaan obat penurun demam yang tepat dapat membantu anak merasa lebih nyaman selama proses pemulihan. Namun, obat bukanlah satu-satunya solusi. Kombinasikan dengan perawatan non-obat seperti yang telah dibahas sebelumnya untuk hasil yang optimal.
Mitos dan Fakta Seputar Demam pada Anak
Seringkali beredar berbagai mitos seputar demam pada anak yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam penanganannya. Penting bagi orang tua untuk memahami fakta yang sebenarnya agar dapat memberikan perawatan yang tepat. Berikut adalah beberapa mitos umum beserta faktanya:
Mitos 1: Demam Tinggi Dapat Menyebabkan Kerusakan Otak
Fakta: Demam yang disebabkan oleh infeksi, meskipun tinggi, tidak menyebabkan kerusakan otak. Kerusakan otak lebih mungkin terjadi jika suhu tubuh mencapai 42°C atau lebih, yang sangat jarang terjadi kecuali dalam kasus heatstroke atau reaksi obat tertentu.
Mitos 2: Semua Demam Memerlukan Obat Penurun Panas
Fakta: Tidak semua demam memerlukan obat penurun panas. Demam ringan (di bawah 38,5°C) sebenarnya membantu tubuh melawan infeksi. Obat penurun panas sebaiknya diberikan hanya jika anak merasa sangat tidak nyaman atau suhu tubuhnya sangat tinggi.
Mitos 3: Anak dengan Demam Tidak Boleh Mandi
Fakta: Mandi air hangat justru dapat membantu menurunkan suhu tubuh anak secara perlahan. Yang perlu dihindari adalah mandi air dingin atau es, karena dapat menyebabkan anak menggigil dan meningkatkan suhu tubuh.
Mitos 4: Demam Selalu Menandakan Infeksi Serius
Fakta: Meskipun demam sering disebabkan oleh infeksi, tidak semua demam menandakan infeksi serius. Banyak infeksi virus ringan dapat menyebabkan demam tinggi, sementara beberapa infeksi bakteri serius mungkin hanya menyebabkan demam ringan atau bahkan tanpa demam.
Mitos 5: Anak dengan Demam Harus Istirahat Total di Tempat Tidur
Fakta: Meskipun istirahat penting, anak tidak harus berbaring di tempat tidur sepanjang hari. Jika anak merasa cukup baik untuk beraktivitas ringan, hal ini tidak akan memperburuk kondisinya.
Mitos 6: Gigi Tumbuh Selalu Menyebabkan Demam Tinggi
Fakta: Meskipun tumbuh gigi dapat menyebabkan sedikit kenaikan suhu tubuh, demam tinggi (di atas 38,5°C) jarang disebabkan oleh pertumbuhan gigi semata. Jika anak mengalami demam tinggi saat gigi tumbuh, kemungkinan ada penyebab lain yang perlu diperiksa.
Mitos 7: Demam Akan Terus Naik Jika Tidak Segera Diturunkan
Fakta: Tubuh memiliki mekanisme internal untuk mengatur suhu dan mencegah demam naik terlalu tinggi. Dalam kebanyakan kasus, demam akan mencapai puncaknya dan kemudian turun dengan sendirinya, bahkan tanpa pengobatan.
Mitos 8: Anak dengan Demam Tidak Boleh Diberi Makan
Fakta: Meskipun nafsu makan anak mungkin berkurang saat demam, penting untuk tetap menawarkan makanan ringan dan cairan. Nutrisi dan hidrasi yang cukup membantu tubuh melawan infeksi.
Memahami fakta-fakta ini dapat membantu orang tua menangani demam pada anak dengan lebih tenang dan efektif. Selalu ingat bahwa setiap anak unik dan mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda. Jika ragu, jangan segan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional.
Advertisement
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter saat Demam
Meskipun sebagian besar kasus demam pada anak dapat ditangani di rumah, ada situasi-situasi tertentu di mana konsultasi medis diperlukan. Berikut adalah panduan kapan orang tua sebaiknya membawa anak yang demam ke dokter:
Berdasarkan Usia Anak
- Bayi di bawah 3 bulan: Segera ke dokter jika suhu tubuh di atas 38°C, bahkan jika bayi tampak baik-baik saja.
- Bayi 3-6 bulan: Periksakan jika suhu di atas 39°C atau jika bayi menunjukkan tanda-tanda sakit.
- Anak di atas 6 bulan: Konsultasikan jika demam berlangsung lebih dari 3 hari atau jika suhu di atas 40°C.
Berdasarkan Gejala yang Menyertai
Segera bawa anak ke dokter jika demam disertai dengan:
- Kejang atau kekakuan pada leher
- Ruam kulit yang tidak memudar saat ditekan
- Kesulitan bernapas atau napas cepat
- Dehidrasi berat (mulut kering, tidak ada air mata saat menangis, kurang buang air kecil)
- Muntah atau diare parah
- Sakit perut yang hebat
- Sakit kepala yang parah
- Kebingungan atau kesulitan untuk dibangunkan
- Sensitif terhadap cahaya
- Menangis terus-menerus dan tidak bisa ditenangkan
Berdasarkan Durasi dan Intensitas Demam
- Demam yang berlangsung lebih dari 5 hari
- Demam yang hilang timbul selama beberapa hari
- Demam di atas 40°C yang tidak turun dengan obat penurun panas
Kondisi Khusus
Konsultasi medis lebih awal diperlukan jika anak memiliki kondisi khusus seperti:
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya karena kemoterapi atau pengobatan steroid jangka panjang)
- Riwayat penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, atau asma
- Baru kembali dari perjalanan ke daerah dengan risiko penyakit tropis
Tanda-tanda Lain yang Perlu Diwaspadai
- Anak tampak sangat sakit atau kondisinya memburuk dengan cepat
- Demam yang tidak membaik setelah 24-48 jam pemberian obat penurun panas
- Orang tua merasa sangat khawatir atau intuisi mengatakan ada yang tidak beres
Penting untuk diingat bahwa panduan ini bersifat umum. Setiap anak unik dan mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda. Jika ragu, selalu lebih baik untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional. Dokter dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh, mendiagnosis penyebab demam, dan memberikan pengobatan yang tepat jika diperlukan.
Orang tua juga perlu memperhatikan insting mereka. Jika merasa ada yang tidak beres meskipun gejala yang terlihat tidak terlalu parah, jangan ragu untuk mencari bantuan medis. Lebih baik berjaga-jaga daripada menyesal kemudian.
Pencegahan Demam pada Anak
Meskipun tidak semua kasus demam dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko anak terkena infeksi yang menyebabkan demam. Berikut adalah beberapa tips pencegahan demam pada anak:
1. Praktikkan Kebersihan yang Baik
- Ajarkan anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah bermain di luar.
- Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol jika air dan sabun tidak tersedia.
- Hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
2. Jaga Kebersihan Lingkungan
- Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh di rumah, seperti gagang pintu, remote control, dan mainan.
- Pastikan ventilasi rumah baik untuk mengurangi penyebaran kuman melalui udara.
3. Imunisasi Rutin
- Pastikan anak mendapatkan semua vaksin yang direkomendasikan sesuai jadwal imunisasi.
- Vaksin dapat melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam.
4. Pola Makan Sehat
- Berikan anak makanan bergizi seimbang untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
- Pastikan asupan buah dan sayur cukup sebagai sumber vitamin dan mineral penting.
- Batasi konsumsi makanan olahan dan tinggi gula.
5. Istirahat yang Cukup
- Pastikan anak mendapatkan waktu tidur yang cukup sesuai usianya.
- Kualitas tidur yang baik membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
6. Olahraga Teratur
- Dorong anak untuk aktif bergerak dan berolahraga secara teratur.
- Aktivitas fisik membantu meningkatkan sirkulasi darah dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
7. Hindari Kontak dengan Orang Sakit
- Jika memungkinkan, jauhkan anak dari orang yang sedang sakit, terutama yang mengalami infeksi menular.
- Ajarkan anak untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
8. Manajemen Stres
- Bantu anak mengelola stres melalui aktivitas yang menyenangkan dan relaksasi.
- Stres yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
9. Hindari Paparan Asap Rokok
- Pastikan lingkungan rumah bebas asap rokok.
- Asap rokok dapat melemahkan sistem pernapasan anak dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.
10. Perhatikan Kebersihan Saat Bepergian
- Jika bepergian ke daerah dengan risiko penyakit tertentu, konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan pencegahan yang diperlukan.
- Bawa hand sanitizer dan tisu basah untuk menjaga kebersihan selama perjalanan.
Meskipun langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko demam, penting untuk diingat bahwa anak-anak, terutama yang masih kecil, akan tetap mengalami demam dari waktu ke waktu sebagai bagian normal dari perkembangan sistem kekebalan tubuh mereka. Yang terpenting adalah mengetahui cara menangani demam dengan tepat ketika terjadi dan mengenali tanda-tanda yang memerlukan perhatian medis.
Advertisement
Kesimpulan
Demam pada anak merupakan kondisi yang umum terjadi
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence