Sukses

Fungsi Tari Pendet, Makna, dan Perkembangan Tarian Tradisional Bali

Pelajari fungsi tari pendet sebagai tarian sakral dan penyambutan di Bali. Simak sejarah, gerakan, kostum, dan makna filosofis di balik tarian tradisional ini.

Liputan6.com, Jakarta Tari Pendet merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Pulau Bali. Tarian ini memiliki sejarah panjang dan makna yang mendalam bagi masyarakat Bali. Awalnya berfungsi sebagai tarian pemujaan dalam upacara keagamaan, kini Tari Pendet juga dikenal sebagai tarian penyambutan tamu. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai fungsi, sejarah, dan perkembangan Tari Pendet yang menjadi salah satu warisan budaya Indonesia.

2 dari 11 halaman

Sejarah dan Asal-Usul Tari Pendet

Tari Pendet telah ada sejak tahun 1950-an dan merupakan salah satu tarian tertua di Bali. Pada awalnya, tarian ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Hindu di Bali. Tari Pendet dipentaskan sebagai pelengkap upacara piodalan di pura-pura atau tempat suci keluarga.

Inspirasi lahirnya Tari Pendet berasal dari upacara suci Odalan di pura yang disebut ritual mamendet atau mendet. Prosesi mendet ini berlangsung setelah pendeta mengumandangkan puja mantra dan usai pementasan topeng Sidakarya. Ritus ini bisa dibawakan oleh semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, dengan menari penuh kegembiraan menyambut kehadiran para dewa.

Seiring perkembangan zaman, fungsi Tari Pendet mulai bergeser. Pada tahun 1950, dua seniman dari Desa Sumertha, Denpasar bernama I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng berhasil mengubah tarian ini menjadi tari propana (tari hiburan) dan beralih fungsi menjadi tari penyambutan tamu-tamu terhormat. Perubahan ini meliputi gerakan dan jumlah penarinya.

Kemudian pada tahun 1961, I Wayan Beratha mengembangkan tarian ini lebih lanjut dengan menambah jumlah penari menjadi lima orang. Setahun kemudian, Tari Pendet ditampilkan secara massal dengan 800 penari dalam upacara pembukaan Asian Games di Jakarta. Sejak saat itulah Tari Pendet mulai dikenal luas hingga ke mancanegara dan menjadi salah satu daya tarik wisata budaya di Bali.

3 dari 11 halaman

Fungsi dan Makna Tari Pendet

Tari Pendet memiliki beberapa fungsi dan makna yang berkembang seiring waktu:

  1. Fungsi Sakral: Pada awalnya, Tari Pendet berfungsi sebagai tarian pemujaan dalam upacara keagamaan Hindu di Bali. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya para dewa ke alam dunia. Pendet menjadi ungkapan rasa syukur, hormat, dan sukacita masyarakat Bali saat menyambut kehadiran para dewata yang turun dari khayangan.
  2. Fungsi Penyambutan: Seiring perkembangan zaman, Tari Pendet juga berfungsi sebagai tarian penyambutan tamu atau selamat datang. Tarian ini sering dipentaskan untuk menyambut tamu-tamu penting atau dalam acara-acara resmi. Tabur bunga di akhir tarian melambangkan ucapan selamat datang kepada para tamu.
  3. Fungsi Hiburan: Kini Tari Pendet juga berfungsi sebagai hiburan dan atraksi wisata. Tarian ini sering ditampilkan dalam pertunjukan seni dan budaya untuk wisatawan, namun tetap mempertahankan unsur sakral dan nilai-nilai filosofisnya.
  4. Makna Filosofis: Gerakan-gerakan dalam Tari Pendet mengandung makna filosofis yang dalam. Misalnya, gerakan tangan melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam. Gerakan mata yang tajam melambangkan kewaspadaan dan fokus dalam menjalani kehidupan.

Meskipun fungsinya telah berkembang, nilai-nilai sakral dan religius dalam Tari Pendet tetap dipertahankan. Hal ini mencerminkan bagaimana masyarakat Bali mampu melestarikan warisan budaya mereka sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman.

4 dari 11 halaman

Gerakan dan Koreografi Tari Pendet

Tari Pendet memiliki gerakan yang khas dan penuh makna. Berikut adalah beberapa gerakan utama dalam Tari Pendet:

  1. Ngumbang luk penyalin: Gerakan berjalan ke depan dengan belok kanan dan kiri, diikuti dengan ngentrag (menggertak).
  2. Duduk bersimpuh: Penari mengambil bunga lalu menyembah dengan manganjali (sikap berdoa).
  3. Gerakan leher: Ngilek ke samping kanan sambil nyeledet (gerakan mata). Gerakan ini diulang tiga kali berturut-turut.
  4. Ngagem: Gerakan tangan kanan disertai luk nerudut dan nyeledet ke samping kanan.
  5. Ngenjet: Gerakan badan berombak dengan tangan ngombak ngangkel.
  6. Ngotag pinggang: Gerakan bertukar tempat dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
  7. Ngelung: Gerakan rebah ke kiri dan ke kanan disertai dengan ngumad tarik kanan dan kiri.
  8. Ngumbang ombak segara: Gerakan berjalan belok ke belakang dan ke depan.
  9. Nyeregseg ngider: Gerakan berputar ke kanan dan kiri berturut-turut sampai tiga kali.
  10. Menabur bunga: Di akhir tarian, penari menabur bunga sebagai simbol penyambutan.

Gerakan-gerakan ini dilakukan dengan lemah gemulai namun tetap dinamis, mengikuti irama gamelan pengiring. Setiap gerakan memiliki makna tersendiri dan merupakan hasil dari pengembangan gerakan-gerakan dalam upacara keagamaan yang telah diperhalus menjadi sebuah tarian yang indah.

5 dari 11 halaman

Kostum dan Properti Tari Pendet

Kostum dan properti yang digunakan dalam Tari Pendet memiliki makna dan fungsi tersendiri. Berikut adalah rincian kostum dan properti yang biasa digunakan:

Kostum Penari:

  • Tapih: Kain panjang yang digunakan sebagai bawahan, biasanya berwarna hijau dengan motif crap-crap.
  • Kemben: Atasan berbentuk kain yang dililitkan di bagian dada hingga pinggang, biasanya berwarna merah atau kuning dengan motif prada (emas).
  • Sabuk prada: Ikat pinggang berhias emas yang digunakan untuk mengencangkan kemben dan tapih.
  • Selendang: Kain panjang yang dililitkan di pinggang dan dibiarkan menjuntai.

Aksesoris:

  • Gelang kana: Gelang yang dipakai di pergelangan tangan.
  • Subeng: Anting-anting tradisional Bali.
  • Bancangan: Hiasan kepala berbentuk mahkota.
  • Bunga: Hiasan rambut berupa rangkaian bunga seperti kamboja, mawar, dan jepun.

Properti:

  • Bokor: Mangkuk logam berbentuk cekung yang digunakan untuk membawa bunga.
  • Canang sari: Sesaji kecil berisi bunga dan dupa.
  • Sangku: Wadah air suci.
  • Kendi: Wadah air berbentuk teko.

Kostum dan properti ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga memiliki makna simbolis. Warna-warna yang digunakan, seperti merah dan kuning, melambangkan keberanian dan kesucian. Sementara properti seperti bokor dan canang sari mewakili persembahan kepada para dewa.

6 dari 11 halaman

Musik Pengiring Tari Pendet

Tari Pendet diiringi oleh musik gamelan Bali yang khas. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam pengiring Tari Pendet antara lain:

  • Gong kebyar
  • Kendang
  • Gangsa
  • Reyong
  • Suling
  • Ceng-ceng
  • Kajar

Irama musik gamelan ini memiliki peran penting dalam menentukan tempo dan dinamika gerakan para penari. Musik pengiring Tari Pendet biasanya dimainkan dengan tempo yang bervariasi, mulai dari lambat hingga cepat, sesuai dengan bagian-bagian dalam tarian.

Komposisi musik untuk Tari Pendet terdiri dari beberapa bagian:

  1. Pengawit: Bagian pembuka dengan irama lambat.
  2. Pengentrag 1: Bagian dengan tempo yang lebih cepat.
  3. Pengadeg: Bagian tengah dengan irama yang kembali melambat.
  4. Pengentrag 2: Bagian akhir dengan irama cepat dan keras.

Perpaduan antara gerakan tari dan iringan musik gamelan ini menciptakan harmoni yang indah dan menambah kesakralan serta keindahan Tari Pendet.

7 dari 11 halaman

Perkembangan dan Pelestarian Tari Pendet

Sejak diperkenalkan ke dunia internasional pada tahun 1962 saat Asian Games di Jakarta, Tari Pendet terus mengalami perkembangan dan mendapat perhatian luas. Beberapa perkembangan dan upaya pelestarian Tari Pendet antara lain:

  1. Standardisasi: Pemerintah dan seniman Bali telah melakukan upaya standardisasi gerakan dan musik Tari Pendet agar tetap memiliki pakem yang jelas, meskipun ada variasi dalam pementasannya.
  2. Pendidikan: Tari Pendet kini diajarkan di sekolah-sekolah seni dan sanggar tari di Bali sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya. Banyak anak-anak dan remaja Bali yang mempelajari tarian ini sejak usia dini.
  3. Promosi Pariwisata: Tari Pendet menjadi salah satu daya tarik wisata budaya Bali. Tarian ini sering dipentaskan di hotel-hotel, bandara, dan tempat-tempat wisata untuk menyambut kedatangan wisatawan.
  4. Festival dan Kompetisi: Berbagai festival seni dan kompetisi tari tradisional sering mengikutsertakan Tari Pendet, membantu mempopulerkan dan melestarikan tarian ini.
  5. Diplomasi Budaya: Tari Pendet sering ditampilkan dalam acara-acara diplomatik dan pertukaran budaya internasional, menjadi duta budaya Indonesia di kancah global.
  6. Inovasi: Beberapa koreografer kontemporer telah mencoba mengembangkan variasi Tari Pendet dengan tetap mempertahankan esensi dan nilai-nilai tradisionalnya.

Meskipun telah mengalami perkembangan dan adaptasi, esensi dan nilai-nilai sakral Tari Pendet tetap dijaga. Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat Bali mampu mempertahankan warisan budaya mereka sambil beradaptasi dengan tuntutan zaman modern.

8 dari 11 halaman

Tantangan dalam Pelestarian Tari Pendet

Meskipun Tari Pendet telah menjadi salah satu ikon budaya Bali yang dikenal luas, terdapat beberapa tantangan dalam upaya pelestariannya:

  1. Modernisasi: Pengaruh budaya global dan gaya hidup modern dapat mengancam minat generasi muda terhadap seni tradisional seperti Tari Pendet.
  2. Komersialisasi: Ada kekhawatiran bahwa terlalu banyak pertunjukan untuk tujuan pariwisata dapat mengurangi nilai sakral dan autentisitas Tari Pendet.
  3. Standarisasi vs Kreativitas: Menjaga keseimbangan antara mempertahankan pakem tradisional dan memberi ruang untuk inovasi kreatif menjadi tantangan tersendiri.
  4. Regenerasi: Menarik minat generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan Tari Pendet membutuhkan upaya khusus di tengah banyaknya pilihan aktivitas modern.
  5. Dokumentasi: Pentingnya mendokumentasikan variasi dan perkembangan Tari Pendet secara komprehensif untuk kepentingan studi dan pelestarian di masa depan.

Menghadapi tantangan-tantangan ini, diperlukan kerja sama antara pemerintah, seniman, pendidik, dan masyarakat untuk terus melestarikan dan mengembangkan Tari Pendet sebagai warisan budaya yang berharga.

9 dari 11 halaman

Pengaruh Tari Pendet terhadap Pariwisata dan Ekonomi Bali

Tari Pendet tidak hanya memiliki nilai budaya dan spiritual, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap pariwisata dan ekonomi Bali:

  1. Daya Tarik Wisata: Tari Pendet menjadi salah satu atraksi budaya yang diminati wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pertunjukan tari ini sering menjadi bagian dari paket wisata budaya di Bali.
  2. Industri Kreatif: Keberadaan Tari Pendet mendorong berkembangnya industri kreatif terkait, seperti pembuatan kostum, properti tari, dan souvenir bertema Tari Pendet.
  3. Lapangan Kerja: Banyak seniman, penari, dan pemusik yang mendapatkan penghasilan dari pertunjukan Tari Pendet di berbagai acara dan tempat wisata.
  4. Promosi Budaya: Tari Pendet menjadi sarana promosi budaya Bali yang efektif, menarik minat wisatawan untuk mengeksplorasi lebih jauh kekayaan budaya Pulau Dewata.
  5. Pendidikan dan Pelatihan: Munculnya berbagai kursus dan pelatihan Tari Pendet turut memberikan kontribusi pada sektor pendidikan non-formal di Bali.

Dengan demikian, Tari Pendet tidak hanya berperan dalam melestarikan warisan budaya, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Bali.

10 dari 11 halaman

Tari Pendet dalam Konteks Budaya Nasional Indonesia

Sebagai salah satu tarian tradisional yang terkenal, Tari Pendet memiliki posisi penting dalam konteks budaya nasional Indonesia:

  1. Identitas Nasional: Tari Pendet menjadi salah satu identitas budaya Indonesia yang dikenal di kancah internasional, memperkaya keberagaman budaya nusantara.
  2. Diplomasi Budaya: Tarian ini sering ditampilkan dalam acara-acara diplomatik dan festival budaya internasional, menjadi duta budaya Indonesia di mata dunia.
  3. Pendidikan Multikultural: Pengenalan Tari Pendet di sekolah-sekolah di luar Bali dapat menjadi sarana pendidikan multikultural, memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada generasi muda.
  4. Inspirasi Seni Kontemporer: Elemen-elemen Tari Pendet sering menjadi inspirasi bagi seniman kontemporer Indonesia dalam menciptakan karya-karya baru yang memadukan unsur tradisional dan modern.
  5. Pelestarian Budaya Nasional: Upaya pelestarian Tari Pendet menjadi bagian dari gerakan nasional untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisional Indonesia.

Dengan posisinya yang penting ini, Tari Pendet tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Bali, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia.

11 dari 11 halaman

Kesimpulan

Tari Pendet telah mengalami perjalanan panjang dari sebuah tarian sakral dalam upacara keagamaan hingga menjadi tarian penyambutan dan atraksi wisata yang dikenal luas. Meskipun fungsinya telah berkembang, nilai-nilai spiritual dan filosofis yang terkandung dalam Tari Pendet tetap dijaga dan dilestarikan.

Keindahan gerakan, keunikan kostum, dan harmoni musik pengiring Tari Pendet tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya Bali, tetapi juga menjadi simbol keragaman dan keindahan seni budaya Indonesia. Tarian ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pariwisata dan ekonomi Bali, serta menjadi sarana diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional.

Tantangan dalam pelestarian Tari Pendet di era modern memang tidak sedikit, namun dengan upaya bersama dari berbagai pihak, warisan budaya yang berharga ini dapat terus dilestarikan dan dikembangkan. Tari Pendet bukan hanya sekadar tarian, tetapi juga cerminan identitas, spiritualitas, dan kreativitas masyarakat Bali yang terus hidup dan berkembang seiring zaman.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini