Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering menjumpai adanya pengelompokan atau pembedaan status sosial antar individu maupun kelompok. Fenomena ini dikenal dengan istilah stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial memiliki berbagai fungsi penting dalam tatanan masyarakat.
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian, jenis, fungsi, serta dampak stratifikasi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan pengelompokan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan atau tingkatan tertentu berdasarkan sesuatu yang dianggap berharga. Istilah ini berasal dari kata Latin "stratum" yang berarti lapisan. Dalam konteks sosiologi, stratifikasi sosial merujuk pada sistem pelapisan masyarakat secara vertikal atau bertingkat.
Beberapa ahli sosiologi memberikan definisi stratifikasi sosial sebagai berikut:
- Pitirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
- Max Weber menyatakan stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
- Robert M.Z. Lawang mengartikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
Advertisement
Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan kriteria tertentu. Berikut adalah jenis-jenis stratifikasi sosial yang umum dijumpai dalam masyarakat:
1. Stratifikasi Ekonomi
Stratifikasi ekonomi membagi masyarakat berdasarkan kepemilikan materi atau kekayaan. Pembagian kelas sosial berdasarkan ekonomi umumnya terdiri dari:
- Kelas atas (upper class): kelompok masyarakat dengan tingkat kekayaan tertinggi
- Kelas menengah (middle class): kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah
- Kelas bawah (lower class): kelompok masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah
2. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial membagi masyarakat berdasarkan status atau kedudukan sosial. Pembagian ini dapat berupa:
- Ascribed status: status yang diperoleh sejak lahir, misalnya keturunan bangsawan
- Achieved status: status yang diperoleh melalui usaha, misalnya gelar akademik
- Assigned status: status yang diberikan karena jasa tertentu, misalnya gelar pahlawan
3. Stratifikasi Politik
Stratifikasi politik membagi masyarakat berdasarkan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki. Contohnya pembagian antara penguasa dan rakyat biasa.
4. Stratifikasi Pendidikan
Stratifikasi pendidikan membedakan masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan yang ditempuh, misalnya lulusan SD, SMP, SMA, sarjana, magister, dan doktor.
5. Stratifikasi Agama
Stratifikasi agama membagi masyarakat berdasarkan keyakinan atau agama yang dianut. Di beberapa masyarakat, penganut agama tertentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi.
Fungsi Stratifikasi Sosial
Meskipun stratifikasi sosial seringkali dipandang sebagai sumber ketimpangan, namun sebenarnya memiliki beberapa fungsi penting dalam tatanan masyarakat. Berikut adalah fungsi-fungsi stratifikasi sosial:
1. Fungsi Distribusi Hak dan Kewajiban
Stratifikasi sosial berfungsi untuk mendistribusikan hak-hak istimewa yang objektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekuasaan, dan wewenang. Setiap strata atau tingkatan sosial memiliki hak dan kewajiban yang berbeda sesuai dengan kedudukannya. Misalnya, seorang pemimpin memiliki hak untuk membuat kebijakan namun juga berkewajiban untuk mensejahterakan rakyatnya.
2. Fungsi Sistem Pertentangan
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai alat untuk menyelesaikan pertentangan atau konflik yang muncul dalam masyarakat. Dengan adanya pembagian kelas sosial, setiap kelompok memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing sehingga dapat meminimalisir gesekan antar kelompok.
3. Fungsi Integrasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat menjadi sarana pemersatu dalam masyarakat. Individu-individu yang berada dalam strata yang sama cenderung memiliki kesamaan nilai, gaya hidup, dan kepentingan sehingga lebih mudah untuk bersatu dan bersolidaritas.
4. Fungsi Motivasi
Adanya stratifikasi sosial dapat mendorong individu untuk berusaha meningkatkan status sosialnya. Hal ini menjadi motivasi bagi seseorang untuk bekerja lebih keras, menempuh pendidikan lebih tinggi, atau mencapai prestasi tertentu demi mendapatkan kedudukan yang lebih baik dalam masyarakat.
5. Fungsi Kontrol Sosial
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Setiap strata memiliki norma dan nilai yang harus dipatuhi oleh anggotanya. Hal ini membantu mengatur perilaku individu agar sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya.
Advertisement
Faktor Pembentuk Stratifikasi Sosial
Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Kekayaan
Kepemilikan harta benda atau materi seringkali menjadi ukuran utama dalam penentuan kelas sosial. Individu dengan kekayaan lebih banyak cenderung menempati posisi yang lebih tinggi dalam stratifikasi sosial.
2. Kekuasaan
Kekuasaan dan wewenang yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi kedudukannya dalam masyarakat. Pemimpin atau pejabat pemerintahan biasanya menempati strata sosial yang lebih tinggi.
3. Kehormatan
Faktor kehormatan berkaitan dengan nilai-nilai yang dihargai dalam masyarakat. Tokoh masyarakat, pemuka agama, atau orang yang dianggap berjasa umumnya mendapat kehormatan lebih.
4. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kedudukannya dalam stratifikasi sosial. Semakin tinggi pendidikan seseorang, umumnya semakin tinggi pula status sosialnya.
5. Keturunan
Di beberapa masyarakat, faktor keturunan masih memegang peranan penting dalam penentuan status sosial. Misalnya keturunan bangsawan atau keluarga terpandang.
Sifat Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial memiliki beberapa sifat yang membedakan tingkat fleksibilitas dan mobilitas antar lapisan. Berikut adalah sifat-sifat stratifikasi sosial:
1. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka memungkinkan adanya mobilitas vertikal yang lebih bebas. Anggota masyarakat dapat berpindah dari satu lapisan ke lapisan lain, baik naik maupun turun, berdasarkan usaha dan kemampuan mereka. Sistem ini umumnya ditemui pada masyarakat modern yang lebih demokratis.
Contoh stratifikasi sosial terbuka:
- Seorang anak petani yang berhasil menjadi pengusaha sukses berkat kerja keras dan pendidikannya
- Pegawai biasa yang naik jabatan menjadi manajer karena prestasinya
- Atlet yang berasal dari keluarga sederhana namun berhasil meraih medali olimpiade
2. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi sosial tertutup membatasi atau bahkan menutup kemungkinan perpindahan antar lapisan. Kedudukan seseorang dalam masyarakat sudah ditentukan sejak lahir dan sulit untuk diubah. Sistem ini biasanya ditemui pada masyarakat tradisional atau masyarakat dengan sistem kasta.
Contoh stratifikasi sosial tertutup:
- Sistem kasta dalam agama Hindu di India
- Sistem feodal pada masa kerajaan
- Pembagian kelas sosial berdasarkan warna kulit pada masa apartheid di Afrika Selatan
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan gabungan antara sistem terbuka dan tertutup. Dalam sistem ini, beberapa aspek stratifikasi bersifat terbuka sementara aspek lainnya tertutup. Mobilitas sosial dimungkinkan namun terbatas pada bidang-bidang tertentu.
Contoh stratifikasi sosial campuran:
- Masyarakat yang masih menghormati keturunan bangsawan, namun juga memberi kesempatan bagi orang biasa untuk menduduki jabatan penting berdasarkan prestasi
- Sistem pendidikan yang memberi beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu
Advertisement
Dampak Stratifikasi Sosial
Keberadaan stratifikasi sosial dalam masyarakat membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Berikut adalah beberapa dampak stratifikasi sosial:
Dampak Positif
- Mendorong individu untuk berprestasi dan meningkatkan status sosialnya
- Memudahkan pembagian tugas dan tanggung jawab dalam masyarakat
- Menciptakan keteraturan sosial melalui sistem hierarki
- Menjadi dasar untuk sistem penghargaan dalam masyarakat
- Memotivasi terjadinya mobilitas sosial vertikal
Dampak Negatif
- Dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi
- Berpotensi memicu konflik antar kelas sosial
- Munculnya diskriminasi terhadap kelompok tertentu
- Terbatasnya akses terhadap sumber daya dan kesempatan bagi kelas sosial tertentu
- Dapat menghambat perkembangan bakat dan potensi individu dari kelas sosial rendah
Contoh Stratifikasi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari
Stratifikasi sosial dapat ditemui dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh konkret stratifikasi sosial:
1. Stratifikasi dalam Dunia Kerja
Dalam lingkungan kerja, terdapat hierarki jabatan yang mencerminkan stratifikasi sosial, misalnya:
- Direktur
- Manajer
- Supervisor
- Staf
Setiap tingkatan memiliki wewenang, tanggung jawab, dan hak yang berbeda-beda.
2. Stratifikasi dalam Pendidikan
Sistem pendidikan juga menerapkan stratifikasi, contohnya:
- Profesor
- Doktor
- Magister
- Sarjana
- Siswa
Gelar akademik seringkali menjadi indikator status sosial seseorang di masyarakat.
3. Stratifikasi dalam Masyarakat Adat
Beberapa masyarakat adat di Indonesia masih menerapkan stratifikasi sosial, misalnya:
- Sistem kasta di Bali: Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra
- Stratifikasi di Bugis: Anakarung, Tomaradeka, dan Ata
4. Stratifikasi Ekonomi
Pembagian kelas ekonomi dalam masyarakat modern, seperti:
- Kelas atas (pemilik modal besar, pengusaha sukses)
- Kelas menengah (profesional, pegawai negeri)
- Kelas bawah (buruh, pekerja kasar)
Advertisement
FAQ Seputar Stratifikasi Sosial
1. Apa perbedaan antara stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial?
Stratifikasi sosial merujuk pada pengelompokan masyarakat secara vertikal atau bertingkat, sedangkan diferensiasi sosial adalah pengelompokan masyarakat secara horizontal atau setara. Stratifikasi sosial menimbulkan hierarki, sementara diferensiasi sosial hanya menunjukkan perbedaan tanpa tingkatan.
2. Apakah stratifikasi sosial selalu bersifat permanen?
Tidak selalu. Dalam stratifikasi sosial terbuka, individu memiliki kesempatan untuk berpindah dari satu lapisan ke lapisan lain melalui usaha dan prestasi. Namun, pada stratifikasi sosial tertutup, kedudukan seseorang cenderung bersifat tetap dan sulit diubah.
3. Bagaimana cara mengurangi dampak negatif stratifikasi sosial?
Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
- Meningkatkan kesempatan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat
- Menerapkan kebijakan yang mendukung pemerataan ekonomi
- Menghapuskan diskriminasi berdasarkan kelas sosial
- Mendorong mobilitas sosial melalui sistem yang lebih terbuka
- Meningkatkan kesadaran akan kesetaraan dan penghargaan terhadap perbedaan
4. Apakah stratifikasi sosial masih relevan di era modern?
Meskipun bentuknya mungkin berubah, stratifikasi sosial masih tetap ada dalam masyarakat modern. Perbedaan ekonomi, pendidikan, dan kekuasaan masih menciptakan lapisan-lapisan sosial. Namun, sistem stratifikasi di era modern umumnya lebih terbuka dan memungkinkan mobilitas sosial yang lebih besar.
5. Bagaimana teknologi mempengaruhi stratifikasi sosial?
Teknologi dapat mempengaruhi stratifikasi sosial dengan beberapa cara:
- Menciptakan kesenjangan digital antara yang melek teknologi dan yang tidak
- Membuka peluang baru untuk mobilitas sosial melalui inovasi dan kewirausahaan digital
- Mengubah kriteria status sosial, dimana penguasaan teknologi menjadi salah satu faktor penting
- Memperluas akses informasi dan pendidikan, yang dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial
Kesimpulan
Stratifikasi sosial merupakan fenomena yang tidak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Meskipun seringkali dipandang sebagai sumber ketimpangan, stratifikasi sosial juga memiliki fungsi-fungsi penting dalam menjaga keteraturan dan mendorong kemajuan masyarakat.
Pemahaman yang baik tentang stratifikasi sosial dapat membantu kita untuk lebih bijak dalam menyikapi perbedaan status dan kedudukan dalam masyarakat, serta berusaha menciptakan sistem sosial yang lebih adil dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement