Definisi dan Sejarah Angklung
Liputan6.com, Jakarta Angklung merupakan alat musik tradisional yang berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat. Instrumen ini terbuat dari bambu yang dipotong dan disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan nada tertentu saat digoyang. Kata "angklung" sendiri berasal dari bahasa Sunda "angkleung-angkleungan" yang merujuk pada gerakan pemain angklung dan bunyi "klung" yang dihasilkan.
Sejarah angklung dapat ditelusuri hingga masa sebelum masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia, sekitar abad ke-5 Masehi. Namun, catatan resmi penggunaan angklung baru ditemukan pada masa Kerajaan Sunda sekitar abad ke-12 hingga ke-16. Pada masa itu, angklung memiliki fungsi sakral dalam ritual pemujaan Dewi Sri atau Nyi Pohaci Sanghyang Sri, dewi kesuburan dan padi dalam mitologi Sunda.
Angklung tradisional awalnya menggunakan tangga nada pentatonis. Namun, pada tahun 1938, seorang tokoh bernama Daeng Soetigna memperkenalkan angklung dengan tangga nada diatonis, yang kemudian dikenal sebagai angklung padaeng. Inovasi ini membuka jalan bagi angklung untuk dimainkan bersama alat musik modern dan memperluas penggunaannya dalam berbagai genre musik.
Advertisement
Fungsi Utama Angklung
Sepanjang sejarahnya, angklung telah memiliki beragam fungsi dalam masyarakat Indonesia, khususnya di tanah Sunda. Berikut adalah beberapa fungsi utama angklung:
- Fungsi Ritual: Pada awalnya, angklung digunakan dalam upacara-upacara adat yang berkaitan dengan pertanian, seperti ritual pemujaan Dewi Sri untuk memohon kesuburan tanah dan keberhasilan panen. Angklung dimainkan saat menanam padi, panen, hingga memasukkan padi ke lumbung.
- Fungsi Sosial: Angklung berperan dalam memperkuat ikatan sosial masyarakat. Permainan angklung yang membutuhkan kerjasama tim mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan dalam budaya Indonesia.
- Fungsi Pendidikan: Melalui permainan angklung, nilai-nilai seperti kerjasama, disiplin, tanggung jawab, dan kreativitas dapat ditanamkan, terutama pada generasi muda.
- Fungsi Hiburan: Seiring perkembangan zaman, angklung juga berfungsi sebagai alat musik hiburan dalam berbagai acara, mulai dari pertunjukan seni tradisional hingga konser musik modern.
- Fungsi Diplomasi Budaya: Angklung telah menjadi duta budaya Indonesia di kancah internasional, memperkenalkan kekayaan seni dan budaya Indonesia ke seluruh dunia.
Selain fungsi-fungsi tersebut, angklung juga memiliki peran penting dalam pelestarian budaya dan identitas nasional Indonesia. Keunikan suara dan cara memainkannya menjadikan angklung sebagai simbol keragaman dan kekayaan budaya nusantara.
Advertisement
Jenis-jenis Angklung
Angklung memiliki beragam jenis yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Setiap jenis angklung memiliki karakteristik dan fungsi yang unik. Berikut adalah beberapa jenis angklung yang terkenal:
- Angklung Kanekes: Jenis angklung ini berasal dari masyarakat Baduy di Banten. Angklung Kanekes masih digunakan dalam berbagai upacara adat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas pertanian. Hanya warga Baduy Dalam yang berhak membuat angklung jenis ini.
- Angklung Dogdog Lojor: Berasal dari masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan di sekitar Gunung Halimun. Angklung ini digunakan dalam ritual bercocok tanam dan juga untuk mengiringi acara khitanan serta pernikahan.
- Angklung Gubrag: Ditemukan di Kampung Cipining, Bogor, angklung ini digunakan dalam upacara penghormatan terhadap dewi padi. Ritual yang menggunakan angklung Gubrag meliputi menanam padi, mengangkut padi, dan menempatkan padi ke lumbung.
- Angklung Badeng: Berasal dari Desa Sanding, Garut, angklung Badeng awalnya digunakan dalam ritual pertanian. Seiring perkembangan Islam, angklung ini juga digunakan untuk keperluan dakwah dan hiburan.
- Angklung Buncis: Terdapat di Desa Baros, Bandung, angklung Buncis awalnya berfungsi dalam upacara pertanian. Namun, saat ini lebih banyak digunakan sebagai hiburan.
Selain jenis-jenis tersebut, masih ada beberapa variasi angklung lainnya seperti Angklung Badud dari Ciamis, Angklung Bungko dari Indramayu, dan Angklung Ciusul dari Banten. Setiap jenis angklung ini memiliki keunikan dalam bentuk, suara, dan cara memainkannya, mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi masing-masing daerah.
Perkembangan modern juga telah melahirkan jenis angklung baru seperti Angklung Padaeng yang diciptakan oleh Daeng Soetigna. Angklung ini menggunakan tangga nada diatonis, memungkinkannya untuk dimainkan bersama alat musik modern dan dalam berbagai genre musik.
Cara Memainkan Angklung
Memainkan angklung membutuhkan teknik khusus untuk menghasilkan suara yang indah dan harmonis. Berikut adalah beberapa teknik dasar dalam memainkan angklung:
-
Teknik Cetok atau Sentak:
Teknik ini dilakukan dengan cara menarik tabung dasar angklung menggunakan jari ke arah telapak tangan dengan gerakan cepat. Hasilnya adalah bunyi yang singkat dan tegas, biasanya digunakan untuk menghasilkan nada-nada pendek atau aksen dalam sebuah lagu.
-
Teknik Getar atau Kurulung:
Ini adalah teknik yang paling umum digunakan dalam memainkan angklung. Caranya adalah dengan memegang rangka angklung dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menggoyangkan alat musik tersebut. Angklung digoyangkan sesuai dengan nada yang diinginkan, membuat tabung-tabungnya saling beradu dan menghasilkan bunyi yang berkelanjutan.
-
Teknik Tangkep:
Teknik ini mirip dengan teknik getar, namun dengan sedikit modifikasi. Satu tabung angklung ditahan dengan jari untuk mencegahnya bergetar terlalu kuat. Teknik ini digunakan untuk mengontrol volume dan karakter suara yang dihasilkan.
Dalam memainkan angklung, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
- Posisi Tangan: Pegang angklung dengan tangan kanan pada bagian atas (simpul) dan tangan kiri pada bagian bawah (dasar tabung). Pastikan pegangan cukup kuat namun tidak terlalu erat agar angklung dapat bergetar dengan bebas.
- Gerakan Menggoyang: Goyangkan angklung dengan gerakan pergelangan tangan, bukan seluruh lengan. Gerakan harus lembut namun tegas untuk menghasilkan suara yang jernih.
- Koordinasi: Dalam permainan angklung berkelompok, koordinasi antar pemain sangat penting. Setiap pemain biasanya bertanggung jawab atas satu atau beberapa nada, sehingga timing dan kekompakan menjadi kunci utama.
- Latihan Rutin: Seperti alat musik lainnya, keterampilan memainkan angklung membutuhkan latihan yang konsisten. Mulailah dengan lagu-lagu sederhana sebelum beralih ke komposisi yang lebih kompleks.
Penting untuk diingat bahwa setiap jenis angklung mungkin memiliki teknik permainan yang sedikit berbeda. Misalnya, angklung tradisional yang digunakan dalam upacara adat mungkin memiliki cara memainkan yang lebih spesifik sesuai dengan tradisi setempat. Sementara itu, angklung modern seperti Angklung Padaeng memungkinkan variasi teknik yang lebih luas untuk mengakomodasi berbagai genre musik.
Advertisement
Perkembangan Angklung Modern
Perkembangan angklung dari alat musik tradisional menjadi instrumen yang diakui secara global merupakan perjalanan yang menarik. Beberapa tahap penting dalam evolusi angklung modern adalah:
-
Inovasi Daeng Soetigna:
Pada tahun 1938, Daeng Soetigna, seorang guru musik, memperkenalkan angklung dengan tangga nada diatonis. Ini merupakan terobosan besar yang memungkinkan angklung dimainkan bersama alat musik Barat dan dalam berbagai genre musik.
-
Pengembangan oleh Udjo Ngalagena:
Murid Daeng Soetigna, Udjo Ngalagena, mendirikan Saung Angklung Udjo pada tahun 1966. Tempat ini menjadi pusat pelestarian dan pengembangan angklung, menawarkan pertunjukan, workshop, dan produksi angklung berkualitas tinggi.
-
Angklung dalam Pendidikan:
Angklung mulai diperkenalkan dalam kurikulum sekolah di Indonesia, terutama di Jawa Barat. Ini membantu melestarikan warisan budaya sekaligus mengajarkan nilai-nilai seperti kerjasama dan disiplin kepada siswa.
-
Kolaborasi dengan Musik Modern:
Angklung mulai digunakan dalam berbagai genre musik, termasuk pop, jazz, dan bahkan musik klasik. Kolaborasi ini memperluas apresiasi terhadap angklung di kalangan generasi muda dan audiens internasional.
-
Inovasi Teknologi:
Pengembangan seperti angklung elektronik dan penggunaan teknologi digital dalam produksi dan pembelajaran angklung membuka peluang baru dalam kreativitas dan aksesibilitas.
Perkembangan angklung modern juga mencakup beberapa aspek penting lainnya:
- Standarisasi: Upaya untuk menstandardisasi ukuran dan nada angklung telah memudahkan produksi massal dan penggunaan dalam berbagai konteks musik.
- Eksplorasi Material: Selain bambu tradisional, eksperimen dengan material baru seperti plastik atau logam telah dilakukan untuk tujuan tertentu, meskipun bambu tetap menjadi material utama.
- Pengembangan Teknik Permainan: Teknik-teknik baru dalam memainkan angklung terus dikembangkan, memungkinkan ekspresi musikal yang lebih luas.
- Integrasi dalam Orkestra: Angklung kini sering diintegrasikan ke dalam orkestra tradisional dan modern, menambah dimensi unik pada komposisi musik.
Perkembangan angklung modern tidak hanya memperkaya khazanah musik Indonesia, tetapi juga memposisikan angklung sebagai instrumen yang relevan dalam konteks musik global. Hal ini membantu melestarikan warisan budaya sekaligus membuka peluang baru untuk inovasi dan kreativitas dalam dunia musik.
Manfaat Bermain Angklung
Bermain angklung tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan berbagai manfaat bagi pemainnya. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari bermain angklung:
-
Pengembangan Keterampilan Musikal:
Bermain angklung membantu mengembangkan kepekaan terhadap nada, ritme, dan harmoni. Ini juga meningkatkan koordinasi antara pendengaran dan gerakan, yang penting dalam pendidikan musik.
-
Peningkatan Konsentrasi dan Fokus:
Memainkan angklung memerlukan konsentrasi tinggi, terutama dalam permainan berkelompok. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan fokus dan perhatian pemain.
-
Pengembangan Keterampilan Sosial:
Angklung sering dimainkan dalam kelompok, mendorong kerjasama, komunikasi, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Ini sangat bermanfaat untuk pengembangan keterampilan sosial.
-
Pelestarian Budaya:
Dengan bermain angklung, seseorang turut berpartisipasi dalam melestarikan warisan budaya Indonesia. Ini membantu menjaga kelangsungan tradisi dan nilai-nilai budaya.
-
Terapi Musik:
Angklung telah digunakan dalam terapi musik, terutama untuk pasien pasca stroke. Gerakan yang dibutuhkan untuk memainkan angklung dapat membantu dalam rehabilitasi motorik.
Selain manfaat-manfaat tersebut, bermain angklung juga memberikan keuntungan lain seperti:
- Peningkatan Kreativitas: Eksplorasi nada dan ritme dalam bermain angklung dapat merangsang kreativitas dan ekspresi diri.
- Manajemen Stres: Aktivitas bermain musik, termasuk angklung, dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
- Pengembangan Disiplin: Latihan rutin yang diperlukan untuk menguasai angklung membantu mengembangkan disiplin diri.
- Pengenalan Budaya: Melalui angklung, orang dapat belajar lebih banyak tentang budaya Indonesia, khususnya budaya Sunda.
- Peningkatan Kepercayaan Diri: Kemampuan memainkan alat musik dan tampil di depan umum dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Dengan berbagai manfaat ini, bermain angklung tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat yang efektif untuk pengembangan diri dan pelestarian budaya. Oleh karena itu, penting untuk terus mempromosikan dan mengembangkan kesenian angklung di berbagai kalangan masyarakat.
Advertisement
Upaya Pelestarian Angklung
Pelestarian angklung sebagai warisan budaya Indonesia memerlukan upaya yang berkelanjutan dari berbagai pihak. Beberapa langkah penting dalam upaya pelestarian angklung meliputi:
-
Pendidikan dan Pelatihan:
Mengintegrasikan angklung ke dalam kurikulum sekolah dan mengadakan workshop atau pelatihan reguler untuk memperkenalkan dan mengajarkan cara memainkan angklung kepada generasi muda.
-
Pembentukan Komunitas:
Mendorong pembentukan dan pengembangan komunitas pecinta angklung di berbagai daerah untuk menjaga keberlangsungan tradisi dan pertukaran pengetahuan.
-
Inovasi dan Kolaborasi:
Mendukung inovasi dalam pembuatan dan permainan angklung, serta mendorong kolaborasi dengan genre musik lain untuk memperluas apresiasi terhadap angklung.
-
Dokumentasi dan Penelitian:
Melakukan dokumentasi yang komprehensif tentang sejarah, jenis, dan teknik pembuatan angklung, serta mendukung penelitian akademis tentang angklung.
-
Promosi dan Diplomasi Budaya:
Menggunakan angklung sebagai alat diplomasi budaya dalam acara-acara internasional dan mendorong pertukaran budaya melalui angklung.
Selain itu, beberapa upaya pelestarian lainnya meliputi:
- Perlindungan Hukum: Memastikan adanya perlindungan hukum yang memadai untuk angklung sebagai warisan budaya tak benda.
- Pengembangan Industri Kreatif: Mendorong pengembangan industri kreatif berbasis angklung, seperti produksi souvenir atau alat musik angklung berkualitas tinggi.
- Festival dan Kompetisi: Menyelenggarakan festival dan kompetisi angklung secara rutin untuk meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat.
- Kerjasama Lintas Sektor: Melibatkan berbagai sektor seperti pendidikan, pariwisata, dan industri kreatif dalam upaya pelestarian angklung.
- Digitalisasi: Memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan dan mengajarkan angklung, termasuk melalui aplikasi pembelajaran dan platform media sosial.
Upaya pelestarian angklung membutuhkan kerjasama yang erat antara pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas seni, dan masyarakat umum. Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, diharapkan angklung dapat terus berkembang dan diapresiasi oleh generasi mendatang, baik di Indonesia maupun di kancah internasional.
Pengakuan Internasional
Angklung telah mendapatkan pengakuan internasional yang signifikan, menegaskan posisinya sebagai warisan budaya yang berharga tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia. Beberapa pencapaian penting dalam hal pengakuan internasional angklung meliputi:
-
Pengakuan UNESCO:
Pada 16 November 2010, UNESCO secara resmi mengakui angklung sebagai Warisan Budaya Tak Benda dalam "Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity". Pengakuan ini merupakan tonggak penting dalam upaya pelestarian dan promosi angklung di tingkat global.
-
Rekor Dunia:
Angklung pernah tercatat dalam Guinness Book of World Records pada tahun 2011 berkat pertunjukan massal di Washington DC, Amerika Serikat. Pertunjukan ini menampilkan ribuan pemain angklung yang memainkan lagu secara bersamaan.
-
Diplomasi Budaya:
Angklung sering digunakan sebagai instrumen diplomasi budaya Indonesia di berbagai acara internasional. Pertunjukan angklung telah diadakan di berbagai negara, mempromosikan budaya Indonesia ke seluruh dunia.
-
Kolaborasi Internasional:
Musisi dan komposer internasional telah menunjukkan minat dalam mengintegrasikan angklung ke dalam karya mereka, menciptakan fusi musik yang unik dan menarik perhatian global.
Pengakuan internasional ini membawa beberapa dampak positif:
- Peningkatan Kesadaran Global: Pengakuan UNESCO telah meningkatkan kesadaran global tentang angklung dan budaya Indonesia secara umum.
- Dorongan untuk Pelestarian: Status internasional ini menjadi dorongan kuat bagi upaya pelestarian dan pengembangan angklung di Indonesia.
- Peluang Ekonomi: Pengakuan internasional membuka peluang ekonomi baru, terutama dalam industri pariwisata dan kerajinan tangan.
- Inspirasi Inovasi: Status global angklung mendorong inovasi dalam pembuatan dan permainan angklung, memperluas potensi penggunaannya dalam berbagai konteks musik.
- Penguatan Identitas Nasional: Pengakuan ini memperkuat posisi angklung sebagai simbol identitas nasional Indonesia di mata dunia.
Meskipun demikian, pengakuan internasional ini juga membawa tanggung jawab besar bagi Indonesia untuk terus melestarikan dan mengembangkan angklung. Diperlukan upaya berkelanjutan untuk memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan relevan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Advertisement
Kesimpulan
Angklung, sebagai warisan budaya Indonesia yang telah mendapat pengakuan dunia, memiliki peran penting tidak hanya dalam melestarikan tradisi, tetapi juga dalam mengembangkan seni musik kontemporer. Dari asal-usulnya sebagai alat musik sakral dalam upacara adat Sunda, angklung telah berkembang menjadi instrumen yang versatil dan diakui secara global.
Fungsi angklung telah berevolusi dari ritual keagamaan menjadi alat pendidikan, hiburan, dan bahkan diplomasi budaya. Keunikan suaranya dan filosofi bermain yang menekankan kerjasama tim menjadikan angklung tidak hanya sebagai alat musik, tetapi juga sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai sosial dan budaya.
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence