Sukses

Fungsi Devisa: Pengertian, Jenis, dan Perannya dalam Perekonomian

Pelajari fungsi devisa sebagai alat pembayaran internasional, sumber pendapatan negara, dan perannya dalam menjaga stabilitas ekonomi. Simak penjelasan lengkapnya.

Pengertian Devisa

Liputan6.com, Jakarta Devisa merupakan aset keuangan yang memiliki peran vital dalam perekonomian suatu negara, khususnya terkait transaksi internasional. Secara definisi, devisa dapat diartikan sebagai alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan dengan mata uang asing. Devisa menjadi instrumen penting bagi suatu negara untuk melakukan transaksi ekonomi dengan negara lain.

Dalam konteks yang lebih luas, devisa mencakup berbagai bentuk aset yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran internasional, seperti:

  • Valuta asing (valas) dalam bentuk mata uang asing yang diakui secara internasional
  • Surat-surat berharga dalam denominasi mata uang asing
  • Emas batangan yang memiliki nilai konversi internasional
  • Saldo rekening dalam mata uang asing di bank-bank luar negeri

Keberadaan devisa menjadi indikator penting bagi kesehatan ekonomi suatu negara. Semakin besar cadangan devisa yang dimiliki, umumnya menunjukkan semakin kuatnya fundamental ekonomi negara tersebut. Devisa berperan sebagai penyangga dalam menghadapi gejolak ekonomi global serta menjamin kelancaran transaksi internasional.

Pengelolaan devisa biasanya dilakukan oleh bank sentral suatu negara. Di Indonesia, Bank Indonesia bertanggung jawab dalam mengelola cadangan devisa nasional. Kebijakan pengelolaan devisa harus dilakukan secara hati-hati mengingat perannya yang krusial bagi stabilitas ekonomi makro.

2 dari 7 halaman

Jenis-Jenis Devisa

Devisa dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan sumber, bentuk, maupun peruntukannya. Pemahaman mengenai jenis-jenis devisa ini penting untuk mengetahui karakteristik dan fungsi spesifik dari masing-masing jenis. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis devisa:

1. Berdasarkan Sumbernya

Devisa Umum

Devisa umum merupakan devisa yang diperoleh dari kegiatan perdagangan internasional seperti ekspor barang dan jasa, penerimaan modal asing, serta penerimaan transfer. Tingkat kurs devisa umum umumnya ditentukan oleh mekanisme pasar valuta asing berdasarkan penawaran dan permintaan. Contoh devisa umum antara lain hasil penjualan komoditas ekspor, pendapatan dari sektor pariwisata, serta remitansi tenaga kerja di luar negeri.

Devisa Kredit

Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari pinjaman luar negeri, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Tingkat kurs devisa kredit biasanya ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pemberi dan penerima pinjaman. Contohnya adalah pinjaman luar negeri untuk membiayai proyek infrastruktur atau untuk menutupi defisit anggaran pemerintah.

2. Berdasarkan Bentuknya

Devisa Tunai

Devisa tunai merupakan devisa dalam bentuk uang kertas atau koin mata uang asing yang dapat langsung digunakan sebagai alat pembayaran internasional. Contohnya adalah uang kertas Dollar Amerika, Euro, atau Yen Jepang yang disimpan oleh bank sentral.

Devisa Non-Tunai

Devisa non-tunai adalah devisa dalam bentuk surat-surat berharga, seperti cek, wesel, obligasi pemerintah asing, atau sertifikat deposito dalam mata uang asing. Meskipun tidak berbentuk uang tunai, instrumen ini dapat dikonversi menjadi mata uang asing ketika diperlukan.

3. Berdasarkan Peruntukannya

Devisa Umum

Devisa umum dapat digunakan secara bebas untuk berbagai keperluan transaksi internasional, baik oleh pemerintah maupun swasta. Contohnya untuk pembayaran impor barang dan jasa atau investasi di luar negeri.

Devisa Terkendali

Devisa terkendali adalah devisa yang penggunaannya dibatasi atau diatur oleh pemerintah untuk tujuan tertentu. Misalnya, devisa yang dialokasikan khusus untuk pembayaran utang luar negeri atau impor barang-barang strategis.

Pemahaman mengenai jenis-jenis devisa ini penting dalam konteks pengelolaan cadangan devisa nasional serta perumusan kebijakan ekonomi dan moneter suatu negara. Setiap jenis devisa memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda, sehingga pengelolaannya pun perlu disesuaikan untuk mengoptimalkan manfaatnya bagi perekonomian.

3 dari 7 halaman

Fungsi Devisa

Devisa memiliki beberapa fungsi krusial yang berperan penting dalam mendukung perekonomian suatu negara, terutama dalam konteks hubungan ekonomi internasional. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi-fungsi utama devisa:

1. Alat Pembayaran Internasional

Fungsi paling mendasar dari devisa adalah sebagai alat pembayaran yang sah dalam transaksi ekonomi internasional. Devisa memungkinkan suatu negara untuk melakukan pembayaran atas barang dan jasa yang diimpor dari negara lain. Tanpa ketersediaan devisa yang cukup, sebuah negara akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan impor, yang pada gilirannya dapat menghambat aktivitas ekonomi domestik.

Sebagai contoh, ketika Indonesia mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi, pembayarannya dilakukan dalam bentuk devisa, biasanya menggunakan Dollar Amerika Serikat sebagai mata uang internasional yang umum digunakan. Ketersediaan devisa yang memadai menjamin kelancaran arus perdagangan internasional dan memungkinkan suatu negara untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri.

2. Cadangan Nilai

Devisa berfungsi sebagai cadangan nilai (store of value) bagi suatu negara. Cadangan devisa yang kuat memberikan jaminan bahwa negara tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan internasionalnya. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan investor asing dan mitra dagang internasional.

Selain itu, cadangan devisa yang besar dapat menjadi "bantalan" atau buffer ketika terjadi guncangan ekonomi eksternal. Misalnya, saat terjadi krisis keuangan global, negara dengan cadangan devisa yang kuat lebih mampu meredam dampak negatif terhadap nilai tukar mata uangnya dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

3. Instrumen Intervensi Pasar Valuta Asing

Bank sentral dapat menggunakan cadangan devisa sebagai instrumen untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing. Ketika nilai tukar mata uang domestik mengalami tekanan, bank sentral dapat menjual atau membeli devisa untuk menstabilkan nilai tukar. Kemampuan ini sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi makro dan mencegah fluktuasi nilai tukar yang berlebihan.

Contohnya, jika Rupiah mengalami pelemahan yang signifikan terhadap Dollar AS, Bank Indonesia dapat menggunakan cadangan devisanya untuk membeli Rupiah di pasar valuta asing, sehingga dapat mengurangi tekanan depresiasi terhadap Rupiah.

4. Sumber Pembiayaan Pembangunan

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, devisa juga berfungsi sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Devisa yang diperoleh dari hasil ekspor, investasi asing, atau pinjaman luar negeri dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur, pengembangan industri, atau program-program pembangunan lainnya.

Misalnya, devisa yang diperoleh dari ekspor minyak sawit dapat dialokasikan untuk membiayai pembangunan jalan tol atau pembangkit listrik, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

5. Indikator Kesehatan Ekonomi

Posisi cadangan devisa suatu negara sering dijadikan sebagai salah satu indikator untuk menilai kesehatan dan kekuatan ekonomi negara tersebut. Cadangan devisa yang besar umumnya dipandang sebagai sinyal positif oleh investor dan lembaga pemeringkat internasional, yang dapat meningkatkan kepercayaan terhadap prospek ekonomi negara bersangkutan.

Sebaliknya, penurunan cadangan devisa yang drastis bisa memicu kekhawatiran mengenai kemampuan negara dalam memenuhi kewajiban keuangan internasionalnya, yang dapat berdampak negatif pada iklim investasi dan stabilitas ekonomi.

Dengan memahami berbagai fungsi devisa ini, kita dapat melihat betapa pentingnya pengelolaan cadangan devisa yang baik bagi kesehatan dan keberlanjutan ekonomi suatu negara. Kebijakan yang tepat dalam pengelolaan devisa dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi, mendukung pertumbuhan, dan meningkatkan daya saing negara di kancah ekonomi global.

4 dari 7 halaman

Sumber-Sumber Devisa

Devisa merupakan aset penting bagi perekonomian suatu negara, dan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Pemahaman mengenai sumber-sumber devisa ini penting untuk merumuskan strategi peningkatan cadangan devisa nasional. Berikut adalah penjelasan mengenai sumber-sumber utama devisa:

1. Ekspor Barang dan Jasa

Ekspor merupakan salah satu sumber devisa terpenting bagi banyak negara. Ketika suatu negara menjual barang atau jasa ke negara lain, pembayaran umumnya dilakukan dalam bentuk mata uang asing, yang kemudian menjadi devisa bagi negara pengekspor. Semakin besar nilai ekspor suatu negara, semakin besar pula potensi pemasukan devisanya.

Contoh konkret dari hal ini adalah ekspor minyak sawit Indonesia ke berbagai negara. Pembayaran yang diterima dalam Dollar AS atau mata uang asing lainnya akan menambah cadangan devisa Indonesia. Demikian pula dengan ekspor jasa, seperti pariwisata, di mana pengeluaran wisatawan asing di Indonesia juga menjadi sumber devisa yang signifikan.

2. Investasi Asing

Investasi asing, baik dalam bentuk investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI) maupun investasi portofolio, merupakan sumber devisa yang penting. Ketika investor asing menanamkan modalnya di suatu negara, mereka membawa masuk mata uang asing yang menambah cadangan devisa negara tersebut.

Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan otomotif Jepang membangun pabrik di Indonesia, investasi yang masuk dalam bentuk Yen Jepang atau Dollar AS akan meningkatkan cadangan devisa Indonesia. Demikian pula ketika investor asing membeli saham atau obligasi di pasar modal Indonesia.

3. Pinjaman Luar Negeri

Meskipun harus dikelola dengan hati-hati, pinjaman luar negeri juga menjadi sumber devisa bagi banyak negara, terutama negara berkembang. Pinjaman ini bisa berasal dari lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia atau IMF, pemerintah negara lain, atau pasar keuangan internasional.

Misalnya, ketika Indonesia menerbitkan obligasi global dalam denominasi Dollar AS, dana yang diperoleh dari penjualan obligasi tersebut akan menambah cadangan devisa negara. Namun, perlu diingat bahwa pinjaman luar negeri juga membawa konsekuensi berupa kewajiban pembayaran kembali di masa depan.

4. Remitansi Tenaga Kerja

Bagi banyak negara berkembang, pengiriman uang (remitansi) dari warga negara yang bekerja di luar negeri menjadi sumber devisa yang signifikan. Uang yang dikirim oleh para pekerja migran ke keluarga mereka di tanah air umumnya dalam bentuk mata uang asing, yang kemudian menambah cadangan devisa negara.

Indonesia, sebagai salah satu negara pengirim tenaga kerja terbesar di dunia, menerima aliran remitansi yang cukup besar setiap tahunnya. Uang yang dikirim oleh TKI dari negara-negara seperti Malaysia, Arab Saudi, atau Hong Kong menjadi sumber devisa yang penting bagi Indonesia.

5. Pendapatan dari Aset Luar Negeri

Negara atau entitas dalam negeri yang memiliki aset di luar negeri juga dapat memperoleh devisa dari pendapatan atas aset tersebut. Ini bisa berupa dividen dari investasi saham di perusahaan asing, bunga dari obligasi asing, atau pendapatan sewa dari properti yang dimiliki di luar negeri.

Sebagai contoh, jika dana pensiun Indonesia berinvestasi dalam obligasi pemerintah AS, pembayaran bunga yang diterima dalam Dollar AS akan menambah cadangan devisa Indonesia.

6. Bantuan Luar Negeri

Meskipun umumnya tidak sebesar sumber-sumber lainnya, bantuan luar negeri juga dapat menjadi sumber devisa, terutama bagi negara-negara berkembang atau negara yang sedang menghadapi krisis. Bantuan ini bisa dalam bentuk hibah atau pinjaman lunak dari negara donor atau lembaga internasional.

Misalnya, bantuan kemanusiaan yang diterima Indonesia pasca bencana alam dalam bentuk mata uang asing juga akan menambah cadangan devisa negara.

Pemahaman mengenai berbagai sumber devisa ini penting dalam perumusan kebijakan ekonomi nasional. Strategi untuk meningkatkan ekspor, menarik investasi asing, mengelola pinjaman luar negeri secara bijak, serta memaksimalkan potensi sumber-sumber devisa lainnya perlu dirumuskan secara komprehensif untuk memperkuat posisi devisa negara. Pengelolaan yang baik atas sumber-sumber devisa ini akan berkontribusi pada stabilitas ekonomi makro dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

5 dari 7 halaman

Peran Devisa dalam Perekonomian

Devisa memiliki peran yang sangat penting dan multidimensi dalam perekonomian suatu negara. Keberadaan dan pengelolaan devisa yang baik dapat memberikan dampak signifikan terhadap berbagai aspek ekonomi, mulai dari stabilitas nilai tukar hingga pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Berikut adalah penjelasan mengenai peran-peran kunci devisa dalam perekonomian:

1. Menjaga Stabilitas Nilai Tukar

Salah satu peran utama devisa adalah dalam menjaga stabilitas nilai tukar mata uang nasional. Cadangan devisa yang kuat memberikan kemampuan kepada bank sentral untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing ketika diperlukan. Ketika nilai tukar mata uang domestik mengalami tekanan depresiasi yang berlebihan, bank sentral dapat menggunakan cadangan devisanya untuk membeli mata uang domestik, sehingga mengurangi tekanan tersebut.

Sebagai contoh, jika Rupiah mengalami pelemahan yang signifikan terhadap Dollar AS, Bank Indonesia dapat menggunakan cadangan devisanya untuk membeli Rupiah di pasar valuta asing, sehingga dapat menstabilkan nilai tukarnya. Stabilitas nilai tukar ini penting untuk menjaga kepercayaan investor dan mencegah gejolak ekonomi yang dapat timbul dari fluktuasi nilai tukar yang ekstrem.

2. Mendukung Perdagangan Internasional

Devisa berperan penting dalam memfasilitasi perdagangan internasional. Ketersediaan devisa yang cukup memungkinkan suatu negara untuk melakukan pembayaran atas impor barang dan jasa yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas ekonomi domestik. Tanpa cadangan devisa yang memadai, suatu negara mungkin mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan impor, yang dapat menghambat produksi dan pertumbuhan ekonomi.

Misalnya, Indonesia membutuhkan devisa untuk membayar impor bahan baku industri, mesin-mesin produksi, atau teknologi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri. Ketersediaan devisa yang cukup menjamin kelancaran arus perdagangan ini, yang pada gilirannya mendukung aktivitas ekonomi domestik.

3. Meningkatkan Kepercayaan Investor

Posisi cadangan devisa yang kuat dapat meningkatkan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing, terhadap perekonomian suatu negara. Cadangan devisa yang besar dipandang sebagai indikator kemampuan negara dalam memenuhi kewajiban keuangan internasionalnya dan mengatasi guncangan eksternal.

Kepercayaan investor ini dapat tercermin dalam peningkatan aliran modal masuk, baik dalam bentuk investasi langsung maupun investasi portofolio. Sebagai contoh, ketika Indonesia melaporkan peningkatan cadangan devisa, hal ini dapat mendorong investor asing untuk meningkatkan investasi mereka di pasar modal Indonesia atau mempertimbangkan investasi langsung di sektor riil.

4. Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

Devisa berperan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Cadangan devisa yang kuat memberikan "bantalan" bagi ekonomi ketika menghadapi guncangan eksternal, seperti krisis keuangan global atau volatilitas harga komoditas internasional. Kemampuan untuk menggunakan cadangan devisa dalam situasi krisis dapat mencegah terjadinya kepanikan di pasar keuangan dan menjaga likuiditas sistem perbankan.

Misalnya, selama krisis keuangan global 2008, negara-negara dengan cadangan devisa yang kuat seperti China dan India mampu mengatasi dampak krisis dengan lebih baik dibandingkan negara-negara dengan cadangan devisa yang terbatas.

5. Mendukung Kebijakan Moneter

Devisa juga berperan penting dalam implementasi kebijakan moneter. Bank sentral dapat menggunakan cadangan devisanya sebagai salah satu instrumen untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan inflasi. Misalnya, ketika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar untuk mengendalikan inflasi, mereka dapat menjual devisa dan menyerap mata uang domestik dari peredaran.

Di Indonesia, Bank Indonesia sering menggunakan operasi pasar terbuka dengan instrumen devisa sebagai salah satu alat untuk mengendalikan likuiditas di pasar uang.

6. Memfasilitasi Pembayaran Utang Luar Negeri

Bagi negara-negara yang memiliki utang luar negeri, cadangan devisa berperan penting dalam memastikan kemampuan untuk melakukan pembayaran utang tepat waktu. Ketersediaan devisa yang cukup mengurangi risiko gagal bayar (default) yang dapat berdampak sangat negatif terhadap perekonomian dan reputasi internasional suatu negara.

Sebagai contoh, ketika Indonesia harus membayar cicilan utang luar negeri atau bunga obligasi global, ketersediaan cadangan devisa yang memadai menjamin bahwa pembayaran dapat dilakukan tanpa mengganggu stabilitas ekonomi domestik.

7. Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang

Secara tidak langsung, pengelolaan devisa yang baik berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Stabilitas ekonomi makro yang didukung oleh posisi devisa yang kuat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan inovasi. Hal ini pada gilirannya dapat mendorong peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Misalnya, stabilitas nilai tukar yang didukung oleh cadangan devisa yang kuat memungkinkan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk melakukan perencanaan bisnis jangka panjang dengan lebih baik, termasuk dalam hal investasi dan ekspansi usaha.

Dengan memahami peran-peran penting devisa dalam perekonomian ini, kita dapat melihat betapa krusialnya pengelolaan cadangan devisa yang bijaksana. Kebijakan yang tepat dalam pengelolaan devisa dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap stabilitas ekonomi makro, daya tahan terhadap guncangan eksternal, dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

6 dari 7 halaman

Tantangan dalam Pengelolaan Devisa

Meskipun devisa memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian, pengelolaannya bukanlah tanpa tantangan. Beberapa tantangan utama dalam pengelolaan devisa antara lain:

1. Volatilitas Pasar Global

Fluktuasi nilai tukar mata uang global dan harga komoditas internasional dapat mempengaruhi nilai cadangan devisa. Pengelola devisa harus mampu mengantisipasi dan merespons perubahan-perubahan ini dengan cepat dan tepat.

2. Keseimbangan antara Likuiditas dan Imbal Hasil

Ada trade-off antara menjaga likuiditas cadangan devisa dan upaya untuk memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi. Penempatan devisa pada instrumen yang lebih likuid umumnya memberikan imbal hasil yang lebih rendah.

3. Risiko Geopolitik

Ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi nilai dan aksesibilitas cadangan devisa, terutama jika sebagian besar cadangan disimpan dalam mata uang atau aset negara tertentu.

4. Tekanan Domestik

Adanya tekanan untuk menggunakan cadangan devisa untuk tujuan-tujuan jangka pendek, seperti menstabilkan nilai tukar atau membiayai defisit anggaran, dapat bertentangan dengan tujuan jangka panjang pengelolaan devisa.

7 dari 7 halaman

Kesimpulan

Devisa memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Fungsinya sebagai alat pembayaran internasional, cadangan nilai, dan instrumen kebijakan moneter menjadikan devisa sebagai aset strategis yang harus dikelola dengan bijaksana. Pemahaman yang baik tentang sumber-sumber devisa, perannya dalam perekonomian, serta tantangan dalam pengelolaannya sangat penting bagi pengambil kebijakan ekonomi.

Pengelolaan devisa yang efektif dapat mendukung stabilitas ekonomi makro, meningkatkan daya saing internasional, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, mengingat kompleksitas dan dinamika ekonomi global, pengelolaan devisa memerlukan pendekatan yang komprehensif, fleksibel, dan berwawasan ke depan.

Bagi masyarakat umum, pemahaman tentang peran dan fungsi devisa dapat membantu dalam memahami kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah serta dinamika ekonomi global yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, topik devisa bukan hanya relevan bagi para ekonom dan pembuat kebijakan, tetapi juga penting untuk dipahami oleh masyarakat luas sebagai bagian dari literasi ekonomi.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini