Sukses

Apa Itu Franchise: Panduan Lengkap Memahami Sistem Waralaba

Pelajari seluk-beluk sistem franchise atau waralaba, mulai dari pengertian, jenis, keuntungan, hingga tips sukses menjalankannya dalam artikel lengkap ini.

Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Franchise atau waralaba merupakan suatu model bisnis di mana pemilik merek (franchisor) memberikan hak dan izin kepada pihak lain (franchisee) untuk menjalankan usaha dengan menggunakan merek dagang, sistem operasional, serta dukungan yang telah dikembangkan oleh franchisor. Sistem ini memungkinkan franchisee untuk memanfaatkan reputasi dan pengalaman franchisor dalam menjalankan bisnis, sehingga dapat meminimalkan risiko kegagalan usaha.

Dalam bahasa Indonesia, istilah franchise diterjemahkan menjadi "waralaba", yang berasal dari kata "wara" (lebih atau istimewa) dan "laba" (untung). Jadi, waralaba dapat diartikan sebagai usaha yang memberikan keuntungan lebih atau istimewa. Konsep ini telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1950-an, namun baru mulai berkembang pesat pada tahun 1980-an.

Secara hukum, waralaba diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Menurut peraturan tersebut, waralaba didefinisikan sebagai hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.

2 dari 8 halaman

Sejarah dan Perkembangan Franchise

Konsep franchise mulai diperkenalkan pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer. Ia menggunakan sistem ini untuk meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Meskipun usaha Singer tidak sepenuhnya berhasil, idenya menjadi cikal bakal sistem franchise modern.

Perkembangan franchise yang lebih signifikan terjadi pada awal abad ke-20, terutama di industri makanan cepat saji. Pada tahun 1919, A&W Root Beer membuka restoran cepat sajinya yang pertama. Kemudian pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerja sama dengan Reginald Sprague untuk mengembangkan konsep restoran modern dengan sistem franchise.

Namun, franchise mencapai puncak popularitasnya pada tahun 1950-an dengan munculnya merek-merek besar seperti McDonald's, Kentucky Fried Chicken (KFC), dan Burger King. Sistem ini kemudian dikenal sebagai "business format franchising" atau franchise format bisnis, yang tidak hanya melibatkan penggunaan merek dagang, tetapi juga seluruh sistem operasional bisnis.

Di Indonesia, sistem franchise mulai dikenal pada tahun 1950-an melalui dealer kendaraan bermotor. Perkembangan kedua terjadi pada tahun 1970-an dengan sistem pembelian lisensi plus, di mana penerima waralaba tidak hanya menjadi penyalur, tetapi juga memiliki hak untuk memproduksi produknya. Namun, franchise baru benar-benar berkembang pesat di Indonesia pada tahun 1990-an dengan masuknya berbagai merek internasional dan munculnya waralaba lokal.

3 dari 8 halaman

Jenis-jenis Franchise

Franchise dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan berbagai kriteria. Berikut adalah beberapa jenis franchise yang umum dikenal:

1. Berdasarkan Asal Usul

  • Franchise Internasional: Berasal dari luar negeri dan telah memiliki reputasi global. Contohnya McDonald's, KFC, dan Starbucks.
  • Franchise Lokal: Dikembangkan oleh pengusaha dalam negeri dan biasanya lebih sesuai dengan selera dan budaya lokal. Contohnya Es Teler 77, Kebab Turki Baba Rafi, dan Indomaret.

2. Berdasarkan Jenis Usaha

  • Franchise Produk: Berfokus pada penjualan produk tertentu. Contohnya franchise minuman seperti Chatime atau franchise makanan seperti Pizza Hut.
  • Franchise Jasa: Menawarkan layanan tertentu kepada pelanggan. Contohnya franchise salon seperti Johnny Andrean atau franchise pendidikan seperti Kumon.
  • Franchise Gabungan: Menggabungkan penjualan produk dan penyediaan jasa. Contohnya franchise bengkel mobil yang juga menjual suku cadang.

3. Berdasarkan Sistem Operasional

  • Product Franchise: Franchisor memberikan hak kepada franchisee untuk menjual produk tertentu dengan merek dagang franchisor. Contohnya dealer mobil atau distributor minuman ringan.
  • Business Format Franchise: Franchisor memberikan seluruh sistem bisnis kepada franchisee, termasuk merek dagang, produk/jasa, dan metode operasional. Ini adalah jenis franchise yang paling umum saat ini. Contohnya McDonald's atau 7-Eleven.
  • Manufacturing Franchise: Franchisor memberikan hak kepada franchisee untuk memproduksi dan menjual produk dengan merek dagang franchisor. Contohnya Coca-Cola yang memberikan lisensi kepada pembotolan lokal.

4. Berdasarkan Skala Investasi

  • Franchise Skala Kecil: Membutuhkan investasi relatif kecil, biasanya di bawah Rp100 juta. Cocok untuk wirausahawan pemula atau yang memiliki modal terbatas.
  • Franchise Skala Menengah: Membutuhkan investasi antara Rp100 juta hingga Rp500 juta. Biasanya untuk bisnis yang sudah memiliki brand recognition yang cukup baik.
  • Franchise Skala Besar: Membutuhkan investasi di atas Rp500 juta. Umumnya untuk brand internasional atau nasional yang sudah sangat terkenal.

Pemahaman tentang berbagai jenis franchise ini penting bagi calon franchisee untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan modal yang dimiliki. Setiap jenis franchise memiliki karakteristik, keuntungan, dan tantangan tersendiri yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

4 dari 8 halaman

Keuntungan dan Kerugian Franchise

Sistem franchise memiliki sejumlah keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan baik oleh franchisor maupun franchisee. Berikut adalah penjelasan detailnya:

Keuntungan Franchise

Bagi Franchisor:

  • Ekspansi Bisnis yang Cepat: Franchisor dapat memperluas jaringan bisnisnya dengan cepat tanpa harus mengeluarkan modal besar untuk setiap lokasi baru.
  • Peningkatan Brand Awareness: Semakin banyak outlet franchise, semakin dikenal merek tersebut di masyarakat.
  • Pendapatan Tambahan: Franchisor mendapatkan penghasilan dari biaya franchise dan royalti yang dibayarkan oleh franchisee.
  • Risiko Operasional yang Lebih Rendah: Franchisee menanggung sebagian besar risiko operasional harian.
  • Pemanfaatan Sumber Daya Lokal: Franchisee biasanya lebih memahami pasar lokal, yang dapat membantu adaptasi bisnis.

Bagi Franchisee:

  • Sistem Bisnis yang Teruji: Franchisee mendapatkan akses ke sistem bisnis yang sudah terbukti berhasil, mengurangi risiko kegagalan.
  • Brand Recognition: Memanfaatkan merek yang sudah dikenal, memudahkan dalam menarik pelanggan.
  • Dukungan dan Pelatihan: Mendapatkan pelatihan dan dukungan berkelanjutan dari franchisor.
  • Ekonomi Skala: Memanfaatkan kekuatan jaringan franchise untuk mendapatkan harga yang lebih baik dari pemasok.
  • Akses ke Inovasi: Mendapatkan manfaat dari inovasi dan pengembangan produk yang dilakukan oleh franchisor.

Kerugian Franchise

Bagi Franchisor:

  • Kontrol yang Berkurang: Franchisor tidak memiliki kontrol penuh atas operasional setiap outlet franchise.
  • Risiko Reputasi: Kinerja buruk satu franchisee dapat berdampak negatif pada reputasi keseluruhan merek.
  • Potensi Konflik: Dapat terjadi perselisihan dengan franchisee mengenai standar operasional atau kebijakan bisnis.
  • Pembagian Keuntungan: Sebagian keuntungan harus dibagi dengan franchisee.
  • Risiko Kebocoran Rahasia Dagang: Ada risiko informasi rahasia bisnis bocor melalui jaringan franchise.

Bagi Franchisee:

  • Biaya Awal yang Tinggi: Biaya untuk membeli franchise dan set-up awal bisnis bisa sangat mahal.
  • Keterbatasan Kreativitas: Harus mengikuti standar dan prosedur yang ditetapkan oleh franchisor, membatasi inovasi.
  • Kewajiban Finansial Berkelanjutan: Harus membayar royalti dan biaya lainnya secara rutin kepada franchisor.
  • Ketergantungan pada Franchisor: Kesuksesan bisnis sangat bergantung pada kinerja dan keputusan franchisor.
  • Kontrak yang Mengikat: Perjanjian franchise biasanya bersifat jangka panjang dan sulit untuk diakhiri sebelum waktunya.

Memahami keuntungan dan kerugian ini sangat penting bagi kedua belah pihak sebelum memutuskan untuk terlibat dalam sistem franchise. Bagi calon franchisee, penting untuk melakukan due diligence yang menyeluruh dan mempertimbangkan apakah keuntungan yang ditawarkan sebanding dengan biaya dan batasan yang ada. Sementara bagi franchisor, perlu strategi yang matang untuk memaksimalkan keuntungan sambil meminimalkan risiko dalam mengembangkan jaringan franchise.

5 dari 8 halaman

Cara Kerja Sistem Franchise

Sistem franchise beroperasi berdasarkan hubungan kontraktual antara franchisor (pemilik merek) dan franchisee (penerima hak waralaba). Berikut adalah penjelasan detail tentang cara kerja sistem franchise:

1. Pengembangan Sistem Franchise oleh Franchisor

Langkah pertama dalam sistem franchise adalah pengembangan model bisnis yang sukses oleh franchisor. Ini meliputi:

  • Menciptakan produk atau layanan yang unik dan bernilai
  • Mengembangkan sistem operasional yang efisien
  • Membangun merek yang kuat dan dikenal
  • Mendokumentasikan seluruh proses bisnis dalam bentuk manual operasional
  • Melindungi kekayaan intelektual melalui paten, merek dagang, dan hak cipta

2. Penawaran Franchise

Setelah sistem bisnis terbukti sukses, franchisor mulai menawarkan kesempatan franchise kepada calon franchisee. Ini melibatkan:

  • Menyiapkan dokumen penawaran franchise yang berisi informasi detail tentang bisnis
  • Melakukan pemasaran untuk menarik calon franchisee
  • Menyeleksi calon franchisee yang memenuhi kriteria

3. Perjanjian Franchise

Jika ada kecocokan antara franchisor dan calon franchisee, kedua belah pihak akan menandatangani perjanjian franchise. Perjanjian ini biasanya mencakup:

  • Hak dan kewajiban kedua belah pihak
  • Wilayah operasional yang diberikan kepada franchisee
  • Jangka waktu perjanjian
  • Biaya franchise dan royalti yang harus dibayarkan
  • Standar operasional yang harus dipatuhi
  • Ketentuan penggunaan merek dagang
  • Prosedur pelatihan dan dukungan

4. Pembayaran Biaya Franchise

Franchisee membayar biaya awal (franchise fee) kepada franchisor. Biaya ini biasanya mencakup:

  • Hak untuk menggunakan merek dagang dan sistem bisnis
  • Pelatihan awal
  • Bantuan dalam pemilihan lokasi dan set-up bisnis
  • Paket start-up yang mungkin termasuk peralatan dan persediaan awal

5. Pelatihan dan Persiapan

Franchisor memberikan pelatihan komprehensif kepada franchisee dan stafnya. Ini meliputi:

  • Pelatihan tentang sistem operasional bisnis
  • Pengenalan produk atau layanan
  • Pelatihan manajemen dan keuangan
  • Strategi pemasaran dan layanan pelanggan

6. Pembukaan dan Operasional Bisnis

Setelah persiapan selesai, franchisee membuka bisnisnya. Dalam tahap ini:

  • Franchisee menjalankan bisnis sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh franchisor
  • Franchisor memberikan dukungan berkelanjutan dalam bentuk konsultasi, pembaruan sistem, dan bantuan pemasaran

7. Pembayaran Royalti

Franchisee membayar royalti secara berkala kepada franchisor. Royalti ini biasanya berupa persentase dari pendapatan kotor dan digunakan untuk:

  • Mendukung operasional franchisor
  • Pengembangan produk dan sistem baru
  • Pemasaran dan promosi nasional

8. Pengawasan dan Evaluasi

Franchisor melakukan pengawasan berkala untuk memastikan franchisee mematuhi standar kualitas dan operasional. Ini meliputi:

  • Inspeksi rutin terhadap outlet franchise
  • Evaluasi kinerja finansial dan operasional
  • Pemberian umpan balik dan rekomendasi perbaikan

9. Pengembangan dan Inovasi

Franchisor terus mengembangkan sistem bisnis dan produk/layanan untuk memastikan franchise tetap kompetitif. Ini melibatkan:

  • Penelitian pasar dan pengembangan produk baru
  • Pembaruan sistem operasional
  • Adaptasi terhadap tren pasar dan teknologi baru

Sistem franchise yang efektif membutuhkan kerja sama yang erat antara franchisor dan franchisee. Franchisor menyediakan sistem, dukungan, dan inovasi, sementara franchisee bertanggung jawab untuk menjalankan bisnis sehari-hari sesuai dengan standar yang ditetapkan. Keberhasilan sistem ini bergantung pada kemampuan kedua belah pihak untuk memenuhi peran dan tanggung jawab mereka masing-masing.

6 dari 8 halaman

Aspek Hukum dan Regulasi Franchise di Indonesia

Di Indonesia, bisnis franchise diatur oleh beberapa peraturan perundang-undangan untuk memastikan praktik bisnis yang adil dan melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat. Berikut adalah aspek-aspek hukum dan regulasi utama yang mengatur franchise di Indonesia:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba

Ini adalah peraturan utama yang mengatur praktik franchise di Indonesia. Peraturan ini mencakup:

  • Definisi dan kriteria waralaba
  • Kewajiban pendaftaran waralaba
  • Persyaratan perjanjian waralaba
  • Kewajiban pemberi dan penerima waralaba

2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Waralaba

Peraturan ini memberikan panduan lebih rinci tentang:

  • Prosedur pendaftaran waralaba
  • Kriteria dan persyaratan untuk menjadi pemberi waralaba
  • Kewajiban penggunaan bahan baku, peralatan usaha, dan penjualan barang/jasa
  • Pembinaan dan pengawasan waralaba

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis

Undang-undang ini relevan karena franchise sering melibatkan penggunaan merek dagang. Aspek-aspek penting meliputi:

  • Perlindungan hukum terhadap merek dagang
  • Prosedur pendaftaran merek
  • Lisensi penggunaan merek

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Undang-undang ini memastikan bahwa praktik franchise tidak melanggar prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat. Hal-hal yang diatur meliputi:

  • Larangan perjanjian yang bersifat monopoli
  • Pengaturan tentang perjanjian eksklusif
  • Pencegahan praktik bisnis yang tidak adil

5. Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah

Peraturan ini berdampak pada transaksi dalam bisnis franchise, terutama untuk franchise internasional. Poin-poin utama meliputi:

  • Kewajiban penggunaan Rupiah untuk transaksi di wilayah Indonesia
  • Pengecualian untuk transaksi tertentu

6. Peraturan Terkait Investasi Asing

Untuk franchise internasional, perlu memperhatikan peraturan investasi asing, termasuk:

  • Daftar Negatif Investasi yang mengatur sektor-sektor yang terbuka atau tertutup untuk investasi asing
  • Persyaratan kepemilikan saham lokal untuk sektor-sektor tertentu

7. Peraturan Perpajakan

Aspek perpajakan dalam bisnis franchise meliputi:

  • Pajak Penghasilan (PPh) atas royalti dan biaya franchise
  • Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas penyerahan barang dan jasa
  • Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) untuk franchise internasional

8. Peraturan Daerah

Beberapa pemerintah daerah mungkin memiliki peraturan tambahan terkait franchise, seperti:

  • Izin usaha lokal
  • Peraturan zonasi
  • Peraturan tenaga kerja lokal

Memahami dan mematuhi aspek hukum dan regulasi ini sangat penting bagi keberhasilan dan keberlanjutan bisnis franchise di Indonesia. Baik franchisor maupun franchisee perlu memastikan bahwa operasi bisnis mereka sesuai dengan semua peraturan yang berlaku. Disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli hukum yang berpengalaman dalam bidang franchise untuk memastikan kepatuhan penuh terhadap semua aspek hukum dan regulasi yang relevan.

7 dari 8 halaman

Tips Sukses Menjalankan Bisnis Franchise

Menjalankan bisnis franchise dapat menjadi peluang yang menguntungkan jika dikelola dengan baik. Berikut adalah beberapa tips untuk sukses dalam menjalankan bisnis franchise:

1. Pilih Franchise yang Tepat

  • Lakukan riset mendalam tentang berbagai opsi franchise yang tersedia
  • Pilih franchise yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan modal Anda
  • Evaluasi track record dan reputasi franchisor
  • Pertimbangkan potensi pasar dan kompetisi di lokasi yang Anda rencanakan

2. Pahami Perjanjian Franchise

  • Baca dan pahami setiap detail dalam perjanjian franchise
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan ahli hukum untuk menjelaskan poin-poin yang tidak Anda pahami
  • Pastikan Anda mengerti semua kewajiban dan hak Anda sebagai franchisee

3. Kelola Keuangan dengan Bijak

  • Siapkan modal yang cukup, tidak hanya untuk biaya awal tetapi juga untuk operasional beberapa bulan pertama
  • Buat anggaran yang realistis dan pantau arus kas dengan ketat
  • Pisahkan keuangan pribadi dari keuangan bisnis
  • Pertimbangkan untuk menggunakan jasa akuntan profesional

4. Ikuti Standar Operasional dengan Konsisten

  • Patuhi semua standar dan prosedur yang ditetapkan oleh franchisor
  • Jaga konsistensi kualitas produk dan layanan
  • Implementasikan sistem manajemen yang efektif

5. Fokus pada Pelayanan Pelanggan

  • Latih karyawan untuk memberikan pelayanan pelanggan yang prima
  • Tanggapi keluhan pelanggan dengan cepat dan profesional
  • Bangun hubungan baik dengan pelanggan untuk meningkatkan loyalitas

6. Manfaatkan Dukungan Franchisor

  • Ikuti semua pelatihan yang disediakan oleh franchisor
  • Manfaatkan sumber daya dan dukungan yang ditawarkan
  • Jaga komunikasi yang baik dengan franchisor

7. Lakukan Pemasaran Lokal

  • Meskipun franchisor mungkin melakukan pemasaran nasional, lakukan juga pemasaran lokal
  • Kenali pasar lokal Anda dan sesuaikan strategi pemasaran
  • Manfaatkan media sosial dan platform digital untuk menjangkau pelanggan lokal

8. Kelola Tim dengan Baik

  • Rekrut karyawan yang tepat dan berikan pelatihan yang memadai
  • Ciptakan lingkungan kerja yang positif dan motivasi tim Anda
  • Terapkan sistem manajemen kinerja yang efektif

9. Terus Berinovasi dalam Batasan

  • Meskipun harus mengikuti standar franchise, cari cara untuk berinovasi dalam batasan yang diizinkan
  • Berikan saran atau ide kepada franchisor untuk perbaikan sistem

10. Jalin Hubungan dengan Sesama Franchisee

  • Bangun jaringan dengan franchisee lain dalam sistem yang sama
  • Berbagi pengalaman dan praktik terbaik
  • Kolaborasi untuk mengatasi tantangan bersama

11. Pantau Tren Pasar dan Industri

  • Tetap up-to-date dengan tren terbaru dalam industri Anda
  • Antisipasi perubahan pasar dan siapkan strategi adaptasi

12. Evaluasi Kinerja Secara Berkala

  • Lakukan evaluasi rutin terhadap kinerja bisnis Anda
  • Identifikasi area yang perlu perbaikan dan ambil tindakan yang diperlukan
  • Tetapkan target dan ukur pencapaian secara konsisten

Menjalankan bisnis franchise membutuhkan kombinasi antara mengikuti sistem yang sudah ada dan menerapkan keterampilan wirausaha Anda. Dengan mengikuti tips-tips di atas dan terus belajar serta beradaptasi, Anda dapat meningkatkan peluang sukses dalam menjalankan bisnis franchise Anda.

8 dari 8 halaman

Kesimpulan

Franchise atau waralaba merupakan model bisnis yang menawarkan peluang unik bagi para pengusaha untuk memulai bisnis dengan memanfaatkan sistem dan merek yang sudah mapan. Sistem ini memiliki berbagai keuntungan, seperti risiko yang lebih rendah, dukungan operasional, dan brand recognition yang kuat. Namun, juga ada tantangan seperti biaya awal yang tinggi dan keterbatasan dalam inovasi.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini