Pengertian Distribusi
Liputan6.com, Jakarta Distribusi merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan ekonomi dan pemasaran. Secara umum, distribusi dapat didefinisikan sebagai proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen akhir. Kegiatan distribusi menjembatani kesenjangan antara produsen dan konsumen, memastikan produk sampai ke tangan pembeli pada waktu dan tempat yang tepat.
Dalam konteks ekonomi, distribusi memainkan peran krusial dalam mengalokasikan sumber daya dan barang di antara berbagai pihak dalam masyarakat. Distribusi yang efektif dan efisien dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menciptakan keseimbangan antara produksi dan konsumsi.
Baca Juga
Beberapa pengertian distribusi menurut para ahli:
Advertisement
- Menurut Philip Kotler, distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
- Basu Swastha mendefinisikan distribusi sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan.
- Assauri menyatakan bahwa distribusi merupakan kegiatan memindahkan produk dari sumber ke konsumen akhir dengan saluran distribusi pada waktu yang tepat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa distribusi mencakup seluruh aktivitas dan proses yang terlibat dalam memindahkan produk dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir. Kegiatan distribusi tidak hanya meliputi perpindahan fisik barang, tetapi juga transfer kepemilikan, informasi, promosi, negosiasi, pemesanan, dan berbagai aspek lain yang mendukung proses penyaluran produk.
Jenis-Jenis Distribusi
Terdapat beberapa jenis atau tipe distribusi yang umum digunakan dalam praktik bisnis dan pemasaran. Pemilihan jenis distribusi yang tepat sangat penting bagi keberhasilan strategi pemasaran suatu perusahaan. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis distribusi utama:
1. Distribusi Langsung
Distribusi langsung terjadi ketika produsen menjual produknya secara langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara. Metode ini memungkinkan produsen untuk memiliki kontrol penuh atas proses penjualan dan interaksi dengan pelanggan. Beberapa contoh distribusi langsung meliputi:
- Penjualan melalui toko milik produsen sendiri (factory outlet)
- Penjualan door-to-door oleh sales perusahaan
- Penjualan melalui website atau aplikasi e-commerce milik produsen
- Penjualan langsung di lokasi produksi (misalnya petani yang menjual hasil panen di pasar tani)
Keuntungan utama distribusi langsung adalah marjin keuntungan yang lebih besar karena tidak ada biaya perantara. Selain itu, produsen dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan dan mendapatkan umpan balik langsung. Namun, metode ini juga memiliki keterbatasan dalam hal jangkauan pasar yang lebih sempit.
2. Distribusi Tidak Langsung
Distribusi tidak langsung melibatkan satu atau lebih perantara dalam proses penyaluran produk dari produsen ke konsumen. Perantara ini dapat berupa distributor, agen, pedagang besar (wholesaler), atau pengecer (retailer). Distribusi tidak langsung umumnya digunakan untuk memperluas jangkauan pasar dan memanfaatkan keahlian serta jaringan perantara dalam mendistribusikan produk. Beberapa contoh distribusi tidak langsung antara lain:
- Produsen → Distributor → Pengecer → Konsumen
- Produsen → Agen → Pedagang Besar → Pengecer → Konsumen
- Produsen → Pedagang Besar → Pengecer → Konsumen
Keuntungan utama distribusi tidak langsung adalah kemampuan untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan jaringan perantara. Namun, hal ini juga berarti produsen harus berbagi marjin keuntungan dengan para perantara dan memiliki kontrol yang lebih terbatas atas proses penjualan.
3. Distribusi Intensif
Distribusi intensif bertujuan untuk menyalurkan produk melalui sebanyak mungkin outlet atau titik penjualan. Strategi ini umumnya digunakan untuk produk konsumsi sehari-hari atau barang convenience yang memiliki permintaan tinggi dan frekuensi pembelian yang sering. Tujuannya adalah untuk memastikan produk tersedia secara luas dan mudah dijangkau oleh konsumen.
Contoh produk yang menggunakan distribusi intensif meliputi makanan ringan, minuman, rokok, atau produk kebersihan rumah tangga. Produk-produk ini biasanya dapat ditemukan di berbagai jenis toko, mulai dari supermarket, minimarket, hingga warung kecil di lingkungan perumahan.
4. Distribusi Selektif
Distribusi selektif melibatkan pemilihan sejumlah perantara tertentu untuk mendistribusikan produk di area geografis tertentu. Strategi ini berada di antara distribusi intensif dan eksklusif, di mana produsen memilih beberapa outlet atau dealer yang dianggap mampu memberikan layanan terbaik dan sesuai dengan citra produk.
Distribusi selektif sering digunakan untuk produk shopping goods seperti pakaian bermerek, peralatan elektronik, atau furnitur. Dengan memilih perantara secara selektif, produsen dapat memastikan bahwa produknya dijual di outlet yang sesuai dengan target pasar dan mampu memberikan layanan yang memadai.
5. Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif adalah strategi di mana produsen memberikan hak eksklusif kepada satu distributor atau pengecer untuk menjual produknya di wilayah geografis tertentu. Pendekatan ini umumnya digunakan untuk produk mewah atau barang spesial yang membutuhkan layanan penjualan khusus.
Contoh distribusi eksklusif dapat ditemukan pada penjualan mobil mewah, di mana produsen menunjuk dealer resmi untuk menjual dan melayani produk mereka di wilayah tertentu. Keuntungan utama distribusi eksklusif adalah kontrol yang lebih besar atas citra merek dan kualitas layanan, namun dengan konsekuensi jangkauan pasar yang lebih terbatas.
Advertisement
Fungsi Distribusi
Distribusi memiliki beberapa fungsi penting dalam sistem ekonomi dan pemasaran. Fungsi-fungsi ini mencakup berbagai aktivitas yang diperlukan untuk memastikan produk sampai ke tangan konsumen dengan efektif dan efisien. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi-fungsi utama distribusi:
1. Fungsi Pertukaran
Fungsi pertukaran melibatkan aktivitas pembelian dan penjualan produk. Distributor berperan dalam memfasilitasi pertukaran kepemilikan barang dari produsen ke konsumen. Fungsi ini mencakup:
- Pembelian: Distributor membeli produk dalam jumlah besar dari produsen.
- Penjualan: Distributor menjual produk kepada pengecer atau konsumen akhir.
- Negosiasi harga dan syarat penjualan.
- Pencarian pasar dan pelanggan potensial.
2. Fungsi Penyediaan Fisik
Fungsi ini berkaitan dengan perpindahan fisik dan penyimpanan produk. Aktivitas yang termasuk dalam fungsi penyediaan fisik antara lain:
- Pengangkutan: Memindahkan produk dari lokasi produksi ke lokasi konsumsi.
- Penyimpanan: Menyimpan produk di gudang untuk menjaga ketersediaan dan mengantisipasi fluktuasi permintaan.
- Pemilahan: Memisahkan dan mengelompokkan produk sesuai jenis, ukuran, atau kualitas.
- Pengemasan: Melindungi produk selama proses distribusi dan membuatnya lebih menarik bagi konsumen.
3. Fungsi Fasilitasi
Fungsi fasilitasi mencakup berbagai aktivitas yang mendukung dan memperlancar proses distribusi. Fungsi ini meliputi:
- Standarisasi dan grading: Menetapkan standar kualitas produk dan mengelompokkannya berdasarkan grade tertentu.
- Pembiayaan: Menyediakan kredit atau fasilitas pembayaran untuk memperlancar arus barang.
- Penanggungan risiko: Menanggung risiko kerusakan, kehilangan, atau penurunan nilai produk selama proses distribusi.
- Penyediaan informasi pasar: Mengumpulkan dan menyebarkan informasi tentang kondisi pasar, tren permintaan, dan preferensi konsumen.
4. Fungsi Pemasaran
Selain menyalurkan produk secara fisik, distributor juga berperan dalam aktivitas pemasaran. Fungsi pemasaran dalam distribusi meliputi:
- Promosi: Memperkenalkan dan mempromosikan produk kepada konsumen potensial.
- Branding: Membantu membangun dan memperkuat citra merek produk di pasar.
- Segmentasi pasar: Mengidentifikasi dan melayani segmen pasar yang berbeda.
- Layanan pelanggan: Memberikan layanan pra-jual dan pasca-jual kepada konsumen.
5. Fungsi Logistik
Fungsi logistik berkaitan dengan pengelolaan arus barang secara efisien dari produsen ke konsumen. Aktivitas yang termasuk dalam fungsi logistik antara lain:
- Manajemen inventori: Mengelola persediaan produk untuk memastikan ketersediaan yang optimal.
- Perencanaan rute: Merancang rute pengiriman yang paling efisien.
- Pengelolaan armada: Mengatur dan memelihara armada kendaraan untuk pengiriman.
- Tracking dan tracing: Memantau pergerakan produk dalam rantai distribusi.
Tujuan Distribusi
Distribusi memiliki beberapa tujuan utama yang penting bagi keberhasilan strategi pemasaran dan operasional bisnis. Berikut adalah penjelasan mengenai tujuan-tujuan utama distribusi:
1. Memastikan Ketersediaan Produk
Tujuan utama distribusi adalah memastikan bahwa produk tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Distribusi yang efektif memungkinkan konsumen untuk dengan mudah menemukan dan membeli produk yang mereka butuhkan, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dan mendorong pembelian berulang.
2. Memperluas Jangkauan Pasar
Melalui sistem distribusi yang baik, perusahaan dapat memperluas jangkauan geografis pasar mereka. Dengan memanfaatkan jaringan distributor dan pengecer, produsen dapat memasarkan produknya ke wilayah yang lebih luas, termasuk daerah-daerah yang sulit dijangkau secara langsung.
3. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Distribusi yang terencana dengan baik dapat meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Dengan mengoptimalkan rute pengiriman, mengelola inventori secara efektif, dan memanfaatkan ekonomi skala dalam transportasi dan penyimpanan, perusahaan dapat mengurangi biaya operasional secara signifikan.
4. Membangun Hubungan dengan Pelanggan
Sistem distribusi yang efektif memungkinkan perusahaan untuk membangun dan memelihara hubungan yang lebih baik dengan pelanggan. Melalui interaksi langsung atau melalui perantara yang terlatih dengan baik, perusahaan dapat memberikan layanan pelanggan yang lebih baik, menangani keluhan dengan cepat, dan mengumpulkan umpan balik yang berharga.
5. Mendukung Strategi Pemasaran
Distribusi merupakan bagian integral dari strategi pemasaran perusahaan. Pemilihan saluran distribusi yang tepat dapat mendukung positioning produk, membangun citra merek, dan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap nilai produk. Misalnya, distribusi eksklusif dapat digunakan untuk memperkuat citra premium suatu produk.
6. Mengelola Fluktuasi Permintaan
Sistem distribusi yang baik membantu perusahaan dalam mengelola fluktuasi permintaan. Dengan memiliki jaringan distribusi yang luas dan fleksibel, perusahaan dapat lebih mudah merespons perubahan permintaan musiman atau tren pasar yang berubah-ubah.
7. Meningkatkan Daya Saing
Distribusi yang efektif dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Kemampuan untuk mengirimkan produk dengan cepat, konsisten, dan ekonomis dapat membedakan perusahaan dari pesaingnya dan menarik lebih banyak pelanggan.
Advertisement
Saluran Distribusi
Saluran distribusi merupakan jalur atau rute yang dilalui oleh produk dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir. Pemilihan saluran distribusi yang tepat sangat penting bagi keberhasilan strategi pemasaran perusahaan. Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai jenis saluran distribusi:
1. Saluran Distribusi Langsung
Dalam saluran distribusi langsung, produsen menjual produknya secara langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara. Saluran ini memungkinkan produsen untuk memiliki kontrol penuh atas proses penjualan dan interaksi dengan pelanggan. Contoh saluran distribusi langsung meliputi:
- Penjualan melalui toko milik produsen
- Penjualan door-to-door
- Penjualan melalui website atau aplikasi e-commerce milik produsen
- Penjualan melalui katalog atau telemarketing
2. Saluran Distribusi Tidak Langsung
Saluran distribusi tidak langsung melibatkan satu atau lebih perantara dalam proses penyaluran produk dari produsen ke konsumen. Saluran ini dapat dibagi menjadi beberapa tingkat berdasarkan jumlah perantara yang terlibat:
a. Saluran Satu Tingkat
Produsen → Pengecer → Konsumen
Dalam saluran ini, produsen menjual produknya kepada pengecer, yang kemudian menjualnya kepada konsumen akhir. Contohnya adalah produsen pakaian yang menjual produknya ke toko-toko fashion.
b. Saluran Dua Tingkat
Produsen → Pedagang Besar → Pengecer → Konsumen
Saluran ini melibatkan pedagang besar (wholesaler) yang membeli produk dalam jumlah besar dari produsen dan mendistribusikannya ke pengecer. Contohnya adalah distribusi produk makanan kemasan ke supermarket dan minimarket.
c. Saluran Tiga Tingkat
Produsen → Agen → Pedagang Besar → Pengecer → Konsumen
Saluran ini menambahkan agen sebagai perantara antara produsen dan pedagang besar. Agen biasanya tidak memiliki hak kepemilikan atas produk tetapi berperan dalam memfasilitasi penjualan. Contohnya adalah distribusi produk farmasi atau asuransi.
3. Saluran Distribusi Ganda
Dalam strategi saluran distribusi ganda, perusahaan menggunakan dua atau lebih saluran distribusi untuk menjangkau segmen pasar yang berbeda. Misalnya, sebuah produsen elektronik mungkin menjual produknya melalui toko offline, e-commerce, dan melalui distributor resmi.
4. Saluran Distribusi Horizontal
Saluran distribusi horizontal terjadi ketika dua atau lebih perusahaan pada tingkat yang sama dalam rantai distribusi bekerja sama untuk memanfaatkan peluang pasar. Contohnya adalah kemitraan antara dua pengecer untuk membuka toko bersama atau berbagi fasilitas logistik.
5. Saluran Distribusi Vertikal
Sistem distribusi vertikal melibatkan koordinasi dan integrasi yang lebih erat antara produsen, pedagang besar, dan pengecer. Dalam sistem ini, satu anggota saluran memiliki kendali atas anggota lainnya atau memiliki perjanjian eksklusif. Contohnya adalah waralaba (franchise) atau sistem distribusi eksklusif untuk produk mewah.
Strategi Distribusi
Strategi distribusi merupakan pendekatan yang digunakan perusahaan dalam merancang dan mengelola saluran distribusinya untuk mencapai tujuan pemasaran. Pemilihan strategi distribusi yang tepat sangat penting untuk memastikan produk sampai ke tangan konsumen dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa strategi distribusi utama:
1. Strategi Distribusi Intensif
Strategi distribusi intensif bertujuan untuk menyalurkan produk melalui sebanyak mungkin outlet atau titik penjualan. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan ketersediaan produk dan kenyamanan bagi konsumen. Strategi ini umumnya digunakan untuk produk konsumsi sehari-hari atau barang convenience yang memiliki permintaan tinggi dan frekuensi pembelian yang sering.
Keuntungan strategi ini adalah jangkauan pasar yang luas dan peningkatan visibilitas merek. Namun, tantangannya terletak pada biaya distribusi yang tinggi dan potensi konflik antar saluran.
2. Strategi Distribusi Selektif
Dalam strategi distribusi selektif, perusahaan memilih sejumlah perantara tertentu untuk mendistribusikan produknya. Pendekatan ini berada di antara distribusi intensif dan eksklusif. Tujuannya adalah untuk mencapai cakupan pasar yang memadai sambil mempertahankan kontrol atas saluran distribusi dan mengurangi biaya.
Strategi ini cocok untuk produk shopping goods seperti pakaian bermerek, peralatan elektronik, atau furnitur. Dengan memilih perantara secara selektif, perusahaan dapat memastikan bahwa produknya dijual di outlet yang sesuai dengan citra merek dan mampu memberikan layanan yang memadai.
3. Strategi Distribusi Eksklusif
Strategi distribusi eksklusif melibatkan pemberian hak eksklusif kepada satu distributor atau pengecer untuk menjual produk di wilayah geografis tertentu. Pendekatan ini umumnya digunakan untuk produk mewah atau barang spesial yang membutuhkan layanan penjualan khusus.
Keuntungan utama strategi ini adalah kontrol yang lebih besar atas citra merek, harga, dan kualitas layanan. Namun, strategi ini juga membatasi jangkauan pasar dan berpotensi menciptakan ketergantungan pada satu saluran distribusi.
4. Strategi Multi-Channel
Strategi multi-channel melibatkan penggunaan dua atau lebih saluran distribusi untuk menjangkau segmen pasar yang berbeda. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin menjual produknya melalui toko fisik, e-commerce, katalog, dan telemarketing.
Keuntungan strategi ini adalah kemampuan untuk menjangkau berbagai segmen pasar dan meningkatkan aksesibilitas produk. Tantangannya terletak pada koordinasi antar saluran dan potensi konflik saluran.
5. Strategi Omni-Channel
Strategi omni-channel merupakan evolusi dari multi-channel, di mana perusahaan mengintegrasikan semua saluran distribusi untuk memberikan pengalaman belanja yang mulus dan konsisten bagi konsumen. Dalam pendekatan ini, konsumen dapat beralih antar saluran (misalnya dari online ke offline) tanpa hambatan dalam proses pembelian mereka.
Strategi ini membutuhkan investasi teknologi yang signifikan dan koordinasi yang kuat antar saluran, tetapi dapat memberikan keunggulan kompetitif yang besar dalam hal pengalaman pelanggan.
6. Strategi Disintermediasi
Disintermediasi melibatkan penghapusan atau pengurangan peran perantara dalam saluran distribusi. Dengan kemajuan teknologi, terutama e-commerce, banyak produsen kini dapat menjual langsung kepada konsumen tanpa melalui distributor atau pengecer tradisional.
Strategi ini dapat mengurangi biaya distribusi dan memberikan kontrol lebih besar kepada produsen, tetapi juga memerlukan investasi dalam infrastruktur penjualan dan logistik.
7. Strategi Distribusi Berbasis Lokasi
Strategi ini melibatkan penyesuaian saluran distribusi berdasarkan karakteristik geografis atau demografis pasar sasaran. Misalnya, perusahaan mungkin menggunakan distributor lokal di daerah pedesaan sementara mengandalkan penjualan langsung di daerah perkotaan.
Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan jangkauan pasar dan efisiensi distribusi berdasarkan kondisi spesifik setiap wilayah.
Advertisement
Kesimpulan
Distribusi merupakan komponen vital dalam kegiatan ekonomi dan pemasaran, di mana berperan sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Pemahaman mendalam tentang apa yang dimaksud dengan distribusi, jenis-jenisnya, serta fungsi dan tujuannya sangat penting bagi keberhasilan strategi pemasaran perusahaan.
Dalam era digital dan globalisasi saat ini, landscape distribusi terus berevolusi. Perusahaan perlu adaptif dalam memilih dan mengelola saluran distribusi mereka, mempertimbangkan faktor-faktor seperti karakteristik produk, target pasar, biaya, dan perkembangan teknologi. Strategi distribusi yang efektif tidak hanya memastikan produk sampai ke tangan konsumen dengan efisien, tetapi juga dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang signifikan.
Ke depannya, integrasi antara saluran offline dan online, personalisasi pengalaman pelanggan, dan optimalisasi rantai pasokan akan menjadi fokus utama dalam pengembangan strategi distribusi. Perusahaan yang mampu mengelola distribusi dengan cerdas dan inovatif akan memiliki posisi yang kuat untuk bersaing dan berkembang di pasar yang semakin kompleks dan dinamis.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence