Liputan6.com, Sumba Timur: Korban meninggal akibat busung lapar dan gizi buruk di Nusatenggara Timur bertambah empat orang, Rabu (8/6). Dua anak berasal dari Kabupaten Sumba Timur dan dua lainnya dari Kabupaten Timor Tengah Utara. Data Sekretariat Satuan Koordinasi Pelaksana Kondisi Luar Biasa NTT di Kupang mengatakan, lima dari tujuh bocah meninggal akibat busung lapar.
Dua korban lain meninggal dunia setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Prof Dr W.Z. Johannes Kupang [baca: Dua Penderita Busung Lapar Meninggal di NTT]. Sementara lebih dari 11 ribu anak di bawah usia lima tahun (balita) yang mengalami gizi buruk di wilayah NTT tersebar di 16 kabupaten dan kota. Sebanyak 137 balita di antaranya sudah masuk dalam kategori busung lapar.
Di Mataram, Nusatenggara Barat, penderita busung lapar dan gizi buruk juga bertambah. Catatan Dinas Kesehatan NTB menyebutkan jumlah penderita busung lapar mencapai 685 balita. Enam belas balita di antaranya meninggal dunia. Di Rumah Sakit Umum Daerah Mataram, pasien datang silih berganti dan kembali menerima sembilan pasien baru. Meski penderita busung lapar terus bertambah, tumpukan bantuan pangan dan susu di wialayah ini belum seluruhnya didistribusikan ke lapangan. Sebab, lokasi penderita busung lapar yang berjauhan.(ZIZ/Tim Liputan 6 SCTV)
Dua korban lain meninggal dunia setelah dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Prof Dr W.Z. Johannes Kupang [baca: Dua Penderita Busung Lapar Meninggal di NTT]. Sementara lebih dari 11 ribu anak di bawah usia lima tahun (balita) yang mengalami gizi buruk di wilayah NTT tersebar di 16 kabupaten dan kota. Sebanyak 137 balita di antaranya sudah masuk dalam kategori busung lapar.
Di Mataram, Nusatenggara Barat, penderita busung lapar dan gizi buruk juga bertambah. Catatan Dinas Kesehatan NTB menyebutkan jumlah penderita busung lapar mencapai 685 balita. Enam belas balita di antaranya meninggal dunia. Di Rumah Sakit Umum Daerah Mataram, pasien datang silih berganti dan kembali menerima sembilan pasien baru. Meski penderita busung lapar terus bertambah, tumpukan bantuan pangan dan susu di wialayah ini belum seluruhnya didistribusikan ke lapangan. Sebab, lokasi penderita busung lapar yang berjauhan.(ZIZ/Tim Liputan 6 SCTV)