Sukses

Kaum Pinggiran Zimbabwe Mogok Massal Menentang Presiden

Roda perekonomian Zimbabwe terhenti memasuki hari kedua mogok massal kaum miskin menentang Operasi Murambatsvina atau menyingkirkan sampah. Aksi kaum pinggiran ini dimotori kelompok oposisi.

Liputan6.com, Harare: Mogok massal menentang kebijakan Presiden Robert Mugabe menggusur puluhan ribu pedagang kaki lima dari jalanan kota memasuki hari kedua, Kamis (9/6). Aksi ini semakin melumpuhkan roda perekonomian Zimbabwe. Sejumlah aktivitas bisnis masih berhenti, termasuk pabrik ban Dunlop di Harare. Sejumlah jalan utama tampak sepi. Tapi, bank, sekolah, dan beberapa toko tetap buka. Meski begitu, sikap pemerintah tak melunak. Presiden Mugabe menuding ada upaya sabotase ekonomi di balik aksi ini.

Dalam tiga pekan terakhir, polisi menggunakan obor, martil, bahkan buldoser untuk menghancurkan sejumlah toko dan kios tak resmi. Penertiban atas instruksi Presiden Mugabe yang dinamakan Operasi Murambatsvina atau menyingkirkan sampah itu berlangsung di seluruh negeri. Mugabe beralasan selain demi kebersihan dan kenyamanan kota, operasi ini untuk menghancurkan aktivitas pasar gelap yang merugikan perekonomian negara.

Kelompok oposisi menentang keras kebijakan itu dengan menyerukan mogok massal yang langsung disambut kaum pinggiran. Akibatnya 30 ribu orang telah ditangkap. Polisi mengancam mengenakan sanksi keras terhadap siapa pun yang berpartisipasi dalam aksi massal itu. Namun, rakyat yang didukung kelompok oposisi tidak gentar.(TNA/Idr)
    Video Terkini